Kamis, 24 Oktober 2013

100. Makna Asma Ul Husna

Drs.St.MUKHLIS DENROS
Ketua Yayasan Garda Anak Nagari Sumatera Barat
Anggota DPRD Kabupaten Solok 1999-2009 



MAKNA ASMA UL HUSNA
[ Nama-nama yang baik]


Seorang yang telah berikrar bahwa ”Laa Ilaaha Illallah” tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dituntut padanya beberapa tuntutan sebagai amal nyata dari pengakuannya itu. Seorang ahli hikmat yang terkenal sampai namanya tercantum dalam Al Qur'an bernama Lukman Al Hakim. Sebelum menanamkan ibadah dan akhlak kepada anaknya, pertama sekali Lukman menanamkan aqidah dan iman tauhid yang bersih dari syirik;

"Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".[Lukman 31;13]

Pembersihan iman dari noda syirik sangat penting dalam rangka menjaga kesucian tauhid, bila iman sudah bersih maka ibadah dan akhlak yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari akan dijamin kesuciannya. Landasan ibadah dan akhlak adalah iman yang bersih dari noda syirik. Bahkan Allah akan mengampuni semua dosa dengan izinnya kecuali dosa yang mencederai ketauhidan dengan kesyirikan.

Berkaitan dengan tauhid, seorang mukmin harus memahami lima tauhid dalam keimanan, salah satunya adalah tauhid asma’ wa sifat yaitu mengesakan Allah melalui nama-nama dan sifat-Nya yang terkandung dalam asma ul  husna, kelima tauhid itu adalah;

a.       Tauhid Rububiyah: mengetahui bahwa Allah adalah yang menciptakan,memberi rezeki, yang menghidupkan dan mematikan.Kaum musyrikin dulu mengakui semua itu tapi tidak merealisasikan dalam amal perbuatan  10;31-32

b.      Tauhid Uluhiyah; mengakui bahwa Allahlah yang berhak ditujukan kepada-Nya seluruh macam ibadah, sebab Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya 51;56.

c.       Tauhid asma’ wa sifat; mengakui nama-nama  Allah Swt  yang sesuai dengan keagungan-Nya, yang telah ditetapkan dalam Al Qur’an  ataupun hadits  Rasulullah tanpa mengubah, menafikan makna, menanyakan bagaimana dan menyerupakan dengan salah satu sifat makhluk-Nya 7;180.Allah menetapkan bahwa Ia memiliki tangan 48;10. Kata tangan tersebut tidak boleh diubah artinya menjadi kekuatan atau disamakan dengan tangan salah satu makhluk-Nya, atau menanyakan bagaimana bentuk tangan Allah tersebut.

d.      Tauhid Hakimiyyah; artinya mengakui bahwa Allah saja yang berhak menentukan peraturan dan undang-undang hidup dan kehidupan 12;40, 6;57 Seseorang tidak boleh membuat sendiri undang-undang atau peraturan untuk mengatur hidup dan kehidupan sebab Allah dan Rasul-Nya telah membuat dan menentukan bagi mereka   42;21. Barangsiapa mengambil undang-undang yang bukan dari Allah adalah undang-undang   jahiliyah 5;50. dan berhukum dengan undang-undang tersebut adalah kufur, fasik dan zhalim  5;44, 45, 47.

               Dalam agama Islam, Asmaa'ul husna adalah nama-nama Allah ta'ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah ta'ala yang baik lagi indah.

Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad SAW.

Asmaaulhusna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.

Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranga Al-Qur'an tentang Allah ta'ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas 112: 1-4)

Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki Maha Dekat. Allah Memiliki Maha Kuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaaul Husna, yaitu nama-nama, sebutan atau gelar yang baik.

Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang asmaa'ul husna:
"Dialah Allah, tidak ada Tuhan/Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)." - (Q.S. Thaa-Haa 20: 8


“Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" - (Q.S Al-Israa' 17: 110) 

"Allah memiliki Asmaa' ulHusna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." - (QS. Al-A'raaf  7:  180) 

'Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ma'mar, dari Ibnu Thawus, dari bapaknya (Thawus), dari Ibnu 'Abbas, bahwa ia melihat seseorang terperanjat mendengar sebuah hadits berkenaan dengan sifat Allah, yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena merasa keberatan dengan hal tersebut. Maka Ibnu 'Abbas berkata: "Apa kekhawatiran mereka itu? Mereka mau mendengar dan menerima ketika dibacakan nash yang muhkam (jelas pengertiannya), tetapi mencelakakan diri (karena merasa keberatan) ketika dibacakan nash yang mutasyabih (sulit difahami)." [almanhaj.or.id Kitab Tauhid" karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.]

            Nama-nama Allah yang husna (baik) tidak diketahui berapa jumlahnya, kecuali hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak terdapat pembatasan atas hal itu. Tetapi mungkin saja menentukan jumlah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
    

            Adapaun nama Allah yang paling mulia adalah yang tedapat pada dua ayat berikut ini. “Artinya : Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (mahlukNya)..” [Al-Baqarah ; 255] “Artinya : Alif Laam Miim. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus mahlukNya” [Ali Imran : 1-2][Jumlah nama dan sifat Allah, Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan , almanhaj.or.id Sabtu, 29 Mei 2004 07:35:40 WIB]
            Kalau digali dengan cermat dan mendalam maka kita akan menemukan pelajaran, hikmah dan ibrah dalam Asma ul Husna ini sehingga nama dan sifat Allah bukan sebatas dibaca dan dihafalkan saja, tapi juga diambil makna secara harfiah [tertulis] dan hakekat [yang tersirat] di dalamnya, Asma ul Husna itu ibarat kandungan lautan yang Maha Dalam dan Maha Luas, sehingga seorang hamba diajak untuk mengarungi samudera asma ul husna itu agar kualitas iman dan amal semakin meningkat, wallahu a’lam.[Cubadak Solok, 2 Jumadil Akhir 1432.H/ 06 Mai 2011, Jam ; 11;05].

1 komentar:

  1. Asmaul husna itu adalah nama2 Allah yang baik semua jadi jika asmaul husna ke 100 Allah kurang tepat jawabannya.jika ingin tau cobalah di pandangi namanya satu demi satu dari namanya 1-99 yg berbentuk sifat,cobalah di satukan akan terbentuk nama yg ke 100.

    BalasHapus