AL BARII’
[Yang Menetapkan Struktur Makhluk]
Oleh Drs. St.
MUKHLIS DENROS
Indahnya
ciptaan Allah yang terbentang sepanjang jagad raya ini, sejak dari benda-benda
langit yang bertabaturan di angkasa, berbagai jenis makhluk lainnya yang melata
di dunia, semuanya tertata dengan rapi dan baik, terstruktur begitu antiknya,
semua itu telah ditentukan struktur masing-masing kejadiannya, Allah berkuasa
demikian karena memang dialah pemilik nama-nama yang baik diantaranya Al
Barii’u yaitu Dialah Menetapkan Struktur
Makhluk-Nya;
“Dialah Allah yang Menciptakan,
yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna.bertasbih
kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”[Al Hasyr 59;24]
Dia
berkuasa menciptakan alam dan memberikan nikmat-nikmat kepada penghuninya tanpa
perhitungan sedikitpun, semua makhluk meresakan nikmat itu tanpa pandang bulu, baik mereka yang beriman ataupun yang
masih ingkar atas kebenaran-Nya, dalam surat An Naba 78;1-16 dijelaskan Allah melalui
firman-Nya;
1. tentang Apakah
mereka saling bertanya-tanya?
2.tentang berita yang besar,
3. yang mereka perselisihkan tentang ini.
4. sekali-kali tidak]; kelak mereka akan mengetahui,
5. kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.
6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,
8. dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,
9. dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
10. dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,
11. dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
12. dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,
13. dan Kami jadikan pelita yang Amat terang (matahari),
14. dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
15. supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan
tumbuh-tumbuhan,
16. dan kebun-kebun yang lebat?
Kemana
lagi fasilitas hidup yang akan dicari oleh manusia, begitu banyaknya nikmat
yang dicurahkan kepada penghuni bumi ini hanya dengan satu tuntutan agar mereka
bersyukur atas nikmat itu, menjadi ummat yang taat dan patuh atas segala
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dikala kesyukuran itu diujudkan maka
semakin banyak nikmat itu dilimpahkan
kembali kepadanya. Bahkan sampai-sampai struktur kejadian manusia demikian
detailnya diceritakan Allah dalam firman-Nya, dengan proses sesuai sunnatullah
maka jadilah makhluk yang indah dibandingkan dengan makhluk lainnya, melalui
perjalanan yang pasti dan panjang, sepanjang kehidupan manusia dan berakhirnya
kehidupan ini dengan kiamat maka manusia berada dalam pengawasan Ilahi;
“dan Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah., kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami
jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik.Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar
akan mati.Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu)
di hari kiamat”.[Al Mukminun
23;12-16]
Begitu
juga dengan kejadian makhluk lainnya seiring kehadiran manusia didunia ini,
langit, hujan dan tumbuh-tumbuhan sebagai fasilitas hidup mewah dari Sang
Pemberi Hidup yaitu Al Barii’, yang menentukan struktur makhluk-Nya;
“dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan di
atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah
terhadap ciptaan (kami).dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran;
lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya Kami benar-benar
berkuasa menghilangkannya. lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu
kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan
yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,dan pohon kayu
keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan
bagi orang-orang yang makan”.[Al Mukminun 23;17-20]
Diatas kelebihan yang diberikan kepada manusia
maka tidak sedikit pula kelebihan itu diberikan kepada makhluk jenis lain,
yang kesemuanya itu untuk menunjukkan
kekuasaan Allah kepada ummat ini, manusia mana yang mampu untuk meniru dan
menunjukkan bukti kemampuannya meniru ciptaan Allah, yang serba indah, selalu
seimbang, tertata rapi dan berjalan demikian teraturnya sesuai dengan kadar yang
telah ditentukan, Allah Maha Kuasa atas segala-galanya;
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di
angkasa bebas.Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah.Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. An Nahl: 79)
Allah yang Maha Membebaskan, demikian arti kata al Baari. Tapi arti
lain terkandung dalam kata yang sama, Maha Membentuk, Maha Membuat dan Maha
Menyeimbangkan.
Maha
Besar Allah, yang menciptakan sesuatu dari tiada, bahkan dari hampa. Kemudian
mengurai kembali menjadi tak ada. Sungguh, bagi siapapun yang memikirkan proses
penciptaan, tak ada kata lain selain kalimat tasbih.Dia yang menciptakan, lalu
kepada manusia diberi kebebasan, untuk memilih satu dari dua jalan. Jalan takwa
yang menjanjikan surga.Atau jalur fujur yang terasa nikmat, tapi sesungguhnya
penuh dengan bencana dan laknat.Tapi, seringkali kita lupa untuk selalu meminta
kepada-Nya. Kita sering menganggap ada dzat lain selain Dia yang mampu
membebaskan manusia, entah dari kesulitan atau kesempitan.Yaa baari’u
abri’naa minasy syirki wal maradhi wal fitnati.Ya Allah, Tuhan yang Maha
Membebaskan.Bebaskan kami dari kesyirikan.Bebaskan kami dari segala penyakit.
Bebaskan kami dari fitnah keji yang akan menimpa.
Sungguh,
sering kami lupa, wahai Tuhan Seru Sekali Alam, bahwa hanya Engkau yang mampu membebaskan.Hanya
Engkau yang mampu membentuk, memperindah dan menyeimbangkan.Maka, ingatkan kami
selalu pada segala kebesaran-Mu.Tanamkan di hati kami, patrikan di kepala kami,
ketika sujud, ketika ruku, bahwa tak ada yang layak dibesarkan dan tak ada yang
patut diharapkan, kecuali Engkau.Ya Baari.Wahai Pembebas dari segala
pembebas.Bebaskan kami dari belenggu kemalasan, kemunafikan, kemunkaran,
kezaliman dan kemaksiatan. Lebih dari segala, doa kami pada-Mu, bebaskan kami
dari musuh-musuh yang ingin menyesatkan kami dari jalan yang benar.
Ya
Baari, bebaskan saudara kami dari kepungan musuh.Bebaskan mereka dari
kezaliman.Antarkan mereka pada pintu-pintu hidup penuh berkah.Selamatkan dan
tinggikan derajatnya.Dimana saja mereka berada. Di Palestina, Gaza
dan Tepi Barat, Jerusalem
dan al Aqsa. Di Irak dan Chechnya.Di Afghanistan dan Pakistan.Di Thailand dan
Filipina Selatan.Di Indonesia dan di tanah-tanah lain di penjuru dunia.Ya
Baari, jangan jadikan dunia membelenggu kaki, tangan dan hati mereka.Sehingga
kami dipimpin oleh para pemimpin yang hanya takut pada-Mu.Sehingga kami
dipimpin oleh para pemimpin yang sangat takut jika keadilan dan kebenaran tidak
ditegakkan.
Ya
Baari, bebaskan kami dari penjara dunia.Buanglah rasa takut yang sering
menggelayut di dada. Hanya kepada-Mu kami berlindung, dan tidak ada tempat lain
untuk berlindung. Hanya kepada-Mu kami meminta, dan tidak ada tempat lain untuk
meminta. Hanya kepada-Mu kami kembali, dan seburuk-buruknya tempat kembali
adalah murka-Mu karena kezaliman kami.[Cyber Sabili, Herry nurdi, Asma al Husna
al Baari,Senin, 07 Juni 2010 01:21].
Ya
Allah, Ya Al baari, tidaklah terjadi kerusakan di darat dan diluat kalau ummat-Mu, kalaulah hamba-Mu
mematuhi segala aturan yang telah Engkau tetapkan terhadap alam ini, hujan tidak
akan mendatangkan banjir dan longsor bila keseimbangan alamtetap kami jaga, ekosistim
kehidupan di alam berjalan secara teratur, tidak ada penebang hutan yang
sembarangan membabat tumbuh-tumbuhan yang juga punya hak untuk diselamatnya.
Ya
Allah, Ya Al Baari, gempa tidak akan mencelakakan kami bila di tanah yang kami
tempati ini tidak terjadi kemaksiatan dan dosa yang dilakukan oleh ummat-Mu,
kesyirikan merajalela dan karena manusia sudah terlalu kafir kepada ajaran yang
Engkau turunkan. Tsunami adalah salah satu saja hujjah untuk terjadinya
kehancuran sebuah Negara dan bangsa, alasan yang tepatterjadinya musibah itu
adalah kami di dunia ini melakukan kesalahan, dosa, kemaksiatan dan keingkaran
kepada-Mu.
Ya
Ilahi, ya Allah, berilah kesadaran kepada ummat ini untuk kembali ke jalan-Mu,
dengan mengamalkan ajaran tauhid, meninggalkan kesyirikan yang telah mereka
perbuat secara turun temurun, tunjukilah hamba-Mu yang zhalim dan ingkar untuk mempelajari
dan mengambil hikmah dari segala kejadian yang dialami di dunia ini sebagai
ibrah untuk mereka mengakui kebesaran-Mu, wallahu a’lam [Cubadak Solok, 18
Rabiul Aakhir 1432.H/ 23 Maret 2011.M, Jam 25;25].
Referensi;
1.Cyber Sabili, Herry nurdi, Asma al Husna al Baari,Senin,
07 Juni 2010 01:21
2. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar