Jumat, 19 Juni 2015

12. Al Barii', Yang Menetapkan Struktur Makhluk





AL BARII’
[Yang Menetapkan Struktur Makhluk]
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS

            Indahnya ciptaan Allah yang terbentang sepanjang jagad raya ini, sejak dari benda-benda langit yang bertabaturan di angkasa, berbagai jenis makhluk lainnya yang melata di dunia, semuanya tertata dengan rapi dan baik, terstruktur begitu antiknya, semua itu telah ditentukan struktur masing-masing kejadiannya, Allah berkuasa demikian karena memang dialah pemilik nama-nama yang baik diantaranya Al Barii’u yaitu  Dialah Menetapkan Struktur Makhluk-Nya;
“Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna.bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”[Al Hasyr 59;24]

                Dia berkuasa menciptakan alam dan memberikan nikmat-nikmat kepada penghuninya tanpa perhitungan sedikitpun, semua makhluk meresakan nikmat itu tanpa pandang  bulu, baik mereka yang beriman ataupun yang masih ingkar atas kebenaran-Nya, dalam surat An Naba 78;1-16 dijelaskan Allah melalui firman-Nya;
1. tentang Apakah mereka saling bertanya-tanya?
2.tentang berita yang besar,
3. yang mereka perselisihkan tentang ini.
4. sekali-kali tidak]; kelak mereka akan mengetahui,
5. kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.
6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,
8. dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,
9. dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
10. dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,
11. dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
12. dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,
13. dan Kami jadikan pelita yang Amat terang (matahari),
14. dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
15. supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,
16. dan kebun-kebun yang lebat?

                Kemana lagi fasilitas hidup yang akan dicari oleh manusia, begitu banyaknya nikmat yang dicurahkan kepada penghuni bumi ini hanya dengan satu tuntutan agar mereka bersyukur atas nikmat itu, menjadi ummat yang taat dan patuh atas segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dikala kesyukuran itu diujudkan maka semakin banyak nikmat itu  dilimpahkan kembali kepadanya. Bahkan sampai-sampai struktur kejadian manusia demikian detailnya diceritakan Allah dalam firman-Nya, dengan proses sesuai sunnatullah maka jadilah makhluk yang indah dibandingkan dengan makhluk lainnya, melalui perjalanan yang pasti dan panjang, sepanjang kehidupan manusia dan berakhirnya kehidupan ini dengan kiamat maka manusia berada dalam pengawasan Ilahi;
“dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah., kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat”.[Al Mukminun 23;12-16]

                Begitu juga dengan kejadian makhluk lainnya seiring kehadiran manusia didunia ini, langit, hujan dan tumbuh-tumbuhan sebagai fasilitas hidup mewah dari Sang Pemberi Hidup yaitu Al Barii’, yang menentukan struktur makhluk-Nya;

“dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (kami).dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan”.[Al Mukminun 23;17-20]
                Diatas kelebihan yang diberikan kepada manusia maka tidak sedikit pula kelebihan itu diberikan kepada makhluk jenis lain, yang  kesemuanya itu untuk menunjukkan kekuasaan Allah kepada ummat ini, manusia mana yang mampu untuk meniru dan menunjukkan bukti kemampuannya meniru ciptaan Allah, yang serba indah, selalu seimbang, tertata rapi dan berjalan demikian teraturnya sesuai dengan kadar yang telah ditentukan, Allah Maha Kuasa atas segala-galanya;
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas.Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An Nahl: 79)
Allah yang Maha Membebaskan, demikian arti kata al Baari. Tapi arti lain terkandung dalam kata yang sama, Maha Membentuk, Maha Membuat dan Maha Menyeimbangkan.
Maha Besar Allah, yang menciptakan sesuatu dari tiada, bahkan dari hampa. Kemudian mengurai kembali menjadi tak ada. Sungguh, bagi siapapun yang memikirkan proses penciptaan, tak ada kata lain selain kalimat tasbih.Dia yang menciptakan, lalu kepada manusia diberi kebebasan, untuk memilih satu dari dua jalan. Jalan takwa yang menjanjikan surga.Atau jalur fujur yang terasa nikmat, tapi sesungguhnya penuh dengan bencana dan laknat.Tapi, seringkali kita lupa untuk selalu meminta kepada-Nya. Kita sering menganggap ada dzat lain selain Dia yang mampu membebaskan manusia, entah dari kesulitan atau kesempitan.Yaa baari’u abri’naa minasy syirki wal maradhi wal fitnati.Ya Allah, Tuhan yang Maha Membebaskan.Bebaskan kami dari kesyirikan.Bebaskan kami dari segala penyakit. Bebaskan kami dari fitnah keji yang akan menimpa.
Sungguh, sering kami lupa, wahai Tuhan Seru Sekali Alam, bahwa hanya Engkau yang mampu membebaskan.Hanya Engkau yang mampu membentuk, memperindah dan menyeimbangkan.Maka, ingatkan kami selalu pada segala kebesaran-Mu.Tanamkan di hati kami, patrikan di kepala kami, ketika sujud, ketika ruku, bahwa tak ada yang layak dibesarkan dan tak ada yang patut diharapkan, kecuali Engkau.Ya Baari.Wahai Pembebas dari segala pembebas.Bebaskan kami dari belenggu kemalasan, kemunafikan, kemunkaran, kezaliman dan kemaksiatan. Lebih dari segala, doa kami pada-Mu, bebaskan kami dari musuh-musuh yang ingin menyesatkan kami dari jalan yang benar.
Ya Baari, bebaskan saudara kami dari kepungan musuh.Bebaskan mereka dari kezaliman.Antarkan mereka pada pintu-pintu hidup penuh berkah.Selamatkan dan tinggikan derajatnya.Dimana saja mereka berada. Di Palestina, Gaza dan Tepi Barat, Jerusalem dan al Aqsa. Di Irak dan Chechnya.Di Afghanistan dan Pakistan.Di Thailand dan Filipina Selatan.Di Indonesia dan di tanah-tanah lain di penjuru dunia.Ya Baari, jangan jadikan dunia membelenggu kaki, tangan dan hati mereka.Sehingga kami dipimpin oleh para pemimpin yang hanya takut pada-Mu.Sehingga kami dipimpin oleh para pemimpin yang sangat takut jika keadilan dan kebenaran tidak ditegakkan.
Ya Baari, bebaskan kami dari penjara dunia.Buanglah rasa takut yang sering menggelayut di dada. Hanya kepada-Mu kami berlindung, dan tidak ada tempat lain untuk berlindung. Hanya kepada-Mu kami meminta, dan tidak ada tempat lain untuk meminta. Hanya kepada-Mu kami kembali, dan seburuk-buruknya tempat kembali adalah murka-Mu karena kezaliman kami.[Cyber Sabili, Herry nurdi, Asma al Husna al Baari,Senin, 07 Juni 2010 01:21].
                Ya Allah, Ya Al baari, tidaklah terjadi kerusakan di darat  dan diluat kalau ummat-Mu, kalaulah hamba-Mu mematuhi segala aturan yang telah Engkau tetapkan terhadap alam ini, hujan tidak akan mendatangkan banjir dan longsor bila keseimbangan alamtetap kami jaga, ekosistim kehidupan di alam berjalan secara teratur, tidak ada penebang hutan yang sembarangan membabat tumbuh-tumbuhan yang juga punya hak untuk diselamatnya.

            Ya Allah, Ya Al Baari, gempa tidak akan mencelakakan kami bila di tanah yang kami tempati ini tidak terjadi kemaksiatan dan dosa yang dilakukan oleh ummat-Mu, kesyirikan merajalela dan karena manusia sudah terlalu kafir kepada ajaran yang Engkau turunkan. Tsunami adalah salah satu saja hujjah untuk terjadinya kehancuran sebuah Negara dan bangsa, alasan yang tepatterjadinya musibah itu adalah kami di dunia ini melakukan kesalahan, dosa, kemaksiatan dan keingkaran kepada-Mu.

            Ya Ilahi, ya Allah, berilah kesadaran kepada ummat ini untuk kembali ke jalan-Mu, dengan mengamalkan ajaran tauhid, meninggalkan kesyirikan yang telah mereka perbuat secara turun temurun, tunjukilah hamba-Mu yang zhalim dan ingkar untuk mempelajari dan mengambil hikmah dari segala kejadian yang dialami di dunia ini sebagai ibrah untuk mereka mengakui kebesaran-Mu, wallahu a’lam [Cubadak Solok, 18 Rabiul Aakhir 1432.H/ 23 Maret 2011.M, Jam 25;25].

           
Referensi;
1.Cyber Sabili, Herry nurdi, Asma al Husna al Baari,Senin, 07 Juni 2010 01:21
2. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009



Tidak ada komentar:

Posting Komentar