AL BADI’
[ Pencipta Yang Mengagumkan]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah
adalah Pencipta yang Mengagumkan, semua yang ada di alam raya ini adalah hasil
ciptaan-Nya, Dia Pencipta Langit dan Bumi, kehebatan-Nya karena Dia mengetahui
segala sesuatu, baik yang tersirat, tersurat ataupun yang tersuruk
[tersembunyi] bahkan detak halus jantung manusia Dia ketahui, Dia Al Badi’,
Pencipta Yang Mengagumkan;
“Dia Pencipta langit
dan bumi.bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.”[Al An’am
6;101]
Tidak
ada alasan sebenarnya bagi manusia untuk mengingkari kebenaran Allah sebagai
Tuhan, Maha pencipta karena hidup dan mati manusia dalam genggaman-Nya, Dia
berkuasa untuk menjadikan manusia apa mau-Nya, apakah mau dihidupkan terus atau
akan dimatikan terus ?mau kemana manusia bila Allah mengusir kita dari dunia
ini, apakah tidak diketahui bahwa segala apa yang ada di langit dan di bumi ini
untuk kepentingan manusia, mau kemana lagi mencari Tuhan ? apakah ada Tuhan
yang lebih Agung dari Allah ?
“Mengapa kamu kafir
kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian
kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan?Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.dan
Dia Maha mengetahui segala sesuatu.’’[Al Baqarah 2;28-29]
Orang yang
beriman dengan ke-Kuasaan dan ke-Agungan Allah menyadari bahwa semua adalah
hasil Maha Karya dari Sang Pencipta yaitu Allah, hasil yang dibentuknya
mengagumkan mata memandang, keindahannya membuat hati sejuk menyeruak ke
sanubari, membuat perasaan tak mampu menggoreskan dengan kata-kata selain
terpana penuh dan terpesona. Pada setiap keadaan selalu mengingat kebesaran
Allah yang tidak ada tandingan-Nya, sungguh tidak sia-sia yang Engkau ciptakan
ini ya Allah.
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka.”[Ali Imran 3;190-191]
Karena
kekafiranlah yang membuat manusia tidak mampu untuk menghargai kejadian langit
dan bumi, apalagi hanya dianggap terjadinya semua itu dengan sendirinya tanpa
ada campur tangan Maha Pencipta, kekafiran itu kelak akan mengantarkannya ke
dalam neraka dan menyaksikan di dalam sana Kekuasaan Allah dalam bentuk yang
lain yaitu kerasnya azab yang akan mereka terima.
“Dan Kami tidak
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah.yang
demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang
kafir itu karena mereka akan masuk neraka.”[Shaad 38;27]
Dengan
kekuasaan Allah yang jelas-jelas nampak di alam raya seperti terjadinya malam
dan siang, terjadinya matahari dan bulan, bahkan semua itu makhluk hasil
ciptaan Allah. Kemana lagi manusia akan mencari Tuhan selain Allah, adakah
Tuhan lain yang lebih perkasa dari-Nya. Karena semuanya makhluk Allah maka
tidaklah pantas menjadikan bulan atau matahari dijadikan sebagai sembahan, bila
hal ini dilakukan maka rusaklah tauhid seseorang.
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.janganlah
sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika
ialah yang kamu hendak sembah.”[Fushilat 41;37]
Mengajak
untuk menyadari kekuasaan Allah melalui ciptaan-Nya kepada orang yang tidak
beriman sangatlah sulitnya, banyak argumentasi yang mereka lontarkan untuk
menolak kebenaran itu, tapi walaupun mereka tidak beriman kalau menggunakan
akal sehat maka akan menemukan kebenaran itu, lihatlah tentang kejadian langit
yang tinggi tidak bertiang dihiasi awan, angin, hujan dan bintang-bintang yang
bertaburan dan bumi yang terhampar luas tempat berdiamnya makhluk hidup dari
semua jenis, belumkah menjadi pelajaran bagi akal sehat;
“Katakanlah:
"Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman".[Yunus 10;101]
Tanda-tanda
kekuasaan Allah yang mengagumkan itu bukan hanya yang terdapat di langit dan di
bumi saja, tapi pada diri manusia sendiri demikian banyaknya tanda-tanda itu
sehingga tidak satupun yang ada pada manusia itu sia-sia, sehingga wajar bila
ahli hikmah mengatakan.”Man ‘arafa nafsah
faqad ‘arafa rabbah”, barangsiapa yang mengenal dirinya maka dia akan
mengenal Tuhannya”
“Dan di bumi itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.dan (juga)
pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?” [Adz Dzariyat
51;20-21]
Dengan
rincian yang jelas Allah menerangkan tentang diri manusia, sejak dari tidak
ada, ketika dalam kandungan, hidup di dunia dengan bahasa yang berbeda, saling jatuh
cinta dalam keluarga bahagia hingga
diwafatkan oleh Allahlalu kelak dibangkitkan kembali, kehidupan yang dilalui
demikian sudah berlansung bermilyar-milyar tahun lamanya sehingga bisa saja
bumi yang kita injak kini, dahulunya adalah sebuah kota yang pernah dihuni oleh
nenek moyang kita;
20. dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu
(menjadi) manusia yang berkembang biak.
21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.
22. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.
Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang mengetahui.
23. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu
di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang mendengarkan.
24. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan
Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
25. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. kemudian apabila Dia memanggil
kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).[Ar Ruum 30;20-25]
Kekuasaan Allah terbukti jelas di bumi yang ditumbuhi
berbagai tanam-tanaman walaupun hidup berdampingan dengan tanah dan pupuk yang
sama, dengan aliran air yang satu tapi
memiliki rasa yang berbeda, rasa manis
yang ada pada satu pohon tidak bisa
merambat pada pohon lainnya, jeruk tidak pernah berbuah durian, kelapa tidak
mungkin berbuah nangka, begitulah sunnatullah, Allah melebihkan satu pohon
dengan pohon lainnya;
“Dan
di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.”[Ar Ra’d 13;4]
“Maka
Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak
sedikitpun ?dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung
yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang
mata,untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali
(mengingat Allah).[ Qaaf 50;6-8]
Perangkat
untuk memperhatikan kekuasaan Allah sudah diberikan oleh Allah kepada manusia
agar difungsikan dengan sebaik-baiknya, mata digunakan untuk melihat ayat-ayat
Allah yang ada di dunia ini melalui segala ciptaan-Nya, diberi telinga untuk
mendengarkan lansung segala kejadian; rintik hujan dan gemuruh guntur, kokok
ayam dan desiran angin melambai ranting-ranting pepohonan. Allah juga
memberikan hati kepada manusia untuk memahami ayat-ayat-Nya, tapi semua itu
tidak digunakan dengan baik sehingga tidak mendatangkan hidayah kepada manusia
bahkan mata hatinya telah dimatikan oleh Allah sebagai balasan atas sikap
menyia-nyiakan mata, telinga dan hati.
“Maka
Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar?karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta, ialah hati yang di dalam dada.”[Al
Hajj 22;46].
Banyak hal
yang dapat dipelajari di alam ini sebagai pelajaran untuk diambil hikmahnya
dalam rangka meningkatkan kualitas iman, mengagumi kekuasaan Allah dalam
menciptakan langit dan bumi, menciptakan makhluk lainnya.Kita boleh
mempelajarinya, mempelajari makhluk Allah tidaklah terlarang, yang tidak boleh
adalah mengkaji zat Pencipta.
Sahabat Ibnu
Abbas ra menerangkan, bahwa ada sekelompok orang yang berpikir tentang dzat
Allah. Maka kemudian Rasulullah saw bersabda: "Berpikirlah tentang makhluk Allah, dan janganlah kamu berpikir
tentang dzat Allah. Sebab kamu tidak akan mampu memikirkan keluasaa'n kekuasaan
Allah." (HR. Abu Nu'aim].
Sahabat
Atha' ra telah berkata: Suatu waktu aku dan Ubaid bin Umair pergi berkunjung
kepada umil-mukminin Ai-syah. Kemudian di antara kami dan Aisyah terjadi dialog
dari balik hijab (tabir). Dalam dialog itu Aisyah berkata: "Wahai Ubaid,
apakah yang menyebabkan hingga kamu tidak sering berkunjung kepadaku?"
Jawabnya: "Sebab aku teringat sabda Rasulullah: Mendatangi sekali tempo
adalah menambah kecintaan." Kemudian Ibnu Umair berkata: "Ya Aisyah,
berilah aku khabar tentang sesuatu .yang menakjubkan yang langsung engkau lihat
dari Rasulullah." Sahabat Atha' kemudian berkata: "Aisyah lalu
menangis, seraya berkata: "Semua perilaku dan keadaan Rasulullah adalah
menakjubkan. Pada suatu malaim Rasulullah datang dan langsung mendekat kepadaku
hingga bersentuhan denganku. Kemudian beliau bersabda: "Tinggalkanlah
diriku karena aku hendak beribadah kepada Allah." Kemudian Rasulullah
mengambil air wudhu', dan melaksanakan shalat sambil menangis berlinang air
mata hingga jenggotnya basah.Lalu beliau sujud, hingga tempat sujudnya basah.Setelah
selesai melakukan shalat, lalu beliau tiduran hingga Bilal datang
mengumandangkan adzan subuh. Kemudian Bilal bertanya: "Ya Rasulullah,
apakah yang menyebabkan engkau menangis, padahal Allah telah mengampuni segala
dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?" Jawab Rasulullah:
"Kecelakaan besar menimpamu, wahai Bilal. Tidak ada sesuatu pun yang dapat
mencegah tangisku. Sebab semalam Allah telah menurunkan ayat:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang
dan malam adalah sebagai tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
berakal." Kemudian beliau bersabda: "Celakalah bagi orang yang
membaca ayat ini, sedang dia tidak mau memikirkan arti dan maksudnya."
Imam Auza'i pernah ditanya: "Bagaimana cara berpikir tentang ayat
tersebut?" Jawabnya: "Yaitu cukup dengan membaca ayat itu dan
memikirkan isi serta maknanya." (HR. Ibnu Abi Dunya dalam kitab tafakur).[Materi
Tarbiyyah Islamiyyah].
Al Badi’,
Allah Pencipta yang Mengagumkan, semua ciptaan-Mu yang terhampar di bumi dan
yang menjulang ke langit membuat hati hamba tidak mampu untuk mengingkari semua
ini, Subhanallah, Maha Suci Engkau ya Allah, sungguh sia-sialah orang-orang
yang tidak menggunakan hati, mata dan telinganya untuk menerima kebesaran dan
keagungan Allah atas segala ciptaan-Nya, ampuni hamba ini ya Allah andaikata
kesyukuran hamba tidak sebanding dengan karunia yang sudah Engkau curahkan.
Ya Allah, Pencipta yang Mengagumkan, tunjuki hamba untuk
mensyukuri semua ini, bimbing hamba untuk menatap kebesaran-Mu melalui semua
bentangan ciptaan-Mu di alam raya ini, pada diri hamba saja banyak pelajaran
dan hikmah yang dapat diambil, seharusnya dengan kekaguman terhadap ciptaan-Mu
semua itu hamba semakin mendekatkan diri kepada-Mu, bukan semakin jauh,
bimbinglah hamba ini ya Allah,Wallahu a’lam [Cubadak
Solok, 22 Jumadil Awal 1432.H/ 26 April 2011.M, Jam 21;14].
Referensi;
1.Kuliah Tafsir, Faktar IAIN Raden
Intan Lampung, 1989
2.Al Qur'an dan Terjemahannya,
Depag RI, 1994/1995
3.Kumpulan Ceramah Praktis,
Drs.Mukhlis Denros, 2009
4.Materi Tarbiyyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar