AL LATHIF
[Yang Lemah
Lembut]
Oleh Drs.
St. MUKHLIS DENROS
Allah
mempunyaisifat yang
sifatitupundiajarkankepadahamba-Nyamelaluiparanabidanrasulsebagaisifatterpuji
yang terangkumdalamakhlaqulkarimah, karenaakhlak yang terpujiinipulalahmakaparanabiberhasilmengajakummatkedalam
agama Islam, denganmenuhankan Allah sajasertamenjauhiperbuatansyirik yang
dapatmerusakiman.
Al Lathifadalahsifat Allah yang
berartihalusataulemahlembutdengantidakmeninggalkankebesarandankeperkasaan-Nya.Kelembutan
Allah itudirasakanolehsemuamakhluk di
langitdanbumiinisehinggadapatmenikmatikehidupandenganbaiksesuaidenganfithrahdansunnatullah;
“Apakahkamutiadamelihat, bahwasanya Allah menurunkan air
darilangit, lalujadilahbumiituhijau?Sesungguhnya Allah
MahaHaluslagiMahamengetahui”. [Al Hajj 22;63]
Siapa yang tidakkenaldengankebengisanFir’aun, yang
membunuhsetiapbayilaki-laki, yang mengakudirinyasebagaiTuhan, membunuhsiapasaja
yang tidakmautundukkepadasuruhannya, tapiketika Allah memerintahkannabi Musa
untukmendakwahkanajarantauhidinikepadanya, Allah menyuruh Musa dengankalimat
yang lembut, tidakkerasapalagikasar.
Fir’aun dikenal sebagai manusia
yang kejam dan bengis, sikap dan suara yang keras malah akan membuatnya marah
dan memperlihatkan keganasannya, Nabi Musa dikenal seorang Nabi yang bersuara
keras dan tidak suka berdiplomasi. Tatkala Allah mengutus beliau kepada
Fir’aun, beliaupun mohon agar didampingi oleh saudaranya yang bernama Harun.
Ini disebabkan Nabi Musa ingin memelihara hubungan da’wah dengan Fir’aun sampai
ia sadar dan bertaubat
“PergilahkamuberduakepadaFir'aun,
SesungguhnyaDiatelahmelampauibatas,Makaberbicaralahkamuberduakepadanyadengan
kata-kata yang lemahlembut, Mudah-mudahaniaingatatautakut".[Thaha 20;43-44]
Rasululah dengan para sahabat
beliau, sebagai seorang pemimpin dan da’i, beliau tidak hanya memiliki sikap
lemah lembut,namun juga kasih sayang. Dengan pribadi ini tidak mengherankan
bila beliau senantiasa dicintai oleh para pengikutnya. Lihatlah kelembutan Nabi
tatkala seorang Arab pegunungan kencing di pojok masjid beliau. Melihat
perbuatan kurang ajar itu para sahabat bangkit ingin menghajar sang Badui. Maka
Rasulullah mencegah mereka dan berkata, ”Biarkan
dia, siramilah tempat yang dikencenginya dengan setimba air. Sesungguhnya
kalian dibangkitkan untuk memberi kasih sayang dan kemudahan, bukan untuk
menyulitkan”, lalu sang Arab Badui itu masuk Islam karena kelembutan,santun dan
kasih sayang Rasul, kemudian dia berdoa, ”Ya Allah masukkanlah saya dan
Muhammad ke dalam syurga, sedangkan yang marah-marah tadi jangan”.
Allah
berfirman dalam surat Ali Imran 3;159,
”Maka disebabkan rahmat Allah dan karena Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap kasar lagi keras, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itulah maafkan mereka, mohonlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya’.
Begitu juga halnya, Kelembutan
Allah tergambar ketika orang-orang kafir dan zhalim mengingkari eksistensi-Nya,
maka Allah tidaklah lansung menurunkan azab dan kemurkaannya sebelum mengutus
para nabi dan rasul untuk menyampaikan kebenaran itu berkali-kali;
”dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.[An
Nahl 16;36]
Dari sekian seruan nabi
tersebut, banyak diantara mereka yang mengingkarinya dengan berbagai alasan,
Allah tidak buru-buru memberikan sangsi kepada mereka dan tidak pula
menampakkan azab apa yang akan diberikan, tapi Allah mengajak manusia untuk
memperhatikan ending dari semua kemungkaran itu, lihatlah apa kesudahannya
kelak. Ketika Rasul sudah diutus pada komunitas ummat itu dengan memberikan
berita gembira bagi mereka yang beriman dengan segala fasilitas dan nikmat yang
akan dan telah diterima, begitu juga
disampaikan berita peringatan untuk mereka yang enggan menerima kebenaran,
hingga tidak ada lagi alasan untuk menerima bantahan mereka;
”(mereka Kami utus) selaku
Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada
alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”[An Nisa’
4;165]
Ketika Allah sudah mengutus
Nabi dan Rasul-Nya sebagai ujud kasih dan sayang Allah serta sifat lembah
lembut-Nya, untuk menda’wahkan kebenaran kepada suatu kaum atau sebuah
komunitas tapi mereka tetap tidak mau beriman juga malah melakukan perlawanan
dengan menciptakan tuhan-tuhan lain yang mereka sembah, maka lambat atau cepat
bahkan targetnya sebelum datangnya kiamat maka pasti azab itu diturunkan Allah,
hanya tinggal menunggu waktu saja.
”tak ada suatu negeripun (yang
durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau
Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis
di dalam kitab (Lauh Mahfuzh)”[Al Isra’ 17;58]
Allah menegur Nabi Muhammad,
ketika sikap lembut yang harus dinampakkan kepada siapapun hampir saja hilang
sewaktu beliau menghadapi orang-orang kafir dengan maksud menda’wahi mereka,
peluangnya, jika tokoh-tokoh Quraisy itu masuk islam maka dapat dipastikan
banyak dibelakangnya yang juga mengikuti masuk islam, sewaktu dialoq sedang
berlansung, tiba-tiba datanglah orang buta menghampiri beliau untuk menyatakan
diri masuk islam, melihat hal demikian lansung Rasulullah berpaling dan bermuka
masam, secara manusiawi hal itu dapat dibenarkan tapi Allah tidak menghendaki
sikap halus dan lemah lembut hilang dari
nabi-Nya;
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya.
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi
manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri
(beriman).
8. dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk
mendapatkan pengajaran),[’Abasa 80; 1-8]
Orang buta itu bernama Abdullah
bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran
tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya,
karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar
pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagai
teguran kepada Rasulullah s.a.w.
Dalam
forum diskusiataurapat-rapatseringterjadikeinginanberbicaradengan nada kasar,
kerasdansombong, untukmenunjukkankepada orang lain
kalaukitapunyawawasandangagasan yang baik, Imam
Syafiidikalapendapatnyatidakditerimaoleh forum rapatdiamalahberterimakasih, dandiasampaikandengankeramahan,
demikiankelapanganhatinya, Rasulullahbersabda;"Sesungguhnya orang yang
paling dibencidanjauhdariakupadaharikiamatyaitu orang yang banyakbicara, orang
yang memfasih-fasihkanpembicaraannyadanmutafaiqinun. Sahabatbertanya,
"Kami tahuartiatstsaritsarundan al mutashadiqun, namunapakaharti al
mutafaiqinun ?Rasulmenjawab,"Orang – orang yang sombong"
[HR.Turmuzi]
Dalampembicaranbagaimanapunpentingdansulitnyauntukmenemukankesepakatanhinggamenemukanjalanbuntumakatetapdijagasikapuntuktenangdanberbesarhati,
jangansampaisalingmencela, menuding, memojokkandanmengeluarkan kata-kata kotor,
Rasulullahbersabda,;"Tidaklahseorangmukminitupencela,
pelaknatdanpembicara yang kotordankeji" [HR. Turmuzi]
YaIlahi,
YaLathif, Yang MahaLembut, Bebaskan
kami daribelenggukemalasan, kemunafikan, kemunkaran, kezalimandankemaksiatan.
Lebihdarisegala, doa kami pada-Mu, bebaskan kami darimusuh-musuh yang
inginmenyesatkan kami darijalan yang benar.
YaBaari, bebaskansaudara kami
darikepunganmusuh.Bebaskanmerekadarikezaliman.Antarkanmerekapadapintu-pintuhiduppenuhberkah.Selamatkandantinggikanderajatnya.Dimanasajamerekaberada.
Di Palestina, GazadanTepi Barat, Jerusalemdan al Aqsa. Di
Irakdan Chechnya.Di Afghanistan dan Pakistan.Di Thailand dan Filipina
Selatan.Di Indonesia dan di tanah-tanah lain di penjurudunia.YaBaari,
janganjadikanduniamembelenggu kaki, tangandanhatimereka.Sehingga kami
dipimpinolehparapemimpin yang hanyatakutpada-Mu.Sehingga kami
dipimpinolehparapemimpin yang
sangattakutjikakeadilandankebenarantidakditegakkan.[CiberSabili, Herrynurdi, Asmaulhurna,
Al Barii, Senin, 07 Juni 2010 01:21]
Ya Al Lathif, AllahYang Lembut,
berikan kedalam hati pemimpin kami pada seluruh level kepemimpinan untuk
bersikap lemah lembut kepada rakyatnya, jauh dari sikap arogansi kekuasaan yang
mencederai kehormatan rakyatnya, sehingga keinginan berkuasa bukanlah untuk
menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya dan enggan mendistribusikan kekayaan itu
untuk kepentingan rakyat, ya Lathif, jauhkanlah para pemimpin kami dari nafsu ingin
berkuasa selama-lamanya sehingga menzhalimi orang lain yang lebih baik dan amanah
dalam memangku amanah itu, jadikanlah mereka orang-orang yang lembut dalam
bersikap dan bertutur kata.
Demikian pula ya Ilahi, berilah
sikap lemah lembut kepada rakyat kami dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai
rakyat, sebagai hamba dan sebagai ummat sehingga dalam segala hal mereka tidak
keras dan kasar, sikap santun dan lemah lembut ini hampir punah dari ummat ini
karena pengaruh situasi dan kondisi yang mereka hadapi sehingga memancing untuk
kasar dan keras, wallahu a’lam Cubadak Solok, 19 Rabiul Akhir 1432.H/ 24 Maret
2011. M Jam; 09;50].
Referensi;
1. Cyber
Sabili, Herrynurdi, Asma al Husna al Baari, Senin, 07 Juni 2010 01:21
2. Al
Qur'an danterjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.
Kumpulan CeramahPraktis, Drs. MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar