Jumat, 19 Juni 2015

13. Al Lathif, Yang Lemah Lembut




AL LATHIF
[Yang Lemah Lembut]
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS

            Allah mempunyaisifat yang sifatitupundiajarkankepadahamba-Nyamelaluiparanabidanrasulsebagaisifatterpuji yang terangkumdalamakhlaqulkarimah, karenaakhlak yang terpujiinipulalahmakaparanabiberhasilmengajakummatkedalam agama Islam, denganmenuhankan Allah sajasertamenjauhiperbuatansyirik yang dapatmerusakiman.

            Al Lathifadalahsifat Allah yang berartihalusataulemahlembutdengantidakmeninggalkankebesarandankeperkasaan-Nya.Kelembutan Allah itudirasakanolehsemuamakhluk di langitdanbumiinisehinggadapatmenikmatikehidupandenganbaiksesuaidenganfithrahdansunnatullah;
“Apakahkamutiadamelihat, bahwasanya Allah menurunkan air darilangit, lalujadilahbumiituhijau?Sesungguhnya Allah MahaHaluslagiMahamengetahui”. [Al Hajj 22;63]

                Siapa yang tidakkenaldengankebengisanFir’aun, yang membunuhsetiapbayilaki-laki, yang mengakudirinyasebagaiTuhan, membunuhsiapasaja yang tidakmautundukkepadasuruhannya, tapiketika Allah memerintahkannabi Musa untukmendakwahkanajarantauhidinikepadanya, Allah menyuruh Musa dengankalimat yang lembut, tidakkerasapalagikasar.

Fir’aun dikenal sebagai manusia yang kejam dan bengis, sikap dan suara yang keras malah akan membuatnya marah dan memperlihatkan keganasannya, Nabi Musa dikenal seorang Nabi yang bersuara keras dan tidak suka berdiplomasi. Tatkala Allah mengutus beliau kepada Fir’aun, beliaupun mohon agar didampingi oleh saudaranya yang bernama Harun. Ini disebabkan Nabi Musa ingin memelihara hubungan da’wah dengan Fir’aun sampai ia sadar dan bertaubat
“PergilahkamuberduakepadaFir'aun, SesungguhnyaDiatelahmelampauibatas,Makaberbicaralahkamuberduakepadanyadengan kata-kata yang lemahlembut, Mudah-mudahaniaingatatautakut".[Thaha 20;43-44]

Rasululah dengan para sahabat beliau, sebagai seorang pemimpin dan da’i, beliau tidak hanya memiliki sikap lemah lembut,namun juga kasih sayang. Dengan pribadi ini tidak mengherankan bila beliau senantiasa dicintai oleh para pengikutnya. Lihatlah kelembutan Nabi tatkala seorang Arab pegunungan kencing di pojok masjid beliau. Melihat perbuatan kurang ajar itu para sahabat bangkit ingin menghajar sang Badui. Maka Rasulullah mencegah mereka dan berkata, ”Biarkan dia, siramilah tempat yang dikencenginya dengan setimba air. Sesungguhnya kalian dibangkitkan untuk memberi kasih sayang dan kemudahan, bukan untuk menyulitkan”, lalu sang Arab Badui itu masuk Islam karena kelembutan,santun dan kasih sayang Rasul, kemudian dia berdoa, ”Ya Allah masukkanlah saya dan Muhammad ke dalam syurga, sedangkan yang marah-marah tadi jangan”.
               
                Allah berfirman dalam surat Ali Imran 3;159,
”Maka disebabkan rahmat Allah dan karena Allahlah kamu berlaku  lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar lagi keras, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itulah maafkan mereka, mohonlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya’.

Begitu juga halnya, Kelembutan Allah tergambar ketika orang-orang kafir dan zhalim mengingkari eksistensi-Nya, maka Allah tidaklah lansung menurunkan azab dan kemurkaannya sebelum mengutus para nabi dan rasul untuk menyampaikan kebenaran itu berkali-kali;
”dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.[An Nahl 16;36]

Dari sekian seruan nabi tersebut, banyak diantara mereka yang mengingkarinya dengan berbagai alasan, Allah tidak buru-buru memberikan sangsi kepada mereka dan tidak pula menampakkan azab apa yang akan diberikan, tapi Allah mengajak manusia untuk memperhatikan ending dari semua kemungkaran itu, lihatlah apa kesudahannya kelak. Ketika Rasul sudah diutus pada komunitas ummat itu dengan memberikan berita gembira bagi mereka yang beriman dengan segala fasilitas dan nikmat yang akan dan telah  diterima, begitu juga disampaikan berita peringatan untuk mereka yang enggan menerima kebenaran, hingga tidak ada lagi alasan untuk menerima bantahan mereka;
”(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”[An Nisa’ 4;165]

Ketika Allah sudah mengutus Nabi dan Rasul-Nya sebagai ujud kasih dan sayang Allah serta sifat lembah lembut-Nya, untuk menda’wahkan kebenaran kepada suatu kaum atau sebuah komunitas tapi mereka tetap tidak mau beriman juga malah melakukan perlawanan dengan menciptakan tuhan-tuhan lain yang mereka sembah, maka lambat atau cepat bahkan targetnya sebelum datangnya kiamat maka pasti azab itu diturunkan Allah, hanya tinggal  menunggu waktu saja.
”tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh)”[Al Isra’ 17;58]

Allah menegur Nabi Muhammad, ketika sikap lembut yang harus dinampakkan kepada siapapun hampir saja hilang sewaktu beliau menghadapi orang-orang kafir dengan maksud menda’wahi mereka, peluangnya, jika tokoh-tokoh Quraisy itu masuk islam maka dapat dipastikan banyak dibelakangnya yang juga mengikuti masuk islam, sewaktu dialoq sedang berlansung, tiba-tiba datanglah orang buta menghampiri beliau untuk menyatakan diri masuk islam, melihat hal demikian lansung Rasulullah berpaling dan bermuka masam, secara manusiawi hal itu dapat dibenarkan tapi Allah tidak menghendaki sikap halus dan  lemah lembut hilang dari nabi-Nya;

1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya.
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi
manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman).
8. dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),[’Abasa 80; 1-8]

Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagai teguran kepada Rasulullah s.a.w.

Dalam forum diskusiataurapat-rapatseringterjadikeinginanberbicaradengan nada kasar, kerasdansombong, untukmenunjukkankepada orang lain kalaukitapunyawawasandangagasan yang baik, Imam Syafiidikalapendapatnyatidakditerimaoleh forum rapatdiamalahberterimakasih, dandiasampaikandengankeramahan, demikiankelapanganhatinya, Rasulullahbersabda;"Sesungguhnya orang yang paling dibencidanjauhdariakupadaharikiamatyaitu orang yang banyakbicara, orang yang memfasih-fasihkanpembicaraannyadanmutafaiqinun. Sahabatbertanya, "Kami tahuartiatstsaritsarundan al mutashadiqun, namunapakaharti al mutafaiqinun ?Rasulmenjawab,"Orang – orang yang sombong" [HR.Turmuzi]

Dalampembicaranbagaimanapunpentingdansulitnyauntukmenemukankesepakatanhinggamenemukanjalanbuntumakatetapdijagasikapuntuktenangdanberbesarhati, jangansampaisalingmencela, menuding, memojokkandanmengeluarkan kata-kata kotor, Rasulullahbersabda,;"Tidaklahseorangmukminitupencela, pelaknatdanpembicara yang kotordankeji" [HR. Turmuzi]
YaIlahi, YaLathif, Yang MahaLembut, Bebaskan kami daribelenggukemalasan, kemunafikan, kemunkaran, kezalimandankemaksiatan. Lebihdarisegala, doa kami pada-Mu, bebaskan kami darimusuh-musuh yang inginmenyesatkan kami darijalan yang benar.
YaBaari, bebaskansaudara kami darikepunganmusuh.Bebaskanmerekadarikezaliman.Antarkanmerekapadapintu-pintuhiduppenuhberkah.Selamatkandantinggikanderajatnya.Dimanasajamerekaberada. Di Palestina, GazadanTepi Barat, Jerusalemdan al Aqsa. Di Irakdan Chechnya.Di Afghanistan dan Pakistan.Di Thailand dan Filipina Selatan.Di Indonesia dan di tanah-tanah lain di penjurudunia.YaBaari, janganjadikanduniamembelenggu kaki, tangandanhatimereka.Sehingga kami dipimpinolehparapemimpin yang hanyatakutpada-Mu.Sehingga kami dipimpinolehparapemimpin yang sangattakutjikakeadilandankebenarantidakditegakkan.[CiberSabili, Herrynurdi, Asmaulhurna, Al Barii, Senin, 07 Juni 2010 01:21]

Ya Al Lathif, AllahYang Lembut, berikan kedalam hati pemimpin kami pada seluruh level kepemimpinan untuk bersikap lemah lembut kepada rakyatnya, jauh dari sikap arogansi kekuasaan yang mencederai kehormatan rakyatnya, sehingga keinginan berkuasa bukanlah untuk menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya dan enggan mendistribusikan kekayaan itu untuk kepentingan rakyat, ya Lathif, jauhkanlah para pemimpin kami dari nafsu ingin berkuasa selama-lamanya sehingga menzhalimi orang lain yang lebih baik dan amanah dalam memangku amanah itu, jadikanlah mereka orang-orang yang lembut dalam bersikap dan bertutur kata.

Demikian pula ya Ilahi, berilah sikap lemah lembut kepada rakyat kami dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai rakyat, sebagai hamba dan sebagai ummat sehingga dalam segala hal mereka tidak keras dan kasar, sikap santun dan lemah lembut ini hampir punah dari ummat ini karena pengaruh situasi dan kondisi yang mereka hadapi sehingga memancing untuk kasar dan keras, wallahu a’lam Cubadak Solok, 19 Rabiul Akhir 1432.H/ 24 Maret 2011. M Jam; 09;50].


Referensi;
1. Cyber Sabili, Herrynurdi, Asma al Husna al Baari, Senin, 07 Juni 2010 01:21
2. Al Qur'an danterjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3. Kumpulan CeramahPraktis, Drs. MukhlisDenros, 2009





Tidak ada komentar:

Posting Komentar