Kamis, 18 Juni 2015

36. Ar Rahim, Yang Maha Penyayang





AR RAHIM
[Yang Maha Penyayang]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS

            Kewajiban seorang hamba kepada khaliqnya adalah mengejawantahkan rasa syukur itu melalui ucapan lisan yang faseh yang diawali dari cetusan hati yang ikhlas semata-mata memberikan ujud pengabdian melalui puji syukur kepada Allah.Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
”Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”[Al Fatihah 1;2-3]

Ar Rahim, Allah Yang Maha Penyayang, sebuah kata indah yang ditujukan kepada Allah dengan bukti-bukti kesayangan-Nya kepada hamba-Nya, ujud sayang Allah kepada hamba tidak melulu yang berujud materi saja, tapi pemberian hidayah dan taufiq lebih dari segala-galanya dalam rangka menjaga iman hingga akhir hayat, nikmat harta dan dunia tidaklah bertahan lama dan bahkan banyak disikapi dengan kekufuran oleh makhluk itu, sedangkan ujud sayang Allah dengan memberikan hidayah iman dan agama merupakan nikmat yang tidak terukur, pada ayat dibawah ini disebutkan beberapa nikmat Allah yaitu sebagai ummat Islam, ummat yang adil dan ummat pilihan;
”Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”[Al Baqarah 2;143].

Sebenarnya kasih saying Allah kepada makhluk-Nya tidaklah dapat disebutkan banyaknya, hanya Allah saja yang mengetahuinya, walaupun demikian seharusnya sang hamba tidak dapat melupkan nikmat itu dengan rasa syukur dan pengabdian, walaupun sebenarnya pengabdian saja tidaklah memadai untuk menggantikan nikmat Allah itu, karena Allah yang Maha Penyayang, maka banyak sekali kebaikan Allah yang kadang kala dilupakan, seolah-olah kekayaan yang dimiliki, kebesaran yang diperoleh, ketenaran yang melambung dan kekuasaan yang bertahan, itusemua dari usaha sendiri, padahal tanpa izin dan ridha Allah semuanya itu mustahil diperoleh;
“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al Hijr: 49)
Pertama kali, Allah memperkenalkan diri-Nya dalam sejarah manusia dengan dua sifat yang menakjubkan.Dalam wahyu pertama, Allah menyebutnya sebagai Tuhan atas segala ciptaan. Lalu, Allah mengajarkan ilmu pada manusia, dengan cara yang begitu mulia, membaca. Kemudian sekali lagi Allah mengabarkan tentang sifatnya, akram, Yang Maha Mulia.Satu dari sifat-Nya yang mulia, lahir dari nama-Nya. Ar Rahim, Maha Penyayang. Dalam al Qur’an, Allah mengulangi kata ar Rahim sebanyak 228, jauh lebih banyak dari asma Allah, ar Rahman yang “hanya” 171.
Beberapa mufassir, menerjemahkan perbedaan antara kata ar Rahman dan ar Rahim.Jika kata yang pertama, sifatnya berlaku untuk seluruh manusia, maka kata yang kedua disebutkan, hanya berlaku pada situasi khusus dan untuk kaum tertentu semata.Namun menariknya, di sini jumlah yang umum jauh lebih sedikit dari jumlah yang khusus.Artinya, dengan rahim-Nya, Allah teramat menyintai umat dan kaum yang mulia, manusia-manusia Muslim yang beriman.Dilimpahkan begitu banyak kemuliaan.
Tempat tumbuh dan berkembangnya janin juga disebut rahim.Di rahim bermulanya kehidupan.Di rahim dijaga kehidupan ideal seorang manusia. Di rahim, setiap manusia dilantik apa dan kemana tujuan hidupnya. Dan ketika bayi dilahirkan, ia menangis demikian rupa, meninggalkan rahim yang melimpah kasih sayang dan rasa aman. Begitu pula Allah. Di dalam sifat Rahim-Nya, manusia akan hidup dengan aman, nyaman, penuh kemuliaan, sentosa dan pebuh keberkahaan. Maka, sebutlah nama-nama Tuhanmu, dalam setiap awal doa dan permintaan.
Mereka yang selalu membasahi bibirnya dengan kata sederhana, ar Rahim, maka Sang Pemilik Nama, akan selalu menjaganya dengan segenap kasih sayang-Nya. Mereka yang selalu menghiasai hatinya dengan kata sederhana, ar Rahim, maka Allah akan menghiasainya pula dengan kasih sayang yang tak berbatas ruang dan tak dikekang waktu. Dan siapa saja yang disayangi Allah, maka tak satupun makhluk di dunia memiliki alasan untuk membencinya.Kecuali mereka yang telah dikuasai nafsu angkara.Bacalah ar Rahim, dan temukan dunia yang penuh kasih sayang. Hati kita akan lebih mudah menyanyangi. Dan kehidupan, insya Allah akan lebih baik lagi.
Salah satu nikmat iman yang merupakan ujud sayangnya Allah kepada hamba-Nya adalah diberikannya rasa kasih dan sayang kepada ummat ini sehingga terciptalah persaudaraan, Allah menyebutkan pula persaudaraan ini dengan rahim yaitu tali persaudaraan.
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Allah menciptakan makhluq, ketika selesai dari padanya rahim berdiri lalu memegangi ikat pinggang Allah Yang Maha Pemurah. Allah berfirman kepadanya : "Jangan". Ia menjawab : "Ini adalah tempat orang yang berlindung kepadaMu dari memutuskan". Allah berfirman : "Tidakkah kamu rela, Aku menyambung orang yang menyambungmu, dan Aku memutuskan orang yang memutuskanmu?". Ia berkata "Ya, wahai Tuhanku". Allah berfirman : "Itulah untukmu". Abu Hurairah berkata : Bacalah jika kamu mau :(Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abdur Rahman bin Auf ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Allah berfirman : "Akulah Allah, Akulah Yang Maha Pemurah, Aku menciptakan rahim (persaudaraan) dan Aku pecahkan darinamaKu, barangsiapa yang menyambungnya maka Aku menyambung orang itu, dan barangsiapa yang memutuskannya maka Aku putuskan dia". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).
Salah satu bertambahnya rezeki, agar nikmat selalu mengalir kepada hamba yang dikasihi Allah dengan cara silaturahim dan sedekah. Silaturahim menjalin persaudaraan tanpa membeda-bedakan orang lain, sedangkan tindaklanjut dari silaturahim adalah sedekah yang akan melembutkan hati bagi orang yang mempunyai kelebihan nikmat;
. "Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Dan, apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya. Dialah Pemberi rezeki yang terbaik." (QS Saba 34: 39).

Menjalin tali silaturahim lebih dari sekedar saling mengunjungi.Ia sangat efektif untuk menjaring relasi dan perkongsian yang positif. Apalagi, jika saling memberi kail sedekah, bisa dipastikan semakin terbukalah pintu-pintu kemudahan.Beribadah sepenuh hati hanya mencari rida Allah SWT.Di antaranya adalah mengerjakan yang wajib dan menghidupkan yang sunah."Barang siapa yang beribadah kepada-Ku dengan sepenuh hati, aku perintahkan dunia untuk melayaninya." (Hadis Qudsi). 

''Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.Dan, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' [Ibrahim 14: 7).

Sudah seharusnya kita sebagai hamba bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepada kita.Mulai dalam kandungan ibu sampai menjadi manusia yang bisa berpikir hingga kembali pada-Nya adalah nikmat Allah yang tidak terhingga.Mulai dari kesenangan hidup, rezeki, dan kasih sayangnya yang tak pernah putus.Akankah kita mengingkari, menentang, melanggar, dan tidak mau mengabdikan diri kepada-Nya?Dari ayat di atas, kita dapat menarik hikmah bahwa bersyukur adalah sebuah jalan untuk mencari keridhaan-Nya.Sebaliknya, bila manusia mengingkari nikmat-Nya, bersiaplah menerima azab yang sangat pedih.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan anugerah yang diberikan Allah.Kita mesti bersyukur saat memperoleh kesenangan dan bersabar saat tertimpa musibah.Rasulullah SAW bersabda, ''Perkara orang Mukmin itu mengagumkan.Sesungguhnya, semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang Mukmin. Bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik
Sesungguhnya, nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita sangat banyak jumlahnya dan tak terhingga. Semua yang diberikan itu, sekiranya  suatu saat Allah menagihnya, kita tidak akan sanggup untuk membayarnya. Sebab, nikmat itu diberikannya setiap saat dan tak pernah berhenti, mulai dari bangun tidur hingga kita tertidur lagi.Alangkah ;
 ''Dan, Dia telah memberikanmu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan, jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.Sesungguhnya, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).'' (Ibrahim 14: 34]
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk bersyukur kepada manusia.Karena, syukur kepada manusia merupakan salah satu bentuk tanda syukur kepada Allah SWT.''Siapa yang tidak pandai bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah.''(HR Tirmidzi]
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.[Ibrahim 14;32-33]
            Ar Rahim, Allah Yang Maha Penyayang, kasih sayang yang diajarkan-Nya kepada hamba-Nya akan memperhalus akhlak hamba ini, kalaulah tidak ada sifat kasih dan sayang pada seorang ibu, tentu tidak akan mampu dia membesarkan anak-anaknya menjadi generasi yang baik selanjutnya, karena sifat saying pulalah seorang guru dengan ketekunannya, dari jam ke jam hingga bertahun-tahun mendidik murid-muridnya menjadi orang yang mengerti dengan kehidupan.
            Karena kasih sayang dan kesabaranlah petani menanti tanamannya, sejak dari pengolahan lahan, penanaman bibit, pemupukan dan pemeliharaan hingga penjagaan yang ekstra dari serangan musuh,sehingga pada akhirnya mendatangkan hasil berupa panen yang baik, hasil panenpun diberikan kepada anak-anak dan isteri sebagai ujud kasih dan sayang.
                                                         Allah, Ar Rahim, Yang Maha Penyayang, Engkaulah Tuhan Yang memberikan nikmat yang tidak terhingga kepada makhluk-Mu di dunia ini, nikmat itu dari sela-sela batu, dari perut bumi hingga yang melata di darat dan di laut, semua Engkau berikan kepada hamba-Mu untuk kehidupan yang harus mereka jalani, jadikanlah kami ya Allah, hamba-Mu yang tahu diuntung bahwa semua nikmat itu dari-Mu untuk dinikmati dengan syukur yang mendalam.wallahu a’lam [Cubadak Solok, 04 Jumadil Awal 1432.H/ 08 April 2011.M, Jam 10;35].

Referensi;
1. Al Qur’an dan terjemahannya, Depag RI 1994/1995
2. KumpulanCeramah Praktis, Mukhlis Denros, 2009
3.Cyber Sabili, Asma al Husna: Ar Rahim 2010
4.Himpunan Hadits Qudsi, Ahmad Sunarto, pakdenono, April, 2007
5.Republika.co.id. Muhammad Arifin Ilham. 19:35
6.Republika.co.id. Mukhyar Imran Lc,2010,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar