Minggu, 14 Juni 2015

60. Al Khafid, Yang Merendahkan



AL KHAFIDH
[ Yang Merendahkan]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS

Dalam kalimat syahadat terkandung aqidah, iman dan keyakinan seseorang kepada Allah dan kepada Rasul serta terhadap seluruh rangkaian rukun iman. Iman tidak sekedar ucapan di bibir tapi harus nampak pada tiga hal yaitu; perkataan dengan ucapan lisannya dapat dibuktikan keimanannya [24;51],iman juga harus terhunjam di hati sanubari yang paling dalam [8;2] serta direalisasikan melalui amal perbuatan sehari-hari [103;1-3, 2;25]

Iman yang terhunjam di hati, terucap di lisan dan teraplikasi melalui amal perbuatan sehari-hari akan membentuk iman yang istiqamah yaitu iman yang kokoh, stabil dan kuat, tidak akan lapuk karena hujan dan tidak akan lekang karena panas, Allah berfirman;
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan,”Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan memperoleh syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” [Fush Shilat 41;30]

Demikian Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman, yang imannya kokoh, teguh dan istiqamah sehingga kegembiraan bagi mereka ketika di akherat dengan memperoleh syurga, dan sebaliknya bagi yang tidak beriman atau yang main-main imannya maka kelak mereka pada posisi yang direndahkan oleh Allah;
”Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)” [Al Waaqiah 56;1-3]

            Allah bersifat Al Khafidhyaitu Yang Merendahkan, Diaberkuasauntukmerendahkansiapa yang dikehendaki-Nyatanpaadaseorangpun yang menghalangikeinginan-Nya.Walaupunseluruhmanusiaberupayauntukmeninggikanseseorangtidakakantercapaibila Allah menghendaki orang ituharusdirendahkan. Begitubanyaksejarahmencatat orang-orang yang akhirnyaberadapadaposisidirendahkansetelahmerekalupadanmeninggalkankebenaranataumelecehkankebenaranitu.

Bilakeimanandanpengabdiansertaakhlaksuatuummatsudahmulaimelencengdarijalantauhid, maka Allah akanmenggantiummat yang ingkartersebutdengangenerasi lain yang lebihbaik. Sebagaimanadalamsurat Al Maidah 5;54halitudijelaskan Allah;

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antarakamu yang murtaddariagamanya, Makakelak Allah akanmendatangkansuatukaum yang Allah mencintaimerekadanmerekapunmencintaiNya, yang bersikaplemahLembutterhadap orang yang mukmin, yang bersikapkerasterhadap orang-orang kafir, yang berjihaddijalan Allah, dan yang tidaktakutkepadacelaan orang yang sukamencela. Itulahkarunia Allah, diberikan-Nyakepadasiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), lagiMahaMengetahui.

Padaayatdiatas Allah memanggil orang-orang yang berimankarenamemang orang yang beriman yang maudanmampuuntukmenunaikankewajiban yang dibebankan Allah, keimanansajatidaklahcukuptapiasfek lain harusditunaikan, keimanan yang dicampuradukkandengankekufuranatautelahkeluardarinilai-nilaikeimananmaka orang berimantersebutakandigantidenganummat lain yang lebihbaikdaridirinya.

Orang yang tidak beriman dan tidak berilmu maka tiada artinya perangkat hidup diberikan Allah, telinga, mata dan hatinya percuma melekat padanya, semuanya telah mati dan kaku, sehingga tidak berfungsi lagi, Bahkan Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya dan akan memasukkan mereka ke dalam neraka jahanam kelak [Al A’raf  7;179]
”Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”.

Allah merendahkan posisi seseorang melalui tahap yang panjang sekali, hal itu juga berangkat dari ketidaksiapan seseorang untuk menerima posisi yang tinggi sehingga mereka mencari tempat yang rendah. Ulama adalah orang yang posisinya tinggi, tapi karena melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama maka posisi mereka akan direndahkan oleh pekerjaan mereka sendiri seperti  ulama yang rusak moralnya; orang awam yang melakukan kekejian tidak begitu tertarik kita mendengarnya karena dapat dimaklumi mereka mempunyai akhlak yang ala kadarnya yang didukung oleh pendidikan dan penghayatan agama yang minim, tapi kalau tokoh yang disebut guru, pemuka adat, ustadz apalagi ulama yang berbuat tidak baik, mencerminkan akhlak yang rusak maka berita ini akan mudah tersebar walau tidak diekspos dalam media massa, disamping itu dapat merendahkan martabat islam dimata pemeluknya, minimal perasaan malu dan kecewa. 

            Salah satu yang menyebabkan orang tidak tertarik kepada ajaran agama karena tokoh agama sendiri yang melakukan kesalahan dan dosa, mereka beranggapan ulama yang dikatakan manusia suci tidak layak berbuat kesalahan apalagi dosa, nabi Muhammad bersabda sehubungan bertanyanya seorang sahabat kepada beliau, ”Ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Ya Rasulullah,siapakah sejelek-jelek manusia ? nabi menjawab, ”Ya Allah ampunilah dosa kami, sejelek-jelek manusia itu adalah ulama apabila mereka itu rusak moralnya” [Ibnu Bathah].

Begiktu juga dengan ulama yang tergelincir; bila ini terjadi akan diikutilah orang banyak karena dia panutan di tengah masyarakat, bila dia tersesat bukan dirinya saja yang terjerumus bahkan menyesatkan orang lain. Ulama yang tergelincir disebabkan ajaran yang salah tafsir diterima dari gurunya, sedangkan dia tidak tahu atas ketergelincirannya, dalam menyampaikan fatwa lalu dia mengemukakan kekeliruannya tapi malu untuk mengakui kekeliruan dengan mengadakan ralat, bila hal ini didiamkan dapat menyesatkan orang lain, disamping seorang ulama dapat tergelincir karena tuntutan pribadi yaitu ingin jadi ”Waliyullah” dengan membuat ajaran baru diluar garis islam, tuntutan lainnya karena jabatan, tidak berani berfatwa sesuai dengan kebenaran karena posisinya ibarat duduk di ujugn tanduk, lalu keluarlah fatwa sesuai dengan kehendak dan kemauan selera penguasa. Rasulullah telah memberikan peringatan kepada ummatnya sebagaimana hadits ini, ”Jangan kamu duduk disisi setiap alim [orang pintar]  kecuali orang alim yang mengajak kamu dari yang lima kepada yang lima; dari keraguan kepada yakin, dari riya’ kepada ikhlas, dari tamak kepada sederhana, dari sombong kepada tawadhu dan dari permusuhan kepada kejujuran”.

Tegasnya dari hadits tersebut jangan diikuti ulama yang mengajak kepad keraguan, kepada riya’, kepada tamak, kepada sombong dan kepada permusuhan, karena hal itu bertentangan dengan ruh islam. Dikala ummat islam tidak lagi menjalan islam dengan baik berarti mereka tidak siap pada posisi mulia dan derajat yang tinggi, maka perjalanan selanjutnya ummat ini akan direndahkan sesuai dengan kualitas ummat itu sendiri.

Pada hadits yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dikatakan, ”Dari Ali bin Abi Thalib, telah bersabda Rasulullah  Saw, ”Hampir saja datang kepada manusia, suatu masa yang pada waktu itu; islam hanya tinggal namanya saja, Al Qur’an hanya tinggal tulisannya saja, masjid-masjid ramai dan megah, tetapi sunyi dari petunjuk Allah dan Rasul-Nya, ulama-ulama mereka adalah sejahat-jahat manusia yang ada dibawah kolong langit ini,dari mulut mereka keluar fitnah-fitnah, dan fitnah-finah tersebut akan kembali kepada mereka juga” [HR. Al Baihaqi].

            Ulama ini gambaran ulama yang jahat, karena ajaran-ajaran  mereka sudah jauh dari tuntutan Al Qur’an dan Sunnah. Dan ada juga ajaran mereka yang bisa membawa kepada kesesatan, hukum halal dan haram bagi mereka bisa ditetapkan menurut situasi dan kondisi, atau berdasarkan pesanan dan permintaan. Jadi hukum bisa berubah-ubah di tangan mereka, menurut kehendak hawa nafsunya atau menurut pesan sponsor.

Allah akanmerendahkanummatislamkalaumerekasudahmeninggalkankehidupansecaraislam, bahkanmerekaakanmenjadimangsabangsalain, sebagaimana yang digambarkanolehRasulullah.

Rasulullahmeramalkannantibahwaummatislamakandiporakporandakanolehummat lain ibaratmakanan yang terhidang di mejamakan, atauibaratbuih di ataslaut. Ketikaitusahabatbertanya, apakahsaatitujumlahummatislamsedikityaRasulullah, Nabimenjawab, Bahkanketikaitujumlahmayoritas, tapikamusudahterserangpenyakitwahn, apawahnituyaRasulullah, nabimenjawab, yaitupenyakit,Hubbuddunyawakarahiyatulmaut"Terlalucintakepadaduniadanterlalutakutdengankematian".Sehinggakelakummatislaminiberadadalamintervensibangsa lain yang akanmembinasakannya.

Allah akan merendahkan ummat ini dikala mereka tidak lagi memakai hukum Allah dan meninggalkan shalat sudah menjadi pemandangan sehari-hari padahal Sejak diturunkannya ajaran Islam melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dengan segala aturan yang komplit mencakup seluruh asfek kehidupan, shalat merupakan perintah pertama yang diwajibkan Allah untuk melaksanakannya dalam sehari semalam hanya lima waktu, yang sunnah bisa ditambah dengan shalat sunnah rawatib, tahajud, dhuha dan lainnya.

            Kelak suatu masa  seluruh ajaran islam itu akan hilang dari kehidupan manusia karena kekafiran dan kefasikan ummat ini, ketika itu hidup penuh dengan gelimang dosa dan maksiat,  yang terakhir hilang dari kehidupan manusai itu adalah shalat, masih ada orang mau menegakkan shalat sementara ajaran islam yang lain sudah lenyap, sebagaimana sabda Rasulullah; "Sungguh, ikatan agama islam itu akan terurai satu demi satu, maka setiap terurai satu, orangpun bergantung pada buhul berikutnya, buhul yang pertama lepas adalah menegakkan hukum, sedangkan yang terakhir adalah shalat"[Ibnu Hibban].
"Merekaituadalah orang-orang yang Telahdiberinikmatoleh Allah, yaituparanabidariketurunan Adam, dandari orang-orang yang kami angkatbersamaNuh, dandariketurunan Ibrahim danIsrail, dandari orang-orang yang Telah kami beripetunjukdanTelah kami pilih. apabiladibacakanayat-ayat Allah yang MahaPemurahkepadamereka, Makamerekamenyungkurdenganbersujuddanmenangis.Makadatanglahsesudahmereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakanshalatdanmemperturutkanhawanafsunya,Makamerekakelakakanmenemuikesesatan, Kecuali orang yang bertaubat, berimandanberamalsaleh, Makamerekaituakanmasuksyurgadantidakdianiaya (dirugikan) sedikitpun" [Maryam 19;58-60]

SuatuketikaNabi Muhammad SAW berdialoqdenganparasahabatnya di Masjid Madinah, Rasulullahbersabda;

"Bagaimanakamujadinyananti, apabilagolonganwanitamutelahdurhaka, pemuda-pemudatelahberbuatfasikdankamutidakmaulagiberjihad", sahabatbertanya,"Apakah yang demikianakanterjadiyaRasulullah?".Rasulullahmenjawab,"Demi Allah yang dirikudalamgenggamannya, bahkan yang lebihdariituakanterjadi",sahabatbertanya,"Apakah yang lebihdariituyaRasulullah?" Rasulullahmenjawab,"Bagaimanajadinyakamu, kalaukamutidaklagimengajakkepada yang ma'rufdantidaklagimelarangperbuatanmungkar?".Sahabatbertanya,"Apakah yang demikianakanterjadiyaRasulullah?"Nabimenjawab," Demi Allah yang dirikudalamgenggamannya, bahkan yang lebihdariituakanterjadi",sahabatbertanya,"Apakah yang lebihdariituyaRasulullah?"Rasulullahmenjawab,"Bagaimanakahkamu, kalau yang ma'rufsudahkamulihatsebagaikemungkarandansebaliknya yang mungkartelahterlihatolehkamusebagaisesuatu yang ma'ruf?"Sahabatbertanya,"Apakah yang demikianakanterjadiyaRasulullah?"Nabimenjawab," Demi Allah yang dirikudalamgenggamannya, bahkan yang lebihdariituakanterjadi", sahabatbertanya,"Apakah yang lebihdariituyaRasulullah?"Rasulullahmenjawab,"Bagaimanakahjadinyakamu, apabilakamutelahmemerintah orang untukberbuatmungkardansebaliknyakamularang orang berbuatma'ruf?"Sahabatbertanya,"Apakah yang demikianakanterjadiyaRasulullah?"Nabimenjawab," Demi Allah yang dirikudalamgenggamannya, bahkan yang lebihdariituakanterjadi", sahabatbertanya,"Apakah yang lebihdariituyaRasulullah?"Rasulullahmenjawab,"Kelak Allah akanberfirman,"Demi diri-Ku, Akubersumpah, sungguh-sungguhakanAkutimpakankepadamerekabermacamfitnahberupaberbagaibencana, sehingga orang yang paling lembuthatinyaakanresahgelisah, menjaditerbengong-bengong".

Ummatiniakanberadapadaposisirendahbahkanakandirendahkanoleh Allah bila; Wanitatelahdurhaka, Pemuda-pemuda telah berbuat fasik, Tidak mau lagi berjihad, MeninggalkanDa'wah, Persepsi yang salah terhadap kebenaran, Apabilatelahmemerintah orang untukberbuatmungkardansebaliknyamelarang orang berbuatma'ruf?Kalausudahbeginibagaimanakeadaanummatislamkelak?

Ya Al Khafidh, Allah Yang Merendahkan, Engkauberkuasamenentukandanmemutuskankepadaseseorangatausuatukaumuntukditinggikanderajatnyaataudirendahkan, halitukarenakedurhakaan yang merekalakukan, ampunilah kami ya Allah andaikatakarenahambaummatinipadaposisi yang rendah.Jadikanlahhamba orang-orang yang termasuk yang Engkautinggikankarenaiman, amalshalehdankualitasketaqwaan yang hambamiliki, tanpabantuan-Mu nilaiderajat yang tinggiitutidakmungkinbisa kami raih.

Allah, Ya Al Khafidh, janganlahEngkaurendahkanposisiummatinisetelahEngkautinggikanpadamasaRasuldanparasahabat, berilah kami kemampuandarisemua level ummatiniuntukbersama-samamemperjuangkan agama-Mu sehinggaderajat yang tinggitetapberadapada kami, rendahkanlah orang-orang yang berupayamerendahkan agama-Mu, Wallahu a’lam [CubadakSolok, 15 JumadilAwal 1432.H/ 19 April 2011.M, Jam 07;18].

Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis, Drs.MukhlisDenros, 2009




Tidak ada komentar:

Posting Komentar