AL KHAFIDH
[ Yang Merendahkan]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Dalam
kalimat syahadat terkandung aqidah, iman dan keyakinan seseorang kepada Allah
dan kepada Rasul serta terhadap seluruh rangkaian rukun iman. Iman tidak
sekedar ucapan di bibir tapi harus nampak pada tiga hal yaitu; perkataan dengan
ucapan lisannya dapat dibuktikan keimanannya [24;51],iman juga harus terhunjam
di hati sanubari yang paling dalam [8;2] serta direalisasikan melalui amal
perbuatan sehari-hari [103;1-3, 2;25]
Iman yang terhunjam di hati, terucap di lisan dan
teraplikasi melalui amal perbuatan sehari-hari akan membentuk iman yang
istiqamah yaitu iman yang kokoh, stabil dan kuat, tidak akan lapuk karena hujan
dan tidak akan lekang karena panas, Allah berfirman;
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan,”Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan
“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah
mereka dengan memperoleh syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” [Fush Shilat 41;30]
Demikian Allah meninggikan derajat orang-orang
yang beriman, yang imannya kokoh, teguh dan istiqamah sehingga kegembiraan bagi
mereka ketika di akherat dengan memperoleh syurga, dan sebaliknya bagi yang
tidak beriman atau yang main-main imannya maka kelak mereka pada posisi yang
direndahkan oleh Allah;
”Apabila terjadi hari
kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya. (Kejadian itu)
merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)” [Al Waaqiah
56;1-3]
Allah
bersifat Al Khafidhyaitu Yang Merendahkan, Diaberkuasauntukmerendahkansiapa
yang dikehendaki-Nyatanpaadaseorangpun yang
menghalangikeinginan-Nya.Walaupunseluruhmanusiaberupayauntukmeninggikanseseorangtidakakantercapaibila
Allah menghendaki orang ituharusdirendahkan. Begitubanyaksejarahmencatat
orang-orang yang akhirnyaberadapadaposisidirendahkansetelahmerekalupadanmeninggalkankebenaranataumelecehkankebenaranitu.
Bilakeimanandanpengabdiansertaakhlaksuatuummatsudahmulaimelencengdarijalantauhid,
maka Allah akanmenggantiummat yang ingkartersebutdengangenerasi lain yang
lebihbaik. Sebagaimanadalamsurat
Al Maidah 5;54halitudijelaskan Allah;
Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antarakamu yang murtaddariagamanya,
Makakelak Allah akanmendatangkansuatukaum yang Allah
mencintaimerekadanmerekapunmencintaiNya, yang bersikaplemahLembutterhadap orang
yang mukmin, yang bersikapkerasterhadap orang-orang kafir, yang berjihaddijalan
Allah, dan yang tidaktakutkepadacelaan orang yang sukamencela. Itulahkarunia
Allah, diberikan-Nyakepadasiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya),
lagiMahaMengetahui.
Padaayatdiatas
Allah memanggil orang-orang yang berimankarenamemang orang yang beriman yang
maudanmampuuntukmenunaikankewajiban yang dibebankan Allah,
keimanansajatidaklahcukuptapiasfek lain harusditunaikan, keimanan yang
dicampuradukkandengankekufuranatautelahkeluardarinilai-nilaikeimananmaka orang
berimantersebutakandigantidenganummat lain yang lebihbaikdaridirinya.
Orang yang tidak
beriman dan tidak berilmu maka tiada artinya perangkat hidup diberikan Allah,
telinga, mata dan hatinya percuma melekat padanya, semuanya telah mati dan
kaku, sehingga tidak berfungsi lagi, Bahkan Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya
dan akan memasukkan mereka ke dalam neraka jahanam kelak [Al A’raf 7;179]
”Dan Sesungguhnya
Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”.
Allah merendahkan posisi seseorang melalui tahap
yang panjang sekali, hal itu juga berangkat dari ketidaksiapan seseorang untuk
menerima posisi yang tinggi sehingga mereka mencari tempat yang rendah. Ulama
adalah orang yang posisinya tinggi, tapi karena melakukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan ajaran agama maka posisi mereka akan direndahkan oleh pekerjaan
mereka sendiri seperti ulama yang rusak
moralnya; orang awam yang melakukan kekejian tidak begitu tertarik kita
mendengarnya karena dapat dimaklumi mereka mempunyai akhlak yang ala kadarnya
yang didukung oleh pendidikan dan penghayatan agama yang minim, tapi kalau
tokoh yang disebut guru, pemuka adat, ustadz apalagi ulama yang berbuat tidak
baik, mencerminkan akhlak yang rusak maka berita ini akan mudah tersebar walau
tidak diekspos dalam media massa, disamping itu dapat merendahkan martabat
islam dimata pemeluknya, minimal perasaan malu dan kecewa.
Salah satu yang
menyebabkan orang tidak tertarik kepada ajaran agama karena tokoh agama sendiri
yang melakukan kesalahan dan dosa, mereka beranggapan ulama yang dikatakan
manusia suci tidak layak berbuat kesalahan apalagi dosa, nabi Muhammad bersabda
sehubungan bertanyanya seorang sahabat kepada beliau, ”Ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Ya
Rasulullah,siapakah sejelek-jelek manusia ? nabi menjawab, ”Ya Allah ampunilah
dosa kami, sejelek-jelek manusia itu adalah ulama apabila mereka itu rusak
moralnya” [Ibnu Bathah].
Begiktu juga dengan ulama yang tergelincir; bila
ini terjadi akan diikutilah orang banyak karena dia panutan di tengah
masyarakat, bila dia tersesat bukan dirinya saja yang terjerumus bahkan
menyesatkan orang lain. Ulama yang tergelincir disebabkan ajaran yang salah
tafsir diterima dari gurunya, sedangkan dia tidak tahu atas ketergelincirannya,
dalam menyampaikan fatwa lalu dia mengemukakan kekeliruannya tapi malu untuk
mengakui kekeliruan dengan mengadakan ralat, bila hal ini didiamkan dapat
menyesatkan orang lain, disamping seorang ulama dapat tergelincir karena
tuntutan pribadi yaitu ingin jadi ”Waliyullah”
dengan membuat ajaran baru diluar garis islam, tuntutan lainnya karena jabatan,
tidak berani berfatwa sesuai dengan kebenaran karena posisinya ibarat duduk di
ujugn tanduk, lalu keluarlah fatwa sesuai dengan kehendak dan kemauan selera
penguasa. Rasulullah telah memberikan peringatan kepada ummatnya sebagaimana
hadits ini, ”Jangan kamu duduk disisi
setiap alim [orang pintar] kecuali orang
alim yang mengajak kamu dari yang lima kepada yang lima; dari keraguan kepada
yakin, dari riya’ kepada ikhlas, dari tamak kepada sederhana, dari sombong
kepada tawadhu dan dari permusuhan kepada kejujuran”.
Tegasnya dari hadits tersebut jangan diikuti ulama
yang mengajak kepad keraguan, kepada riya’, kepada tamak, kepada sombong dan
kepada permusuhan, karena hal itu bertentangan dengan ruh islam. Dikala ummat
islam tidak lagi menjalan islam dengan baik berarti mereka tidak siap pada
posisi mulia dan derajat yang tinggi, maka perjalanan selanjutnya ummat ini
akan direndahkan sesuai dengan kualitas ummat itu sendiri.
Pada hadits yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi
dikatakan, ”Dari Ali bin Abi Thalib, telah bersabda Rasulullah Saw,
”Hampir saja datang kepada manusia, suatu masa yang pada waktu itu; islam hanya
tinggal namanya saja, Al Qur’an hanya tinggal tulisannya saja, masjid-masjid
ramai dan megah, tetapi sunyi dari petunjuk Allah dan Rasul-Nya, ulama-ulama
mereka adalah sejahat-jahat manusia yang ada dibawah kolong langit ini,dari
mulut mereka keluar fitnah-fitnah, dan fitnah-finah tersebut akan kembali
kepada mereka juga” [HR. Al Baihaqi].
Ulama ini gambaran ulama
yang jahat, karena ajaran-ajaran mereka
sudah jauh dari tuntutan Al Qur’an dan Sunnah. Dan ada juga ajaran mereka yang
bisa membawa kepada kesesatan, hukum halal dan haram bagi mereka bisa
ditetapkan menurut situasi dan kondisi, atau berdasarkan pesanan dan
permintaan. Jadi hukum bisa berubah-ubah di tangan mereka, menurut kehendak
hawa nafsunya atau menurut pesan sponsor.
Allah
akanmerendahkanummatislamkalaumerekasudahmeninggalkankehidupansecaraislam,
bahkanmerekaakanmenjadimangsabangsalain, sebagaimana yang
digambarkanolehRasulullah.
Rasulullahmeramalkannantibahwaummatislamakandiporakporandakanolehummat
lain ibaratmakanan yang terhidang di mejamakan, atauibaratbuih di ataslaut. Ketikaitusahabatbertanya,
apakahsaatitujumlahummatislamsedikityaRasulullah, Nabimenjawab,
Bahkanketikaitujumlahmayoritas, tapikamusudahterserangpenyakitwahn, apawahnituyaRasulullah,
nabimenjawab, yaitupenyakit,Hubbuddunyawakarahiyatulmaut"Terlalucintakepadaduniadanterlalutakutdengankematian".Sehinggakelakummatislaminiberadadalamintervensibangsa
lain yang akanmembinasakannya.
Allah akan merendahkan ummat ini dikala mereka
tidak lagi memakai hukum Allah dan meninggalkan shalat sudah menjadi
pemandangan sehari-hari padahal Sejak diturunkannya ajaran Islam melalui
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dengan segala aturan yang komplit mencakup
seluruh asfek kehidupan, shalat merupakan perintah pertama yang diwajibkan
Allah untuk melaksanakannya dalam sehari semalam hanya lima waktu, yang sunnah
bisa ditambah dengan shalat sunnah rawatib, tahajud, dhuha dan lainnya.
Kelak suatu masa seluruh ajaran islam itu akan hilang dari
kehidupan manusia karena kekafiran dan kefasikan ummat ini, ketika itu hidup
penuh dengan gelimang dosa dan maksiat,
yang terakhir hilang dari kehidupan manusai itu adalah shalat, masih ada
orang mau menegakkan shalat sementara ajaran islam yang lain sudah lenyap,
sebagaimana sabda Rasulullah; "Sungguh, ikatan agama islam itu akan
terurai satu demi satu, maka setiap terurai satu, orangpun bergantung pada
buhul berikutnya, buhul yang pertama lepas adalah menegakkan hukum, sedangkan
yang terakhir adalah shalat"[Ibnu Hibban].
"Merekaituadalah orang-orang
yang Telahdiberinikmatoleh Allah, yaituparanabidariketurunan Adam, dandari
orang-orang yang kami angkatbersamaNuh, dandariketurunan Ibrahim danIsrail,
dandari orang-orang yang Telah kami beripetunjukdanTelah kami pilih.
apabiladibacakanayat-ayat Allah yang MahaPemurahkepadamereka, Makamerekamenyungkurdenganbersujuddanmenangis.Makadatanglahsesudahmereka,
pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakanshalatdanmemperturutkanhawanafsunya,Makamerekakelakakanmenemuikesesatan,
Kecuali orang yang bertaubat, berimandanberamalsaleh,
Makamerekaituakanmasuksyurgadantidakdianiaya (dirugikan) sedikitpun" [Maryam 19;58-60]
SuatuketikaNabi Muhammad SAW
berdialoqdenganparasahabatnya di Masjid Madinah, Rasulullahbersabda;
"Bagaimanakamujadinyananti,
apabilagolonganwanitamutelahdurhaka, pemuda-pemudatelahberbuatfasikdankamutidakmaulagiberjihad",
sahabatbertanya,"Apakah yang
demikianakanterjadiyaRasulullah?".Rasulullahmenjawab,"Demi Allah yang
dirikudalamgenggamannya, bahkan yang
lebihdariituakanterjadi",sahabatbertanya,"Apakah yang lebihdariituyaRasulullah?"
Rasulullahmenjawab,"Bagaimanajadinyakamu, kalaukamutidaklagimengajakkepada
yang
ma'rufdantidaklagimelarangperbuatanmungkar?".Sahabatbertanya,"Apakah
yang demikianakanterjadiyaRasulullah?"Nabimenjawab," Demi Allah yang
dirikudalamgenggamannya, bahkan yang lebihdariituakanterjadi",sahabatbertanya,"Apakah
yang lebihdariituyaRasulullah?"Rasulullahmenjawab,"Bagaimanakahkamu,
kalau yang ma'rufsudahkamulihatsebagaikemungkarandansebaliknya yang
mungkartelahterlihatolehkamusebagaisesuatu yang ma'ruf?"Sahabatbertanya,"Apakah
yang demikianakanterjadiyaRasulullah?"Nabimenjawab," Demi Allah yang
dirikudalamgenggamannya, bahkan yang lebihdariituakanterjadi",
sahabatbertanya,"Apakah yang
lebihdariituyaRasulullah?"Rasulullahmenjawab,"Bagaimanakahjadinyakamu,
apabilakamutelahmemerintah orang untukberbuatmungkardansebaliknyakamularang
orang berbuatma'ruf?"Sahabatbertanya,"Apakah yang
demikianakanterjadiyaRasulullah?"Nabimenjawab," Demi Allah yang
dirikudalamgenggamannya, bahkan yang lebihdariituakanterjadi", sahabatbertanya,"Apakah
yang lebihdariituyaRasulullah?"Rasulullahmenjawab,"Kelak Allah
akanberfirman,"Demi diri-Ku, Akubersumpah,
sungguh-sungguhakanAkutimpakankepadamerekabermacamfitnahberupaberbagaibencana,
sehingga orang yang paling lembuthatinyaakanresahgelisah, menjaditerbengong-bengong".
Ummatiniakanberadapadaposisirendahbahkanakandirendahkanoleh
Allah bila; Wanitatelahdurhaka, Pemuda-pemuda
telah berbuat fasik, Tidak mau lagi
berjihad, MeninggalkanDa'wah, Persepsi yang salah
terhadap kebenaran, Apabilatelahmemerintah orang untukberbuatmungkardansebaliknyamelarang
orang berbuatma'ruf?Kalausudahbeginibagaimanakeadaanummatislamkelak?
Ya Al Khafidh, Allah Yang Merendahkan,
Engkauberkuasamenentukandanmemutuskankepadaseseorangatausuatukaumuntukditinggikanderajatnyaataudirendahkan,
halitukarenakedurhakaan yang merekalakukan, ampunilah kami ya Allah
andaikatakarenahambaummatinipadaposisi yang rendah.Jadikanlahhamba orang-orang
yang termasuk yang Engkautinggikankarenaiman, amalshalehdankualitasketaqwaan
yang hambamiliki, tanpabantuan-Mu nilaiderajat yang tinggiitutidakmungkinbisa
kami raih.
Allah, Ya Al Khafidh, janganlahEngkaurendahkanposisiummatinisetelahEngkautinggikanpadamasaRasuldanparasahabat,
berilah kami kemampuandarisemua level ummatiniuntukbersama-samamemperjuangkan
agama-Mu sehinggaderajat yang tinggitetapberadapada kami, rendahkanlah
orang-orang yang berupayamerendahkan agama-Mu, Wallahu a’lam [CubadakSolok,
15 JumadilAwal 1432.H/ 19 April 2011.M, Jam 07;18].
Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN
RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag
RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar