Minggu, 21 Juni 2015

4. Al Muqaddimin, Pencipta Pertama





AL MUQADDIMIN
[Pencipta Pertama]
                    
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS

                Allah adalah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu di alam jagad raya ini, bukan itu saja Dialah yang Pencipta Pertama dan tidak ada lagi yang berhak untuk menciptakan segala sesuatu yang setara dengan-Nya, karena memang Dialah sebagai Khaliq yaitu yang menciptakan segala sesuatu sedangkan yang lain disebut dengan makhluk yaitu yang diciptakan, walaupun demikian orang-orang kafir dimana dan kapan saja pasti meragukan Pencipta Yang Pertama ini;
"Maka apakah kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru” [Qaaf 50;15]

Penciptaan Allah bukan hanya dunia dengan segala isinya saja tapi seluruh jagad raya baik yang sudah dapat diketahui oleh manusia ataupun dunia lain yang masih ghaib dari pengetahuan manusia, bahkan para ahli dibidangnya berupaya untuk mencari dunia lain selain dunia yang sedang kita tempati ini, walaupun sudah ditemukan tapi rasanya suatu hal mustahil untuk bisa ditempati oleh manusia, temuan itu dinamakan dengan bumi baru;
Upaya para ahli untuk menemukan alternatif tempat tinggal baru, seandainya bumi kita sudah terlalu full atau ada kejadian besar yang membuat umat manusia harus eksodus misalnya, masih belum berhenti.
Yang terbaru, sejumlah ahli astronomi dari berbagai institusi mengklaim menemukan planet yang paling layak untuk ditinggali insan manusia. Gliese 581g, nama planet itu, berjarak 195 triliun kilometer dari bumi. "Kalau dilihat kilometernya, jarak itu memang jauh. Tapi, ditilik dari luasnya jagat raya tersebut, jarak itu begitu dekat. Planet itu ada di depan muka kita, persis di sebelah pintu rumah kita," ujar Steven Vogt, salah seorang penemu dari University of California at Santa Cruz (UCSC).
Kalau manusia bisa membangun kendaraan dengan kecepatan cahaya, planet tersebut bisa ditempuh dalam waktu 200 tahun. Artinya, kalau besok berangkat, yang sampai di sana bisa jadi keturunan keempat kita atau anak cicit kita.  "Ini adalah planet Goldilocks pertama yang pernah ditemukan," ungkap Jim Kasting, ahli dari Penn State University, kepada AP, Kamis (30/9/2010) lalu.
Goldilocks adalah zona antara planet dan bintang pusat tata surya yang tidak begitu dekat tapi juga tidak begitu jauh. Seperti matahari dengan bumi, misalnya. Planet pada zona Goldilocks tidak begitu panas dan tidak membeku. Seperti bumi. Hangat. Nah, planet Gliese 581g yang mengitari bintang Gliese 581 juga seperti itu. Jarak planet dengan bintangnya pas. "Cuaca terdingin memang di bawah nol. Tapi, dengan sinar bintang, itu bisa diatasi dengan baju berkerah biasa," timpal Vogt
.           Dengan kondisi tersebut, sangat mungkin planet itu mengandung air. Berarti, juga mengandung atmosfer yang bisa mendukung kehidupan. "Kemungkinan untuk hidup di planet itu 100 persen," ujar Vogt tentang temuan yang dipublikasikan pada National Science Foundation pada Rabu (29/9) tersebut (AP/c5/dos)[www.padangtoday.com]
            Sejauh apapun temuan manusia tentang bumi baru, semuanya merupakan ciptaan Allah yang ada di jagat raya yang Maha Luas ini, bumi serta  langit dan apa yang ada diantara keduanya yaitu alam raya ini diciptakan Allah  hanya dalam enam masa saja, tentu ilmu Allahlah yang mengetahui segala prosesnya, difirmankan dalam surat As Sajadah;
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” [As Sajadah 32;4]

                Dengan kekuasaan Allah itulah seharusnya manusia menyadari dengan keimanannya untuk mengakui eksistensi Allah yang telah menciptakan bukan hanya dirinya saja, tapi semuanya merupakan buah karya Maha Agung. Sehingga sekiranya manusia enggan untuk beriman kepada Allah maka selayaknya keluar dari bumi ini dan cari bumi lain yang tidak ada campur tangan Allah dalam menciptakannya. Dan pasti tidak akan menemukan bumi lain yang dibuat oleh manusia, karena semuanya dibawah kekuasaan dan penciptaan Allah.

Berfikir sejenak atas peristiwa alam yang terjadi sehari-hari akan membangkitkan kesadaran yang tinggi, bagaimana langi dan bumi diciptakan serta rintik hujan sampai ke tanah yang dapat menyuburkan tanaman
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sesungguhnya adalah tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir” [Al Baqarah 2;164].

Allah memerintahkan kepada manusia agar mereka menggunakan fikiran dan mengerti peristiwa yang terjadi untuk diambil maknanya. Di angkasa raya dengan kebesaran penciptanya berjuta-juta bintang bertaburan memberi warna indahnya langit, pergantian musim dan cuaca, gumpalan awan yang membawa hujan, sungai yang mengaliri air
”Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan bintang-bintang” [Ash Shaffat 37;6].

Jangankan kita menyaksikan alam raya ini keluar dari orbit bumi, sedangkan di bumi saja dikala malam langit cerah, bintang-bintang bertebaran dihiasi bulan dengan cahayanya memantul ke bumi, hati orang mukmin jadi tunduk, merendah menerima kebesaran Ilahi. Ketika hujan lebat di tengah malam yang pekat disertai badai yang kuat, dingin pula, gelegar kilat yang menyambar tak terlintaskan di dalam hati manusia sedikit saja rasa takut, mohon perlindungan kepada-Nya ?
”Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung, dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilinar lalu mengenai  siapa saja yang dikehendaki-Nya” [Ar Ra’ad 13; 12-13].

Kebesaran Allah tak ditemui tandingannya dan hal ini diakui dengan kerendahan hati oleh orang-orang yang beriman yang mau mengetuk hatinya untuk membacakan segala peristiwa dari alam ini, sejak dari biji yang  tak berdaya, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia yang dihidupkan serta dimatikan dengan kekuasaan-Nya;
, ”Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir-butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup” [Al An’am 6;95]

        Dr. Maurice Bucaille dalam bukunya BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Mengungkapkan tentang penciptaan yang dilakukan Allah SWT yang diawali dari asal muasal kehidupan. Soal  ini  selalu  menjadi  perhatian  manusia,  baik  untuk dirinya   sendiri   maupun   untuk   makhluk-makhluk   hidup  sekelilingnya. Kasus manusia yang  munculnya  di  atas  bumi serta    caranya   mempunyai   keturunan   merupakan   bahan perkembangan yang sangat  penting,  
 
Dalam  membicarakan  asal mula kehidupan secara umum, Qur-an mengambil sikap yang sangat ringkas dan menyebutkannya dalam ayat yang mengenai proses pembentukan kosmos yang sudah kita sajikan dan kita jelaskan. Surat 21 ayat 30: 
                                  Artinya: "Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui   bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan   antara keduanya, dan daripada air Kami jadikan  segala sesuatu yang hidup."[Al Anbiya’ 21;30]
 
Soal asal kehidupan tidak  menimbulkan  keragu-raguan.  Ayat tersebut   dapat   berarti   bahwa  tiap-tiap  benda  hidup, diciptakan dari air sebagai bahan baku, atau tiap-tiap benda hidup  berasal  dari air. Kedua arti tersebut di atas adalah sesuai dengan Sains modern yang mengatakan  bahwa  kehidupan itu  berasal  dari  air,  atau  air itu adalah bahan pertama untuk membentuk sel hidup. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Jika  seseorang  berbicara  tentang  adanya  kehidupan dalam suatu planet, lebih dahulu ia  bertanya  apakah  planet  itu mengandung   air   cukup.  Hasil-hasil  penyelidikan  modern memungkinkan kita  berfikir  bahwa  benda-benda  hidup  yang paling  kuno  adalah  termasuk  dalam  alam tumbuh-tumbuhan. Telah  diketemukan   lumut-lumut   yang   berasal   daripada tanah-tanah  yang tertua yang diketahui manusia. Unsur-unsur alam binatang muncul kemudian;  binatang  juga  datang  dari lautan.
 
Yang  kita  terjemahkan dengan "air" adalah kata bahasa Arab Maa', yang berarti air  hujan,  air  laut  atau  benda  yang encer.  Dalam  arti  pertama (air hujan) air merupakan unsur yang sangat perlu untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan. Surat 20 ayat 53: 
               Artinya: "Dan menurunkan dari langit air hujan, maka Kami   tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dan  tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam." [Thaha 20;53]
          
Ayat  tersebut  merupakan  ayat  yang  untuk  pertama   kali menyebutkan    adanya:    pasangan-pasangan    dalam    alam tumbuh-tumbuhan….
 
Dalam  arti  kedua,  yakni  Maa'  sebagai  barang cair tanpa perincian, kata tersebut dipakai  secara  tidak  diterangkan lebih lanjut untuk menunjukkan dasar adanya semua binatang. Surat 24 ayat 45: "Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air."
 
               Dengan begitu maka baik mengenai asal kehidupan pada umunya atau unsur yang  menyebabkan  munculnya  tumbuh-tumbuhan  di atas  bumi  atau asal bibit binatang, semua ayat-ayat Qur-an yang mengenai asal  kehidupan  adalah  sesuai  dengan  Sains modern.  Tak ada suatupun yang mendapat tempat dalam Qur-an, diantara mitos-mitos yang banyak tersiar pada  waktu  Qur-an diwahyukan.
 
               Ya Allah ya Muqaddimin, Engkaulah yang Pencipta Pertama dari semua ciptaan di dunia ini, tak satupun makhluk yang mampu meniru hasil ciptaan-Mu yang Maha Sempurna. Ya Muqaddimin, tanamkanlah di hati hamba-Mu ini untuk menyadari bahwa kekuasaan yang dimiliki manusia adalah kekuasaan yang Engkau titipkan untuk mengakui ke-Maha Perkasaan Kekuasaan-Mu, wallahu a’lam [Cubadak Solok, 10 Rabiul akhir 1432.H/ 15 Maret 2011. Jam 21;05].
 
 
Referensi;
1.Dr. Maurice Bucaille BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979
2.www.padangtoday.com
3. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
4. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar