AL MUQADDIMIN
[Pencipta
Pertama]
Oleh Drs. St. MUKHLIS DENROS
Allah
adalah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu di alam jagad raya ini, bukan itu
saja Dialah yang Pencipta Pertama dan tidak ada lagi yang berhak untuk
menciptakan segala sesuatu yang setara dengan-Nya, karena memang Dialah sebagai
Khaliq yaitu yang menciptakan segala sesuatu sedangkan yang lain disebut dengan
makhluk yaitu yang diciptakan, walaupun demikian orang-orang kafir dimana dan
kapan saja pasti meragukan Pencipta Yang Pertama ini;
"Maka apakah kami
letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu
tentang penciptaan yang baru”
[Qaaf 50;15]
Penciptaan
Allah bukan hanya dunia dengan segala isinya saja tapi seluruh jagad raya baik
yang sudah dapat diketahui oleh manusia ataupun dunia lain yang masih ghaib
dari pengetahuan manusia, bahkan para ahli dibidangnya berupaya untuk mencari
dunia lain selain dunia yang sedang kita tempati ini, walaupun sudah ditemukan
tapi rasanya suatu hal mustahil untuk bisa ditempati oleh manusia, temuan itu
dinamakan dengan bumi baru;
Upaya
para ahli untuk menemukan alternatif tempat tinggal baru, seandainya bumi kita
sudah terlalu full atau ada kejadian besar yang membuat umat manusia harus
eksodus misalnya, masih belum berhenti.
Yang
terbaru, sejumlah ahli astronomi dari berbagai institusi mengklaim menemukan
planet yang paling layak untuk ditinggali insan manusia. Gliese 581g, nama
planet itu, berjarak 195 triliun kilometer dari bumi. "Kalau dilihat
kilometernya, jarak itu memang jauh. Tapi, ditilik dari luasnya jagat raya
tersebut, jarak itu begitu dekat. Planet itu ada di depan muka kita, persis di
sebelah pintu rumah kita," ujar Steven Vogt, salah seorang penemu dari
University of California at Santa Cruz (UCSC).
Kalau
manusia bisa membangun kendaraan dengan kecepatan cahaya, planet tersebut bisa
ditempuh dalam waktu 200 tahun. Artinya, kalau besok berangkat, yang sampai di sana bisa jadi keturunan
keempat kita atau anak cicit kita.
"Ini adalah planet Goldilocks pertama yang pernah ditemukan,"
ungkap Jim Kasting, ahli dari Penn State University, kepada AP, Kamis
(30/9/2010) lalu.
Goldilocks
adalah zona antara planet dan bintang pusat tata surya yang tidak begitu dekat
tapi juga tidak begitu jauh. Seperti matahari dengan bumi, misalnya. Planet
pada zona Goldilocks tidak begitu panas dan tidak membeku. Seperti bumi.
Hangat. Nah, planet Gliese 581g yang mengitari bintang Gliese 581 juga seperti
itu. Jarak planet dengan bintangnya pas. "Cuaca terdingin memang di bawah
nol. Tapi, dengan sinar bintang, itu bisa diatasi dengan baju berkerah
biasa," timpal Vogt
. Dengan kondisi tersebut, sangat
mungkin planet itu mengandung air. Berarti, juga mengandung atmosfer yang bisa
mendukung kehidupan. "Kemungkinan untuk hidup di planet itu 100
persen," ujar Vogt tentang temuan yang dipublikasikan pada National
Science Foundation pada Rabu (29/9) tersebut (AP/c5/dos)[www.padangtoday.com]
Sejauh apapun temuan manusia tentang
bumi baru, semuanya merupakan ciptaan Allah yang ada di jagat raya yang Maha
Luas ini, bumi serta langit dan apa yang
ada diantara keduanya yaitu alam raya ini diciptakan Allah hanya dalam enam masa saja, tentu ilmu Allahlah
yang mengetahui segala prosesnya, difirmankan dalam surat As Sajadah;
“Allah
lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam
enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain
dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at.
Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
[As Sajadah 32;4]
Dengan kekuasaan Allah itulah
seharusnya manusia menyadari dengan keimanannya untuk mengakui eksistensi Allah
yang telah menciptakan bukan hanya dirinya saja, tapi semuanya merupakan buah
karya Maha Agung. Sehingga sekiranya manusia enggan untuk beriman kepada Allah
maka selayaknya keluar dari bumi ini dan cari bumi lain yang tidak ada campur
tangan Allah dalam menciptakannya. Dan pasti tidak akan menemukan bumi lain
yang dibuat oleh manusia, karena semuanya dibawah kekuasaan dan penciptaan
Allah.
Berfikir sejenak atas peristiwa
alam yang terjadi sehari-hari akan membangkitkan kesadaran yang tinggi,
bagaimana langi dan bumi diciptakan serta rintik hujan sampai ke tanah yang
dapat menyuburkan tanaman
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan
malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sesungguhnya
adalah tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir” [Al Baqarah 2;164].
Allah memerintahkan kepada manusia agar
mereka menggunakan fikiran dan mengerti peristiwa yang terjadi untuk diambil
maknanya. Di angkasa raya dengan kebesaran penciptanya berjuta-juta bintang
bertaburan memberi warna indahnya langit, pergantian musim dan cuaca, gumpalan
awan yang membawa hujan, sungai yang mengaliri air
”Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan
bintang-bintang”
[Ash Shaffat 37;6].
Jangankan kita menyaksikan alam raya ini
keluar dari orbit bumi, sedangkan di bumi saja dikala malam langit cerah,
bintang-bintang bertebaran dihiasi bulan dengan cahayanya memantul ke bumi,
hati orang mukmin jadi tunduk, merendah menerima kebesaran Ilahi. Ketika hujan
lebat di tengah malam yang pekat disertai badai yang kuat, dingin pula, gelegar
kilat yang menyambar tak terlintaskan di dalam hati manusia sedikit saja rasa
takut, mohon perlindungan kepada-Nya ?
”Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan
ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung, dan guruh itu bertasbih
dengan memuji Allah, demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya, dan
Allah melepaskan halilinar lalu mengenai
siapa saja yang dikehendaki-Nya” [Ar Ra’ad 13; 12-13].
Kebesaran Allah tak ditemui tandingannya
dan hal ini diakui dengan kerendahan hati oleh orang-orang yang beriman yang
mau mengetuk hatinya untuk membacakan segala peristiwa dari alam ini, sejak
dari biji yang tak berdaya,
tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia yang dihidupkan serta dimatikan dengan
kekuasaan-Nya;
, ”Sesungguhnya
Allah menumbuhkan butir-butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup” [Al An’am 6;95]
Dr. Maurice Bucaille dalam bukunya BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Mengungkapkan tentang penciptaan yang dilakukan Allah SWT yang diawali dari asal muasal kehidupan. Soal ini selalu menjadi perhatian manusia, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk makhluk-makhluk hidup sekelilingnya. Kasus manusia yang munculnya di atas bumi serta caranya mempunyai keturunan merupakan bahan perkembangan yang sangat penting,
Dalam membicarakan asal mula kehidupan secara umum, Qur-an mengambil sikap yang sangat ringkas dan menyebutkannya dalam ayat yang mengenai proses pembentukan kosmos yang sudah kita sajikan dan kita jelaskan. Surat 21 ayat 30:
Artinya: "Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup."[Al Anbiya’ 21;30]
Soal asal kehidupan tidak menimbulkan keragu-raguan. Ayat tersebut dapat berarti bahwa tiap-tiap benda hidup, diciptakan dari air sebagai bahan baku, atau tiap-tiap benda hidup berasal dari air. Kedua arti tersebut di atas adalah sesuai dengan Sains modern yang mengatakan bahwa kehidupan itu berasal dari air, atau air itu adalah bahan pertama untuk membentuk sel hidup. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Jika seseorang berbicara tentang adanya kehidupan dalam suatu planet, lebih dahulu ia bertanya apakah planet itu mengandung air cukup. Hasil-hasil penyelidikan modern memungkinkan kita berfikir bahwa benda-benda hidup yang paling kuno adalah termasuk dalam alam tumbuh-tumbuhan. Telah diketemukan lumut-lumut yang berasal daripada tanah-tanah yang tertua yang diketahui manusia. Unsur-unsur alam binatang muncul kemudian; binatang juga datang dari lautan.
Yang kita terjemahkan dengan "air" adalah kata bahasa Arab Maa', yang berarti air hujan, air laut atau benda yang encer. Dalam arti pertama (air hujan) air merupakan unsur yang sangat perlu untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan. Surat 20 ayat 53:
Artinya: "Dan menurunkan dari langit air hujan, maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dan tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam." [Thaha 20;53]
Ayat tersebut merupakan ayat yang untuk pertama kali menyebutkan adanya: pasangan-pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan….
Dalam arti kedua, yakni Maa' sebagai barang cair tanpa perincian, kata tersebut dipakai secara tidak diterangkan lebih lanjut untuk menunjukkan dasar adanya semua binatang. Surat 24 ayat 45: "Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air."
Dengan begitu maka baik mengenai asal kehidupan pada umunya atau unsur yang menyebabkan munculnya tumbuh-tumbuhan di atas bumi atau asal bibit binatang, semua ayat-ayat Qur-an yang mengenai asal kehidupan adalah sesuai dengan Sains modern. Tak ada suatupun yang mendapat tempat dalam Qur-an, diantara mitos-mitos yang banyak tersiar pada waktu Qur-an diwahyukan.
Ya Allah ya Muqaddimin, Engkaulah yang Pencipta Pertama dari semua ciptaan di dunia ini, tak satupun makhluk yang mampu meniru hasil ciptaan-Mu yang Maha Sempurna. Ya Muqaddimin, tanamkanlah di hati hamba-Mu ini untuk menyadari bahwa kekuasaan yang dimiliki manusia adalah kekuasaan yang Engkau titipkan untuk mengakui ke-Maha Perkasaan Kekuasaan-Mu, wallahu a’lam [Cubadak Solok, 10 Rabiul akhir 1432.H/ 15 Maret 2011. Jam 21;05].
Referensi;
1.Dr. Maurice Bucaille BIBEL, QUR-AN, dan
Sains Modern Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr.
H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979
2.www.padangtoday.com
3. Al Qur'an dan
terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
4. Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar