AR RAZZAQ
[Pemberi Rezeki]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Kehadiran
manusia di dunia ini dibawah lindungan dan pengawasan Allah, hidup dan matinya
dalam genggaman-Nya, sakit dan sehatnya di bawah kekuasaan Allah, demikian pula
tentang rezeki, jangankan manusia sedangkan ulat di sela-sela batu saja masih
diberi rezeki yang layak untuknya. Keimanan kepada kalimat tauhid yang berbunyi,”Laa Ilaaha Illallah” mengandung salah
satu makna yaitu “Laa Raaziqu Illallah”
artinya tidak ada Pemberi rezeki kecuali Allah. Keimanan ini harus terhunjam
dalam diri seorang mukmin, bila tidak maka syirik menyertainya yang dapat
mencemarkan tauhid;
“Dan
akutidakmenciptakanjindanmanusiamelainkansupayamerekamengabdikepada-Ku.Akutidakmenghendakirezkisedikitpundarimerekadanakutidakmenghendakisupayamerekamemberi-Ku
makan. Sesungguhnya Allah DialahMahapemberirezki yang
mempunyaikekuatanlagisangatkokoh.” [Adz Dzariyat 51;56-58]
Misisemuanabidanrasul
yang diutuskemukabumi, mulaidari Adam hinggaRasulullah Muhammad SAW
tidakpernahberubah.Meskipunsyari?ah yang
diajarkannyaselalubergantidarisatunabikenabilainnya, tapimisi yang
diembanolehsemuanabidanrasulitutetapsamayaitumengajarkan, menyebarkan,
memperjuangkan, danmemurnikankalimattauhid, la ilahaillallah.
Kalimattauhiditumenjadiruh yang mewarnaidanmenafasisegalasisikehidupan yang kemudianmelahirkansistemhidup.Olehkarenanya, al-Quran sangatseriusdanintensmengokohkankalimattauhidini agar menghujamdanmengakarsecarakuatdalamjiwa orang-orang yang berimanmelaluiberbagaicara. Salah satunyaadalahdenganmenjelaskantanda-tandakebesaran Allah yang nampakdalamfenomenaalam.
“Dan TuhanmuadalahTuhan yang MahaEsa; tidakadaTuhanmelainkanDia
yang MahaPemurahlagiMahaPenyayang.Sesungguhnyadalampenciptaanlangitdanbumi,
silihbergantinyamalamdansiang, bahtera yang berlayar di lautmembawaapa yang
bergunabagimanusia, danapa yang Allah turunkandarilangitberupa air, laludengan
air ituDiahidupkanbumisesudahmati (kering)-nyadanDiasebarkan di
bumiitusegalajenishewan, danpengisaranangindanawan yang
dikendalikanantaralangitdanbumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaandankebesaran Allah) bagikaum yang memikirkan.’ [Al Baqarah 2;163-164].
Cara lain yang seringdigunakan al-Quran adalahdenganmengingatkanmanusiatentangberbagainikmat yang dikaruniakan Allah kepadamanusia.
"Allah-lah yang menciptakanlangitdanbumidanmenurunkan air hujandarilangit, kemudianDiamengeluarkandengan air hujanituberbagaibuah-buahanmenjadirizkibagimu, danDiatelahmenundukkanbahterabagimusupayabahteraituberlayar di lautandengankehendak-Nya, danDiatelahmenundukkan (pula) bagimumataharidanbulan yang terusmenerusberedar (dalamorbitnya), dantelahmenundukkanbagimumalamdansiang. Dan Diatelahmemberikankepadamu (keperluanmu) darisegala yang kamumohonkankepada-Nya.Dan jikakamumenghitungnikmat Allah, tidaklahdapatkamumenghitungnya.Sesungguhnyamanusiaitu, sangatdzalimdansangatmengingkari (nikmat Allah)." (QS. Ibrahim 14: 32-34)……
Dalamrangkamenghujamkankalimat la ilahaillallahkedalamjiwa, al-Quran jugamenggunakanpendekatanpersuasifdenganmengenalkannama-nama Allah yang baik (Al-Asma-ulHusna).[Kumpulan OpiniAbdurahman, Muhammad,MengokohkanKalimat La IlahaIllallah]
“Dialah Allah Yang tiadaTuhan (yang berhakdisembah) selainDia Yang Mengetahui yang ghaibdan yang nyata.Dialah Yang MahaPemurahlagiMahaPenyayang.Dialah Allah Yang tiadaTuhan (yang berhakdisembah) selainDia, Raja, Yang MahaSuci, Yang Maha Sejahtera, Yang MahaMengaruniaiKemanan, Yang MahaMemelihara, Yang Maha Perkasa, Yang MahaKuasa, Yang MemilikisegalaKeagungan, MahaSuci Allah dariapa yang merekapersekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentukrupa, Yang Mempunyainama-nama yang baik. Bertasbihkepada-Nyaapa yang ada di langitdanapa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagiMahaBijaksana.? (QS. Al-Hasyr 59: 22-24)
Allah Ar Razzaq, Pemberi Rezeki kepada makhluk-Nya
tanpa pandang siapapun juga. Namun rezeki tersebut tidaklah turun dari langit
dengan demikian saja tanpa usaha, usaha itu menunjang untuk dapatnya rezeki
dari Allah, firman-Nya dalam beberapa
ayat menerangkan;
“
Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,Dan membenarkan adanya pahala yang
terbaik (syurga),Maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,Serta mendustakan
pahala terbaik,Maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”[Al
Lail 92;4-10].
“
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”[Al
Qashash 28;77]
Setelah manusia menjadi dewasa, maka berusahalah
mereka mencari nafkah hidup dengan bermacam-macam usaha yang sesuai menurut
kemampuan mereka masing-masing. Diantaranya ada yang menjadi pedagang, buruh,
tani, guru, membuka perusahaan atau pabrik, berkuli dan sebagainya. Mereka
mencari rezeki yang halal, maka Allah akan memberkati hidup dan kehidupannya.
Diantara
mereka banyak yang dapat menghasilkan rezeki yang berlipat ganda,
berlebih dari kecukupan untuk hidupnya dengan keluarganya, maka orang itu
jangan lupa memberikan pertolongan kepada sesama manusia yang sangat
mengharapkan pertolongannya itu. Janganlah manusia jika telah merasa dirinya cukup lalu bersombong
diri, nanti Allah akan mudah mengambil kekayaannya itu kembali dari diri orang
itu dan tentulah nantinya akan menyesal.
Seorang mukmin yang telah bersyahadat meyakini
bahwa yang memberikan rezeki kepada makhluk-Nya adalah Allah Swt, hal ini
keyakinan yang mutlak diperlukan, sehingga dalam menghadapi kehidupan ini tidak
akan gamang dan tidak terlalu khawatir bila tidak makan.
Bila kita mengundang tamu untuk makan di rumah
sebanyak limapuluh orang, maka persediaan untuk itu tentu lebih dari tamu yang
akan hadir, apalagi Allah, sekiranya jumlah manusia di dunia ini dua milyar
berarti Dia telah menyediakan bahan makanann lebih dari itu.
Rezeki yang diberikan Allah kepada hamba-Nya juga
tidak lepas dari ikhtiyar artinya bekerja dengan optimal kemudian bertawakkal
kepada-Nya;
“Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”[Ath Thalaq 65;3].
Sedangkan kalau kita mengamati hadits Rasulullah
Saw. Maka kita akan menemukan keterkaitan antara tawakkal dan rezki ini,
sebagaimana sabda Rasulullah,”Seandainya
engkau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan
memberimu rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung”
Kalau kita lihat fase-fase datangnya rezeki, maka
kita akan dapat menemukan tiga fase penting yang dapat menghantarkan manusia
kepada sebuah kesuksesan.
Pertama, adalah tawakkal terhadap Allah swt,
setelah bertawakkal maka dia memasuki fase yang kedua, yaitu usaha. Dan setelah
usaha dilakukan dengan sebaik mungkin, maka
dia akan memasuki fase ketiga, yaitu menemukan keberhasilan dari apa
yang diusahakan. Dan keberhasilan ini identik dengan rezeki.
Kalau kita perhatikan definisi rezeki, maka
jelaslah bagi kita kesalahan yang tersebar, bahwa usaha itu adalah penyebab
datangnya rezeki, adalah asumsi yang salah sekali.
Karena kita masih banyak yang menyaksikan orang
yang dengan gigih berusaha untuk mendapatkan rezeki yang ia inginkan, namun
rezeki itu tidak kunjung datang. Dan kita juga masih banyak melihat orang yang
tidak berusaha untuk mendapatkan rezeki, namun rezeki itu datang kepadanya
dengan tanpa disangka-sangka.
Di balik usaha kita terdapat sebuah kekuatan yang
dapat mengatur perjalanan dan eksistensi rezeki itu sendiri. Dan kekuatan itu dapat diketahui
melalui perasaan, dan eksistensinya dapat diketahui dengan adanya tanda-tanda
yang ditimbulkannya;
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu
dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan
bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi)
seperti perkataan yang kamu ucapkan.”[Adz Dzariyat 51;22-23]
Konsekwensi
dari pernyataan, sumpah dan janji yang tertuang dalam syahadatain adalah
mengakui bahwa segala rezeki yang kita terima tersebut hakekatnya adalah dari
Allah, usaha dan do’a hanya sebatas dorongan untuk terealisasinya rezeki Allah
tersebut kepada hamba-Nya untuk dinikmati.
Hidup perlu kerja dan perjuangan yang dimotori
oleh do’a, tanpa ini akan menimbulkan kesombongan , do’a tanpa perjuangan
adalah suatu kebohongan. Kerja, doa dan
tawakkal.
Allah
dengansegalanamadansifat-Nya, mengandungmakna yang dalamsekali,
ArRazzaqmerupakansifat Allah yang menyatakanbahwaPemberiRezekiituhakmutlak-Nya,
denganrezekiitukitabisahidupdanmenghidupkan yang lain,
semuaitumerupakanpertolongandankasih saying Allah untukhamba-Nya;
“Dan ingatlah (hai Para
muhajirin) ketikakamumasihberjumlahsedikit, lagitertindas di mukabumi (Mekah),
kamutakut orang-orang (Mekah) akanmenculikkamu, Maka Allah
memberikamutempatmenetap (Madinah)
dandijadikan-Nyakamukuatdenganpertolongan-Nyadandiberi-Nyakamurezekidari yang
baik-baik agar kamubersyukur.”( QS al Anfaal 8; 26)
Subhanallah, betapaluasnyaanugerah Allah
yang diturunkanuntukmanusia.Diamenjadikanrezekidari yang baik-baik, agar
manusia yang
berimanmampubersyukur.Tapibetapasempitnyakitamemahamidanmemberiartipada kata
rezeki.
Hanyahartadantahta, yang
dianggaprezekidari yang Mahakuasa.Kadang-kadang, ditambahkandengankesehatandanwaktuluang,
tanpabenar-benarmemberiarti yang dalampadakeduanya.Kesehatankurangdisyukuri,
waktuluangnyarisdilupakan.Betapakurangbersyukurnya.
Meskidemikian, Allah
takpernahmembedakansiapa yang akanmenerimarezekidari-Nya. Jika Allah Azzawajallamenghendakisesuatuterjadi,
makaDiaakanmenciptakansebab-sebabkejadiannya.
Jikasebuahrezekiingindiberikan-Nyapadaseoranghamba, makataksatu pun kekuatan
yang bisamenghalanginya.Taksatu, takjugaseribu.Takberatus,
takberlaksa.Takadakekuatan yang mampumenghalangitakdir-Nya.
Saturezekiakandisusulrezekilainnya.
Jikamanusiacukuptahudiridanmensyukurisemua yang iaterima. Tapibetapasedikit
yang mampumengangkattangandanmenundukkankepala,
berkatapenuhrendahdiridanmengaku, ”Allahumaya Allah, segalabermulaatas-Mu
dansegalaberakhirkarena-Mu.”
Seringmanusiamengira, semua yang
didapatadalahhasilkerjakerasdanusahanya.Seringmanusiamenyangka, semua yang
terjadikeluardarijerihpayahnya.Padahal, sungguhtakadadayapadadirimanusia yang
lemahini, Makhluk yang ketikakantukdatang, takmampumeskihanyamengangkatkepala.
WahaiMahapemberiRezeki,
inilah kami, berdiridenganlututgemetarmemohonampundantakjubpadaanugerah yang
Engkauberikan. Mendzikirkannama-Mu berkali-kali, ”YaRazzaq.
YaRazzaq.YaRazzaq.”Berikanlahkepada kami segala yang baik, dariilmu-Mu,
darikarunia-Mu, daritakdir-Mu, dandarisegalakeputusanbaik-Mu.[Cyber Sabili, Rabu,
22 September 2010 02:29 HerrynurdiAsma al HusnaarRazzaq]
YaArRazzaq,
Pemberirezeki, Engkautelah, sedangdanakanselalumemberikanrezekikepadahamba-Mu
daritempat yang tidakdisangka-sangka, jadikanlahhambaini orang-orang yang
bersyukurdenganrezekiitu,
hindarilahhambainidarisifatdansikapborosdalammembelanjakanhartaitu yang
bukanpadatempat-Nya. Kalaulahbukankarenarezekidari-Mu, sungguh kami
tidakakanmampubertahanhidup di duniaini.
YaIlahi, rezeki-Mu
telahmenghidupkanjasadhamba,
sehatdankuatuntukmelakukanaktivitasdalamkesibukansehari-hari, rezeki yang
Engkauberikantelahmelepaskanhambadarikefakiran,
tidakmengemisdantidakmeminta-mintajugatidakmengharapkanbelaskasihan orang lain.
Rezeki yang Engkauberikantelahmengantarkanhambauntukmenikmatikehidupan yang
lebihbaik, semogadenganrezekiiniya Allah, hamba,
anakdanisterisertakerabathambaselalubersyukurkepada-Mu
sehinggakelaksesuaidenganjanji-Mu akanditambahrezekidalambentuk lain yang
lebihbanyak, [CubadakSolok, 01
JumadilAwal1432.H/ 05 April 2011.M Jam;
12;05]
Referensi;
1.CyberSabili, Rabu, 22 September
2010 02:29 HerrynurdiAsma al HusnaarRazzaq
2.Kumpulan OpiniAbdurahman, Muhammad,MengokohkanKalimat
La IlahaIllallah
3. Al Qur’an danterjemahannya,
Depag RI 1994/1995
4. KumpulanCeramahPraktis,
MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar