Senin, 15 Juni 2015

43. Al Maani', Maha Pencegah







AL MAANI’
[ Maha Pencegah]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS

                Apapun yang ditentukan oleh Allah dalam kehidupan ini pasti terjadi, Dia berkehendak menurut kemauan-Nya, demikian pula halnya apapun yang tidak diingini-Nya pasti tidak terlaksana, Dia mampu mencegah segala sesuatu dengan ketentuan dan kekuasaan-Nya. Allah punya sifat Al Maani’ arti secara harfiah adalah menghalangi atau mencegah sebagaimana makna dalam ayat dibawah ini;
”Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.”[At Taubah 9;54]

                Pada satu saat Allah akan mengabulkan do’a seseorang sesuai dengan kemauan-Nya, Diapun berhak untuk mencegah terkabulnya do’a itu, artinya bagaimanapun juga terkabul dan tidaknya doa seseorang tergantung kehendak Allah. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 2;186;
            ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a kepada-Ku…”

            Do’a menurut bahasa adalah minta pertolongan, memanggil, memuji, memohon, sedangkan dari segi istilah yaitu permohonan hamba kepada Allah sebagai Khaliq [Pencipta]. Do’a selain berbentuk permohonan kepada Allah juga akan berujud ibadah sebagaimana Rasulullah bersabda, “Do’a adalah sumber ibadah”. Selain do’a itu perintah dari Rasul dia juga perintah Allah, bukankah Allah telah menyebutkan bahwa orang yang tidak mau berdo’a termasuk orang yang sombong, orang yang sombong terhalang baginya untuk masuk syurga;
“Berdo’alah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan do’amu, orang yang menyombongkan diri hingga tak hendak beribadah kepada-Ku sungguh mereka itu akan masuk neraka dalam keadaan hina dina” [Al Mukmin 40; 60]

            Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin.Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).
Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :
Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya.Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya.Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.
Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga.Maka, mana bukti keinginanmu itu?
Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.
Nah, bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut.Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.[Mengapa Do'a Tidak Diijabah.Manajemen Qalbu K.H. Abdullah Gymnastiar].

Allah menjanjikan kepada hamba-Nya yang berdo’a akan dikabulkan, tetapi bila syarat tidak dipenuhi maka Allahpun berhak untuk mencegah terkabulnya permohonan makhluk itu, sedangkan segala syarat yang sudah dipenuhi saja, bila Allah tidak berkenan maka tetap tidak akan terkabul do’a itu.

Ketika dakwah islam di Mekkah tidak memungkinkan lagi dilanjutkan berlama-lama maka direncanakan untuk hijrah ke Madinah, detik-detik perjalanan hijrah itu ada upaya dari kafir Quraisy untuk membunuh nabi Muhammad, dalam suasana genting itu Allah menyelamatkan rasul-Nya dan menggagalkan rencana jahat kafir Quraisy.

Pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy untuk membunuhnya malam itu sudah mengepung rumahnya, karena dikuatirkan ia akan lari. Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkan kepada Ali b. Abi Talib supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya. Dimintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu di Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Dalam pada itu pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy, dari sebuah celah mengintip ke tempat tidur Nabi.Mereka melihat ada sesosok tubuh di tempat tidur itu dan merekapun puas bahwa dia belum lari.Tetapi, menjelang larut malam waktu itu, dengan tidak setahu mereka Muhammad sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakr.Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang, dan terus bertolak ke arah selatan menuju gua Thaur.Bahwa tujuan kedua orang itu melalui jalan sebelah kanan adalah di luar dugaan.

Walau sudah lolos dari kepungan di rumah itu, akhirnya merekapun dicari kemanapun perginya.Kemudian pemuda-pemuda Quraisy - yang dari setiap kelompok di ambil seorang itu - datang.Mereka membawa pedang dan tongkat sambil mundar-mandir mencari ke segenap penjuru.Tidak jauh dari gua Thaur itu mereka bertemu dengan seorang gembala, yang lalu ditanya.“Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana.”

Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakr keringatan. Kuatir ia, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Tuhan.Lalu orang-orang Quraisy datang menaiki gua itu, tapi kemudian ada yang turun lagi. “Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?” tanya kawan-kawannya. “Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir,” jawabnya.“Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu.Jadi saya mengetahui tak ada orang di sana.”

Muhammad makin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakr juga makin ketakutan.Ia merapatkan diri kepada kawannya itu dan Muhammad berbisik di telinganya: “Jangan bersedih hati. Tuhan bersama kita.”

Perjalanan dakwah yang dilalui oleh nabi Muhammad dalam hijrah itu, selain merupakan scenario Allah untuk memenangkan da’wah juga merupakan keputusan –Nya untuk mencegah kejahatan  orang-orang kafir terhadap tumbuh kembangnya risalah ini.

Allah juga mencegah kemungkaran yang dilakukan oleh Fir’aun ketika akan membunuh semua anak laki-laki di Mesir karena dikhawatirkan akan mengganggu kekuasaannya, tapi Allah memberi kesempatan kepada Musa untuk hidup memperjuangkan agama Allah walaupun harus berhadapan dengan Fir’aun, demikian pula dengan Ibrahim, Allah mencegah kemungkaran Namrudz yang akan membakar Ibrahim, api yang seharusnya membakar menghanguskan, dengan kekuasaan Allah tak mampu menjalankan fungsinya dalam rangka menyelamatkan nabi-Nya yaitu Ibrahim As.
“Mereka berkata: "Bakarlah Dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim",[Al Anbiya’ 21;68-69].

Bagaimanapun rencana kejahatan yang dilakukan oleh manusia, tidak akan mendatangkan hasil, Dia berhak untuk mencegah sehingga gagallah rencana kejahatan itu dan Allah akan memberikan rencana lain kepada mereka. orang-orang kafir itu membuat rencana jahat untuk mematahkan kebenaran Islam dan mereka berusaha menegakkan kebathilan, tetapi mereka itu tidak menyadari bahwa makar (rencana jahat)mereka itu digagalkan oleh Allah SWT.
“Dan Sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar Padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu.dan Sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.”[Ibrahim 14;46]

Kemarau yang panjang sehingga sulitnya mendapatkan air, banyak pertanian yang tidak jadi, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati, kebakaran hutan dimana-mana, yang otomatis musim paceklik datang, harga barang-barang kebutuhan naik, sehingga masyarakat dalam keadaan panik dan susah mencari penghidupan, bila kemarau panjang Nabi menyarankan agar kita melaksanakan shalat minta hujan sebagai solusinya, minta pertolongan kepada Allah.  Begitu juga ketiga musim  hujan yang lama juga mendatangkan kesengsaraan kepada manusia, banjir terjadi dimana-mana merendam sekian daerah yang menyebabkan areal pertanian tidak dapat digarap, dengan curah hujan yang lebat kemungkinan longsor akan terjadi, jalan sebagai urat nadi transportasi terputus dan banyak aktivitas yang tidak optimal dilakukan.

            Bencana lain seperti gagalnya panen, gempa bumi yang diiringi dengan tsunami juga akan menelan korban tidak sedikit, kerugian harta benda sulit diperkirakan ditambah lagi dengan susahnya kehidupan manusia. Hal itu hanya bisa dihadapi dengan penuh kesabaran dan introsfeksi diri karena segala musibah selain merupakan gejala alam dia juga berkaitan erat dengan tingkah polah manusia, sikap hidup yang jauh dari agama Allah, ketaatan yang kamuflasi, kefanatikan yang sebenarnya kemunafikan dalam beragama, aqidah yang dikotori dengan syirik dan kemaksiatan;
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" [Ar Ruum 30;41].

Dengan datangnya bala atau bencana, ada upaya yang seharusnya dilakukan seorang manusia, baik yang berkaitan dengan gejala alam yaitu menserasikan alam ini sesuai dengan fithrahnya, dijauhkan dari segala yang dapat mendatangkan bencana seperti tidak melakukan penebangan dan perambahan hutan sembarangan dan menjaga keseimbangannya, sedangkan yang berkaitan dengan sikap kepribadian manusia maka harus kembali kepada konsep ketuhanan yaitu meningkatkan kualitas iman menjadi taqwa, dalam surat Al A’raf 7;96 Allah berfirman;
”Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan juga ayat-ayat Kami itu, maka mereka Kami siksa disebabkan perbuatannya”.

Tradisi yang berlansung di negeri yang rawan bencana ini adalah, dikala bencana datang atau dalam rangka untuk melepaskan negeri dari marabahaya dilakukanlah riitual tolak bala yang dihiasi pula dengan atribut islam seperti membaca Shalawat, membaca Barzanji yang terkesan memang demikian yang diajarkan oleh Rasulullah. Pada sebuah tempat dibawalah sebuah perahu yang sarat dengan bahan makanan diadakan ritual khusus dibawah pimpinan seorang pawang atau dukun, diantarkan ke tengah lautan dengan maksud agar penghuni laut tidak murka, bencana yang berasal dari laut tidak datang.

Ada pula pada sebuah tempat masyarakat datang beramai-ramai, dilakukan penyembelihan hewan di bukit dengan bacaaan tahlil sekian ribu kali untuk mengusir kemarau panjang yang telah menelantarkan areal pertanian masyarakat, sehingga bukit itu semerbak dengan kemenyan dan berkabut karena asap yang beterbangan, ada kesan puas dan penuh harap dari yang datang supaya Allah melepaskan mereka dari musibah.

Pada waktu-waktu tertentupun dilakukan penyerahan hasil panen ke tempat-tempat tertentu seperti gunung, bukit, gua dan tempat-tempat keramat lainya sebagai tanda bersyukur atas panen yang sudah dilaksanakan, harapannya supaya hasil panen yang akan datang lebih dari hasil sekarang. Bila hal ini tidak dilakukan maka rasa takut kalau panen yang akan datang tidak baik, penyakit tanaman menyerang sehingga menyengsarakan kehidupan yang akan datang. Itulah tradisi masyarakat kita yang masih berlansung hingga kini, walaupun ada membawa-bawa simbul islam sebenarnya ritual itu jauh sekali dari ajaran islam, banyak hal-hal syirik yang mereka lakukan, maksud hati ingin menolak bala, menolak bencana dan musibah tapi dengan cara demikian malah akan mendatangkan bala.

Rasulpun mengajak ummat-Nya untuk melakukan pencegahan terhadap kemungkaran, "Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata :Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.(Riwayat Muslim)
Rasulullah menegaskan kepada ummatnya, ”Sampaikanlah apa yang telah anda terima dariku meskipun hanya satu ayat”. Ini menunjukkan betapa pentingnya da’wah demi keselamatan hidup manusia di dunia hingga akherat.

Para sahabat telah mendapat pendidikan dan bimbingan dari Nabi _ tentang sarana dan metode-metode dalam berdakwah.Lalu setelahbeliau _ wafat para shabatlah yang memikul tanggung jawab dakwahini.Para shahabat (semoga Allah meridhai mereka) telahmengorbankan saat-saat senang dan mengekang syahwat mereka(demi dakwah), dan mereka tak segan-segan mengorbankan harta,waktu dan jiwa mereka demi tersebarnya agama ini di muka bumi.Merekalah yang telah menyiarkan dakwah ilallah, mengembankalimat laa ilaaha illallah sehingga merasuk ke dalam setiap rumah dibelahan bumi timur dan barat, di kawasan Syam dan Iraq, Mesir danAfrika utara, di Rusia dan kawasan di sebarang sungai dan yanglainnya

Dan negari ini (Kerjaan Arab Saudi) dimenangkan hingga Islam tersiar dan tauhid tersebar sebagai ganti dari kesyirikan, kekufuran diganti dengan keimanan, dan bermunculan pula di negari ini para ulama dan da'i, orang-orang yang suka beribadah dan zuhud, orang-orang sholeh, para mujahid, yang semuanya ini menyenangkan bagi setiap orang muslim. Merekalah orang-orang yang terbaik, termulia dan merekalah yang telah diridhai Allah _ dan merekapun ridha kepada Allah, merekalah orang-orang yang jujur dan benar dalam menepati janjinya dengan Allah _ .

Allah Maha Pencegah, Engkau berkuasa untuk menentukan segala sesuatu dan Engkau juga berkuasa untuk Mencegah terjadinya sesuatu, kalau Allah ingin menghancurkan sebuah negeri, walaupun seluruh isi langit dan isi bumi melindunginya maka tidaklah mampu mereka untuk mencegah kemauan Allah.

Al Maani’ Engkaulah yang mengabulkan doa dan memenuhi harapan manusia, tanpa ketentuan-Mu maka tidak ada orang yang mampu untuk mengabulkannya, Engkaulah yang menjadikan hamba ini tercegah dari perbuatan maksiat, dosa dan kesalahan, semua itu karena taufiq dan hidayah-Mu. wallahua'lam [Cubadak Solok, 06 Jumadil Awal 1432.H/ 10 April 2011.M, Jam 20;55].


Referensi;
1.Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad,pustaka online MEDIAISNET
2. Drs. Mukhlis Denros, Kumpulan Ceramah Praktis, 2009
3. Al Qur'an dan Terjemahannya, Depag RI 1984/1985
4.Mengapa Do'a Tidak Diijabah.Manajemen Qalbu K.H. Abdullah Gymnastiar



2 komentar:

  1. masyaallah terimakasih banyak pak karya bapak sungguh sangat bagus di samping bahasa yang mudah di pahammi, pejelasann juga terprinci sekali lagi makasih banyak pak,

    BalasHapus
  2. boleh minta kontak nya pak,ingin menanyakan banyak hal pak

    BalasHapus