AL MAANI’
[ Maha Pencegah]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Apapun yang ditentukan
oleh Allah dalam kehidupan ini pasti terjadi, Dia berkehendak menurut
kemauan-Nya, demikian pula halnya apapun yang tidak diingini-Nya pasti tidak
terlaksana, Dia mampu mencegah segala sesuatu dengan ketentuan dan
kekuasaan-Nya. Allah punya sifat Al Maani’ arti secara harfiah adalah
menghalangi atau mencegah sebagaimana makna dalam ayat dibawah ini;
”Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari
mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya
dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak
(pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.”[At Taubah 9;54]
Pada satu saat Allah akan mengabulkan do’a
seseorang sesuai dengan kemauan-Nya, Diapun berhak untuk mencegah terkabulnya
do’a itu, artinya bagaimanapun juga terkabul dan tidaknya doa seseorang
tergantung kehendak Allah. Allah
berfirman dalam surat Al Baqarah 2;186;
”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan
permohonan orang yang mendo’a kepada-Ku…”
Do’a
menurut bahasa adalah minta pertolongan, memanggil, memuji, memohon, sedangkan
dari segi istilah yaitu permohonan hamba kepada Allah sebagai Khaliq
[Pencipta]. Do’a selain berbentuk permohonan kepada Allah juga akan berujud
ibadah sebagaimana Rasulullah bersabda, “Do’a
adalah sumber ibadah”. Selain do’a itu perintah dari Rasul dia juga
perintah Allah, bukankah Allah telah menyebutkan bahwa orang yang tidak mau
berdo’a termasuk orang yang sombong, orang yang sombong terhalang baginya untuk
masuk syurga;
“Berdo’alah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan do’amu, orang yang
menyombongkan diri hingga tak hendak beribadah kepada-Ku sungguh mereka itu
akan masuk neraka dalam keadaan hina dina” [Al Mukmin
40; 60]
Pada
suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum
Muslimin.Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah
seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin,
mengapa do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an,
“Ud’uuni astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan
bagimu).
Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya
hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :
Engkau beriman kepada
Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya.Maka,
tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
Engkau mengatakan beriman
kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan
syari’atnya.Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
Engkau membaca Al Qur’an
yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
Engkau berkata, “Sami’na wa
aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.
Engkau menginginkan syurga,
tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga.Maka,
mana bukti keinginanmu itu?
Setiap saat sengkau merasakan
kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur
kepada-Nya.
Allah memerintahkanmu agar
memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu,
maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya
mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS.
Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
Engkau jadikan cacat atau
kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya
lebih berhak dicela daripada dia.
Nah,
bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu
dan jalan do’a tersebut.Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan
batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah
do’amu itu.[Mengapa
Do'a Tidak Diijabah.Manajemen Qalbu K.H. Abdullah Gymnastiar].
Allah
menjanjikan kepada hamba-Nya yang berdo’a akan dikabulkan, tetapi bila syarat
tidak dipenuhi maka Allahpun berhak untuk mencegah terkabulnya permohonan
makhluk itu, sedangkan segala syarat yang sudah dipenuhi saja, bila Allah tidak
berkenan maka tetap tidak akan terkabul do’a itu.
Ketika dakwah
islam di Mekkah tidak memungkinkan lagi dilanjutkan berlama-lama maka
direncanakan untuk hijrah ke Madinah, detik-detik perjalanan hijrah itu ada
upaya dari kafir Quraisy untuk membunuh nabi Muhammad, dalam suasana genting
itu Allah menyelamatkan rasul-Nya dan menggagalkan rencana jahat kafir Quraisy.
Pemuda-pemuda
yang sudah disiapkan Quraisy untuk membunuhnya malam itu sudah mengepung
rumahnya, karena dikuatirkan ia akan lari. Pada malam akan hijrah itu pula
Muhammad membisikkan kepada Ali b. Abi Talib supaya memakai mantelnya yang
hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya. Dimintanya
supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu di Mekah menyelesaikan
barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Dalam pada itu
pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy, dari sebuah celah mengintip ke
tempat tidur Nabi.Mereka melihat ada sesosok tubuh di tempat tidur itu dan
merekapun puas bahwa dia belum lari.Tetapi, menjelang larut malam waktu itu,
dengan tidak setahu mereka Muhammad sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakr.Kedua
orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang, dan terus bertolak ke
arah selatan menuju gua Thaur.Bahwa tujuan kedua orang itu melalui jalan
sebelah kanan adalah di luar dugaan.
Walau sudah
lolos dari kepungan di rumah itu, akhirnya merekapun dicari kemanapun perginya.Kemudian
pemuda-pemuda Quraisy - yang dari setiap kelompok di ambil seorang itu -
datang.Mereka membawa pedang dan tongkat sambil mundar-mandir mencari ke
segenap penjuru.Tidak jauh dari gua Thaur itu mereka bertemu dengan seorang
gembala, yang lalu ditanya.“Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak
melihat ada orang yang menuju ke sana.”
Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakr keringatan. Kuatir ia, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Tuhan.Lalu orang-orang Quraisy datang menaiki gua itu, tapi kemudian ada yang turun lagi. “Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?” tanya kawan-kawannya. “Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir,” jawabnya.“Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu.Jadi saya mengetahui tak ada orang di sana.”
Muhammad makin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakr juga makin ketakutan.Ia merapatkan diri kepada kawannya itu dan Muhammad berbisik di telinganya: “Jangan bersedih hati. Tuhan bersama kita.”
Perjalanan
dakwah yang dilalui oleh nabi Muhammad dalam hijrah itu, selain merupakan
scenario Allah untuk memenangkan da’wah juga merupakan keputusan –Nya untuk
mencegah kejahatan orang-orang kafir
terhadap tumbuh kembangnya risalah ini.
Allah juga
mencegah kemungkaran yang dilakukan oleh Fir’aun ketika akan membunuh semua
anak laki-laki di Mesir karena dikhawatirkan akan mengganggu kekuasaannya, tapi
Allah memberi kesempatan kepada Musa untuk hidup memperjuangkan agama Allah walaupun
harus berhadapan dengan Fir’aun, demikian pula dengan Ibrahim, Allah mencegah
kemungkaran Namrudz yang akan membakar Ibrahim, api yang seharusnya membakar
menghanguskan, dengan kekuasaan Allah tak mampu menjalankan fungsinya dalam
rangka menyelamatkan nabi-Nya yaitu Ibrahim As.
“Mereka berkata:
"Bakarlah Dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".Kami
berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim",[Al Anbiya’ 21;68-69].
Bagaimanapun
rencana kejahatan yang dilakukan oleh manusia, tidak akan mendatangkan hasil,
Dia berhak untuk mencegah sehingga gagallah rencana kejahatan itu dan Allah
akan memberikan rencana lain kepada mereka. orang-orang kafir itu membuat
rencana jahat untuk mematahkan kebenaran Islam dan mereka berusaha menegakkan
kebathilan, tetapi mereka itu tidak menyadari bahwa makar (rencana jahat)mereka
itu digagalkan oleh Allah SWT.
“Dan Sesungguhnya
mereka telah membuat makar yang besar Padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar
mereka itu.dan Sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga
gunung-gunung dapat lenyap karenanya.”[Ibrahim 14;46]
Kemarau yang panjang sehingga sulitnya mendapatkan air, banyak pertanian
yang tidak jadi, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati, kebakaran hutan dimana-mana,
yang otomatis musim paceklik datang, harga barang-barang kebutuhan naik,
sehingga masyarakat dalam keadaan panik dan susah mencari penghidupan, bila
kemarau panjang Nabi menyarankan agar kita melaksanakan shalat minta hujan
sebagai solusinya, minta pertolongan kepada Allah. Begitu juga ketiga musim hujan yang lama juga mendatangkan
kesengsaraan kepada manusia, banjir terjadi dimana-mana merendam sekian daerah
yang menyebabkan areal pertanian tidak dapat digarap, dengan curah hujan yang
lebat kemungkinan longsor akan terjadi, jalan sebagai urat nadi transportasi
terputus dan banyak aktivitas yang tidak optimal dilakukan.
Bencana lain seperti
gagalnya panen, gempa bumi yang diiringi dengan tsunami juga akan menelan
korban tidak sedikit, kerugian harta benda sulit diperkirakan ditambah lagi
dengan susahnya kehidupan manusia. Hal itu hanya bisa dihadapi dengan penuh
kesabaran dan introsfeksi diri karena segala musibah selain merupakan gejala
alam dia juga berkaitan erat dengan tingkah polah manusia, sikap hidup yang
jauh dari agama Allah, ketaatan yang kamuflasi, kefanatikan yang sebenarnya
kemunafikan dalam beragama, aqidah yang dikotori dengan syirik dan kemaksiatan;
"Telah nampak kerusakan di darat dan
di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)" [Ar Ruum 30;41].
Dengan datangnya bala atau bencana, ada upaya yang
seharusnya dilakukan seorang manusia, baik yang berkaitan dengan gejala alam
yaitu menserasikan alam ini sesuai dengan fithrahnya, dijauhkan dari segala
yang dapat mendatangkan bencana seperti tidak melakukan penebangan dan
perambahan hutan sembarangan dan menjaga keseimbangannya, sedangkan yang
berkaitan dengan sikap kepribadian manusia maka harus kembali kepada konsep
ketuhanan yaitu meningkatkan kualitas iman menjadi taqwa, dalam surat Al A’raf
7;96 Allah berfirman;
”Jikalau
sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan juga
ayat-ayat Kami itu, maka mereka Kami siksa disebabkan perbuatannya”.
Tradisi yang berlansung di negeri yang rawan
bencana ini adalah, dikala bencana datang atau dalam rangka untuk melepaskan
negeri dari marabahaya dilakukanlah riitual tolak bala yang dihiasi pula dengan
atribut islam seperti membaca Shalawat, membaca Barzanji yang terkesan memang
demikian yang diajarkan oleh Rasulullah. Pada sebuah tempat dibawalah sebuah
perahu yang sarat dengan bahan makanan diadakan ritual khusus dibawah pimpinan
seorang pawang atau dukun, diantarkan ke tengah lautan dengan maksud agar
penghuni laut tidak murka, bencana yang berasal dari laut tidak datang.
Ada pula pada sebuah tempat masyarakat datang
beramai-ramai, dilakukan penyembelihan hewan di bukit dengan bacaaan tahlil
sekian ribu kali untuk mengusir kemarau panjang yang telah menelantarkan areal
pertanian masyarakat, sehingga bukit itu semerbak dengan kemenyan dan berkabut
karena asap yang beterbangan, ada kesan puas dan penuh harap dari yang datang
supaya Allah melepaskan mereka dari musibah.
Pada waktu-waktu tertentupun dilakukan penyerahan
hasil panen ke tempat-tempat tertentu seperti gunung, bukit, gua dan tempat-tempat
keramat lainya sebagai tanda bersyukur atas panen yang sudah dilaksanakan,
harapannya supaya hasil panen yang akan datang lebih dari hasil sekarang. Bila
hal ini tidak dilakukan maka rasa takut kalau panen yang akan datang tidak
baik, penyakit tanaman menyerang sehingga menyengsarakan kehidupan yang akan
datang. Itulah tradisi masyarakat kita yang masih berlansung hingga kini,
walaupun ada membawa-bawa simbul islam sebenarnya ritual itu jauh sekali dari
ajaran islam, banyak hal-hal syirik yang mereka lakukan, maksud hati ingin
menolak bala, menolak bencana dan musibah tapi dengan cara demikian malah akan
mendatangkan bala.
Rasulpun mengajak ummat-Nya
untuk melakukan pencegahan terhadap kemungkaran, "Dari Abu Sa’id Al Khudri
radiallahuanhu berkata :Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya,
jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka
(tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.(Riwayat
Muslim)
Rasulullah menegaskan kepada ummatnya, ”Sampaikanlah apa yang telah anda terima
dariku meskipun hanya satu ayat”. Ini menunjukkan betapa pentingnya da’wah
demi keselamatan hidup manusia di dunia hingga akherat.
Para
sahabat telah mendapat pendidikan dan bimbingan dari Nabi _ tentang
sarana dan metode-metode dalam berdakwah.Lalu setelahbeliau _ wafat para
shabatlah yang memikul tanggung jawab dakwahini.Para shahabat (semoga Allah
meridhai mereka) telahmengorbankan saat-saat senang dan mengekang syahwat
mereka(demi dakwah), dan mereka tak segan-segan mengorbankan harta,waktu dan
jiwa mereka demi tersebarnya agama ini di muka bumi.Merekalah yang telah
menyiarkan dakwah ilallah, mengembankalimat laa ilaaha illallah sehingga
merasuk ke dalam setiap rumah dibelahan bumi timur dan barat, di kawasan Syam
dan Iraq, Mesir danAfrika utara, di Rusia dan kawasan di sebarang sungai dan
yanglainnya
Dan negari
ini (Kerjaan Arab Saudi) dimenangkan hingga Islam tersiar dan tauhid tersebar
sebagai ganti dari kesyirikan, kekufuran diganti dengan keimanan, dan
bermunculan pula di negari ini para ulama dan da'i, orang-orang yang suka
beribadah dan zuhud, orang-orang sholeh, para mujahid, yang semuanya ini
menyenangkan bagi setiap orang muslim. Merekalah orang-orang yang terbaik,
termulia dan merekalah yang telah diridhai Allah _ dan
merekapun ridha kepada Allah, merekalah orang-orang yang jujur dan benar dalam
menepati janjinya dengan Allah _ .
Allah Maha Pencegah, Engkau berkuasa untuk menentukan
segala sesuatu dan Engkau juga berkuasa untuk Mencegah terjadinya sesuatu,
kalau Allah ingin menghancurkan sebuah negeri, walaupun seluruh isi langit dan
isi bumi melindunginya maka tidaklah mampu mereka untuk mencegah kemauan Allah.
Al Maani’ Engkaulah yang mengabulkan doa
dan memenuhi harapan manusia, tanpa ketentuan-Mu maka tidak ada orang yang
mampu untuk mengabulkannya, Engkaulah yang menjadikan hamba ini tercegah dari
perbuatan maksiat, dosa dan kesalahan, semua itu karena taufiq dan hidayah-Mu. wallahua'lam [Cubadak Solok, 06 Jumadil Awal
1432.H/ 10 April 2011.M, Jam 20;55].
Referensi;
1.Muhammad Husein
Haekal, Sejarah Hidup Muhammad,pustaka online MEDIAISNET
2. Drs. Mukhlis Denros, Kumpulan Ceramah Praktis,
2009
3. Al Qur'an dan Terjemahannya, Depag
RI 1984/1985
4.Mengapa Do'a Tidak
Diijabah.Manajemen Qalbu K.H. Abdullah Gymnastiar
masyaallah terimakasih banyak pak karya bapak sungguh sangat bagus di samping bahasa yang mudah di pahammi, pejelasann juga terprinci sekali lagi makasih banyak pak,
BalasHapusboleh minta kontak nya pak,ingin menanyakan banyak hal pak
BalasHapus