AR RAFII
[ Yang Meninggikan]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah berkuasa terhadap makhluk-Nya, yang
memberikan rezeki, yang menghidupkan dan mematikan, yang meninggikan derajat
manusia dan yang merendahkan, yang
memberikan kekuasaan dan yang melengserkan penguasa, Dialah yang menjadikan
sesuatu itu ada dan menjadikan sesuatu itu menjadi tidak ada. Ar Rafii, Allah
Yang Meninggikan, menempatkan hamba-Nya pada posisi yang baik beberapa derajat
walaupun semua orang berupaya untuk merendahkannya, Allah Ar Rafii, Yang
Meninggikan;
”Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu
Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” [.Al An’am 6;165]
Allah menempatkan posisi manusia pada
umumnya adalah sama, tidak ada bedanya antara satu dengan lainnya, akan tetapi
karena keimanan dan ilmu yang dimiliki menaikkan derajat manusia menjadi lebih
terpandang dan lebih mulia di hadapan Allah. Dalam hadits lain Rasulullah
menyampaikan sabdanya yang diriwayatkan oleh Ibnu Adi dan Baihaqi,”Carilah ilmu
itu walaupun sampai ke negeri Cina”.
Dengan ilmu
pengetahuan peradaban manusia akan maju dan ilmu pula yang membedakan antara
manusia satu dengan lainnya sebagaimana surat Mujadalah 58;11 menyatakan;
"Hai
orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan".
Rasulullah bersabda
bahwa untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akherat haruslah dengan ilmu;
"Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan sukses di dunia maka ia harus berilmu, siapa saja
yang menghendaki kehidupan bahagia di akherat maka ia harus berilmu, dan siapa
saja yang menghendaki akan kebahagiaan keduanya maka juga ia harus
mendapatkannya dengan ilmu" .
Menuntut
ilmu itu wajib hukumnya sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah;"Menuntut
ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki dan
perempuan"."Tuntutlah ilmu itu sejak masih dalam ayunan hingga ke
liang lahat".
Allah
meninggikan derajat hamba-Nya karena beriman, imanlah yang membedakan manusia
satu dengan lainnya, demikian pula dengan ilmu pengetahuan Allah menaikkan
peringkat manusia, karena memang sangat berbeda orang yang berilmu dengan orang
yang bodoh, bahkan ayat yang pertama kali turun bukanlah perintah shalat atau
puasa, tapi perintah membaca agar punya ilmu.
Derajat
manusia tidak dilihat dari tanah kelahiran, tidak tergantung suku dan bangsanya
tapi manusia akan tinggi derajatnya disisi Allah bila bertaqwa kepada-Nya
dengan taqwa yang sebenarnya;
”Hai manusia,
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.”[Al Hujurat 49;13]
Imam Al Ghazali mengartikan taqwa dengan ; T; Tawakal yaitu menyerahkan hasil usaha
kepada Allah setelah maksimal berusaha,
Q; Qona’ah artinya sikap
hidup yang tidak boros dan berangan-angan tinggi. Dia terima dengan rasa syukur
apa yang diperoleh hari ini, tetapi tetap berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
masa depan, W; Wara’ artinya
berhati-hati terhadap barang yang syubhat, orang yang bertaqwa ditinggalkannya
yang syubhat ini, Y ; Yakin
artinya kepercayaan yang semakin dalam kepada Allah, Rasul dan Syari’at-Nya.
Secara umum manusia adalah makhluk yang baik.Asal
kejadian dan pribadi manusia adalah baik, sebagaimana firman Allah;
”Sungguh
Kami telah menciptakan manusia itu dalam sebaik-baik kejadian”,[At Tin
95;4].
Kalau kita
bandingkan kejadian kita dengan makhluk Allah yang lain sungguh manusia berada
dalam bentuk yang baik, fisik maupun bathinya. Disamping itu manusiapun makhluk
yang mulia dan dimuliakan Allah dengan memberikan bekal dalam kehidupan, baik
yang berada di laut ataupun di darat, Al Isra’ 17;70 membenarkannya, ;
”Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.”
Kemuliaan manusia yang
diwakili Nabi Adam pada masa itu lebih tinggi dari Iblis dan Malaikat, hal ini
terletak dari ilmu pengetahuan yang dimiliki. Manusiapun makhluk yang suci,
dilahirkan tanpa membawa dosa dan kesalahan juga tidak mewarisi dosa nenek moyang sebagaimana
faham Nasrani. Walaupun dia dilahirkan dari hubungan biologis di luar nikah
maka kelahirannya tetap suci tidak terpengaruh oleh perbuatan haram
orangtuanya. Dalam sebuah hadits Nabi bersabda, ”Tidak dilahirkan seseorang anak melainkan dalam keadaan suci dari
dosa” [HR. Muslim].
Demikian Allah mengangkat posisi manusia diantara
makhluk lainnya, dia sebagai makhluk yang baik, mulia dan suci. Ini merupakan
posisi tinggi diberikan kepada manusia, namun posisi ini bisa ditingkatkan lagi
menjadi posisi terhormat dikala iman dan amal shaleh dapat diujudkan melalui
perjuangan seperti hijrah;
Hijrah ke Madinah meninggalkan kampung halaman,
bercerai berai dengan keluarga, harta benda tinggal, berbekal sekedar saja demi
mengikuti perintah Allah adalah sikap
terpuji yang membedakan orang yang
mengaku beriman tapi tidak hijrah, tempat mereka mulia disisi Allah dengan
kemenangan besar, At Taubah 9;20-21 Allah memfirmankan,;
”Orang-orang
yang beriman dan berhijrah di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka,
adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah, dan itulah orang-orang yang
mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan
rahmat daripada-Nya, keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya
kesenangan yang kekal”.
Ujudkeimanan
yang baikadalahiman yang siapuntukberjihad di jalanAlahdengansegalapotensi yang
dimiliki, ketakutanterhadap jihad iniakhirnyapok orang-orang yang
phobiterhadapislammenjadikan jihad sebagaikelompok yang keras,
kasardangerombolanterorissehinggamakna jihad sudahdiartikansangatnegatif,
padahal jihad adalah agenda suciseorangmuslim yang masihbaikimannya,
bilatidakmauberjihadmaka Allah akanmencari orang lain yang akanmenegakkan jihad
itu, benarapa yang dikatakanolehSayidQutb,"Jayanyaislamkarenamenegakkan
jihad danhancurnyaislamkarenameninggalkan jihad
’’Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang
mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka
berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah
menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah
kemenangan yang besar” [At Taubah 9;111]
Muhammad adalah pribadi
biasa demikian pula ummatnya, tapi Allah dengan agama ini menjadikan ummat
islam sebagai ummat yang baik dibandingkan dengan ummat-ummat terdahulu,
julukan yang diberikan adalah Khairu Ummah yaitu Umat Terbaik;
"Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik" [Ali Imran
3;110].
Untukmenjadiummatterbaikitu,
tigasyaratnyayaituberimankepada Allah dengankeimanan yang sempurna,
menyuruhkepada yang
ma’rufdanmencegahdarikemungkaran.Secarakhususwanitapunmampumeraihderajat yang
tinggi, posisi yang baikdibandingkanlelakidengansyarat-syaratyang diungkapkan Allah padaayat-Nya.
Nabi Muhammad Saw bersabda, ” Wanita adalah tiang negara, bila ia baik maka baiklah negara dan bila
ia rusak maka rusaklah negara”. Dan sejarah kehidupan bangsa-bangsa
memperlihatkan kebenaran sabda Nabi Muhammad Saw ini. Selain itu beliaupun
menyatakan dengan sabdanya, ”Syurga itu berada di bawah telapak kaki
kaum wanita”.
Ummu
Salamah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Nabi Allah, apakah sebabnya
hanya laki-laki yang banyak disebut dalam Al Qur'an, sedang wanita tidak
disebut". Sesudah pertanyaan tersebut karena hanya merasa laki-laki
saja yang disebut berjihad, berperan dan beramal luas, maka Rasulullah Saw
membacakan firman Allah pada surat Al Ahzab 33;35
''Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki
dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar''
Dari ayat diatas ada sepuluh peran wanita dalam
kehidupannya bersama lelaki sehingga kedudukannya tidak berbeda untuk meraih
kebaikan dari Allah, dengan peran itu wanitapun akan mendapatkan ampunan dan
pahala yang besar dari Allah.
Allah bersifat Ar
Rafii, Yang Meninggikan, meninggikan siapa yang dikehendaki-Nya beberapa
derajat karena memiliki kelebihan dan potensi kebaikan yang dikembangkan,
sehingga walaupun manusia merendahkannya tapi kalau Allah akan menaikkan derajat seseorang maka
tak satupun yang bisa menghalangi-Nya, kita lihatlah kisah para nabi dan rasul,
yang mereka tadinya adalah orang-orang rendahan dan tidak siapa-siapa, tapi
dengan kekuasaan Allah mereka menjadi orang yang mengukir sejarah cemerlang
dalam memperjuangkan agama Allah.
Dalam
sebuah peperangan antara Thalut dan Jalut, Allah memunculkan pemimpin baru
yaitu Daud, dia hanya seorang pemuda penggembala yang sangat sederhana,
peperangan itu dimenangkan oleh Daud.Daudmajudenganmembawatongkatnyadanlimabuahbatusertakatapel.
Jalutmajudengandilapisisenjatadanbajubesi.JalutberusahamengejekDauddanmerendahkannyasertamentertawakankefakirannyadankelemahannya.KemudianDaudmeletakkanbatu
yang kuat di ataskatapelnya, laluiamelepaskannya di udarasehinggabatuitu pun
meluncurdengankeras. AnginmenjadisahabatDaudkeranaiacintakepada Allah s.w.t
sehinggaanginitumembawabatuitumenujukedahiJalut. Batuitumembunuhnya.Jalut yang
dibekalisenjata yang lengkapitutersungkurketanahdanmati.
Daud, seorangpenggembala yang baik,
mengambilpedangnya.Dan berkecamuklahpeperangan di antarakeduapasukan.Peperangandimulaisaatpemimpinnyaterbunuhdan
rasa ketakutanmenghinggapiseluruhpasukannya, sedangkanpasukan yang lain
dipimpinolehseorangpenggembalakambing yang sederhana.
Allah s.w.t berfirman:"Tatkalamerekatampakolehjalutdantenteranya,
mereka pun berdoa: 'YaTuhan kami, tuangkanlahkesabaranatasdiri kami,
dankukuhkanlahpendirian kami terhadap orang-orang kafir.' Mereka
(tenteraThalut) mengalahkantenteraJalutdenganizin Allah memberinyakepadanya
(Daud) pemerintahandanhikmah, (sesudahmeninggalnyaThalut)
danmengajarkankepadanyaapa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidakmenolak
(keganasan) sebahagianmanusiadengansebahagian yang lain, pastirosaklahbumiini.
Tetapi Allah mempunyaikurnia (yang dicurahkan) atassemestaalam." (QS. al-Baqarah: 250-251)
SetelahDaudmembunuhjalut, iamencapaipuncakkebenaran di
tengah- tengahkaumnyasehinggaiamenjadiseoranglelaki yang paling terkenal di
kalanganBaniIsrail. Beliaumenjadipemimpinpasukandansuamidarianakperempuan
raja.NamunDaudtidakbegitugembiradengansemuaini.Beliautidakbertujuanuntukmencapaikebenaranataukedudukanataukehormatan,
tetapibeliauberusahauntukmenggapaicinta Allah s.w.t. Daudtelahdiberisuatusuara
yang sangatindahdanmengagumkan.Daudbertasbihkepada Allah s.w.t danmengagungkan-
Nyadengansuaranya yang menarikdanmengundangdecakkagum.Olehkeranaitu,
setelahmengalahkanJalut,
Daudbersembunyi.Beliaupergikegurundangunung.Beliaumerasakankedamaian di
tengah-tengahmakhluk-makhluk yang lain. Di saatmengasingkandiri,
beliaubertaubatkepada Allah s.w.t.
Nabi Musa berasaldarikeluarga yang
bukansiapa-siapabahkandiamenjadi target yang
akandibunuholehFir’aunketikamasihkecil, tapi Allah
menempatkan-Nyapadaposisimuliadenganperjuanganpanjang,
ketikadiamenyampaikanrisalahinikepadaFir’aun, makaFir’aunmengungkapkanmartabat
Musa yang hinadanrendahanpadamasadahulu;
‘Dan (ingatlah) ketikaTuhanmumenyeru Musa
(denganfirman-Nya): "Datangilahkaum yang zalimitu,(yaitu) kaumFir'aun.
mengapamerekatidakbertakwa?"berkata Musa: "YaTuhanku,
Sesungguhnyaakutakutbahwamerekaakanmendustakanaku.dan (karenanya)
sempitlahdadakudantidaklancarlidahkuMakautuslah (Jibril) kepadaHarun. danakuberdosaterhadapmereka,
Makaakutakutmerekaakanmembunuhku".MakadatanglahkamuberduakepadaFir'aundanKatakanlaholehmu:
"Sesungguhnya Kami adalahRasulTuhansemestaalam,lepaskanlahBaniIsrail
(pergi) beserta kami".Fir'aunmenjawab: "Bukankah Kami telahmengasuhmu
di antara (keluarga) Kami, waktukamumasihkanak-kanakdankamutinggalbersama Kami
beberapatahundariumurmu. dankamutelahberbuatsuatuperbuatan yang
telahkamulakukanitudankamuTermasukgolongan orang-orang yang
tidakmembalasguna.berkata Musa: "Akutelahmelakukannya, sedangaku di
waktuituTermasuk orang-orang yang
khilaf.laluakularimeninggalkankamuketikaakutakutkepadamu,
kemudianTuhankumemberikankepadakuilmusertaDiamenjadikankusalahseorang di
antararasul-rasul.” [AsySyu’ara 26;10-21]
Denganlantang
Musa dihadapanFir’aunmenyatakankemuliaannya yang dianugerahioleh Allah derajat
yang tinggiyaituderajatkenabianwalaupun di hadapanFir’aundiadianggaprendah.
Allah Ar Rafii, Yang Meninggikan, meninggikan makhluk-Nya dengan
derajat terhormat, tinggikanlah selalu derajat ummat-Mu ya Allah di mata dunia
hingga akherat dengan pengamalan ajaran islam yang mereka lakukan. Engkau Maha
Meninggikan, hamba mengharapkan posisi mulia dengan ketaqwaan, berilah hamba
kemampuan untuk meraihnya ya Ilahi.
Ar Rafii, ya Allah Yang Maha Meninggikan,
setelah Engkau muliakan kami dengan iman dan islam, maka bantulah kami ya
Alllah untuk menjaga kemuliaan itu, berilah kesempatan kepada hamba untuk
meraih derajat keimanan yang lebih tinggi dari sebelumnya, karena dengan
keimanan yang tinggilah hamba akan jauh dari gangguan godaan dunia yang
menggiurkan ini, tunjukilah hamba jalan yang benar ya Allah dan berilah
kemampuan bagi hamba untuk selalu melalui jalan yang benar itu bersama dengan
orang-orang shaleh lainnya, Wallahu a’lam [CubadakSolok, 14 JumadilAwal
1432.H/ 18 April 2011.M, Jam 22;35].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
4.PakNdak,
KisahNabi-nabi, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar