AL MUTA’ALI
[ Yang Meninggikan]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah
mempunyaibanyaknama yang jugamerupakansifat-Nya,
mempelajarinyadalamrangkameningkatkankualitasimanseseorang,
karenasalahsatuuntukmengenal Allah adalahmelaluinama-namadansifat-sifat-Nya.
Kita berimanbahwa Allah memilikinama-nama yang
Diatelahmenamakandiri-Nyadan yang telahdinamakanolehRasul-Nya.Dan berimanbahwa
Allah memilikisifat-sifat yang tinggi yang telahDiasifatidiri-Nyadan yang
telahdisifatiolehRasul-Nya. Allah memilikinama-nama yang muliadansifat yang
tinggiberdasarkanfirman Allah…
Dalamhalini, kitaharusberimankepadanama-namadansifat-sifat Allah sesuaidenganapa yang dimaukan Allah danRasul-Nyadantidakmenyelewengkannyasedikitpun. Imam Syafi’imeletakkankaidahdasarketikaberbicaratentangnama-namadansifat-sifat Allah sebagaiberikut: “Akuberimankepada Allah danapa-apa yang datangdari Allah dansesuaidenganapa yang dimaukanoleh Allah. AkuberimankepadaRasulullahdanapa-apa yang datangdariRasulullahsesuaidenganapa yang dimaukanolehRasulullah”
Ketikaberbicaratentangsifat-sifatdannama-nama Allah yang menyimpangdari yang dimaukanoleh Allah danRasul-Nya, makakitatelahberbicaratentang Allah tampadasarilmu. Tentu yang demikianitudiharamkandandibencidalam agama. Allah berfirman:
“Katakanlah: ‘Tuhankuhanyamengharamkanperbuatan yang keji, baik yang nampakataupun yang tersembunyi, danperbuatandosa, melanggarhakmanusiatampaalasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengansesuatu yang Allah tidakmenurunkanhujjah (keterangan) untukitudan (mengharamkan) kalian berbicaratentang Allah tampadasarilmu.” (QS. Al A’raf: 33)
“Dan janganlahkamumengatakanapa yang
kamutidakmemilikiilmupadanya, sesungguhnyapendengaran, penglihatan,
danhatisemuanyaakandimintapertanggunganjawaban.” (QS. Al Isra: 36)[www.Asy
Syariah, Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah an Nawawi,Mengenal Allah
Selasa, 27 Mei 2003 - 09:10:04]
Allah
ituMahaTinggi, tidakada yang mampumenyamaiketinggian-Nya, Allah Itu Al
Muta’ali, Diaberhakuntukmeninggikanhamba-Nyadengansebab-sebabtertentu;
”Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang Maha
besar lagi Maha Meninggikan.”[Ar Ra’d 13;9]
Allah
meninggikan manusia karena keimanan yang dimilikinya, imanlah yang membedakan
manusia satu dengan lainnya, tanpa iman maka tidak ada bedanya manusia itu
dengan binatang melata bahkan lebih rendah lagi dari itu, iman yang diiringi
dengan amal shalehlah yang bermanfaat bagi seorang mukmin, karena iman bukanlah
sebatas mimpi dan angan-angan saja;
“Dan
sampaikanlahberitagembirakepadamereka yang berimandanberbuatbaik,
bahwabagimerekadisediakansurga-surga yang mengalirsungai-sungai di dalamnya.Setiapmerekadiberirezkibuah-buahandalamsurga-surgaitu,
merekamengatakan : "Inilah yang pernahdiberikankepada Kami dahulu."
merekadiberibuah-buahan yang serupadanuntukmereka di dalamnyaadaisteri-isteri
yang sucidanmerekakekal di dalamnya”[Al Baqarah 2;25]
Iman yang hanya sekedar
terhunjam di hati tanpa terucap dilisan dan tidak teraplikasi melalui amal
perbuatan, inilah imannya Fir’aun dan iblis [10;90, 15;39-40]
“Dan
Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun
dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga
bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya
bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan
saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"[Yunus 10;90]
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab
Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka
memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan
mereka semuanya” kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara
mereka".” [Al hijr 15;39-40]
Iman yang
hanya terucap di bibir tanpa terhunjam di hati, tanpa goresan amal, maka inilah
imannya orang-orang munafiq [Al Baqarah 2;8].
“Di antaramanusiaada yang
mengatakan: "Kami berimankepada Allah danharikemudian,"
padahalmerekaituSesungguhnyabukan orang-orang yang beriman”
Nyatalah bahwa Allah
menempatkan posisi seorang mukmin itu tinggi dibandingkanposisi orang-orang
yang tidak beriman, kita mengenal seorang budak bernama Bilal bin Rabah, sangat
rendah derajatnya dimana manusia ketika itu, tapi dikala dia sudah masuk islam
maka menjadi mulia dikalangan orang-orang beriman lainnya, selain dari itu antara
orang yang beriman juga berbeda level atau derajat yang dimiliki, Allah
menempatkan lebik tinggi dengan kemuliaan di sisi Allah bagi yang menunjukan
kualitas imannya hingga kepada level taqwa;
”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”[Al Hujurat 49;13].
Diantara janji
Allah yang disebutkan dalam Al Qur'an
yaitu bahwa ummat islam ini adalah ummat yang terbaik dibandingkan
ummat-ummat lainnya, ummat terbaik itu memiliki ciri khas, bila ciri khas itu
maka prediket ummat terbaik akan hapus dari kehidupannya;
"Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik" [Ali Imran
3;110].
Dari ayat diatas Allah
menyatakan bahwa ummat terbaik itu adalah ummat
islam, padahal kenyataannya sejak zaman dahulu seperti ketika kita
dizaman Belanda dijajah, dalam penjajahan yang lamanya 350 tahun demikian pula
negara-negar islam lainnya dalam jajahan bangsa lain, kinipun ummat islam
selalu ditindas seperti di Bosnia, Kashmir, Moro, Pattani dan Palestina. Dengan
kenyataan ini apakah janji Allah itu tidak tepat sehingga dimana-mana ummat
islam selalu dihina dan dianiaya? Padahal diungkapkan dalam beberapa ayat
tentang kepastian janji Allah;
"
Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah
kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang
pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah" [Fathir 35;5]
"Sesungguhnya
apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi" [Al Mursalat 77;7]
Ada kemungkinan Allah
belum menepati janji-Nya karena kesalahan ummat islam sendiri, tidak mau
menagih janji itu dan tidak mau berbuat yang maksimal untuk menggapai janji itu
dengan keimanan yang teguh, dan tidak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar secara
optimal, namun demikian Rasulullah
mempunyai sebuah prediksi tentang akan munculnya generasi terbaik itu
sebagaimana sabda beliau berikut ini;
"Sebaik-baik
generasi adalah pada abadku, kemudian abad yang berikutnya, kemudian yang
berikutnya, kemudian setelah itu akan ada satu kaum yang maju menjadi saksi
walaupun tidak diminta, dan berkhianat
tidak amanah, kalau bernazar tidak menepati, dan tampak mereka itu gemuk badan
dan besar perutnya" [HR. Bukhari dan Muslim].
Apakah
kini kita masih menunggu generasi
terbaik yang digambarkan oleh Rasulullah pada abad ketiga, atau
generasi terbaik itu sudah berlalu
sehingga kita berada pada generasi terburuk dengan karakter yang menakutkan.
Usaha mukmin untuk memperoleh posisi tinggi seiring dengan sifat Allah yang
menghendaki agar mukmin itu tetap pada posisi yang tinggi, karena janji Allah
harus sesuai dengan usaha dan keinginan sang mukmin.
Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antarakamu yang murtaddariagamanya,
Makakelak Allah akanmendatangkansuatukaum yang Allah
mencintaimerekadanmerekapunmencintaiNya, yang bersikaplemahLembutterhadap orang
yang mukmin, yang bersikapkerasterhadap orang-orang kafir, yang berjihaddijalan
Allah, dan yang tidaktakutkepadacelaan orang yang sukamencela. Itulahkarunia
Allah, diberikan-Nyakepadasiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas
(pemberian-Nya), lagiMahaMengetahui.[Al Maidah 5;54]
Salah
satubentukkeimanandanpengabdianmanusiakepada yang disembahnyaadalahcinta,
siapasaja yang menyembahsesuatumakadiaujudkandalambentukmencintaisesuatuitu,
begitu pula keimanandanpengabdianseorangmuslimkepada Allah harusdisertaicinta
yang mendalam. Orang yang tidaklagimencintai Allah
makamerekaakandigantidenganmukmin lain yang lebihmencintai Allah
danAllahpunmencintainya;
"Dan diantaramanusiaada orang-orang yang menyembahtandingan-tandinganselain
Allah; merekamencintainyasebagaimanamerekamencintai Allah.adapun orang-orang
yang berimanamatsangatcintanyakepada Allah. danjikaseandainya orang-orang yang
berbuatzalimitumengetahuiketikamerekamelihatsiksa (padaharikiamat),
bahwakekuatanitukepunyaan Allah semuanya, danbahwa Allah amatberatsiksaan-Nya
(niscayamerekamenyesal).[Al Baqarah 2;165]
Allah
akan meninggikan hamba-Nya dikala terjalin
hubungan yang kuat sehingga menimbulkan saling mencintai, dengan cinta
itulah posisi hamba tinggi dan mulia di hadapan Allah, tapi dikala cinta sudah
tidak terjalin lagi antara hamba dengan Allah maka akan tampil orang lain akan
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran di dunia ini.
Allah
Al Muta’ali, Yang Meninggikan, Engkau tinggikan derajat hamba-Mu dengan iman
dan islam, tanpa itu maka tidak berarti hidup ini, tak bedanya hidup hamba
dengan binatang melata yang tersebar didunia ini, berilah kami kemampuan dan
bimbinglah kami untuk meraih ketinggian derajat di sisi-Mu.
Engkau Yang
Meninggikan, Engkau letakkan posisi tinggi itu bukan pada harta dan kekuasaan,
bila ketinggian berdasarkan itu maka
sungguh tidak adil karena sediki sekali orang yang mampu meraihnya, Engkau
letakkan ketinggian bagi hamba-Mu berdasarkan taqwa, apapun profesi seseorang,
apapun suku bangsa yang dia sandang, semua bisa meraihnya yang diawali dengan
iman dan kesadaran untuk meningkatkan kualitas iman, Wallahu a’lam [CubadakSolok,
26 JumadilAwal 1432.H/ 30 April 2011.M, Jam 11;00].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar