AL WAHID
[Yang Satu,
Tunggal]
Oleh Drs.
St. MUKHLIS DENROS
Al Wahid adalah salah satu dari nama-nama yang baik yang
dimiliki Allah yang berarti Allah itu satu atau tunggal, tidak ada Tuhan yang
lain selain Dia. Sejak dahulu manusia
berusaha mencari perlindungan yang dapat dijadikan sebagai Tuhan, ada yang
mengambil berhala sebagai sembahannya, ada yang berupa batu besar, pohon kayu dan laut dijadikan sebagai Tuhannya, hal ini
merupakan fithrah manusia. Manusia bagaimanapun adalah makhluk lemah yang
membutuhkan tempat bersandar dan mencari kekuatan lain yang dianggapnya mampu
memberi bantuan kepadanya sehingga tanpa ilmu mereka jadikan selain Allah
sebagai Tuhannya.
Bila
tanpa bimbingan wahyu dari yang Maha Kuasa sungguh banyaklah manusia yang sesat
jalan hidupnya, sedangkan wahyu dan para Nabi diturunkan untuk membimbing dan
mengajak mereka untuk menyembah Allah masih juga terjadi penyelewengan.
Muhammad Rasulullah karena
belas kasihan dan rahmat-Nya terhadap ummat manusia, memperingatkan agar jangan
sampai kita menyia-nyiakan pahala amal kita dengan riya’ dan sum’ah [pamer]
itu. Hanya menyandarkan segalanya kepada Allah bukan kepada yang lain, bahkan
sebelum seseorang mengenal ajaran Islam lebih jauh maka mengetahui Allah
sebagai Tuhan yang Esa wajib diketahui agar tidak terjadi salah kaprah terhadap seluruh aktivitas ibadah;
“Dari Ibnu Abbas Ra. Menyatakan bahwa Rasulullah Saw ketika mengutus Mu’adz
ke Yaman bersabda,”Kamu akan mendatangi kaum ahli kitab. Maka pertama kali yang
harus kamu da’wahkan kepada mereka adalah persaksikan bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah, maka kalau mereka sudah taat kepadamu tentang ajakan
itu,ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu
sehari semalam. Kalau mereka sudah taat kepadamu tentang ajakan itu, maka
ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shadaqah yang diambil
dari orang kaya mereka untuk diberikan kepada orang fakir miskin. Kalau mereka
elah taat kepadamu tentang ajakanmu itu, maka jagalah dan hindari harta benda
mereka dan takutlah akan do’a orang yang teraniaya, sebab diantara dia dan
allah tidak ada tabir penghalang” [HR.Bukhari dan Muslim]
Didalam sebuah shaheh Muslim
dari Nabi saw, beliau bersabda,”Barangsiapa
yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan ia mengkufuri semua penyembahan kepada
selain Allah, maka haramlah hartanya dan darahnya dan perhitungannya nanti ada
disisi Allah semata”
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa bermacam-macam ragam kemusyrikan telah menimpa
ummat islam seluruhnya. Maka beliau bertindak mengembalikan mereka kepada
aqidah yang selamat, bersendikan Kitabullah dan sunnah rasulnya.
Abul
A’la Al Maududi berpendapat,”Adapun yang patut dianggap sebagai Tuhan ; yang
menduduki singgasana kekuasaan yang mutlak atas seluruh alam semesta, langit,
bumi serta seluruh isinya. Yang demikian ini hanyalah Allah swt. Padanya
tergantung seluruh kebutuhan makhluk. Maka adalah palsu prediket ketuhanan bagi
sesuatu yang tidak mutlak kekuasaannya dan tidak tergantung padanya kebutuhan-kebutuhan seluruh makhluk. Malah
justru bertentangan dengan logika kenyataan.
Ketika
seseorang mengakui Allah sebagai Tuhannya maka dia dituntut untuk
merealisasikan nilai-nilai tauhid yang telah diucapkan, sehingga menjadi
penganut islam yang baik dalam arti kata kualitasnya “kaffah” yaitu islam yang
menyeluruh keyakinan yang integral [Al Baqarah 2;208]
”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
Sebagai
tanda atau perlambang bahwa manusia itu beriman kepada Allah, ialah mengucapkan
dua kalimat syahadat. Ini merupakan kesaksian yang kedua kali setelah kesaksian
dalam alam ruh dahulu [Al A’raf 7;172].
“Dan (ingatlah), ketikaTuhanmumengeluarkanketurunananak-anak
Adam darisulbimerekadan Allah mengambilkesaksianterhadapjiwamereka
(serayaberfirman): "BukankahakuiniTuhanmu?" merekamenjawab:
"Betul (EngkauTuban kami), Kami menjadisaksi". (kamilakukan yang
demikianitu) agar di harikiamatkamutidakmengatakan: "Sesungguhnya Kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengahterhadapini (keesaanTuhan)",
Al
Wahid adalahpengakuanhambakepada Allah bahwasiapmenjadikan Allah sebagaiTuhan
yang EsatanpaadaTuhan-Tuhan lain sebagaitandingan, inilah yang dijelaskanoleh
Allah kepada orang-orang ahlikitab agar
janganmenjadikanmanusiabahkanseorangnabipunsebagaiTuhanapalagisebagaianaktuhankarena
Allah adalahEsa, tidakadasekutubaginya;
“WahaiahliKitab,
janganlahkamumelampauibatasdalamagamamu, danjanganlahkamumengatakanterhadap
Allah kecuali yang benar.Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu,
adalahutusan Allah dan (yang diciptakandengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nyakepada Maryam, dan (dengantiupan) rohdari-Nya.
Makaberimanlahkamukepada Allah danrasul-rasul-Nyadanjanganlahkamumengatakan:
"(Tuhanitu) tiga", berhentilah (dariUcapanitu). (Itu) lebihbaikbagimu.Sesungguhnya
Allah Tuhan yang MahaEsa, Mahasuci Allah darimempunyaianak, segala yang di
langitdan di bumiadalahkepunyaan-Nya.cukuplah Allah menjadiPemelihara” [An Nisa 4;171]
Al
Wahid, adalahketegasandankejelasanaqidah yang dianutolehummatini, untuktidakmenserikatkan
Allah dengan yang lain karenaapa yang ada di langitdan di bumiinimutlakmilik
Allah, tidakadaserikatataucampurtangan yang lain di dalamnya, tuhan-tuhan yang
lain itusangatlahlemahnya, yang
tidakdapatmemberikanmanfaatdanmudharatkepadapenyembahnya;
“ Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah
menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya. Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya
(untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka
sendiri diciptakan dan tidak Kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya
dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak Kuasa
mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan” [Al
Furqan 25;2-3]”
Ya Al Wahid, Allah Tuhan yang
Esa, dengan keyakinan mendalam tentang keesaan-Mu maka hamba ini jauh dari
segala hal yang dapat menjerumuskan kepada kesyirikan, sebagaimana kenyataan
hidup yang harus diterima oleh seorang hamba yang ikhlas menjadikan Engkau
sebagai Tuhan yang Esa, Bilah bin Rabah sudah mengajarkan kepada kami bagaimana
untuk meyakini tenang keesaan-Mu padahal dia seorang budak yang baru saja masuk
islam ketika itu.
Bentukdanrupafisiknyaberbedadengankebanyakan
orang Arab.Iadigambarkanbertubuhkurus, berpostur ramping danberkulithitam.
Namundalam Islam, masalahfisikinitidaklahberhargadantidakdiperhitungkan.
IadibawakeMakkahdalamkeadaanterasingdariibudankeluarganya,
danhidup di sanasebagaihambasahaya
yang hina.
Diaadalahbudak
yang lemahlagimiskin, namundiangkatderajatnyaoleh agama
inisehinggamenjadipewarisjannah. Bilal bin Rabahadalahnama yang dicintai
orang-orang beriman. Dan suaranyadirindukanolehtelingamereka yang mengesakan
Allah.
SyekhA’id
Abdullah al-QarnidalamAl-Miskwa al-‘Anbar fi Khathab al-Mimbarmenulis,
ketika Muhammad saw mengumandangkankebenaran di atasbukitShafa, “TiadaTuhan
yang berhakdisembahkecuali Allah dan Muhammad adalahutusan Allah.”Dan
mendatangiparapembesarMakkahuntukmengajakmerekapadakebenaran,
namundidustaidandicaci-maki, Rasulullah pun mencari orang-orang lemah.Dan
beliaumenemukanmereka, salahsatunyaadalah Bilal.
Ketika
Bilal melihat Muhammad saw, makaia pun mencintaibeliau. Bilal mencintai
Muhammad saw dengancinta yang menulikanpendengarannyadanmembutakanmatanya.
SehinggaiabergerakselaludisertaidengancintakepadaRasul. Seolah-olahiaberkata,
“Akumencintaijangantanyamengapa?
Sebabsesungguhnyaakumencintaimu.Cintainiadalahjalanhidupku.”
Tatkala
Bilal masuk Islam,
parapemaksaitumendatanginya.Merekamenyiksanyadenganpedihsupayaiameninggalkankalimattauhid.
Namun Bilal teguhpendirian, enggankembalipadakekufuran.Kata-kata “Ahad, Ahad”
terusterucapdaribibirnya yang gemetar.Hinggaiadimerdekakanoleh Abu Bakar.
Bilal
kemudianmenghadapRasulullahdalamkondisi yang mengenaskan.Beliaumenerimadanmendidiknya,
sebagaimanaseorangibumendidikanak-anaknya.Rasulullahmendoakandanmenjadikannyamuazinpertamadalamsejarah
Islam.
MenjelangZuhurusaiFathuMakkah,
Rasulullahmeminta Bilal naikkeatasKa’bahuntukmengajak orang-orang
shalat.Ketikaiamengumandangkan azan, semua orang menangis, termasukRasulullah.
Air matabeliaumengalirderasmembasahipipi.
Suara
Bilal menggema di perbukitandanlembah-lembahkotaMakkah, dengankalimat yang
mengguncangdunia; “TidakadaTuhan yang berhakdisembahkecuali Allah...”[Bilal, Cyber Sabili, Rabu,
05 Januari 2011 19:24 ChairulAkhmad].
Ya
Al Wahid, Engkau Yang Esa,
jauhkanlahhambainidariajarandanajakanuntukmenserikatkan-Mu dengandalihapapun, dengandalihpengobatanbanyak
orang yang berserikatdengandukun agar sehatwalafita, alasanbisnispunbanyak
orang yang menjerumuskanaqidahnya,
bersekutudengansyaitanuntukmeraihkeuntunganduniawi yang tidakseberapa.
Ya Al Wahid,
berilahhambainitaufiqyaitukeinginanuntukmenjagaimantauhidini yang
disertaiketeguhanhati yang Kautanamkandalamjiwahamba,
karuniakanhambahidayahyaitupetunjuk-Mu
untukselaluberupayamemeliharaimantauhidiniwalaupunbesarnyaresikohidup yang
harusditerimasebagaimana yang dialamioleh Bilal bin Rabahdanparasahabat yang
lain, bahkanparanabidanrasulpuntidakluputdariresikoitu,
berikanlahhambakemampuanuntukmenerimaujianimanitusesuaidengankapasitas yang
hambamiliki.
Alangkah bodohnya manusia bila
mencari Tuhan selain Allah, apakah informasi tidak sampai kepadanya padahal
sumber informasi itu tidaklah sedikit, atau da’wah yang belum menyentuh
kehidupannya padahal tidak sedikit para da’i, mubaligh dan ulama menjalankan
tugasnya menyampaikan ajaran tauhid ini keseluruh dunia atau karena kezhaliman
dan kesombongan hamba itu.
Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah
memperingatkan manusia, bila tidak mau menyembah-Nya dengan ajaran tauhid, maka
carilah Tuhan lain yang dianggap sebagai tandingan Allah, dengan syarat keluar
dari bumi Allah ini dan cari bumi lain, padahal tidak ada bumi lain yang layak
dihuni selain bumi ini, walaupun kelak ada bumi baru lain yang cocok untuk
ditempati manusia maka bolehlah pindah kesana, tapi itupun miliki Allah karena
seluruh apa yang ada di jagad raya ini adalah kepunyaan Allah, wallahu a’lam.[Cubadak
Solok, 12 Rabiul Akhir 1432.H/ 17 Maret 2011, jam 20;55].
Referensi;
1. Al
Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis
Denros, 2009
3. Cyber Sabili,
Chairul Ahmad, Rabu, 05 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar