Minggu, 21 Juni 2015

8. Al Wahid, Satu, Tunggal





AL WAHID
[Yang Satu, Tunggal]
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS


Al Wahid adalah salah satu dari nama-nama yang baik yang dimiliki Allah yang berarti Allah itu satu atau tunggal, tidak ada Tuhan yang lain selain Dia.  Sejak dahulu manusia berusaha mencari perlindungan yang dapat dijadikan sebagai Tuhan, ada yang mengambil berhala sebagai sembahannya, ada yang berupa batu besar, pohon kayu dan laut dijadikan sebagai Tuhannya, hal ini merupakan fithrah manusia. Manusia bagaimanapun adalah makhluk lemah yang membutuhkan tempat bersandar dan mencari kekuatan lain yang dianggapnya mampu memberi bantuan kepadanya sehingga tanpa ilmu mereka jadikan selain Allah sebagai Tuhannya.

            Bila tanpa bimbingan wahyu dari yang Maha Kuasa sungguh banyaklah manusia yang sesat jalan hidupnya, sedangkan wahyu dan para Nabi diturunkan untuk membimbing dan mengajak mereka untuk menyembah Allah masih juga terjadi penyelewengan.
           
Muhammad Rasulullah karena belas kasihan dan rahmat-Nya terhadap ummat manusia, memperingatkan agar jangan sampai kita menyia-nyiakan pahala amal kita dengan riya’ dan sum’ah [pamer] itu. Hanya menyandarkan segalanya kepada Allah bukan kepada yang lain, bahkan sebelum seseorang mengenal ajaran Islam lebih jauh maka mengetahui Allah sebagai Tuhan yang Esa wajib diketahui agar tidak terjadi salah kaprah  terhadap seluruh aktivitas ibadah;

“Dari Ibnu Abbas Ra. Menyatakan bahwa Rasulullah Saw ketika mengutus Mu’adz ke Yaman bersabda,”Kamu akan mendatangi kaum ahli kitab. Maka pertama kali yang harus kamu da’wahkan kepada mereka adalah persaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka kalau mereka sudah taat kepadamu tentang ajakan itu,ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu sehari semalam. Kalau mereka sudah taat kepadamu tentang ajakan itu, maka ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shadaqah yang diambil dari orang kaya mereka untuk diberikan kepada orang fakir miskin. Kalau mereka elah taat kepadamu tentang ajakanmu itu, maka jagalah dan hindari harta benda mereka dan takutlah akan do’a orang yang teraniaya, sebab diantara dia dan allah tidak ada tabir penghalang” [HR.Bukhari dan Muslim]

Didalam sebuah shaheh Muslim dari Nabi saw, beliau bersabda,”Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan ia mengkufuri semua penyembahan kepada selain Allah, maka haramlah hartanya dan darahnya dan perhitungannya nanti ada disisi Allah semata”

            Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa bermacam-macam ragam kemusyrikan telah menimpa ummat islam seluruhnya. Maka beliau bertindak mengembalikan mereka kepada aqidah yang selamat, bersendikan Kitabullah dan sunnah rasulnya.

            Abul A’la Al Maududi berpendapat,”Adapun yang patut dianggap sebagai Tuhan ; yang menduduki singgasana kekuasaan yang mutlak atas seluruh alam semesta, langit, bumi serta seluruh isinya. Yang demikian ini hanyalah Allah swt. Padanya tergantung seluruh kebutuhan makhluk. Maka adalah palsu prediket ketuhanan bagi sesuatu yang tidak mutlak kekuasaannya dan tidak tergantung padanya  kebutuhan-kebutuhan seluruh makhluk. Malah justru bertentangan dengan logika kenyataan.

            Ketika seseorang mengakui Allah sebagai Tuhannya maka dia dituntut untuk merealisasikan nilai-nilai tauhid yang telah diucapkan, sehingga menjadi penganut islam yang baik dalam arti kata kualitasnya “kaffah” yaitu islam yang menyeluruh keyakinan yang integral [Al Baqarah 2;208]
            ”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

            Sebagai tanda atau perlambang bahwa manusia itu beriman kepada Allah, ialah mengucapkan dua kalimat syahadat. Ini merupakan kesaksian yang kedua kali setelah kesaksian dalam alam ruh dahulu [Al A’raf  7;172].
“Dan (ingatlah), ketikaTuhanmumengeluarkanketurunananak-anak Adam darisulbimerekadan Allah mengambilkesaksianterhadapjiwamereka (serayaberfirman): "BukankahakuiniTuhanmu?" merekamenjawab: "Betul (EngkauTuban kami), Kami menjadisaksi". (kamilakukan yang demikianitu) agar di harikiamatkamutidakmengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengahterhadapini (keesaanTuhan)",

Al Wahid adalahpengakuanhambakepada Allah bahwasiapmenjadikan Allah sebagaiTuhan yang EsatanpaadaTuhan-Tuhan lain sebagaitandingan, inilah yang dijelaskanoleh Allah kepada orang-orang ahlikitab agar janganmenjadikanmanusiabahkanseorangnabipunsebagaiTuhanapalagisebagaianaktuhankarena Allah adalahEsa, tidakadasekutubaginya;
“WahaiahliKitab, janganlahkamumelampauibatasdalamagamamu, danjanganlahkamumengatakanterhadap Allah kecuali yang benar.Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalahutusan Allah dan (yang diciptakandengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nyakepada Maryam, dan (dengantiupan) rohdari-Nya. Makaberimanlahkamukepada Allah danrasul-rasul-Nyadanjanganlahkamumengatakan: "(Tuhanitu) tiga", berhentilah (dariUcapanitu). (Itu) lebihbaikbagimu.Sesungguhnya Allah Tuhan yang MahaEsa, Mahasuci Allah darimempunyaianak, segala yang di langitdan di bumiadalahkepunyaan-Nya.cukuplah Allah menjadiPemelihara” [An Nisa 4;171]

Al Wahid, adalahketegasandankejelasanaqidah yang dianutolehummatini, untuktidakmenserikatkan Allah dengan yang lain karenaapa yang ada di langitdan di bumiinimutlakmilik Allah, tidakadaserikatataucampurtangan yang lain di dalamnya, tuhan-tuhan yang lain itusangatlahlemahnya, yang tidakdapatmemberikanmanfaatdanmudharatkepadapenyembahnya;
“ Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak Kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak Kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan” [Al Furqan 25;2-3]”

Ya Al Wahid, Allah Tuhan yang Esa, dengan keyakinan mendalam tentang keesaan-Mu maka hamba ini jauh dari segala hal yang dapat menjerumuskan kepada kesyirikan, sebagaimana kenyataan hidup yang harus diterima oleh seorang hamba yang ikhlas menjadikan Engkau sebagai Tuhan yang Esa, Bilah bin Rabah sudah mengajarkan kepada kami bagaimana untuk meyakini tenang keesaan-Mu padahal dia seorang budak yang baru saja masuk islam ketika itu.
Bentukdanrupafisiknyaberbedadengankebanyakan orang Arab.Iadigambarkanbertubuhkurus, berpostur ramping danberkulithitam. Namundalam Islam, masalahfisikinitidaklahberhargadantidakdiperhitungkan.
IadibawakeMakkahdalamkeadaanterasingdariibudankeluarganya, danhidup di sanasebagaihambasahaya yang hina.
Diaadalahbudak yang lemahlagimiskin, namundiangkatderajatnyaoleh agama inisehinggamenjadipewarisjannah. Bilal bin Rabahadalahnama yang dicintai orang-orang beriman. Dan suaranyadirindukanolehtelingamereka yang mengesakan Allah.
SyekhA’id Abdullah al-QarnidalamAl-Miskwa al-‘Anbar fi Khathab al-Mimbarmenulis, ketika Muhammad saw mengumandangkankebenaran di atasbukitShafa, “TiadaTuhan yang berhakdisembahkecuali Allah dan Muhammad adalahutusan Allah.”Dan mendatangiparapembesarMakkahuntukmengajakmerekapadakebenaran, namundidustaidandicaci-maki, Rasulullah pun mencari orang-orang lemah.Dan beliaumenemukanmereka, salahsatunyaadalah Bilal.
Ketika Bilal melihat Muhammad saw, makaia pun mencintaibeliau. Bilal mencintai Muhammad saw dengancinta yang menulikanpendengarannyadanmembutakanmatanya. SehinggaiabergerakselaludisertaidengancintakepadaRasul. Seolah-olahiaberkata, “Akumencintaijangantanyamengapa? Sebabsesungguhnyaakumencintaimu.Cintainiadalahjalanhidupku.”
Tatkala Bilal masuk Islam, parapemaksaitumendatanginya.Merekamenyiksanyadenganpedihsupayaiameninggalkankalimattauhid. Namun Bilal teguhpendirian, enggankembalipadakekufuran.Kata-kata “Ahad, Ahad” terusterucapdaribibirnya yang gemetar.Hinggaiadimerdekakanoleh Abu Bakar.
Bilal kemudianmenghadapRasulullahdalamkondisi yang mengenaskan.Beliaumenerimadanmendidiknya, sebagaimanaseorangibumendidikanak-anaknya.Rasulullahmendoakandanmenjadikannyamuazinpertamadalamsejarah Islam.
MenjelangZuhurusaiFathuMakkah, Rasulullahmeminta Bilal naikkeatasKa’bahuntukmengajak orang-orang shalat.Ketikaiamengumandangkan azan, semua orang menangis, termasukRasulullah. Air matabeliaumengalirderasmembasahipipi.
Suara Bilal menggema di perbukitandanlembah-lembahkotaMakkah, dengankalimat yang mengguncangdunia; “TidakadaTuhan yang berhakdisembahkecuali Allah...”[Bilal, Cyber Sabili, Rabu, 05 Januari 2011 19:24 ChairulAkhmad].
            Ya Al Wahid, Engkau Yang Esa, jauhkanlahhambainidariajarandanajakanuntukmenserikatkan-Mu dengandalihapapun, dengandalihpengobatanbanyak orang yang berserikatdengandukun agar sehatwalafita, alasanbisnispunbanyak orang yang menjerumuskanaqidahnya, bersekutudengansyaitanuntukmeraihkeuntunganduniawi yang  tidakseberapa.

Ya Al Wahid, berilahhambainitaufiqyaitukeinginanuntukmenjagaimantauhidini yang disertaiketeguhanhati yang Kautanamkandalamjiwahamba, karuniakanhambahidayahyaitupetunjuk-Mu untukselaluberupayamemeliharaimantauhidiniwalaupunbesarnyaresikohidup yang harusditerimasebagaimana yang dialamioleh Bilal bin Rabahdanparasahabat yang lain, bahkanparanabidanrasulpuntidakluputdariresikoitu, berikanlahhambakemampuanuntukmenerimaujianimanitusesuaidengankapasitas yang hambamiliki.
Alangkah bodohnya manusia bila mencari Tuhan selain Allah, apakah informasi tidak sampai kepadanya padahal sumber informasi itu tidaklah sedikit, atau da’wah yang belum menyentuh kehidupannya padahal tidak sedikit para da’i, mubaligh dan ulama menjalankan tugasnya menyampaikan ajaran tauhid ini keseluruh dunia atau karena kezhaliman dan kesombongan hamba itu.

Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah memperingatkan manusia, bila tidak mau menyembah-Nya dengan ajaran tauhid, maka carilah Tuhan lain yang dianggap sebagai tandingan Allah, dengan syarat keluar dari bumi Allah ini dan cari bumi lain, padahal tidak ada bumi lain yang layak dihuni selain bumi ini, walaupun kelak ada bumi baru lain yang cocok untuk ditempati manusia maka bolehlah pindah kesana, tapi itupun miliki Allah karena seluruh apa yang ada di jagad raya ini adalah kepunyaan Allah, wallahu a’lam.[Cubadak Solok, 12 Rabiul Akhir 1432.H/ 17 Maret 2011, jam 20;55].

Referensi;
1. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
3. Cyber Sabili, Chairul Ahmad, Rabu, 05 Januari 2011

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar