Jumat, 19 Juni 2015

17. Al Muhyi, Yang Menghidupkan





AL MUHYI
[Yang Menghidupkan]
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS

            Allah yang telah menciptakan kehidupan ini untuk makhluk-Nya yang ada di langit ataupun di bumi bahkan yang ada di angkasa raya, jagat raya yang merupakan tata surya yang Maha Luas, semuanya sudah dijadikan Allah sejak milyaran tahun yang lalu tanpa keikutsertaan oleh siapapun karena memang Dialah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, Al Muhyi Yang Menghidupkan.
”Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”[Yunus 10;56]

Hidup diberikan bukan hanya kepada manusia saja, tetapi diberikan juga kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan, yang diperlengkapi dengan berbagai alat kehidupan seperti udara, air dan cahaya matahari. Kesemuanya itu dapat diperoleh dengan gratis, tanpa harus membayar kepada yang memberi hidup ini.

Hidup adalah kurnia Ilahi kepada setiap makhluk, terutama manusia, tidak seorangpun boleh merampasnya, kecuali dengan ketentuan-ketentuan yang lain, Allah berfirman dalam surat Al Hijr 15;23,
"Dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan kami (pulalah) yang mewarisi".
           
            Tentang kejadian manusia, penciptaan hidup untuknya bukanlah hal yang besar karena hal yang rumit dan besar mampu diselesaikan oleh Allah sendiri saja, tidak ada yang mampu untuk menirunya, jadi kehidupan yang dinikmati manusia ini bukanlah sesuatu yang istimewa bagi Allah, dia merupakan bagian terkecil dari sekian ciptaan Allah yang sudah diciptakan;
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.”[An Nazi’at 79;27-33]

Kehidupan yang diberikan kepada seorang muslim seharusnya nampak dalam semaraknya mereka melakukan ibadah kepada Allah yang merupakan sikap ketundukan atas perintah Allah,;
"Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” [An Nur 24;51].

Karena hidup bukanlah hasil karya manusia, dia merupakan ciptaan Allah untuk hamba-Nya maka perlu diterima dengan rasa syukur, dijaga dengan baik, dimanfaatkan sesuai kehendak Allah, janganlah melakukan penganiayaan terhadap diri sendiri karena yang demikian merusak ciptaan dan kehendak Allah. Menganiaya diri sendiri, apalagi membunuh jiwa seseorang tidak dibenarkan oleh Allah, kecuali ada suatu sebab.

          Buya Hamka mengatakan bahwa kualitas hidup itu tidak tergantung dari berapa lama dia hidup tapi apa yang dia buat selama hidup itu karena sehari Harimau di rimba sama dengan setahun bagi seekor rusa, Rasulullah juga mengajarkan kepada kita bahwa orang yang baik beruntung dalam hidup itu adalah orang lama hidupnya tapi bagus amalnya, sedangkan orang yang rugi adalah orang yang sebentar hidup di dunia tapi buruk amalnya.

Dengan hidup ini kita dituntut untuk berprestasi, baik prestasi amaliyah dunia apalagi aktivitas untuk akherat. Dalam surat Al Asr 103;1-3 Allah menjelaskan;
 ”Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan yang berwasiat dengan kebenaran dan berwasiat dengan kesabaran”.

Dari sekian tahun yang diberikan Allah untuk hidup dengan segala aktivitasnya perlu diisi hanya dengan tiga  hal, pertama isilah waktu kita untuk meningkatkan kualitas iman dengan berbagai kegiatan. Kedua kita berkewajiban mengisi waktu hidup ini dengan amaliyah ibadah shalih yang idealnya memang banyak dan berkualitas, yaitu ibadah yang jauh dari syirik, bid’wah, kurafat dan tahyul sebagaimana yang dipesankan Rasul kita, ”Barangsiapa yang beribadah tidak sesuai dengan sistim yang kami ajarkan maka dia tertolak, dan mukmin yang baik itu adalah yang menggunakan waktunya seefisien mungkin”,  Nabi Muhammad adalah orang yang sibuk mengurus rakyatnya, tapi dari segi ibadah tak ada diantara sahabat yang mampu menandinginya apalagi kita.

            Ketiga, kita tidak termasuk orang yang merugi sebagaimana disinyalir-Nya bila waktu kita gunakan untuk berda’wah dengan metode menanamkan kebenaran dan kesabaran kepada ummat ini. Da’wah bukanlah sebatas tabligh tapi pembinaan terhadap ummat, walaupun seorang ulama sudah puluhan tahun berceramah, jika tidak membina ummat maka rugilah dia....sebagaimana sabda Rasul, ”Siapa yang karena dia seseorang memperoleh hidayah maka lebih baik dari pada dunia dengan segala isinya”.

            Al Muhyi yang menghidupkan, yang memberikanfasilitasuntukhidupdanmenjadikankehidupanituberjalandenganbaik.Manusiaadalahmakhlukistimewauntukmendapatkanfasilitasituberupa air hujanuntukpenghidupanhewandantumbuh-tumbuhansehinggabeternakdanbertanimerupakanbentukusaha yang digelutimanusia;
“Dia-lah, yang telahmenurunkan air hujandarilangituntukkamu, sebahagiannyamenjadiminumandansebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempattumbuhnya) kamumenggembalakanternakmu.Diamenumbuhkanbagikamudengan air hujanitutanam-tanaman; zaitun, korma, anggurdansegalamacambuah-buahan.Sesungguhnyapada yang demikianitubenar-benaradatanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang memikirkan.[“An Nahl 16;10-11]
“dan Kami turunkandarilangit air yang banyakmanfaatnyalalu Kami tumbuhkandengan air itupohon-pohondanbiji-bijitanaman yang diketam,danpohonkurma yang tinggi-tinggi yang mempunyaimayang yang bersusun- susun,untukmenjadirezkibagihamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkandengan air itutanah yang mati (kering). sepertiItulahterjadinyakebangkitan” [Qaaf 50;9-11].

Allah menceritakantentang proses kejadianmanusia, sejakdariberawalnyasebuahkehidupan yang dialamihinggaberakhirnyakehidupanmanusiaitu, sejakdariberbangkitdarialamkuburkarenasetelahkematianterjadikehidupanbaru di dalamnya yang disebutdenganalambarzakh, hinggabergantinyaalamduniainidengankehidupan lain yang lebihmeyakinkanyaitukehidupanakherat;
“Haimanusia, jikakamudalamkeraguantentangkebangkitan (darikubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telahmenjadikankamudaritanah, kemudiandarisetetesmani, kemudiandarisegumpaldarah, kemudiandarisegumpaldaging yang sempurnakejadiannyadan yang tidaksempurna, agar Kami jelaskankepadakamudan Kami tetapkandalamrahim, apa yang Kami kehendakisampaiwaktu yang sudahditentukan, kemudian Kami keluarkankamusebagaibayi, kemudian (denganberangsur- angsur) kamusampailahkepadakedewasaan, dan di antarakamuada yang diwafatkandan (adapula) di antarakamu yang dipanjangkanumurnyasampaipikun, supayaDiatidakmengetahuilagisesuatupun yang dahulunyatelahdiketahuinya. dankamuLihatbumiinikering, kemudianapabilatelah Kami turunkan air di atasnya, hiduplahbumiitudansuburlahdanmenumbuhkanberbagaimacamtumbuh-tumbuhan yang indah.”[Al Hajj 22;5]

                Ya Al Muhyi, Engkaulah yang menghidupkankehidupanmanusia di duniaini, Engkaupulalahtempat kami berpulangmenujukampungakherat yang dijanjikan.Ya Al Muhyi, hidupkanlahhambainijikahidupitubaikbagihamba, baikbagikeluargahambadanbaik pula bagimasyarakathamba.Matikanlahhambabilamatiitulebihbaikbagihambadanmasukkanlahhambadalamgolongan orang-orang yang Engkauberinikmatatasmereka.Wallahua’lam[Cubadak Solok, 21 Rabiul Akhir 1432.H/ 26 Maret 2011, Jam ; 19;13].

Referensi;
1.Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2.Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar