AL MUHYI
[Yang Menghidupkan]
Oleh Drs. St.
MUKHLIS DENROS
Allah
yang telah menciptakan kehidupan ini untuk makhluk-Nya yang ada di langit
ataupun di bumi bahkan yang ada di angkasa raya, jagat raya yang merupakan tata
surya yang Maha Luas, semuanya sudah dijadikan Allah sejak milyaran tahun yang
lalu tanpa keikutsertaan oleh siapapun karena memang Dialah Yang Maha Kuasa dan
Maha Perkasa, Al Muhyi Yang Menghidupkan.
”Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”[Yunus 10;56]
Hidup
diberikan bukan hanya kepada manusia saja, tetapi diberikan juga kepada hewan
dan tumbuh-tumbuhan, yang diperlengkapi dengan berbagai alat kehidupan seperti
udara, air dan cahaya matahari. Kesemuanya itu dapat diperoleh dengan gratis,
tanpa harus membayar kepada yang memberi hidup ini.
Hidup adalah
kurnia Ilahi kepada setiap makhluk, terutama manusia, tidak seorangpun boleh
merampasnya, kecuali dengan ketentuan-ketentuan yang lain, Allah berfirman
dalam surat Al Hijr 15;23,
"Dan
Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan kami
(pulalah) yang mewarisi".
Tentang kejadian manusia,
penciptaan hidup untuknya bukanlah hal yang besar karena hal yang rumit dan
besar mampu diselesaikan oleh Allah sendiri saja, tidak ada yang mampu untuk
menirunya, jadi kehidupan yang dinikmati manusia ini bukanlah sesuatu yang
istimewa bagi Allah, dia merupakan bagian terkecil dari sekian ciptaan Allah
yang sudah diciptakan;
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah
telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,dan Dia
menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.dan
bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya.dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu)
untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.”[An Nazi’at 79;27-33]
Kehidupan yang
diberikan kepada seorang muslim seharusnya nampak dalam semaraknya mereka
melakukan ibadah kepada Allah yang merupakan sikap ketundukan atas perintah
Allah,;
"Sesungguhnya jawaban oran-orang
mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami
patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” [An Nur 24;51].
Karena hidup
bukanlah hasil karya manusia, dia merupakan ciptaan Allah untuk hamba-Nya maka
perlu diterima dengan rasa syukur, dijaga dengan baik, dimanfaatkan sesuai
kehendak Allah, janganlah melakukan penganiayaan terhadap diri sendiri karena
yang demikian merusak ciptaan dan kehendak Allah. Menganiaya diri sendiri,
apalagi membunuh jiwa seseorang tidak dibenarkan oleh Allah, kecuali ada suatu
sebab.
Buya Hamka mengatakan bahwa kualitas hidup itu tidak tergantung dari berapa
lama dia hidup tapi apa yang dia buat selama hidup itu karena sehari Harimau di
rimba sama dengan setahun bagi seekor rusa, Rasulullah juga mengajarkan kepada
kita bahwa orang yang baik beruntung dalam hidup itu adalah orang lama hidupnya
tapi bagus amalnya, sedangkan orang yang rugi adalah orang yang sebentar hidup
di dunia tapi buruk amalnya.
Dengan hidup
ini kita dituntut untuk berprestasi, baik prestasi amaliyah dunia apalagi
aktivitas untuk akherat. Dalam surat Al Asr 103;1-3 Allah menjelaskan;
”Demi masa,
sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi kecuali orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh dan yang berwasiat dengan kebenaran dan berwasiat dengan
kesabaran”.
Dari sekian
tahun yang diberikan Allah untuk hidup dengan segala aktivitasnya perlu diisi
hanya dengan tiga hal, pertama isilah
waktu kita untuk meningkatkan kualitas iman dengan berbagai kegiatan. Kedua
kita berkewajiban mengisi waktu hidup ini dengan amaliyah ibadah shalih yang
idealnya memang banyak dan berkualitas, yaitu ibadah yang jauh dari syirik,
bid’wah, kurafat dan tahyul sebagaimana yang dipesankan Rasul kita,
”Barangsiapa yang beribadah tidak sesuai dengan sistim yang kami ajarkan maka
dia tertolak, dan mukmin yang baik itu adalah yang menggunakan waktunya
seefisien mungkin”, Nabi Muhammad adalah
orang yang sibuk mengurus rakyatnya, tapi dari segi ibadah tak ada diantara
sahabat yang mampu menandinginya apalagi kita.
Ketiga, kita tidak
termasuk orang yang merugi sebagaimana disinyalir-Nya bila waktu kita gunakan untuk
berda’wah dengan metode menanamkan kebenaran dan kesabaran kepada ummat ini.
Da’wah bukanlah sebatas tabligh tapi pembinaan terhadap ummat, walaupun seorang
ulama sudah puluhan tahun berceramah, jika tidak membina ummat maka rugilah
dia....sebagaimana sabda Rasul, ”Siapa yang karena dia seseorang memperoleh
hidayah maka lebih baik dari pada dunia dengan segala isinya”.
Al
Muhyi yang menghidupkan, yang
memberikanfasilitasuntukhidupdanmenjadikankehidupanituberjalandenganbaik.Manusiaadalahmakhlukistimewauntukmendapatkanfasilitasituberupa
air hujanuntukpenghidupanhewandantumbuh-tumbuhansehinggabeternakdanbertanimerupakanbentukusaha
yang digelutimanusia;
“Dia-lah, yang
telahmenurunkan air hujandarilangituntukkamu,
sebahagiannyamenjadiminumandansebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang
pada (tempattumbuhnya) kamumenggembalakanternakmu.Diamenumbuhkanbagikamudengan
air hujanitutanam-tanaman; zaitun, korma,
anggurdansegalamacambuah-buahan.Sesungguhnyapada yang
demikianitubenar-benaradatanda (kekuasaan Allah) bagikaum yang memikirkan.[“An
Nahl 16;10-11]
“dan Kami turunkandarilangit
air yang banyakmanfaatnyalalu Kami tumbuhkandengan air
itupohon-pohondanbiji-bijitanaman yang diketam,danpohonkurma yang tinggi-tinggi
yang mempunyaimayang yang bersusun- susun,untukmenjadirezkibagihamba-hamba
(Kami), dan Kami hidupkandengan air itutanah yang mati (kering). sepertiItulahterjadinyakebangkitan”
[Qaaf 50;9-11].
Allah
menceritakantentang proses kejadianmanusia, sejakdariberawalnyasebuahkehidupan
yang dialamihinggaberakhirnyakehidupanmanusiaitu,
sejakdariberbangkitdarialamkuburkarenasetelahkematianterjadikehidupanbaru di
dalamnya yang disebutdenganalambarzakh,
hinggabergantinyaalamduniainidengankehidupan lain yang
lebihmeyakinkanyaitukehidupanakherat;
“Haimanusia,
jikakamudalamkeraguantentangkebangkitan (darikubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya
Kami telahmenjadikankamudaritanah, kemudiandarisetetesmani,
kemudiandarisegumpaldarah, kemudiandarisegumpaldaging yang
sempurnakejadiannyadan yang tidaksempurna, agar Kami jelaskankepadakamudan Kami
tetapkandalamrahim, apa yang Kami kehendakisampaiwaktu yang sudahditentukan,
kemudian Kami keluarkankamusebagaibayi, kemudian (denganberangsur- angsur)
kamusampailahkepadakedewasaan, dan di antarakamuada yang diwafatkandan
(adapula) di antarakamu yang dipanjangkanumurnyasampaipikun, supayaDiatidakmengetahuilagisesuatupun
yang dahulunyatelahdiketahuinya. dankamuLihatbumiinikering,
kemudianapabilatelah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplahbumiitudansuburlahdanmenumbuhkanberbagaimacamtumbuh-tumbuhan yang
indah.”[Al Hajj
22;5]
Ya
Al Muhyi, Engkaulah yang menghidupkankehidupanmanusia di duniaini, Engkaupulalahtempat
kami berpulangmenujukampungakherat yang dijanjikan.Ya Al Muhyi,
hidupkanlahhambainijikahidupitubaikbagihamba, baikbagikeluargahambadanbaik pula
bagimasyarakathamba.Matikanlahhambabilamatiitulebihbaikbagihambadanmasukkanlahhambadalamgolongan
orang-orang yang Engkauberinikmatatasmereka.Wallahua’lam[Cubadak
Solok, 21 Rabiul Akhir 1432.H/ 26 Maret 2011, Jam ; 19;13].
Referensi;
1.Al
Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2.Kumpulan Ceramah Praktis, Drs.
Mukhlis Denros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar