AL MALIK
[Maha Raja]
Oleh Drs. St.
MUKHLIS DENROS
Melalui nabi dan rasul-Nya, Allah sebagai
Tuhan memperkenalkan diri, Dialah Tuhan
yang wajib disembah sehingga tidak ada lagi Tuhan selain Dia, penyembahan
kepada yang lain adalah tertolak dan itu syirik, Dia adalah Raja yang merajai
seluruh raja-raja kecil yang ada di dunia ini, Kerajaan-Nya luas terbentang
sejak dari dunia dan isinya bahkan alam raya berada dalam genggaman-Nya,
kekuasaan-Nya tidak terbatas hingga kapanpun, Dia adalah Raja Yang Maha Suci
yang telah menciptakan semuanya untuk kesejahteraan makhluk-Nya, Dia adalah
Raja yang memberikan keamanan kepada makhluk-Nya, Yang Memelihara ciptaan-Nya,
tak satupun gangguan yang mengancam kekuasaan-Nya karena semua kekuasaan berada
dibawah kekuasaan-Nya.
”Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci,
yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang
Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan.”[Al Hasyr 59;23]
Begitu besar kekuasaan yang dimiliki Allah sebagai
Tuhan yang menguasai seluruh alam ini, tak satupun makhluk yang mampu menyamai
kekuasaan kerajaan-Nya bahkan makhluk selalu berlindung kepada-Nya dari segala
gangguan kejahatan dari syaitan ataupun kejahatan manusia, perlindungan ini
menunjukkan tauhid yang bersih dari segala bentuk syirik, inilah perlindungan
yang ditujukan kepada Allah, sebagai Tuhan dan sebagai Raja, tidak ada
perlindungan lain kecuali dari-Nya;
”Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara
dan menguasai) manusia.Raja manusia.Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan
yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari
(golongan) jin dan manusia.”[An Nass 114;1-6]
Kerajaan yang diemban makhluk di dunia ini juga
berada di bawah kekuasaan-Nya karena Dialah yang menyerahkan kekuasaan dan
kerajaan itu untuk dijalankan pada batas waktu tertentu, Dia kuasa untuk
memberikan kerajaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kelak waktunya Dia
pula yang akan melengserkan raja itu dari kekuasaan-Nya. Paling lama kekuasaan
raja di dunia hanya seumur hidupnya itupun kalau tidak ada yang menggoyang
kekuasaan sang raja, tapi bila terlalu lama berkuasa apalagi selama menjalankan
kekuasaan menzhalimin rakyatnya maka pada waktunya akan runtuhlah kekuasaan
itu.
Dia, Allah, Raja yang menguasai segala kemuliaan,
kemudian mendistribusikan kemuliaan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
selama kemuliaan itu dijaga dengan baik, amanah, jujur, menjalin hubungan
dengan manusia dan tidak melupakan Pemberi Kemuliaan maka akan terjagalah
kemuliaan itu, tapi bila terjadi penyimpangan, syukur berganti dengan kufur,
iman diubah menjadi nifaq, jahiliyyah sudah menjadi budaya harian serta
ketaatan berbaur dengan berbagai kemaksiatan maka Allah akan mengganti
kemuliaan itu dengan kehinaan dengan caranya sendiri;
”Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.Engkau masukkan
malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan
yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. dan
Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".[Ali Imran 3;26-27]
Tidak sedikit orang ketika sebelum mendapat
jabatan apapun levelnya siap untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, tapi
setelah jabatan itu di tangannya maka dia lupa dengan janji-janji kampanyenya
dahulu, maksudnya akan menghauskan KKN [Korupsi, Kolusi dan Nepotisme] tapi
sebaliknya malah kental sekali KKN-nya sehingga wibawanya di hati ummat tidak
lagi dihargai, idealisme yang dahulu dia perjuangkan luntur dan lentur dengan
materi dan fasilitas yang tersedia, Rasulullah bersabda:
“Akan
dijumpai kelak di tengah-tengah kamu, para pembesar yang cukup mengetahui apa
yang semestinya menjadi kewajiban mereka tetapi sayang, mereka itu melakukan
kejahatan-kejahatan dan kerusakan-kerusakan.jika para pembesar itu melakkan
perbuatan yang baik, mereka sendirilah yang akan menerima pembalasannya, dan
kamu haruslah menunjukkan rasa syukur. Tetapi bila pembesar-pembesar itu
melakukan kejahatan-kejahatan, maka bencanalah yang akan ditimpakan atas pundak
mereka sendiri, sedangkan kamu semua haruslah bersikap tabah dan sabar”[HR.Muslim]
SimbularogansikekuasaanpenguasadiwakiliolehFir'aun,
tidakhanyapenindasankepadarakyatnyasajabahkanAllahpunsiapdiagugat, sebagaimana
Al Qur'an mengisahkan,;
"Dan BerkataFir'aun: "Haipembesarkaumku,
AkutidakmengetahuiTuhanbagimuselainAku. MakabakarlahHai Haman
untukkutanahliatKemudianbuatkanlahuntukkubangunan yang
TinggisupayaAkudapatnaikmelihatTuhan Musa, danSesungguhnyaAkubenar-benaryakinbahwadiatermasuk
orang-orang pendusta". Dan berlakuangkuhlahFir'aundanbalatentaranya di
bumi (Mesir) tanpaalasan yang
benardanmerekamenyangkabahwamerekatidakakandikembalikankepada kami. Maka kami
hukumlahFir'aundanbalatentaranya, lalu kami
lemparkanmerekakedalamlaut.MakaLihatlahbagaimanaakibat orang-orang yang zalim.
Dan kami jadikanmerekapemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia)
kenerakadanpadaharikiamatmerekatidakakanditolong. Dan kami
ikutkanlahlaknatkepadamereka di duniaini; danpadaharikiamatmerekatermasuk
orang-orang yang dijauhkan (darirahmat Allah)" [Al Qashash 28; 38-42].
Begitu mengenaskannya nasib para
penguasa dan para raja yang tidak menyadari tentang kelemahan
dirinya sebagai makhluk, sebagai manusia yang dhaif, dia menyangka bahwa
kekuasaan dan kerajaan itu milikinya mutlak, dia lupa bahwa ada Raja yang lebih
berkuasa di alam raya ini, jangankan kerajaan yang kecil di dunia bahkan apapun
yang ada di langit dan di dunia ini milik-Nya.
”Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak
ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang
kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu, yang demikian itu ialah
Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang.[As Sajdah
32;4-6]
Al
Malik, Allah adalah Raja Diraja, tidak ada kekuasaan yang menyamai
kekuasaan-Nya, Dia tempat berserah diri dan tempat bergantung bagi makhluk-Nya
dalam segala urusan, mengambing yang lain untuk tempat bersandar dan bergantung
maka hal itu sangatlah rapuh dan tidak bertahan lama, pertahanan yang semu,
ibarat sarang laba-laba, indah bentuknya tapi sangat lemah belitannya, carilah
tempat berlindung dan tempat bersandar itu yang Maha Kuat, Yang Maha Perkasa,
karena Dialah Al Malik, Maha Raja.
Dalam tulisannya AA Gym
menyatakan tentang tempat bersandar yang baik yaitu AllahPadahal, semua
yang kitasandarisangatmudahbagi Allah (mengatakan ‘sangatmudah’
jugainiterlalukurangetis), atauakan ‘sangatmudahsekali’ bagi Allah
mengambilapasaja yang kitasandari. Namun, andaikatakitahanyabersandarkepada
Allah yang menguasaisetiapkejadian, "laakhaufunalaihimwalahumyahjanun’,
kitatidakpernahakanpanik, Insya Allah.
Jabatandiambil, takmasalah,
karenajaminandari Allah tidaktergantungjabatan, kedudukan di kantor, di kampus,
tapikedudukanitumalahmemperbudakdirikita,
bahkantidakjarangmenjerumuskandanmenghinakankita. kitalihatbanyak orang
terpurukhinakarenajabatannya. Maka,
kalaukitabergantungpadakedudukanataujabatan, kitaakantakutkehilangannya.
Akibatnya,
kitaakanberusahamati-matianuntukmengamankannyadanterkadangsikapkitajadijauhdarikearifan.
Tapibagi orang yang
bersandarkepada Allah denganikhlas, ‘yasilahkan ... Buatapabagisayajabatan,
kalaujabatanitutidakmendekatkankepada Allah,
tidakmembuatsayaterhormatdalampandangan Allah?’
tidakapa-apajabatankitakecildalampandanganmanusia, tapibesardalampandangan
Allah karenakitadapatmempertanggungjawabkannya. Tidakapa-apakitatidakmendapatkanpujian,
penghormatandarimakhluk, tapimendapatpenghormatan yang besardari Allah
SWT.Percayalahwalaupunkitapunyagaji 10 juta, tidaksulitbagi Allah
sehinggakitapunyakebutuhan 12 juta.Kita punyagaji 15 juta, tapioleh Allah
diberipenyakitseharga 16 juta, sudahtekoritu.
Olehkarenaitu,
janganbersandarkepadagajiatau pula bersandarkepadatabungan.Punyatabunganuang,
mudahbagi Allah
untukmengambilnya.Cukupsajadibuaturusansehinggakitaharusmenggantidanlebihbesardaritabungankita.
Demi Allah, tidakada yang haruskitagantungiselainhanya Allah saja.
Punyabapakseorangpejabat, punyakekuasaan, mudahbagi Allah
untukmemberikanpenyakit yang membuatbapakkitatidakbisamelakukanapapun,
sehinggajabatannyaharussegeradigantikan.
Punyasuamigagahperkasa.Begitukokohnya,
lalukitamerasaamandenganbersandarkepadanya, apasulitnyabagi Allah membuat sang
suamimuntaber, akansangatsulitberkelahiataubeladiridalamkeadaanmuntaber. Atau
Allah mengirimkannyamuk Aides Aigeptybetina,
lalumenggigitnyasehinggaterjangkitdemamberdarah, makalemahlahdirinya.Jangankanuntukmembela
orang lain, membeladirinyasendirijugasudahsulit, walaupuniaseorangjagobeladiri
karate.
Otakcerdas,
tidaklayakmembuatkitabergantungpadaotakkita.Cukupdengankeplesetmenginjakkulitpisangkemudianterjatuhdengankepalabagianbelakangmembenturtembok,
bisagegerotak, koma, bahkanmati.
Semakinkitabergantungpadasesuatu,
semakindiperbudak.Olehkarenaitu,
paraistrijanganterlalubergantungpadasuami.Karenasuamibukanlahpemberirizki,
suamihanyasalahsatujalanrizkidari Allah, suamisetiapsaatbisatidakberdaya.Suamipergikekanotr,
makahendaknyaistrimenitipkannyakepada Allah.
"Wahai Allah,
Engkaulahpenguasasuamisaya. Titipmatanya agar terkendali,
titiphartanyaandaiadajatahrizki yang halal berkahbagi kami,
tuntunsupayaiabisaikhtiar di jalan-Mu, hinggaberjumpadengankeadaanjatahrizkinya
yang barokah, tapikalautidakadajatahrizkinya, tolongdiadakanya Allah,
karenaEngkaulah yang MahaPembukadanPenutuprizki,
jadikanpekerjaannyamenjadiamalshaleh."
Insya Allah suamipergeibekerja
di back up olehdo’a sang istri, subhanallah. Sebuahkeluarga yang
sungguh-sungguhmenyandarkandirinyahanyakepada
Allah."Wamayatawakkalalallahfahuwahasbu", (QS. At Thalaq [65] : 3).
Yang hatinyabulattanpaadacelah, tanpaadaretak, tanpaadalubangsedikit pun ;
Bulat, total, penuh, hatinyahanyakepada Allah,
makabakaldicukupisegalakebutuhannya. Allah MahaPencemburupadahambanya yang
bergantungkepadamakhluk,
apalagibergantungpadabenda-bendamati.Manamungkin?Sedangkansetiapmakhlukadadalamkekuasaan
Allah."Innallaahaalakullisai in kadir".[BersandarHanyakepada Allah K.H. Abdullah Gymnastiar].
Allah, Maha Raja, di tangan-Mulahsegalakekuasaan,
berikanlahkepadaummatinikekuasaanpadasetiapnegeri, agar
merekamemperjuangkankeadilandankesejahteraanuntukrakyatnya, berilah kami
penguasa yang amanah, baiklagijujur, jadikanlahbagimerekajabatanitubukantujuantapisebagaisaranauntukmenegakkankebenaran,
menjunjungtinggiAsma-Mu sebagaimana yang diungkapkanolehpendahulu kami yaitu
Abu Bakar Ash Shiddiq, “Ya Allah, letakkanlahkekuasaanitu di
tangankusehinggaakubisamenggunakannya, janganKauletakkankekuasaanitu di
hatikusehinggaakudikuasainya” wallahua’lam[CubadakSolok, 28 RabiulAkhir
1432.H/ 02 April 2011.M Jam; 12;45]
Referensi;
1.K.H. Abdullah Gymnastiar,KUMPULAN TAUSYIAH Aa GYM
2. Al Qur'an danterjemahannya,
Depag RI, 1994/1995
3.
Kumpulan CeramahPraktis, Drs. MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar