Rabu, 10 Juni 2015

97. Al Hamid, Yang Maha Terpuji





AL HAMIID
[ Yang Maha Terpuji]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS


                Semua makhluk-Nya dituntut untuk mengabdi hanya kepada-Nya dengan memuji dan menyanjung kebesaran-Nya sebagai Maha Pencipta yang mencurahkan karunia dan rahmat-Nya tanpa perhitungan dan tidak dapat dikalkulasikan jumlahnya, salah satu ucapan syukur itu adalah memuji kebesaran-Nya karena memang Dia Al Hamiid, Yang Maha Terpuji;
”Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."[Huud 11;73]

                Ujud cinta seorang hamba kepada Allah harus nampak minimal pada empat asfek yang berkaitan dengan pujian dan sanjungan kepada Allah yang memiliki sifat Al Hamiid, Yang Maha Terpuji;

            Pertama, banyak menyebut nama Allah. Dalam segala waktu dan kesempatan tidak pernah hilang dari ingatan untuk mengenang dan mengingat Allah, dia  telah menjadikan seluruh aktivitasnya untuk zikir hanya kepada Allah [Al Anfal 8;2]
            ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.

            Kedua, kagum kepada Allah dan ciptaan-Nya. Segala kebaikan dan keindahan yang ada pada Allah tidak satupun yang salah, tentang kebesaran-Nya, Kemahapemurah-Nya dan sifat-sifat lainnya;
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. segala pujibagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai di hari Pembalasan.[Al Fatihah 1;1-4].

Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

Ketiga, suka membaca surat dari Allah. Sehingga tiada waktu yang tersisa semua digunakan untuk mengenang hal-hal penting dari Allah, surat menyurat adalah komunikai yang efektif untuk menyambungkan tali kasih sayang dengan Allah[Al Baqarah 2;2-3]
”Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat,dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepadamereka.”

Keempat, kalau seorang hamba mencintai Allah maka dia suka menyendiri dengan yang dicintai. Ada hal yang sangat penting dibicarakan hanya untuk berdua saja, tidak perlu orang lain tahu, suasana begini yang amat diharapkan oleh orang yang sedang bercinta, larut malam, hujan gerimis, petir bersambar dan nyamukpun banyak bagi mereka bukan masalah bahkan menambah indahnya pertemuan.
 “BerdoalahkepadaTuhanmudenganberendahdiridansuara yang lembut.Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang melampauibatas”[Al A’raf 7;55].

Padasetiapkejadianseorangmukmindiharapkanselalumenyebutnama Allah sebagaiujuddari Al Hamiid, Yang MahaTerpuji, memuji Allah bukanhanyamengucapkan Alhamdulillah saja, tapikalimat-kalimat yang baik yang dibacamerupakanlafazhpujiankepada-Nya.Bilaucapanpujiantidaklagiterdengardarilisanseorangmukminlambatlaunkecintaankepada Allah dan Islam akanhilangdengansendirinya.

Ada beberapa  hal kecil yang nampaknya sepele, akan tetapi mampu mendangkalkan aqidah, islam hanya sekedar formalitas, tercatat pada lembaran sensus atau KTP saja.  Jangan aktif melaksanakan keseluruhan perintah Allah, sedangkan sisi luar dari islam itu sendiri tidak pernah dinampakkan. Misalnya saja, masihkah terucap kalimat ”Astaghfirullah” dikala kita terkejut, atau ”Subhanallah” saat keindahan dan kekaguman menyeruak di kalbu. Masihkah terukir ucapan sanjungan ”Alhamdulillah” dikala kita menerima dan mereguk nikmat Allah ? Masih dapat dikatakan baik bila hanya diam daripada keluar ucapan yang mengandung dosa.

            Ketika berjanji mampukah kita mengatakan, ”Insya Allah” [semoga Allah memperkenankan]  atas keterbatasan dan ketidakmampuan manusia. Lebih baik tidak berjanji daripada hanya untuk mengingkari. Dalam situasi dan kondisi bagaimanapun relakah kita dengan lidah tanpa kendali mengucapkan ”Allah” atau akan kita  alihkan dengan kalimat ”Tuhan Yang Maha Esa”. Tatkala mendengar kabar orang meninggal dunia, masihkah dengan kerendahan kita mengakui kebesaran Allah dengan mengucapkan, ”Inna lillahi wainna ilaihi raji’un”.

            Memang hal di atas merupakan pekerjaan ringan, tetapi mampu menggeser kedudukan dan eksistensi iman, sementara kita berbaur dengan tradisi dan kemajuan zaman, ucapan Allah diperlakukan hanya dikala memohon do’a agar dapat kedudukan, setelah kedudukan diperoleh Allah dilupakan. Ucapan ”Assalamu’alaikum” telah diganti dengan kata-kata  ”Merdeka” atau yang lebih sopan ”selamat siangatau ”selamat malam”.

            Pendidikan nampaknya bukan lagi menjadikan manusia baik, penyantun kepada orangtua, pengabdi kepada khaliqnya, tetapi hanya sekedar berilmu dan pintar dengan harapan kelak menjadi orang kaya, berkedudukan dan beruang [punya duit]. Kalau sekedar hanya untuk pintar sangat mudah, suapi saja dengan berbagai ilmu. Tetapi untuk menjadikan manusia yang baik sangat sulit, dia harus dilatih dalam keluarga dengan dasar keimanan yang kuat, sehingga kehadirannya dalam keluarga menjadi ”Qurratu a’yunin” penyejuk mata dan penyenang hati, bukan musuh yang harus dipelototi serta dihardik dengan menampakkan kekasaran.Masyarakatpun merupakan tantangan yang harus dihadapi, dia mampu menyeret warganya ke lembah maksiat, nilai manusia dijunjung karena jabatan.  

            Sisi kecil dari islam, yaitu ucapan ”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” dikalangan pemuda masjid, Risma atau organsasi pemuda islam lainnya. Ucapan itu merupakan hal yang wajar dan memang harus dilestarikan, karena terseret budaya yang tidak islami banyak manusia yang tercetak menjadi algojo, orang-orang bejat, koruptor dan manipulator. Dalam keluarga mungkin telah maksimal orangtua memerankan diri untuk menanamkan keyakinan [aqidah] kepada anaknya, tetapi bisa kabur dan dangkal kembali bila lingkungan masyarakat tidak menunjang ke arah itu.

            ”Selamat siang dan selamat malam” lebih dipopulerkan, bahkan dalam pertemuan yang tidak diselenggarakan di masjid, ketika menyampaikan sambutan/ pidato ucapan ini menjadi tabu, seolah-olah hanya layak dipakai di masjid dikala berkhutbah saja, sedangkan islam itu luwes, dapat dipakai tanpa memperhatikan apakah ini siang, sore atau malam, di ujung pencakar langit atau di surau di ujung desa.

            Allah Al Hamiid, Yang Maha Terpuji, pujian bukan hanya disampaikan melalui lisan atau ucapan saja, bahkan pujian yang hanya dengan lisan tanpa dibuktikan dengan amal perbuatan dan keikhlasan dalam berbuat maka pujian itu sia-sia, Allah tidak mau menerima pujian yang berasal dari hati yang tidak ikhlas walaupun pujian itu didengar oleh semua orang, idealnya pujian itu terucap di lisan, terhunjam direlung dada dan teraplikasi melalui amal perbuatan.

            Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim diceritakan bahwa Allah akan membalas dan membuka segala kepalsuan yang dilakukan manusia dengan balasan neraka, walaupun nampaknya amal yang telah dilakukan benar, besar dan penuh perjuangan, dikatakan bahwa pada hari kiamat akan diadili terlebih dahulu tiga golongan manusia yaitu pejuang, kaum terpelajar dan golongan hartawan. Ketiga golongan ini diperiksa satu persatu.

            Kaum pejuang ditanya, ”Apa yang telah engkau kerjakan di dunia ?” mereka menjawab, ”Saya berjuang dan bertempur pada jalan Engkau sehingga saya tewas di medan juang”, Allah menyanggah, ”Engkau berdusta, kamu tewas bukanlah karena mempertahankan  agama Allah tapi hanhya karena mengharapkan supaya kamu disebut sebagai pahlawan, tempatmu di neraka”.

            Kaum terpelajar ditanya, ”Apakah amal yang kamu kerjakan ?” mereka menjawab, ”Saya menuntut ilmu, kemudian saya ajarkan pula kepada orang lain, dalam pada itu senantiasa saya membaca Al Qur’an”, dengan keras Allah membentak mereka, ”Engkau pembohong, sebab engkau belajar dan mengajar agar digelari  orang ulama, kamu senantiasa membaca Al Qur’an supaya disebut qori’, tempatmu di neraka”.

            Kaum dermawan ditanya, ”Allah telah melapangkan hidupmu dan mengaruniakan rezeki yang banyak kepada engkau, apa yang telah kamu kerjakan dengan nikmat itu?” mereka menjawab,”Saya nafkahkan harta itu hanya supaya engkau disebut orang dermawan, tempatmupun di neraka”.

            Allah Al Hamiid, Yang Maha Terpuji, pujian yang disampaikan hamba kepada Khaliq-Nya membuahkan hasil yang tidak disangka-sangka padahal pujian itu karena sudah biasa diucapkan  secara spontan  pada saat-saat tertentu. Hati, lisan dan amal yang selalu memuji Allah akan mulia di hadapan-Nya dengan kemuliaan sebagai insan Kamil. Insan Kamil adalah insan yang menyimpan kemuliaannya pada hati nuraninya.

Takjarangkitamenyaksikanbetapaterhadap orang-orang yang memilikipakaiandanpenampilan yang mahaldanindah, yang datangternyatabukanpenghargaan, melainkanjustrupenghinaaan.Ada juga orang yang memilikirumahmegahdanmewah, tetapibukannyamendapatkanpujian, melainkanmalahcibirandancacian.Mengapakeindahan yang tadinyadisangkaakanmengangkatderajatkemuliaanmalahsebaliknya, padahalkuncikeindahan yang sesungguhnyaadalahjikasesorangmerawatsertamemperhatikankecantikandankeindahanhati. Inilahpangkalkemuliaansebenarnya.

            Rasulullah SAW pakaiannyatidakbertaburbintangpenghargaan, tandajasa, danpangkat.Akan tetapi, demi Allah sampaisaatinitidakpernahberkurangkemuliaannya.Rasulullah SAW tidakmenggunakansinggasanadariemas yang gemerlap, ataupunmemilikirumah yang megahdanindah. Akan tetapi, sampaidetikinisamasekalitidakpernahlunturpujiandanpenghargaanterhadapnya, bahkanhinggakelakdatangakhirzaman. Apakahrahasianya?TernyatasemuaitudikarenakanRasulullah SAW adalah orang yang sangatmenjagamutukeindahandankesucianhatinya.

            Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah, dalamtubuhmanusiaituadasegumpaldaging.Kalausegumpaldagingitubaik, makaakanbaiklahseluruhtubuhnya. Tetapi, bilarusak, niscayaakanrusak pula seluruhtubuhnya. Segumpaldagingitubernamaqolbu!"(HR. Bukharidan Muslim).

            Bolehsajakitamemakaisegalaapapun yang indah-indah.Namun, kalautidakmemilikihati yang indah,demi Allah tidakakanpernahadakeindahan yang sebenarnya. Karenanyajanganterpedayaolehkeindahandunia.Lihatlah, begitubanyakwanitamalang yang tidakmengenal moral danhargadiri. Mereka pun tidakkalahindahdanmolekwajah, tubuh, ataupunpenampilannya.Kendatipundemikian, merekatetapdiberioleh Allah dunia yang indahdanmelimpah.

            Ternyataduniadankemewahanbukanlahtandakemuliaan yang sesungguhnyakarena orang-orang yang rusakdandurjanasekalipundiberianekakemewahan yang melimpahruaholeh Allah.Kuncibagi orang-orang yang inginsukses, yang inginbenar-benarmerasakanlezatdanmulianyahidup, adalah orang-orang yang sangatmemeliharasertamerawatkeindahandankesucianqalbunya.[MemperindahHati, ManajemenKalbu, KH. Gymnastiar].

Ya Allah hanyabagi-Mu segalapuji, Engkaulah yang memperlihatkankepada kami problem umat yang terusmeningkat.Denganmelihatkondisiumatmaka kami sadarakanpentingnyamengantarkankeluarga kami untukmenjadipembawarisalahpenerusRasulMumenjadikhairaummatin yang mengajakmanusiamenujuridhoMu.
Ya Allah sungguhbanyak orang yang merasasukseskarenamendapatkenikmatanduniakendatipunmerekaterancamdengankerugian di akhiratakibatmerekatundukankepadanafsudanlupadiri di hadapan-Mu, makatunjukkanlahmerekakejalan yang lurus.Ya Allah banyaksekali orang yang tidakmendapatkenikmatanduniadanjauhjugadarijalanmenujuakhirat.[Eramuslim,Saiful Islam Mubarak pada 27 Januari 2011 jam 5:38]
Allah Yang MahaTerpuji, EngkauMahaSuci, MahaBesar, MahaMulia yang memberikankemuliaankepadahamba-Nyakarenaimandantaqwa, tunjuki kami ya Allah untukselaludalamjalan yang lurus, yaitujalankebenaran, tanpabimbingan-Mu makatermasuklah kami orang-orang yang sesat.Wallahu a’lam [CubadakSolok, 01 JumadilAkhir 1432.H/ 03 Mai 2011.M, Jam 21;16].

Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis, Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Hamka, Pandangan Hidup Muslim
5.MemperindahHati, ManajemenKalbu, KH. Gymnastiar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar