AL HAMIID
[ Yang Maha Terpuji]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Semua makhluk-Nya dituntut untuk mengabdi
hanya kepada-Nya dengan memuji dan menyanjung kebesaran-Nya sebagai Maha
Pencipta yang mencurahkan karunia dan rahmat-Nya tanpa perhitungan dan tidak
dapat dikalkulasikan jumlahnya, salah satu ucapan syukur itu adalah memuji
kebesaran-Nya karena memang Dia Al Hamiid, Yang Maha Terpuji;
”Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran
tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya,
dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha
Pemurah."[Huud
11;73]
Ujud cinta seorang hamba kepada Allah
harus nampak minimal pada empat asfek yang berkaitan dengan pujian dan
sanjungan kepada Allah yang memiliki sifat Al Hamiid, Yang Maha Terpuji;
Pertama, banyak menyebut nama Allah. Dalam segala waktu
dan kesempatan tidak pernah hilang dari ingatan untuk mengenang dan mengingat
Allah, dia telah menjadikan seluruh
aktivitasnya untuk zikir hanya kepada Allah [Al Anfal 8;2]
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal”.
Kedua, kagum kepada Allah dan ciptaan-Nya. Segala kebaikan dan
keindahan yang ada pada Allah tidak satupun yang salah, tentang kebesaran-Nya,
Kemahapemurah-Nya dan sifat-sifat lainnya;
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. segala pujibagi Allah,
Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
4. yang menguasai di hari
Pembalasan.[Al Fatihah 1;1-4].
Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai
dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan
sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan
sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang
membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi
pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar
Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat
rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena
perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji
Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan
syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang
diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah
sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
Ketiga, suka membaca
surat dari Allah. Sehingga tiada waktu yang tersisa semua digunakan untuk
mengenang hal-hal penting dari Allah, surat menyurat adalah komunikai yang
efektif untuk menyambungkan tali kasih sayang dengan Allah[Al Baqarah 2;2-3]
”Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa, yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat,dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepadamereka.”
Keempat, kalau
seorang hamba mencintai Allah maka dia suka menyendiri dengan yang dicintai.
Ada hal yang sangat penting dibicarakan hanya untuk berdua saja, tidak perlu
orang lain tahu, suasana begini yang amat diharapkan oleh orang yang sedang
bercinta, larut malam, hujan gerimis, petir bersambar dan nyamukpun banyak bagi
mereka bukan masalah bahkan menambah indahnya pertemuan.
“BerdoalahkepadaTuhanmudenganberendahdiridansuara
yang lembut.Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang melampauibatas”[Al
A’raf 7;55].
Padasetiapkejadianseorangmukmindiharapkanselalumenyebutnama
Allah sebagaiujuddari Al Hamiid, Yang MahaTerpuji, memuji Allah
bukanhanyamengucapkan Alhamdulillah saja, tapikalimat-kalimat yang baik yang
dibacamerupakanlafazhpujiankepada-Nya.Bilaucapanpujiantidaklagiterdengardarilisanseorangmukminlambatlaunkecintaankepada
Allah dan Islam akanhilangdengansendirinya.
Ada beberapa
hal kecil yang nampaknya sepele, akan tetapi mampu mendangkalkan aqidah,
islam hanya sekedar formalitas, tercatat pada lembaran sensus atau KTP
saja. Jangan aktif melaksanakan
keseluruhan perintah Allah, sedangkan sisi luar dari islam itu sendiri tidak
pernah dinampakkan. Misalnya saja, masihkah terucap kalimat ”Astaghfirullah” dikala kita terkejut,
atau ”Subhanallah” saat keindahan dan
kekaguman menyeruak di kalbu. Masihkah terukir ucapan sanjungan ”Alhamdulillah” dikala kita menerima dan
mereguk nikmat Allah ? Masih dapat dikatakan baik bila hanya diam daripada
keluar ucapan yang mengandung dosa.
Ketika berjanji mampukah
kita mengatakan, ”Insya Allah”
[semoga Allah memperkenankan] atas
keterbatasan dan ketidakmampuan manusia. Lebih baik tidak berjanji daripada
hanya untuk mengingkari. Dalam situasi dan kondisi bagaimanapun relakah kita
dengan lidah tanpa kendali mengucapkan ”Allah” atau akan kita alihkan dengan kalimat ”Tuhan Yang Maha Esa”. Tatkala mendengar kabar orang meninggal
dunia, masihkah dengan kerendahan kita mengakui kebesaran Allah dengan
mengucapkan, ”Inna lillahi wainna ilaihi
raji’un”.
Memang hal di atas
merupakan pekerjaan ringan, tetapi mampu menggeser kedudukan dan eksistensi
iman, sementara kita berbaur dengan tradisi dan kemajuan zaman, ucapan Allah
diperlakukan hanya dikala memohon do’a agar dapat kedudukan, setelah kedudukan
diperoleh Allah dilupakan. Ucapan ”Assalamu’alaikum”
telah diganti dengan kata-kata ”Merdeka” atau yang lebih sopan ”selamat siang” atau ”selamat malam”.
Pendidikan nampaknya bukan
lagi menjadikan manusia baik, penyantun kepada orangtua, pengabdi kepada
khaliqnya, tetapi hanya sekedar berilmu dan pintar dengan harapan kelak menjadi
orang kaya, berkedudukan dan beruang [punya duit]. Kalau sekedar hanya untuk
pintar sangat mudah, suapi saja dengan berbagai ilmu. Tetapi untuk menjadikan
manusia yang baik sangat sulit, dia harus dilatih dalam keluarga dengan dasar
keimanan yang kuat, sehingga kehadirannya dalam keluarga menjadi ”Qurratu a’yunin” penyejuk mata dan
penyenang hati, bukan musuh yang harus dipelototi serta dihardik dengan
menampakkan kekasaran.Masyarakatpun merupakan tantangan yang harus dihadapi,
dia mampu menyeret warganya ke lembah maksiat, nilai manusia dijunjung karena
jabatan.
Sisi kecil dari islam,
yaitu ucapan ”Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh” dikalangan pemuda masjid, Risma atau organsasi
pemuda islam lainnya. Ucapan itu merupakan hal yang wajar dan memang harus
dilestarikan, karena terseret budaya yang tidak islami banyak manusia yang
tercetak menjadi algojo, orang-orang bejat, koruptor dan manipulator. Dalam
keluarga mungkin telah maksimal orangtua memerankan diri untuk menanamkan
keyakinan [aqidah] kepada anaknya, tetapi bisa kabur dan dangkal kembali bila
lingkungan masyarakat tidak menunjang ke arah itu.
”Selamat siang dan selamat malam” lebih dipopulerkan, bahkan dalam
pertemuan yang tidak diselenggarakan di masjid, ketika menyampaikan sambutan/
pidato ucapan ini menjadi tabu, seolah-olah hanya layak dipakai di masjid dikala
berkhutbah saja, sedangkan islam itu luwes, dapat dipakai tanpa memperhatikan
apakah ini siang, sore atau malam, di ujung pencakar langit atau di surau di
ujung desa.
Allah Al Hamiid, Yang Maha
Terpuji, pujian bukan hanya disampaikan melalui lisan atau ucapan saja, bahkan
pujian yang hanya dengan lisan tanpa dibuktikan dengan amal perbuatan dan
keikhlasan dalam berbuat maka pujian itu sia-sia, Allah tidak mau menerima
pujian yang berasal dari hati yang tidak ikhlas walaupun pujian itu didengar
oleh semua orang, idealnya pujian itu terucap di lisan, terhunjam direlung dada
dan teraplikasi melalui amal perbuatan.
Dalam hadits yang
diriwayatkan Muslim diceritakan bahwa Allah akan membalas dan membuka segala
kepalsuan yang dilakukan manusia dengan balasan neraka, walaupun nampaknya amal
yang telah dilakukan benar, besar dan penuh perjuangan, dikatakan bahwa pada
hari kiamat akan diadili terlebih dahulu tiga golongan manusia yaitu pejuang,
kaum terpelajar dan golongan hartawan. Ketiga golongan ini diperiksa satu
persatu.
Kaum pejuang ditanya, ”Apa yang telah engkau kerjakan di dunia ?”
mereka menjawab, ”Saya berjuang dan
bertempur pada jalan Engkau sehingga saya tewas di medan juang”, Allah
menyanggah, ”Engkau berdusta, kamu tewas
bukanlah karena mempertahankan agama
Allah tapi hanhya karena mengharapkan supaya kamu disebut sebagai pahlawan,
tempatmu di neraka”.
Kaum terpelajar ditanya, ”Apakah amal yang kamu kerjakan ?”
mereka menjawab, ”Saya menuntut ilmu,
kemudian saya ajarkan pula kepada orang lain, dalam pada itu senantiasa saya
membaca Al Qur’an”, dengan keras Allah membentak mereka, ”Engkau pembohong, sebab engkau belajar dan
mengajar agar digelari orang ulama, kamu
senantiasa membaca Al Qur’an supaya disebut qori’, tempatmu di neraka”.
Kaum dermawan ditanya, ”Allah telah melapangkan hidupmu dan
mengaruniakan rezeki yang banyak kepada engkau, apa yang telah kamu kerjakan
dengan nikmat itu?” mereka menjawab,”Saya
nafkahkan harta itu hanya supaya engkau disebut orang dermawan, tempatmupun di
neraka”.
Allah Al Hamiid, Yang Maha
Terpuji, pujian yang disampaikan hamba kepada Khaliq-Nya membuahkan hasil yang
tidak disangka-sangka padahal pujian itu karena sudah biasa diucapkan secara spontan pada saat-saat tertentu. Hati, lisan dan amal
yang selalu memuji Allah akan mulia di hadapan-Nya dengan kemuliaan sebagai
insan Kamil. Insan Kamil adalah insan yang menyimpan kemuliaannya pada hati
nuraninya.
Takjarangkitamenyaksikanbetapaterhadap orang-orang
yang memilikipakaiandanpenampilan yang mahaldanindah, yang
datangternyatabukanpenghargaan, melainkanjustrupenghinaaan.Ada juga orang yang
memilikirumahmegahdanmewah, tetapibukannyamendapatkanpujian,
melainkanmalahcibirandancacian.Mengapakeindahan yang tadinyadisangkaakanmengangkatderajatkemuliaanmalahsebaliknya,
padahalkuncikeindahan yang
sesungguhnyaadalahjikasesorangmerawatsertamemperhatikankecantikandankeindahanhati.
Inilahpangkalkemuliaansebenarnya.
Rasulullah SAW pakaiannyatidakbertaburbintangpenghargaan, tandajasa,
danpangkat.Akan tetapi, demi Allah
sampaisaatinitidakpernahberkurangkemuliaannya.Rasulullah SAW
tidakmenggunakansinggasanadariemas yang gemerlap, ataupunmemilikirumah yang
megahdanindah. Akan tetapi, sampaidetikinisamasekalitidakpernahlunturpujiandanpenghargaanterhadapnya,
bahkanhinggakelakdatangakhirzaman.
Apakahrahasianya?TernyatasemuaitudikarenakanRasulullah SAW adalah orang yang
sangatmenjagamutukeindahandankesucianhatinya.
Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah,
dalamtubuhmanusiaituadasegumpaldaging.Kalausegumpaldagingitubaik,
makaakanbaiklahseluruhtubuhnya. Tetapi, bilarusak, niscayaakanrusak pula
seluruhtubuhnya. Segumpaldagingitubernamaqolbu!"(HR. Bukharidan
Muslim).
Bolehsajakitamemakaisegalaapapun yang indah-indah.Namun, kalautidakmemilikihati
yang indah,demi Allah tidakakanpernahadakeindahan yang sebenarnya.
Karenanyajanganterpedayaolehkeindahandunia.Lihatlah, begitubanyakwanitamalang
yang tidakmengenal moral danhargadiri. Mereka pun tidakkalahindahdanmolekwajah,
tubuh, ataupunpenampilannya.Kendatipundemikian, merekatetapdiberioleh Allah
dunia yang indahdanmelimpah.
Ternyataduniadankemewahanbukanlahtandakemuliaan yang sesungguhnyakarena
orang-orang yang rusakdandurjanasekalipundiberianekakemewahan yang melimpahruaholeh
Allah.Kuncibagi orang-orang yang inginsukses, yang
inginbenar-benarmerasakanlezatdanmulianyahidup, adalah orang-orang yang
sangatmemeliharasertamerawatkeindahandankesucianqalbunya.[MemperindahHati,
ManajemenKalbu, KH. Gymnastiar].
Ya Allah hanyabagi-Mu segalapuji, Engkaulah yang
memperlihatkankepada kami problem umat yang
terusmeningkat.Denganmelihatkondisiumatmaka kami
sadarakanpentingnyamengantarkankeluarga kami
untukmenjadipembawarisalahpenerusRasulMumenjadikhairaummatin yang mengajakmanusiamenujuridhoMu.
Ya
Allah sungguhbanyak orang yang
merasasukseskarenamendapatkenikmatanduniakendatipunmerekaterancamdengankerugian
di akhiratakibatmerekatundukankepadanafsudanlupadiri di hadapan-Mu,
makatunjukkanlahmerekakejalan yang lurus.Ya Allah banyaksekali orang yang
tidakmendapatkenikmatanduniadanjauhjugadarijalanmenujuakhirat.[Eramuslim,Saiful
Islam Mubarak pada 27 Januari 2011 jam 5:38]
Allah
Yang MahaTerpuji, EngkauMahaSuci, MahaBesar, MahaMulia yang
memberikankemuliaankepadahamba-Nyakarenaimandantaqwa, tunjuki kami ya Allah
untukselaludalamjalan yang lurus, yaitujalankebenaran, tanpabimbingan-Mu
makatermasuklah kami orang-orang yang sesat.Wallahu a’lam [CubadakSolok, 01
JumadilAkhir 1432.H/ 03 Mai 2011.M, Jam 21;16].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Hamka, Pandangan Hidup Muslim
5.MemperindahHati,
ManajemenKalbu, KH. Gymnastiar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar