AN NUUR
[C a h a y a]
Oleh Drs. St.
MUKHLIS DENROS
Allah
adalah cahaya, Pemilik cahaya dan Pemberi cahaya, Dia adalah Sumber Cahaya,
dengan cahaya-Nya itu dunia ini berada dalam terang benderang, langit dan bumi bersinar
hingga ke relung hati manusia, Dia adalah kesempurnaan cahaya dari sekian
cahaya yang dipancarkan-Nya;
”Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan
cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya
ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang
(yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) Hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui
segala sesuatu.”[An-Nur;. 24;35]
Demikian perumpamaan Cahaya Allah yang
digambarkan-Nya, lebih khusus lagi Dia membimbing makhluk-Nya kepada cahaya-Nya
siapa yang dikehendaki-Nya, yang dikehendaki-Nya itu akan memperoleh taufiq dan hidayah sehingga
mensyukuri nikmat cahaya itu kemudian memperjuangkan cahaya itu hingga ke
pelosok negeri yang menerangi negeri itu, ibarat aliran listrik yang memancar
kemana saja dari sebuah gardu, itulah dia iman yang dimiliki hamba-Nya.
Cahaya Allah menyebar
kepada makhluk-Nya dengan ujud yang bermacam-macam, sejak dari kilat dan petir
di angkasa, yang merupakan listrik di atmosfir, kilauannya menggapai hingga
petala bumi sebagai isyarat bagi manusia untuk menerima nikmat yang lebih besar
lagi yaitu berupa hujan untuk menghidupkan makhluk hidup lainnya seperti
manusia, ternak dan tumbuh-tumbuhan.
Disamping itu kilat juga merupakan isyarat akan datangnya musibah dan petaka
karena kedurhakaan manusia.
……Listrik yang ada di
atmosfirdanakibat-akibatnyasepertigunturdanbutir-butiresdisebutkandalambeberapaayatsebagaiberikut:
SuratArRa’d 13 ;12-13:
"Dialah yang memperlihatkankilatkepadamuuntukmenimbulkanketakutandanharapan;
Diamengadakanawanmendung. Dan guruhitubertasbihdenganmemuji Allah (demikian
pula paramalaekat) karenatakutkepadaNya, dan Allah melepaskanhalilintar,
lalumengenaisiapa yang Diakehendaki.Namunmerekaberbantah-bantahan (juga)
tentang Allah.Dan DialahTuhan yang MahaKeras {siksanya)."
Cahaya Allah
jugamengalirberupakilatan-kilatanawan yang
menandakanadakandiaraknyakumpulanawanuntukmenurunkanhujan,
bukanhanyahujanberupa air sajatapijugabutiran-butiranes, hujan yang
turunberupabutiranesituakanturunpadatempat-tempattertentusesuaidengankondisidaniklimnya,
tapijugaakanturunkepadamanusiasebagaimusibahkarenakedurhakaanhamba-Nya.
“Tidaklahkamumelihatbahwa
Allah mengarakawan, kemudianmengumpulkanantara (bagian-bagian)nya, kemudianmenjadikannyabertindih-tindih,
Makakelihatanlaholehmuhujankeluardaricelah-celahnyadan Allah (juga) menurunkan
(butiran-butiran) esdarilangit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalanawanseperti)
gunung-gunung, Makaditimpakan-Nya (butiran-butiran) esitukepadasiapa yang
dikehendaki-Nyadandipalingkan-Nyadarisiapa yang dikehendaki-Nya.
KilauankilatawanituHampir-hampirmenghilangkanpenglihatan’ [An Nuur 24;43]
…..Dalamduaayattersebutdigambarkanhubungan yang
eratantaraterbentuknyaawan-awanberat yang mengandunghujanataubutiran-butiranesdanterbentuknyaguntur. Yangpertamasangatdicari orang karenamanfaatnya, yang
keduaditolak orang.
TurunnyagunturadalahkeputusanTuhan.Hubunganantaraduafenomenaatmosfirsesuaidenganpengetahuantentanglistrikatmosfir yang
sudahdimilikiolehmanusiasekarang. [Dr. Maurice Bucaille BIBEL, QUR-AN,
danSains Modern]
Bentukkekafirantidakhanyamenunjukkanpertentangan
yang jelasantaraimandankafir, tapikekafiranjugadibungkusdengankemusyrikan yang
intinyasamasajayaitumerusakkeimanankepada Allahdenganmenyekutukan-Nya, walaupundenganjelas
Allah
telahmenciptakanlangitdanbumidanmengadakangelapdanterangsebagaiperbandingantapi
orang-orang yang kafirtidakmautahuapa yang sudahdiciptakan Allah
itubahkanmerekamencariTuhan lain sebagaitandingan-Nya, sebagaimanadijelaskandalamsurat
Al An'amayat 1
"Segalapujibagi Allah yang
Telahmenciptakanlangitdanbumidanmengadakangelapdanterang, namun orang-orang
yang kafirmempersekutukan (sesuatu) denganTuhanmereka" [Al An'am 6;1]
Cahaya Allah berupa hidayah iman atau petunjuk
yang diberikan kepada orang-orang beriman yang mau tunduk dan patuh kepada-Nya,
bukan itu saja Allah hanyamelindungi orang-orang yang
maumengambilDiasebagaipelindung, sedangkan orang
kafirjelasakanmenjadikanpelindungnyaadalahsetandansebangsanya. Allah
menjelaskandalamfirman-Nya;
"Allah pelindung orang-orang
yang beriman; diamengeluarkanmerekadarikegelapan (kekafiran) kepadacahaya
(iman).dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnyaialahsyaitan, yang
mengeluarkanmerekadaripadacahayakepadakegelapan (kekafiran).
merekaituadalahpenghunineraka; merekakekal di dalamnya" [Al Baqarah 2;257]
Bentuk kebencian orang kafir kepada islam bukan
hanya tidak mau menerima islam sebagai yang patut dijadikan jalan hidup tapi
mereka juga berupaya memadamkan cahaya islam itu dari dunia ini jika mereka mampu. Segala perbuatan
yang mereka lakukan demi kehancuran agama Allah, bukan umat beriman saja yang
mereka rusak tapi ajaran Allahpun akan mereka padamkan, agar ajaran islam tidak
laku dipakai dalam praktek kehidupan sehari-hari bagi pemeluknya, demikian
upaya kekafiran untuk menimbulkan gelap gulita dunia ini dengan kejahiliyyahan
yang mereka suburkan, walaupun upaya untuk memadamkan cahaya islam yang
merupakan cahaya Allah dengan berbagai cara mereka lakukan tapi Allah menjamin
cahaya-Nya tidak akan padam hingga kapanpun;
”Mereka berkehendak memadamkan cahaya agama
Allah dengan ucapan mereka dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakannya
cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai” [At Taubah 9;32].
Allah adalah cahaya, Dia akan tetap menyempurnakan
cahaya-Nya dengan cemerlangnya Islam didunia ini melalui para nabi dan rasul,
da’i dan mubaligh yang mengemban amanah untuk menyebarkan cahaya itu hingga ke
setiap bilik hamba-Nya, walaupun dibenci oleh orang-orang kafir dengan
mengambil cahaya lain yang suram dan buram bahkan cendrung gelap.
Cahaya Allah memberikan
kesejukan kepada dunia dan isinya, sejuk mata memandangnya, sinarnya lembut
menjernihkan hati yang memandangnya, cahaya banyak disukai oleh manusia untuk
penerangan di dunia ini, hingga penerangan di lubuk hati nuraninya, walaupun
pada cahaya ada unsur api tapi cahaya tidaklah membakar bila dimanfaatkan
sesuai dengan yang punya Cahaya, tapi bila cahaya disalahgunakan maka dia akan
membakar dan menghanguskan apa saja, lihatlah ketika listrik tidak lagi dimanfaatkan dengan baik,
tidak dijaga kestabilannya, disalah gunakan penggunaannya maka dia akan membakar
dan menghanguskan segalanya dan sulit memadamkannya.
Perkuatlah hati dengan Cahaya, teguhkan Cahaya
iman, perbanyaklah amal ibadah untuk menggapai Cahaya,berharaplah selalu
kepada-Nya agar Cahaya selalu hadir menerangi relung-relung kehidupan ini agar
kelak terhindar dari marabahaya. Peliharalah Cahayanya supaya mendapat Cahaya
dari-Nya. Sinarilah rumah dan kelaurga dari Cahaya-Nya agar rumah tersebut mendatangkan berkah-Nya dan selalu berada
dalam pengawasan-Nya.
Allah selalu menyertai dan bersama makhluk-Nya
dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga, ini adalah pengawasan yang efektif
untuk menjaga kontinuitas amal dan istiqamahnya iman, keyakinan ini akan
menjauhkan seorang mukmin dari praktek kotor dalam seluruh asfek kehidupannya.
Andaikata walaupun tanpa cahaya, berada dalam kegelapan yang sangat pekat
sekalipun Allah selalu mengetahui makhluk-Nya;
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua
yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia
mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang
gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun
dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz [Al An’Am 6;59].
Orang-orang kafir tidak akan mendapatkan cahaya
dari Allah sehingga mereka selalu diliputi oleh kegelapan yang menyengsarakan,
siapa yang tidak mengharapkan cahaya Allah maka tidak ada yang dapat memberikan
cahaya kepadanya, inilah perumpamaan orang-orang kafir dengan orang-orang
beriman;
”Dan
orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya
air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan)
Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan
cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau seperti gelap gulita
di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula),
di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila Dia
mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat melihatnya, (dan) Barangsiapa yang
tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya
sedikitpun.”[An Nuur
24;39-40]
Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak
didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan Balasan dari Tuhan di akhirat
walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan Balasan atas amalan mereka
itu.
Ya Nuur, Allah Pemilik Cahaya, masukkanlah pancaran cahaya-Mu ke dalam hati kami
sehingga iman kami semakin teguh
dan bersih jauh dari syirik, ibadah kami semakin baik dan banyak tanpa dicampuri dengan riya’,
pancarkan cahaya-Mu ke telinga kami sehingga kami mampu untuk mendengarkan
tausiyah dan taujih kebenaran dari para nabi dan rasul-Mu, berikanlah cahaya
pada lisan kami sehingga dapat kami gunakan untuk menuturkan kalimat-kalimat
bermakna dalam kehidupan, berilah cahaya kepada akal kami sehingga menghasilkan
pemikiran yang baik, yaitu pemikiran yang tercelup oleh cahaya-Mu.
Ya Ilahi, tanpa cahaya-Mu, tiada artinya hidup
kami walaupun ada cahaya-cahaya lain yang hanya merupakan tipuan belaka, tanpa
cahaya dari-Mu dunia ini gelap dalam
kejahiliyyahan, ya Ilahi, lindungilah hamba, isteri dan anak-anak hamba,
orangtua dan kerabat hamba, masyarakat dan pemimpin hamba dengan cahaya-Mu,
agar kami mampu mengemban risalah ini dengan baik, ya Ilahi, cahaya-Mu
merupakan harapan hidup kami, wallahu a’lam [CubadakSolok, 28 RabiulAkhir
1432.H/ 02 April 2011.M Jam; 09;25]
Referensi;
1.Dr. Maurice Bucaille BIBEL, QUR-AN, danSains Modern
2. Al Qur'an danterjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.
Kumpulan CeramahPraktis, Drs. MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar