ASH SHABUUR
[ Yang Sabar]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah dengan segala
kekuasaan dan keperkasan-Nya menciptakan, mengatur dan mengendalikan
makhluk-Nya, menjaga dan mengawasinya tanpa rasa kantuk dan tidak pula lelah,
bahkan tetesan air pada sebuah pembuluh yang jatuh ke tanah, jatuhnya sehelai
daun kering diantara tumpukan daun-daun lainnya tidak luput dari
pengawasan-Nya. Demikian kebesaran Allah dan kesabaran yang dimiliki-Nya, Dia
memang memiliki nama dan sifat mulia yaitu Ash Shabuur, Yang Sabar;
”Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”[Al Anfal 8;46]
Demikian akhlak mulia yang diajarkan Allah
melalui firman-firman-Nya, agar ummat ini memiliki sikap kesabaran yang total
karena orang-orang yang sabar selalu bersama Allah, lebih dari manusia lainnya
yang tidak memiliki kesabaran. Artinya kesabaran itu secara spiritual
mendapatkan keuntungan, lebih dekat kepada Allah dan akan dibantu segala
kesulitan yang dihadapi.
”Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah
karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak
(pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” [Ali Imran 3;146]
Yang dimaksud sabar bukanlah sebagaimana doktrin
agama Nasrai yang mengatakan,”Bila anda ditampar pipi kiri maka serahkan
pulalah pipi kanan anda”. Orang yang sabar dinamakan Shabirin, yaitu sikap
hidup yang penuh dengan perhitungan sehingga tindakannya adalah tindakan matang
setelah dianalisa, bukan tindakan membabi buta. Orang mengartikan sabar identik
dengan takut, sebenarnya jauh berbeda, demikian pula jelas sekali perbedaan
antara berani dengan nekat.
Rasulullah hijrah dari
Mekkah ke Madinah dapatkah dikatakan takut dengan kafir Quraiys yang selama ini
mengintimidasi, teror dan tindakan lainnya melecehkan ummat islam. Padahal
beliau mampu bertahan di Mekkah selama 13 tahun menyebarkan fikrul islami [pemikiran
islam]. Berkat kesabarannyalah sehingga keberhasilan da’wah itu menemukan titik
terang di Madinah. Pernah satu ketika saat Amar bin Yasir dianiaya oleh
majikannya bahkan bapak dan ibunya telah dibunuh dihadapannya sendiri, waktu
itu Rasululah mendekati Amar, menepuk pundaknya sambil berharap,”Sabar wahai
Amar, syurga ditanganmu”.
Kalau saja ketika itu
Rasul mengadakan perlawanan terhadap tindakan kafir Quraisy tentu da’wah ini
akan hancur sementara kekuatan ummat islam belum tertata, buah dari kesabaran
inilah yang mengantarkan Amar bin Yasir memperoleh syurga kelak di akherat.
Seorang mukmin dituntut
untuk menerapkan sabar ini dalam seluruh asfek kehidupannya dengan tidak
menghilangkan ketegasan serta keberanian, secara prinsip kesabaran itu diletakkan
pada empat hal;
Pertama, Ash Shabru ’indal musyibah, artinya kesabaran itu
ditempatkan saat menerima musibah. Umumnya kehidupan manusia ini dihiasi oleh
dinamika ujian dan ujian, baik berupa kesenangan maupun kesengsaraan,
keberhasilan ataupun kegagalan,bahkan Allah menjadikan musibah ini sebagai
sunnatullah dalam kehidupan;
’’Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun"[Al Baqarah 2;155-156].
Artinya: Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. kalimat Ini dinamakan
kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya
waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
Kedua, Ash Shabru ’anil ma’siyat, artinya kesabaran itu harus
terujud saat berhadapan dengan maksiat. Yang dimaksud adalah segala maksiat
yang ada di hadapan seorang mukmin,dia harus berupaya untuk menghindarinya
sekaligus untuk menyingkirkan maksiyat itu dengan penuh hati-hati, tidak boleh
secara prontal dan emosional, Ibnu Taimiyah berkata,”Jangan menghilangkan
maksiat dengan emosional yang akhirnya akan mendatangkan maksiat yang lebih
besar”.
Ketika kafir Quraisy masih
menyembah berhala, kemaksiatan ini seolah-olah dibiarkan oleh Rasulullah,
bahkan dalam ka”bah terdapat 360 berhala, Rasul tidak menghancurkan
patung-patung itu, tapi beliau berupaya menghancurkan patung yang ada di hati
ummatnya dengan menanamkan tauhidulllah, hanya mengesakan Allah saja.
Ketiga, Ash Shabru ilat Tha’ah, artinya dalam menjalankan ketaatan
kepada Allah haruslah mengujudkan kesabaran, karena terlalu banyak rintangan
dan rongrongan yang datang kepada seorang mukmin ketika dia akan mematuhi
segala suruhan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Keempat, Ash Shabru ilad Da’wah artinya untuk menggelar da’wah
perlu adanya kesabaran, tidak serampangan dan buru-buru dengan melupakan manhaj
da’wah yang diajarkan oleh Rasululah. Terlalu banyak halangan dan rintangan
sehingga wajar kalau seorang Hasan Al Banna mengatakan bahwa da’wah itu
bukanlah hamparan permadani dan bukan pula kalungan bunga melati tapi hamparan
onak dan duri serta kalung gantungan kematian. Sejak da’wah ini digelar oleh
para nabi dan rasul senantiasa hadir berbagai
ujian, tanpa kesabaran dalam berda’wah terlalu banyak mungkin kerugian
yang akan diderita oleh da’wah itu sendiri sehingga terjadilah perbenturan
dengan pihak penguasa, kafir dan zhalim ketika kekuatan belum ada tentu saja
gerakan da’wah ini mudah saja untuk diberangus oleh musuh-musuh islam.
Jika keimanan itu laksana burung, maka jiwa kita
akan terbang menuju ke hadirat Allah Ta’ala dengan dua sayap yang kokoh, yaitu
sayap syukur dan sayap sabar. Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh
mempertahankan jiwa untuk selalu berada pada ketentuan syari'at Allah, dengan
tetap menjalankan ketaatan dan menahan diri dari larangan serta berlapang dada
pada setiap ketentuan ujian dari Allah Ta’ala.
Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan
selalu menambah kekuatan tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal
ketaatan, terus mengokohkan dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih
mereka. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai
ORang-ORang yang beRiman, beRsabaRlah kamu dan kuatkanlah kesabaRanmu dan
tetaplah beRsiap siaga (di peRbatasan negeRimu) dan beRtakwalah kepada Allah
supaya kamu beRuntung." (Ali ImRan: 200).
Mereka juga bersabar di dalam menahan penderitaan
dengan tetap melaksanakan ketaatan, sehingga Allah Ta’ala amat memuji dan
menyanjung mereka. Dengan bersabar, seseorang akan menyadari dan ridha bahkan cinta
terhadap ketentuan ujian penderitaan yang telah ditakdirkan oleh Allah pada
dirinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155).
Bagaimanatidak, padahal
orang-orang kafir, orang-orang musyrikdan orang-orang atheismampubertahandenganpenderitaan-penderitaan
yang menimpamereka, maka orang berimanpastilebihkokoh, tahandanridha,
bahkancintapadaketentuantakdiritu, kemudiandengankekuatanjiwadanimannya,
orang-orang yang berimanmencarikebaikan di duniadan di akhiratdaripenderitaanitudenganberistirjahanyakepada
Allah.
Hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh
bertahan sekokoh-kokohnya dalam memperkuat jiwa, kemudian memperjuangkan
segenap kemampuan jiwanya itu dalam menempuh keridhaan Allah, dengan
melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya dalam kondisi apa pun. Kesabaran
yang demikian itulah yang disediakan bagi penyandangnya berbagai kemuliaan,
keagungan, ketinggian derajat, kekuasaan, bahkan berbagai balasan yang
dijanjikan oleh Allah dalam Firman-firmanNya,
Allah akan mengantarkannya menuju kepada keberuntungan dan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman,
bersabarlahkamudankuatkanlahkesabaranmudantetaplahbersiapsiaga (di
perbatasannegerimu) danbertakwalahkepada Allah supayakamuberuntung."
(Ali Imran 3: 200).
Pahala orang-orang yang bersabar akan dilipatgandakan dengan hitungan yang
tanpa batas. Sebagaimana yang diperkuatolehFirman Allah Ta’ala,
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Katakanlah, 'Haihamba-hambaKu yang beriman,
bertakwalahkepadaRabbmu.'orang-orang yang berbuatbaik di duniainimempeorlehkebaikan.Dan
bumi Allah ituadalahluas.Sesungguhnyahanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkanpahalatanpabatas." (Az-Zumar 39: 10).
Mencapaikejayaandankepemimpinan,
sebabtanpakesabaran, cita-cita yang sudah di depanmatadansedikitlagiakantergapaimenjadisirnadanhilang.
Cobalahperhatikanpemimpin-pemimpinbesardunia, merekaadalah orang-orang yang
gigihmemperjuangkancita-citanya, di sampingsenjatautama yang
tidakpernahlekangdarimerekayaitukesabaranmenghadapiberbagairintangan yang
menghadangmereka.Firman Allah Ta’ala,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
"Dan Kami jadikan di antaRa
meReka itu pemimpin-pemimpin yang membeRi petunjuk dengan peRintah Kami ketika
meReka sabaR. Dan
meRekameyakiniayat-ayat Kami." (As-Sajadah 32: 24).
Kesabaranmerupakanperisaikokohdantangguh,
yang dapatdigunakanmenangkalberbagaimakar yang diluncurkanmusuh,
bahkandengankesabaranitu, makar-makarmusuhakanmenjadilemahdantakmempunyaidayaserang
yang berarti. Firman Allah Ta’ala,
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُواْ بِهَا وَإِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئاً إِنَّ اللّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ"
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi
jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan
bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan
kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang meReka keRjakan."
(Ali Imran 3: 120).[Hakikat Kesabaran,
Waznin Mahfud ,KumpulanKhutbahJum’atPilihanSetahunEdisi
ke-2, DarulHaq Jakarta, Compiled
by orido].
Ash
Shabuur, Allah Yang Sabar, sifatMulia-Mu memuliakanummat yang
maumengamalkankesabaran, kejayaanummatiniakanberhasiluntuk yang
keduakalinyakarenakesabaran yang masihterpatri di dada mereka, tetaplahya
Allah,
tanamkankesabarankepadaaktivitasda’wahsehinggamerekatidakmengukursebuahkeberhasilandarisatugenerasisaja.
Allah Ash Shabuur, tanamkanlah di dalam
dada
hambainikesabarandalamseluruhasfekkehidupansehinggadalammenghadapiujianhiduptetapdalambimbingan-Mu.
Jauhkanhambadarisikapkeluh-kesahmenghadapisedikitsajakesulitan,
hindarihambadarisikapterburu-burudalamberbuatsehinggahasilnyatidakmemadai, hanyakepada-Mu
lahya Allah hambamemohonbantuandanbimbingan agar
sabarmerupakanhiasandalamhidupini,Wallahu a’lam [CubadakSolok, 21
JumadilAwal 1432.H/ 25 April 2011.M, Jam 13;11].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar