Minggu, 14 Juni 2015

76. Ash Shabuur, Yang Sabar



ASH SHABUUR
[ Yang Sabar]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS


                Allah dengan  segala  kekuasaan dan keperkasan-Nya menciptakan, mengatur dan mengendalikan makhluk-Nya, menjaga dan mengawasinya tanpa rasa kantuk dan tidak pula lelah, bahkan tetesan air pada sebuah pembuluh yang jatuh ke tanah, jatuhnya sehelai daun kering diantara tumpukan daun-daun lainnya tidak luput dari pengawasan-Nya. Demikian kebesaran Allah dan kesabaran yang dimiliki-Nya, Dia memang memiliki nama dan sifat mulia yaitu Ash Shabuur, Yang Sabar;
”Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”[Al Anfal 8;46]

                Demikian akhlak mulia yang diajarkan Allah melalui firman-firman-Nya, agar ummat ini memiliki sikap kesabaran yang total karena orang-orang yang sabar selalu bersama Allah, lebih dari manusia lainnya yang tidak memiliki kesabaran. Artinya kesabaran itu secara spiritual mendapatkan keuntungan, lebih dekat kepada Allah dan akan dibantu segala kesulitan yang dihadapi.
”Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” [Ali Imran 3;146]

Yang dimaksud sabar bukanlah sebagaimana doktrin agama Nasrai yang mengatakan,”Bila anda ditampar pipi kiri maka serahkan pulalah pipi kanan anda”. Orang yang sabar dinamakan Shabirin, yaitu sikap hidup yang penuh dengan perhitungan sehingga tindakannya adalah tindakan matang setelah dianalisa, bukan tindakan membabi buta. Orang mengartikan sabar identik dengan takut, sebenarnya jauh berbeda, demikian pula jelas sekali perbedaan antara berani dengan nekat.

            Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah dapatkah dikatakan takut dengan kafir Quraiys yang selama ini mengintimidasi, teror dan tindakan lainnya melecehkan ummat islam. Padahal beliau mampu bertahan di Mekkah selama 13 tahun menyebarkan fikrul islami [pemikiran islam]. Berkat kesabarannyalah sehingga keberhasilan da’wah itu menemukan titik terang di Madinah. Pernah satu ketika saat Amar bin Yasir dianiaya oleh majikannya bahkan bapak dan ibunya telah dibunuh dihadapannya sendiri, waktu itu Rasululah mendekati Amar, menepuk pundaknya sambil berharap,”Sabar wahai Amar, syurga ditanganmu”.

            Kalau saja ketika itu Rasul mengadakan perlawanan terhadap tindakan kafir Quraisy tentu da’wah ini akan hancur sementara kekuatan ummat islam belum tertata, buah dari kesabaran inilah yang mengantarkan Amar bin Yasir memperoleh syurga kelak di akherat.

            Seorang mukmin dituntut untuk menerapkan sabar ini dalam seluruh asfek kehidupannya dengan tidak menghilangkan ketegasan serta keberanian, secara prinsip kesabaran itu diletakkan pada empat hal;

            Pertama, Ash Shabru ’indal musyibah, artinya kesabaran itu ditempatkan saat menerima musibah. Umumnya kehidupan manusia ini dihiasi oleh dinamika ujian dan ujian, baik berupa kesenangan maupun kesengsaraan, keberhasilan ataupun kegagalan,bahkan Allah menjadikan musibah ini sebagai sunnatullah dalam kehidupan;
            ’’Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[Al Baqarah 2;155-156].

            Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. kalimat Ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

            Kedua, Ash Shabru ’anil ma’siyat, artinya kesabaran itu harus terujud saat berhadapan dengan maksiat. Yang dimaksud adalah segala maksiat yang ada di hadapan seorang mukmin,dia harus berupaya untuk menghindarinya sekaligus untuk menyingkirkan maksiyat itu dengan penuh hati-hati, tidak boleh secara prontal dan emosional, Ibnu Taimiyah berkata,”Jangan menghilangkan maksiat dengan emosional yang akhirnya akan mendatangkan maksiat yang lebih besar”.

            Ketika kafir Quraisy masih menyembah berhala, kemaksiatan ini seolah-olah dibiarkan oleh Rasulullah, bahkan dalam ka”bah terdapat 360 berhala, Rasul tidak menghancurkan patung-patung itu, tapi beliau berupaya menghancurkan patung yang ada di hati ummatnya dengan menanamkan tauhidulllah, hanya mengesakan Allah saja.

            Ketiga, Ash Shabru ilat Tha’ah, artinya dalam menjalankan ketaatan kepada Allah haruslah mengujudkan kesabaran, karena terlalu banyak rintangan dan rongrongan yang datang kepada seorang mukmin ketika dia akan mematuhi segala suruhan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

            Keempat, Ash Shabru ilad Da’wah artinya untuk menggelar da’wah perlu adanya kesabaran, tidak serampangan dan buru-buru dengan melupakan manhaj da’wah yang diajarkan oleh Rasululah. Terlalu banyak halangan dan rintangan sehingga wajar kalau seorang Hasan Al Banna mengatakan bahwa da’wah itu bukanlah hamparan permadani dan bukan pula kalungan bunga melati tapi hamparan onak dan duri serta kalung gantungan kematian. Sejak da’wah ini digelar oleh para nabi dan rasul senantiasa hadir berbagai  ujian, tanpa kesabaran dalam berda’wah terlalu banyak mungkin kerugian yang akan diderita oleh da’wah itu sendiri sehingga terjadilah perbenturan dengan pihak penguasa, kafir dan zhalim ketika kekuatan belum ada tentu saja gerakan da’wah ini mudah saja untuk diberangus oleh musuh-musuh islam.
Jika keimanan itu laksana burung, maka jiwa kita akan terbang menuju ke hadirat Allah Ta’ala dengan dua sayap yang kokoh, yaitu sayap syukur dan sayap sabar. Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untuk selalu berada pada ketentuan syari'at Allah, dengan tetap menjalankan ketaatan dan menahan diri dari larangan serta berlapang dada pada setiap ketentuan ujian dari Allah Ta’ala.
Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus mengokohkan dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai ORang-ORang yang beRiman, beRsabaRlah kamu dan kuatkanlah kesabaRanmu dan tetaplah beRsiap siaga (di peRbatasan negeRimu) dan beRtakwalah kepada Allah supaya kamu beRuntung." (Ali ImRan: 200).
Mereka juga bersabar di dalam menahan penderitaan dengan tetap melaksanakan ketaatan, sehingga Allah Ta’ala amat memuji dan menyanjung mereka. Dengan bersabar, seseorang akan menyadari dan ridha bahkan cinta terhadap ketentuan ujian penderitaan yang telah ditakdirkan oleh Allah pada dirinya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155).
Bagaimanatidak, padahal orang-orang kafir, orang-orang musyrikdan orang-orang atheismampubertahandenganpenderitaan-penderitaan yang menimpamereka, maka orang berimanpastilebihkokoh, tahandanridha, bahkancintapadaketentuantakdiritu, kemudiandengankekuatanjiwadanimannya, orang-orang yang berimanmencarikebaikan di duniadan di akhiratdaripenderitaanitudenganberistirjahanyakepada Allah.
Hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan sekokoh-kokohnya dalam memperkuat jiwa, kemudian memperjuangkan segenap kemampuan jiwanya itu dalam menempuh keridhaan Allah, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya dalam kondisi apa pun. Kesabaran yang demikian itulah yang disediakan bagi penyandangnya berbagai kemuliaan, keagungan, ketinggian derajat, kekuasaan, bahkan berbagai balasan yang dijanjikan oleh Allah dalam Firman-firmanNya,
Allah akan mengantarkannya menuju kepada keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlahkamudankuatkanlahkesabaranmudantetaplahbersiapsiaga (di perbatasannegerimu) danbertakwalahkepada Allah supayakamuberuntung." (Ali Imran 3: 200).
Pahala orang-orang yang bersabar akan dilipatgandakan dengan hitungan yang tanpa batas. Sebagaimana yang diperkuatolehFirman Allah Ta’ala,

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Katakanlah, 'Haihamba-hambaKu yang beriman, bertakwalahkepadaRabbmu.'orang-orang yang berbuatbaik di duniainimempeorlehkebaikan.Dan bumi Allah ituadalahluas.Sesungguhnyahanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkanpahalatanpabatas." (Az-Zumar 39: 10).
Mencapaikejayaandankepemimpinan, sebabtanpakesabaran, cita-cita yang sudah di depanmatadansedikitlagiakantergapaimenjadisirnadanhilang. Cobalahperhatikanpemimpin-pemimpinbesardunia, merekaadalah orang-orang yang gigihmemperjuangkancita-citanya, di sampingsenjatautama yang tidakpernahlekangdarimerekayaitukesabaranmenghadapiberbagairintangan yang menghadangmereka.Firman Allah Ta’ala,

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
"Dan Kami jadikan di antaRa meReka itu pemimpin-pemimpin yang membeRi petunjuk dengan peRintah Kami ketika meReka sabaR. Dan meRekameyakiniayat-ayat Kami." (As-Sajadah 32: 24).
Kesabaranmerupakanperisaikokohdantangguh, yang dapatdigunakanmenangkalberbagaimakar yang diluncurkanmusuh, bahkandengankesabaranitu, makar-makarmusuhakanmenjadilemahdantakmempunyaidayaserang yang berarti. Firman Allah Ta’ala,

إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُواْ بِهَا وَإِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئاً إِنَّ اللّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ"
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang meReka keRjakan." (Ali Imran 3: 120).[Hakikat Kesabaran, Waznin Mahfud ,KumpulanKhutbahJum’atPilihanSetahunEdisi ke-2, DarulHaq Jakarta, Compiled by orido].
            Ash Shabuur, Allah Yang Sabar, sifatMulia-Mu memuliakanummat yang maumengamalkankesabaran, kejayaanummatiniakanberhasiluntuk yang keduakalinyakarenakesabaran yang masihterpatri di dada mereka, tetaplahya Allah, tanamkankesabarankepadaaktivitasda’wahsehinggamerekatidakmengukursebuahkeberhasilandarisatugenerasisaja.
Allah Ash Shabuur, tanamkanlah di dalam dada hambainikesabarandalamseluruhasfekkehidupansehinggadalammenghadapiujianhiduptetapdalambimbingan-Mu. Jauhkanhambadarisikapkeluh-kesahmenghadapisedikitsajakesulitan, hindarihambadarisikapterburu-burudalamberbuatsehinggahasilnyatidakmemadai, hanyakepada-Mu lahya Allah hambamemohonbantuandanbimbingan agar sabarmerupakanhiasandalamhidupini,Wallahu a’lam [CubadakSolok, 21 JumadilAwal 1432.H/ 25 April 2011.M, Jam 13;11].

Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis, Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Waznin Mahfud ,Kumpulan KhutbahJum’atPilihanSetahunEdisi ke-2

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar