Minggu, 14 Juni 2015

66. Al Muhshii, Yang Maha Menghitung










AL MUHSHII
[ Yang Maha Menghitung]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS


Iman harus terselip di hati sebagai bukti keimanan tersebut karena bila hati tidak bisa menerima iman maka keimanannya semu, hanya sebatas dekorasi, hati manusia hanya Allah saja yang tahu,  Surat Al Anfal 8;2 menjelaskan;
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman, ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." [Al Anfal 8;2]

            Salah satukeimanan yang harusdimilikiadalahkeimanankepadanama-namadansifat Allah yang terkandungdalamasmaulhusna. Salah satunyaadalah Al Muhshii, Allah Yang MahaMenghitung;
”Supaya Dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” [Al Jin 72;28]

                Allah bukan hanya menciptakan dan memelihara makhluk-Nya saja tapi juga mengetahui semua makhluk-Nya, semuanya dalam kalkulasi Allah sejak awal manusia hingga kelak akhirnya, Allah tidak pernah luput perhatiannya terhadap hamba-Nya, baik yang beriman ataupun yang kafir. kepada yang kafir Allah memberikan Rahman atau Kasih-Nya, tapi kepada yang beriman memang ada keistimewaan, selain diberikan Rahman juga diberikan kelak di akherat Rahim yaitu Sayang-Nya.

            Bagaimana Allah mempertanyakan nikmat yang sudah diberikan-Nya kepada sang hamba, nikmat sejak dari lahir hingga wafatnya seseorang, rasanya tidak akan terhitung, sedangkan nikmat Allah hari ini saja sulit kita untuk menghitungnya, hanya Allah saja yang mengetahuinya;
“danjikakamumenghitung-hitungnikmat Allah, niscayakamutakdapatmenentukanjumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benarMahaPengampunlagiMahaPenyayang.”[An Nahl 16;18].

Denganterang Allah mengajakkitauntukmengkalkulasikannikmat yang sudahdiberikan-Nyakepadakita di duniaini, semuanyakitanikmatidengan gratis, sepuas-puasnyatanpaadabatasnya;
”Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.[Ibrahim 14;32-34]

                Dengan rinci Allah juga menyampaikan nikmat yang diberikan-Nya kepada manusia dengan mengulang-ulang pertanyaan ”Maka Nikmat Tuhan Manakah Yang Kamu Dustakan” pada surat Ar Rahman, pengulangan ini sampai 31 kali pada ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77, dalam rangka mengajarkan kepada kita agar menghitung nikmat Allah itu dengan mensyukurinya;
1. (tuhan) yang Maha pemurah,
2. yang telah mengajarkan Al Quran.
3. Dia menciptakan manusia.
4. mengajarnya pandai berbicara.
5. matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
6. dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan Kedua-duanya tunduk kepada nya.
7. dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
8. supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.
9. dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
10. dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya).
11. di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
12. dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
13. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?[Ar Rahman 55;1-13]

                Yang perlu dihitung bukan hanya nikmat Allah saja, tapi Allah juga mengajak hamba-Nya untuk menghitung segala perbuatan yang dilakukan, kita harus menghisab, muhasabah atau mengintrosfeksi diri agar hidup selamat di hari-hari yang akan datang.

Mengoreksi kesalahan diri sendiri tidaklah semudah bila kita mengoreksi kesalahan orang lain, padahal sikap ini mendatangkan keuntungan bagi kesucian jiwa. Kalaukitabisamelihatkesalahandandosa orang lainsebenarnyakesalahandandosakitapunterlalubanyakuntukdinilai. Taubatpunmengajakkitauntukmengakuikesalahankitakepada Allah agar taubatitubetul-betuldikabulkanyaitu penyesalan atas semua kejahatan yang telah dikerjakan dimasa lampau, dan berusaha meninggalkannya, kemudian berjanji untuk tidak mengulanginya dihari yang akan datang. Tidaklah taubat seseorang dikatakan benar sehingga dia merasa sedih dan menyesali semua kejahatan yang telah dikerjakannya, yaitu penyesalan yang disertai dengan perasaan sedih di hadapan Allah SWT.

Umar bin Khattab menyatakan,"Hasibu Anfusakum Qabla an Tuhasabu" hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, artinya seorang muslim itu harus selalu memeriksa dirinya sebelum kelak diperiksa oleh Allah. Manfaat dari introsfeksi adalah untuk memperbaiki kekhilafan masa lalu, untuk menyempurnakan kekurangan, menjauhkan sifat angkuh dan menatap masa depan yang lebih baik.Dalamsurat Al Qiyamah 75; 2-3 Allah berfirman;
"Dan Akubersumpahdenganjiwa yang amatmenyesali (dirinyasendiri).Apakahmanusiamengira, bahwa kami tidakakanmengumpulkan (kembali) tulangbelulangnya"

Orang yang selalumelakukanmuhasabahjugamenyesal: bilaiaberbuatkebaikaniamenyesalKenapaiatidakberbuatlebihbanyak, apalagikalauiaberbuatkejahatantentupenyesalannyamembuatdiasangattakutdenganbalasandari Allah yang tidakbisadikompromikan.
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalahkepada Allah danhendaklahsetiapdirimemperhatikanapa yang Telahdiperbuatnyauntukhariesok (akhirat); danbertakwalahkepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahamengetahuiapa yang kamukerjakan" [Al Hasr 59;18].

Kita harusmemperbanyakmenghitungamal-amaluntukakheratkarenajumlahamal yang sedikittidakmenjanjikanbagikitabisabertemu Allah dengansuasanaindah, bahkansebaliknyasuasana yang tidakmenyenangkanakankitatemui.

Meskikematianitudemikiantragisnya, namun  iabukanakhirsegalanya. Nasibmanusiatidakberakhir di lianglahatbegitusajahabisperkara. Masihadaperjalananhidupselanjutnya.Itusangattergantungpadaamalkita.Semua yang kitabicarakandanlakukansepanjanghidupini ‘disadap’ habistakada yang tertinggalsebagaibukti di pengadilanIlahikelak.Visidunia yang telahkitacanangkanmemangperlu, tetapijanganlupavisiakhirat yang abadi.
Seorang yang takmemilikivisiakhirat, yang terbayangdalamhidupiniadalahgambarankenikmatanduniasaja.Taksedikit pun resikoakhirat yang tergambardalambenaknya.Dalammaksiat, yang terbayangkesenangan, bukanpanasnyaapineraka. Na’udzubillahi min dzalik.
KamuakandikembalikankepadaDzat yang MahaMengetahui yang gaibdan yang nyata, kemudianakanditerangkankepada kalian tentangapasaja yang telah kalian kerjakan. (Al-Jumu’ah [62] : 8)
Bayangkandenganamalperbuatankitasaatini.Bilaajalmenjemputakankah Allah menyambutkitadengantersenyumridha?Ataukahmurkakarenakitatakpernahsudi  mengenal- Nya? Akankahkita di masukkandalamsorga- Nya?Atautertundukhinadiseretmalaikatkeneraka-Nyakarenaperbuatandosa yang menggelayutjiwa?Na’udzubillah.        
Tidakkahsejakdinikaubersiapdiri?Bilakaubegitumenjagahubungandengankolegamuuntukduniamu, tidakkahhatimuterpanggilmenjalinhubungandekatdenganTuhan-Mu?Kalaukautidaksayangmengeluarkanuangbanyakuntukkesenanganmu, tidakkahkaumerasakanpentingnyaberkorbandanberinvestasiuntukakhiratmu?Kalauhidupkitaberpalingdari Allah, akansempitlahhidupini.
Dan barangsiapaberpalingdariperingatan-Ku, makasesungguhnyabagimerekapenghidupan yang sempit, dan Kami akanmengumpulkannyapadaharikiamatdalamkeadaanbuta. (Thaha [20]: 124)
Mumpungmasihdiberiumur, raihlahvisiakhiratitusejaksekarang.Mendekatlahdengan Allah danjalinhubungan yang kianmesra  dengan-Nya. Saatadzanberkumandang, penuhiundangan-Nyadengansenyumsyukur.Basuhdansucikanjiwainiuntukruku' dansujuddenganpenuhkhusyu' danridhakepada- Nya.Semogadenganbegitu, Dia pun ridhamenerimakita.
Dalamhubungandengansesamasehari- hari, perbanyaklahamalshalih.Bukansemataberpikirapa yang dapatsayanikmatitetapibisakahsayaberbagi. JikaAndaseorangpolitisi, curahkanwaktudantenagauntukmembelaummat.JikaAndamendapatamanahjabatan, jadikanialadangmelayanirakyat. AtaubilaAndapengusaha, berbagilahdengansesamaatasanugerah Allah yang dialirkanlewatAnda.
Bilakitasenantiasaberamalmencariridha- Nya, Allah pun berkenanmenurunkanrahmatdanampunandalamhidupini.Dan denganistiqamah di jalan-Nya, kematian pun bukansebuahkengerian.Namunpintumenjemputkebahagiaan yang hakiki.Kita diundangmemasukisorga- Nyabersamahamba- hamba-Nya yang shalihdandisambutsalam- Tuhan Yang MahaPenyayang.
Sesungguhnyapenghunisyurgapadahariitubersenang-senangdalamkesibukan (mereka).Merekadanisteri-isterimerekaberadadalamtempat yang teduh, bertelekan di atasdipan-dipan. Di syurgaitumerekamemperolehbuah-buahandanmemperolehapa yang merekaminta. (Kepadamerekadikatakan): "Salam", sebagaiucapanselamatdariTuhan Yang MahaPenyayang. (Yasiin [35]: 55- 58) [BMH, Ust. HanifHanan, MuhasabahAkhirTahunThursday, 07 January 2010 05:59 administrator ].
            Ya Al Muhshii, Yang MahaMenghitung, Engkaumengetahuijumlahsemuanikmat yang telahEngkauberikankepada kami, kami tidakmampuuntukmenghitung-Nyaya Allah, betapabanyaknyanikmatitu, kadangkala kami lupauntukbersyukurkepada-Mu karenakebodohan kami, karenakelemahanimandanilmu kami, ampunilahya Allah, sungguhtanpaampunan-Mu kami termasukhamba-hamba-Mu yang merugi.
YaIlahi, seharusnyasetiapwaktu kami menghitung-hitungnikmat-Mu itu agar kami bersyukursehinggadengansyukurituEngkauakanmenambahnikmatkepadahambadariarah yang tiadadisangka-sangka. Seharusnyahambapunharusmenghisabdiriini, menghitungdosadanmaksiat yang sudahhambalakukan, denganitudiiringi pula agar hambabertaubatkepada-Mu, karenatidakadajalan lain untukmenghapuskandosa, kesalahandanmaksiatkecualidenganbertaubat agar ketikaEngkaumenghisabataumenghitunghamba di akheratkelak, hambatermasukhamba-Mu yang layakmenghunisyurga-Mu. Wallahu a’lam [CubadakSolok, 16 JumadilAwal 1432.H/ 20 April 2011.M, Jam 22;25].

Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis, Drs.MukhlisDenros, 2009
4.BMH, Ust. HanifHanan, 2010




Tidak ada komentar:

Posting Komentar