AL MUHSHII
[ Yang Maha Menghitung]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Iman harus terselip di hati sebagai bukti keimanan tersebut karena bila
hati tidak bisa menerima iman maka keimanannya semu, hanya sebatas dekorasi,
hati manusia hanya Allah saja yang tahu,
Surat Al Anfal 8;2
menjelaskan;
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman, ialah mereka
yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal."
[Al Anfal 8;2]
Salah
satukeimanan yang harusdimilikiadalahkeimanankepadanama-namadansifat Allah yang
terkandungdalamasmaulhusna. Salah satunyaadalah Al Muhshii, Allah Yang
MahaMenghitung;
”Supaya Dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul itu telah
menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi
apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” [Al Jin 72;28]
Allah bukan hanya menciptakan dan
memelihara makhluk-Nya saja tapi juga mengetahui semua makhluk-Nya, semuanya
dalam kalkulasi Allah sejak awal manusia hingga kelak akhirnya, Allah tidak
pernah luput perhatiannya terhadap hamba-Nya, baik yang beriman ataupun yang
kafir. kepada yang kafir Allah memberikan Rahman atau Kasih-Nya, tapi kepada
yang beriman memang ada keistimewaan, selain diberikan Rahman juga diberikan
kelak di akherat Rahim yaitu Sayang-Nya.
Bagaimana Allah
mempertanyakan nikmat yang sudah diberikan-Nya kepada sang hamba, nikmat sejak
dari lahir hingga wafatnya seseorang, rasanya tidak akan terhitung, sedangkan
nikmat Allah hari ini saja sulit kita untuk menghitungnya, hanya Allah saja
yang mengetahuinya;
“danjikakamumenghitung-hitungnikmat
Allah, niscayakamutakdapatmenentukanjumlahnya. Sesungguhnya Allah
benar-benarMahaPengampunlagiMahaPenyayang.”[An Nahl 16;18].
Denganterang
Allah mengajakkitauntukmengkalkulasikannikmat yang sudahdiberikan-Nyakepadakita
di duniaini, semuanyakitanikmatidengan gratis, sepuas-puasnyatanpaadabatasnya;
”Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai
buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan
(pula) bagimu sungai-sungai. dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari
dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan
bagimu malam dan siang.dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan
segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim
dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.[Ibrahim 14;32-34]
Dengan
rinci Allah juga menyampaikan nikmat yang diberikan-Nya kepada manusia dengan
mengulang-ulang pertanyaan ”Maka Nikmat Tuhan Manakah Yang Kamu Dustakan” pada
surat Ar Rahman, pengulangan ini sampai 31 kali pada ayat 13, 16, 18, 21, 23,
25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65,
67, 69, 71, 73, 75, dan 77, dalam rangka mengajarkan kepada kita agar
menghitung nikmat Allah itu dengan mensyukurinya;
1. (tuhan) yang Maha pemurah,
2. yang telah mengajarkan Al
Quran.
3. Dia menciptakan manusia.
4. mengajarnya pandai
berbicara.
5. matahari dan bulan
(beredar) menurut perhitungan.
6. dan tumbuh-tumbuhan dan
pohon-pohonan Kedua-duanya tunduk kepada nya.
7. dan Allah telah
meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
8. supaya kamu jangan
melampaui batas tentang neraca itu.
9. dan Tegakkanlah timbangan
itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
10. dan Allah telah
meratakan bumi untuk makhluk(Nya).
11. di bumi itu ada
buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
12. dan biji-bijian yang
berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
13. Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan?[Ar Rahman 55;1-13]
Yang
perlu dihitung bukan hanya nikmat Allah saja, tapi Allah juga mengajak
hamba-Nya untuk menghitung segala perbuatan yang dilakukan, kita harus
menghisab, muhasabah atau mengintrosfeksi diri agar hidup selamat di hari-hari
yang akan datang.
Mengoreksi kesalahan diri sendiri tidaklah semudah
bila kita mengoreksi kesalahan orang lain, padahal sikap ini mendatangkan
keuntungan bagi kesucian jiwa. Kalaukitabisamelihatkesalahandandosa
orang lainsebenarnyakesalahandandosakitapunterlalubanyakuntukdinilai.
Taubatpunmengajakkitauntukmengakuikesalahankitakepada Allah agar
taubatitubetul-betuldikabulkanyaitu
penyesalan atas semua kejahatan yang telah dikerjakan dimasa lampau, dan
berusaha meninggalkannya, kemudian berjanji untuk tidak mengulanginya dihari
yang akan datang. Tidaklah taubat seseorang dikatakan benar sehingga dia merasa
sedih dan menyesali semua kejahatan yang telah dikerjakannya, yaitu penyesalan
yang disertai dengan perasaan sedih di hadapan Allah SWT.
Umar bin Khattab menyatakan,"Hasibu
Anfusakum Qabla an Tuhasabu" hisablah dirimu sebelum kamu dihisab,
artinya seorang muslim itu harus selalu memeriksa dirinya sebelum kelak
diperiksa oleh Allah. Manfaat dari introsfeksi adalah untuk memperbaiki
kekhilafan masa lalu, untuk menyempurnakan kekurangan, menjauhkan sifat angkuh
dan menatap masa depan yang lebih baik.Dalamsurat Al Qiyamah 75; 2-3
Allah berfirman;
"Dan Akubersumpahdenganjiwa
yang amatmenyesali (dirinyasendiri).Apakahmanusiamengira, bahwa kami
tidakakanmengumpulkan (kembali) tulangbelulangnya"
Orang yang
selalumelakukanmuhasabahjugamenyesal: bilaiaberbuatkebaikaniamenyesalKenapaiatidakberbuatlebihbanyak,
apalagikalauiaberbuatkejahatantentupenyesalannyamembuatdiasangattakutdenganbalasandari
Allah yang tidakbisadikompromikan.
"Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalahkepada Allah danhendaklahsetiapdirimemperhatikanapa yang
Telahdiperbuatnyauntukhariesok (akhirat); danbertakwalahkepada Allah,
Sesungguhnya Allah Mahamengetahuiapa yang kamukerjakan" [Al Hasr 59;18].
Kita
harusmemperbanyakmenghitungamal-amaluntukakheratkarenajumlahamal yang
sedikittidakmenjanjikanbagikitabisabertemu Allah dengansuasanaindah,
bahkansebaliknyasuasana yang tidakmenyenangkanakankitatemui.
Meskikematianitudemikiantragisnya,
namun iabukanakhirsegalanya. Nasibmanusiatidakberakhir di
lianglahatbegitusajahabisperkara.
Masihadaperjalananhidupselanjutnya.Itusangattergantungpadaamalkita.Semua yang kitabicarakandanlakukansepanjanghidupini
‘disadap’ habistakada yang tertinggalsebagaibukti di
pengadilanIlahikelak.Visidunia yang telahkitacanangkanmemangperlu,
tetapijanganlupavisiakhirat yang abadi.
Seorang yang takmemilikivisiakhirat,
yang terbayangdalamhidupiniadalahgambarankenikmatanduniasaja.Taksedikit pun
resikoakhirat yang tergambardalambenaknya.Dalammaksiat, yang
terbayangkesenangan, bukanpanasnyaapineraka. Na’udzubillahi min dzalik.
KamuakandikembalikankepadaDzat
yang MahaMengetahui yang gaibdan yang nyata, kemudianakanditerangkankepada
kalian tentangapasaja yang telah kalian kerjakan. (Al-Jumu’ah [62] : 8)
Bayangkandenganamalperbuatankitasaatini.Bilaajalmenjemputakankah
Allah
menyambutkitadengantersenyumridha?Ataukahmurkakarenakitatakpernahsudi
mengenal- Nya? Akankahkita di masukkandalamsorga-
Nya?Atautertundukhinadiseretmalaikatkeneraka-Nyakarenaperbuatandosa yang
menggelayutjiwa?Na’udzubillah.
Tidakkahsejakdinikaubersiapdiri?Bilakaubegitumenjagahubungandengankolegamuuntukduniamu,
tidakkahhatimuterpanggilmenjalinhubungandekatdenganTuhan-Mu?Kalaukautidaksayangmengeluarkanuangbanyakuntukkesenanganmu,
tidakkahkaumerasakanpentingnyaberkorbandanberinvestasiuntukakhiratmu?Kalauhidupkitaberpalingdari
Allah, akansempitlahhidupini.
Dan
barangsiapaberpalingdariperingatan-Ku, makasesungguhnyabagimerekapenghidupan
yang sempit, dan Kami akanmengumpulkannyapadaharikiamatdalamkeadaanbuta. (Thaha
[20]: 124)
Mumpungmasihdiberiumur,
raihlahvisiakhiratitusejaksekarang.Mendekatlahdengan Allah danjalinhubungan
yang kianmesra dengan-Nya. Saatadzanberkumandang, penuhiundangan-Nyadengansenyumsyukur.Basuhdansucikanjiwainiuntukruku'
dansujuddenganpenuhkhusyu' danridhakepada- Nya.Semogadenganbegitu, Dia pun
ridhamenerimakita.
Dalamhubungandengansesamasehari- hari,
perbanyaklahamalshalih.Bukansemataberpikirapa yang dapatsayanikmatitetapibisakahsayaberbagi.
JikaAndaseorangpolitisi,
curahkanwaktudantenagauntukmembelaummat.JikaAndamendapatamanahjabatan,
jadikanialadangmelayanirakyat. AtaubilaAndapengusaha,
berbagilahdengansesamaatasanugerah Allah yang dialirkanlewatAnda.
Bilakitasenantiasaberamalmencariridha-
Nya, Allah pun berkenanmenurunkanrahmatdanampunandalamhidupini.Dan
denganistiqamah di jalan-Nya, kematian pun
bukansebuahkengerian.Namunpintumenjemputkebahagiaan yang hakiki.Kita
diundangmemasukisorga- Nyabersamahamba- hamba-Nya yang shalihdandisambutsalam-
Tuhan Yang MahaPenyayang.
Sesungguhnyapenghunisyurgapadahariitubersenang-senangdalamkesibukan
(mereka).Merekadanisteri-isterimerekaberadadalamtempat yang teduh, bertelekan
di atasdipan-dipan. Di syurgaitumerekamemperolehbuah-buahandanmemperolehapa
yang merekaminta. (Kepadamerekadikatakan): "Salam",
sebagaiucapanselamatdariTuhan Yang MahaPenyayang. (Yasiin [35]: 55- 58) [BMH,
Ust. HanifHanan, MuhasabahAkhirTahunThursday, 07 January 2010 05:59 administrator ].
Ya Al Muhshii, Yang MahaMenghitung,
Engkaumengetahuijumlahsemuanikmat yang telahEngkauberikankepada kami, kami
tidakmampuuntukmenghitung-Nyaya Allah, betapabanyaknyanikmatitu, kadangkala
kami lupauntukbersyukurkepada-Mu karenakebodohan kami,
karenakelemahanimandanilmu kami, ampunilahya Allah, sungguhtanpaampunan-Mu kami
termasukhamba-hamba-Mu yang merugi.
YaIlahi, seharusnyasetiapwaktu kami
menghitung-hitungnikmat-Mu itu agar kami bersyukursehinggadengansyukurituEngkauakanmenambahnikmatkepadahambadariarah
yang tiadadisangka-sangka. Seharusnyahambapunharusmenghisabdiriini,
menghitungdosadanmaksiat yang sudahhambalakukan, denganitudiiringi pula agar
hambabertaubatkepada-Mu, karenatidakadajalan lain untukmenghapuskandosa,
kesalahandanmaksiatkecualidenganbertaubat agar
ketikaEngkaumenghisabataumenghitunghamba di akheratkelak, hambatermasukhamba-Mu
yang layakmenghunisyurga-Mu. Wallahu a’lam [CubadakSolok, 16
JumadilAwal 1432.H/ 20 April 2011.M, Jam 22;25].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar