Jumat, 19 Juni 2015

22. Al Qawwi, Yang Maha Kuasa




AL QAWWI
[Yang Maha Kuat]
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS

            Allah yang mengatur kehidupan ini dengan sebaik-baiknya, Yang Menciptakan makhluk-Nya dengan berbagi jenis dan bentuk yang tertata rapi, Dia pula kelak Yang mengakhiri kehidupan ini tanpa ada sandaran kepada siapapun, pada waktunya kelak makhluk yang diciptrakan itu akan dibinasakan sesuai dengan kadarnya untuk memasuki kehidupan baru yang disebut dengan akherat;
”Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”[Az Zumar 39;68]

                Allah punya kekuatan untuk menentukan dan mengatur semua proses kehidupan di alam jagad raya ini, diri manusia berada di dalam genggamannya, berhak menentukan apapun mau-Nya Allah tanpa ada manusia yang bisa untuk menolaknya, kejadian sesuatu yang dikehendaki Allah cukup dengan menyatakan ”kun fayakun’’ maka jadilah semuanya sesuai dengan proses yang telah ditentukan;
”Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.”[Ali Imran 3;59]

                Bukti kekuatan Allah selain keberadaan dunia dan isinya yang dihuni oleh makhluk-Nya, adalah kedahsyatan terjadinya hari kiamat, semua makhluknya tidak mampu berbuat apapun kecuali harus mengikuti kejadian yang luar biasa itu, goncangan mana yang dapat meluluhlantakkan dunia bahkan alam raya ini selain dari kekuatan yang dimiliki Allah, betapa mengerikan ledakan bom atom Nagasaki dan Hirosima di Jepang, ledakan reaktor nuklir Chernobil di Rusia, begitu pula dahsyatnya sebuah peperanganpun hanya mampu menghancurkan sebuah tempat secara lokal, ini sangat berbeda sekali, ya kiamat tidaklah sama dengan kejadian apapun, dia digerakkan oleh kekuatan Allah untuk menggoncang bumi ini sekuat-kuatnya sehingga keadaan dunia dan penghuninya tidak lagi dalam normal;
”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).(ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.[Al Hajj 22;1-2]
Allah yang Maha Kuasa, Yang Maha Kuat, Yang memberikan sedikit kekuasaan dan Kekuatan kepada makhluk-Nya agar kekuatan itu digunakan untuk kepentingan hidupnya di dunia, agar kehidupan ini berjalan dalam keadaan harmonis, dengan kekuatan itu manusia mampu mempertahankan  hidupnya secara pribadi, keluarga dan masyarakatnya, agar dengan kekuatan itu manusia dapat meraih simpati dan cinta Allah, kekuatan itu bersumber dari Allah maka harus digunakan untuk hal yang diridha-Nya.
Allah yang Maha Kuasa, yang benar-benar total sepenuhnya berkuasa atas segala hal, dan tidak pernah dimintai pertanggungjawaban. Allah Maha Adil, jadi apapun yang ditimpakan kepada kita pasti sempurna dan kita tidak layak kecewa. Kecewa dapat saja kita rasakan jika kita salah dalam menyikapinya.Yakinkanlah bahwa perhitungan Allah tidak semata-mata di dunia tetapi adalah persiapan menuju surga. Tetap optimis dan selalu bersikap husnudzon kepada Allah akan membuat hidup kita nyaman. Hidup ini terlalu singkat jika harus disikapi dengan kecewa terhadap perbuatan Allah.Mudah-mudahan kita bisa memposisikan diri kita dengan tepat terhadap makna Al-Qowiyyu terhadap kita.
Rasulullah bersabda, "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah walaupun dalam keduanya ada kebaikan". Dengan sigma kekuatan yang lebih banyak, antara lain kuat fisik, kuat dompet, kuat mental dan ruhiyah; kita akan lebih dicintai Allah. Membangun kekuatan adalah sarana menjadi mukmin yang baik dalam menggapai kedudukan disisi Allah. Dalam surat Al-Anfal diajurkan untuk memiliki kekuatan, bukan untuk menindas tetapi untuk menggentarkan kekuatan lawan. Makin kita kuat, makin kita membuat orang lain terselamatkan dari mendzalimi orang.
Islam mengajarkan kekuatan sebagai bagian dari kebaikan seorang mukmin, kedekatan dengan Allah, dan juga dapat digunakan menolong orang dari kemungkaran.Jadi hal ini penting sekali. Hal yang membuat kita terpuruk seperti ini adalah karena kita lemah, antara lain ekonomi yang lemah yang membuat kita repot, ilmu yang lemah membuat kita mudah ditipu. Maka yang harus menjadi tren sekarang ini adalah membangun kekuatan.Kekuatan yang harus dimiliki adalah bermacam-macam.Kita mulai dahulu dari yang paling mudah yaitu kekuatan fisik.Harus extra konsentrasi dalam membangun kekuatan fisik ini kalau perlu konsultasi dengan dokter yang ahli. Kita akan terasa memiliki kekuatan extra jika kita berusaha memperbaiki diri, mulai dengan ritme makan, olahraga, jam istirahat yang diperbaiki kualitasnya. Walaupun kekuatan fisik bukan satu-satunya yang terpenting tetapi jelas bahkan jika fisik kita kuat akan sangat berguna. Sebagai ilustrasi pedang Imam Ali di Turki sangat besar, lebih besar lagi dan bahkan lebih panjang pedangnya Imam Jafar As-Shoddiq, logikanya kalau tidak memiliki tangan yang kuat maka tidak akan mampu menggunakannya.
Canangkanlah program memperkuat fisik. Kita harus lebih kuat karena kalau fisik kita lebih kuat dan sehat insya Allah akan bisa berbuat lebih banyak. Kita kerahkan saja kepada Allah sekalipun kita diberi sakit itu urusan Allah yang penting tekadnya adalah ingin menjadi sehat dan kuat, ini akan menjadi tekad ibadah. Kalau ada seorang ibu-ibu yang membutuhkan bantuan dengan belanjaannya jika kita kuat fisik akan mudah menolongnya, ada orang yang didzalimi kita akan dapat menggetarkan lawan jika kita kuat.[Al Qawiyyu K.H. Abdullah GymnastiarMANAJEMEN QOLBU]
Dalam menjalani hidup ini, Allah memberikan bekal kepada orang-orang yang beriman berupa kekuatan fisik dan kekuatan mental, karena seluruh hidup seorang mukmin untuk menegakkan agama Allah, maka harus punya kekuatan untuk itu, kekuatan fisik dan mental itu adalah berjihad di jalan Allah.Jihad juga tuntutan dari keimanan dalam rangka mempertaruhkan kalimat tauhid yang diucapkan seseorang ketika mengaku sebagai muslim dengan klasifikasi yang beragam, baik melalui ilmu, harta, tenaga, politik, ekonomi hingga menyerahkan jiwa raga demi tegaknya syariat Allah di bumi ini;
            ’’Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar” [At Taubah 9;111]

            Berjihad fisabilillah itu termasuk amal yang utama,disamping mengerjakan shalat tepat pada waktunya, dan berbakti kepada kedua orangtua, demikian inti sari hadits dibawah ini;
            ”Dari Abu Aburrahman Abdullah bin Mas’ud ra, berkata,”Saya bertanya kepada nabi Saw,”Amal apakah yang lebih disenangi Allah?” beliau menjawab,”Mengerjakan shalat tepat pada waktunya” kataku ”Kemudian apa lagi?” sabda nabi,”berbakti kepada kedua orangtua”, aku bertanya lagi,”Kemudian apa?” sabda nabi,”Berjihad di jalan Allah”[HR.Bukhari dan Muslim]

            Adapun hadits-hadits lain tentang berjihad dan keutamaannya antara lain adalah,”Berpagi-pagi di dalam berjuang di jalan Allah atau senja hari adalah lebih baik daripada mendapatkan keuntungan dunia dan seisinya”[HR.Bukhari dan Muslim] 

Dapat dipastikan bahwa orang yang membela kebenaran, berjihad di jalan Allah maka kematian bagi mereka adalah syahid, yaitu kualitas akhir kehidupan yang tidak ada balasannya kecuali syurga, niatnya ikhlas, caranya sesuai dengan apa yang diteladankan oleh Rasulullah, dan tujuannyapun mencari ridha Allah semata. Selain ini berarti bukan jihad namanya tapi jahid, kematianpun bukan mati syahid tapi mati sangit yang mengantarkan pelakunya cepat masuk neraka. Untuk itu hati-hatilah menempatkan kata ”jihad” dan ”mujahid’ secara proporsional sesuai dengan syari’at Allah. Rasulullah bersabda,”Tiada kaki seorang hamba yang telah berdebu karena perjuangan di jalan Allah tersentuh api neraka” [HR.Bukhari]

Pada hadits lainpun beliau telah menyampaikan sabdanya,”Dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka adalah; mata yang telah menangis karena takut kepada Allah dan mata yang pernah berjaga dalam fisabilillah”[HR.Turmizi].
“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.”[Al Munafiqun 63;8]
Firman Allah ini seolah-olah mengatakan, tidak ada kebesaran kecuali milik Allah SWT. Dialah Yang Maha Perkasadan Bijak, Maha Kuat dan Perkasa. Tidak ada kekuatan kecuali milik Allah.Tidak ada kejayaan, kecuali bersama dengan Allah. Siapa saja yang bergantung dengan Yang Maha Kuat, niscaya ia menjadi insan yang kuat, Rasulullah berpegang dengan Allah sehingga ia menjadi kuat. Dan demikian pula dengan kaum mukminin.
Doktor Abdullah Azzam seorang motor jihad di Afghanistan yang syahid bersama dua orang anak lelakinya, pernah menyatakan kepada keluarga muslim,”Jadikanlah keluargamu seperti sarang harimau sehingga ditakuti oleh musuh-musuhmu, jangan kau jadikan sebagai sarang domba niscaya dia akan diterkam srigala”, artinya rumah tangga muslim sejak awal sudah mempersiapkan kandidat mujahid dalam keluarganya yang siap dikirim ke medan jihad kapan dibutuhkan. Allahpun sejak risalah ini diturunkan telah menyampaikan agar ummat ini siap  siaga menghadapi segala kemungkinan yang merongrong kewibawaan islam;
”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”[Al Anfal 8;60]
Ya Allah, yang Maha Kuat, berikanlah kepada kami kekuatan iman, dengan iman itu kami dapat memperbaiki ibadah dan mengusir godaan syaitan, jadikanlah kami orang-orang yang mempertahankan iman, jadi orang yang istiqamah. Ya Qawii, berikanlah kami kekuatan fisik, kekuatan mental, kekuatan finansial, kekuatan intelektual dan kekuatan dalam menjalankan ibadah sehingga dengan itu kami mampu menjadi mukmin yang bermanfaat bagi orang lain. Berikanlah kepada ummat ini kekuatan yang dahsyat ya Allah, yaitu kekuatan untuk dapat mengalahkan musuh, kekuatan untuk mengarungi hidup ini sehingga bisa menjauhi penyakit “wahn” yaitu penyakit yang diramalkan oleh Rasul kelak terhadap ummat ini, waktu itu ummat islam terserang penyakit wahn yaitu penyakit “terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut dengan kematian” sehingga hilanglah kekuatan, Wallahu a’lam [Cubadak Solok, 27 Rabiul Akhir 1432.H/ 01 April  2011.M Jam; 21;33]
Referensi;
1.K.H. Abdullah GymnastiarAl Qawiyyu MANAJEMEN QOLBU
2. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
4.Sabili Edisi 15 Th XVIII, Maret 2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar