AL QAWWI
[Yang Maha Kuat]
Oleh Drs. St.
MUKHLIS DENROS
Allah
yang mengatur kehidupan ini dengan sebaik-baiknya, Yang Menciptakan makhluk-Nya
dengan berbagi jenis dan bentuk yang tertata rapi, Dia pula kelak Yang
mengakhiri kehidupan ini tanpa ada sandaran kepada siapapun, pada waktunya
kelak makhluk yang diciptrakan itu akan dibinasakan sesuai dengan kadarnya
untuk memasuki kehidupan baru yang disebut dengan akherat;
”Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan
di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu
sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”[Az Zumar 39;68]
Allah
punya kekuatan untuk menentukan dan mengatur semua proses kehidupan di alam
jagad raya ini, diri manusia berada di dalam genggamannya, berhak menentukan
apapun mau-Nya Allah tanpa ada manusia yang bisa untuk menolaknya, kejadian
sesuatu yang dikehendaki Allah cukup dengan menyatakan ”kun fayakun’’ maka
jadilah semuanya sesuai dengan proses yang telah ditentukan;
”Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah
seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia.”[Ali Imran 3;59]
Bukti
kekuatan Allah selain keberadaan dunia dan isinya yang dihuni oleh makhluk-Nya,
adalah kedahsyatan terjadinya hari kiamat, semua makhluknya tidak mampu berbuat
apapun kecuali harus mengikuti kejadian yang luar biasa itu, goncangan mana
yang dapat meluluhlantakkan dunia bahkan alam raya ini selain dari kekuatan
yang dimiliki Allah, betapa mengerikan ledakan bom atom Nagasaki dan Hirosima
di Jepang, ledakan reaktor nuklir Chernobil di Rusia, begitu pula dahsyatnya
sebuah peperanganpun hanya mampu menghancurkan sebuah tempat secara lokal, ini
sangat berbeda sekali, ya kiamat tidaklah sama dengan kejadian apapun, dia
digerakkan oleh kekuatan Allah untuk menggoncang bumi ini sekuat-kuatnya
sehingga keadaan dunia dan penghuninya tidak lagi dalam normal;
”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat).(ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah
semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk,
Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat
kerasnya.[Al Hajj 22;1-2]
Allah yang Maha Kuasa, Yang
Maha Kuat, Yang memberikan sedikit kekuasaan dan Kekuatan kepada makhluk-Nya
agar kekuatan itu digunakan untuk kepentingan hidupnya di dunia, agar kehidupan
ini berjalan dalam keadaan harmonis, dengan kekuatan itu manusia mampu
mempertahankan hidupnya secara pribadi,
keluarga dan masyarakatnya, agar dengan kekuatan itu manusia dapat meraih
simpati dan cinta Allah, kekuatan itu bersumber dari Allah maka harus digunakan
untuk hal yang diridha-Nya.
Allah yang Maha Kuasa, yang
benar-benar total sepenuhnya berkuasa atas segala hal, dan tidak pernah dimintai
pertanggungjawaban. Allah Maha Adil, jadi apapun yang ditimpakan kepada kita
pasti sempurna dan kita tidak layak kecewa. Kecewa dapat saja kita rasakan jika
kita salah dalam menyikapinya.Yakinkanlah bahwa perhitungan Allah tidak
semata-mata di dunia tetapi adalah persiapan menuju surga. Tetap optimis dan
selalu bersikap husnudzon kepada Allah akan membuat hidup kita nyaman. Hidup
ini terlalu singkat jika harus disikapi dengan kecewa terhadap perbuatan
Allah.Mudah-mudahan kita bisa memposisikan diri kita dengan tepat terhadap
makna Al-Qowiyyu terhadap kita.
Rasulullah bersabda, "Mukmin
yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah
walaupun dalam keduanya ada kebaikan". Dengan sigma kekuatan yang
lebih banyak, antara lain kuat fisik, kuat dompet, kuat mental dan ruhiyah;
kita akan lebih dicintai Allah. Membangun kekuatan adalah sarana menjadi mukmin
yang baik dalam menggapai kedudukan disisi Allah. Dalam surat Al-Anfal
diajurkan untuk memiliki kekuatan, bukan untuk menindas tetapi untuk
menggentarkan kekuatan lawan. Makin kita kuat, makin kita membuat orang lain
terselamatkan dari mendzalimi orang.
Islam mengajarkan kekuatan
sebagai bagian dari kebaikan seorang mukmin, kedekatan dengan Allah, dan juga
dapat digunakan menolong orang dari kemungkaran.Jadi hal ini penting sekali.
Hal yang membuat kita terpuruk seperti ini adalah karena kita lemah, antara
lain ekonomi yang lemah yang membuat kita repot, ilmu yang lemah membuat kita
mudah ditipu. Maka yang harus menjadi tren sekarang ini adalah membangun
kekuatan.Kekuatan yang harus dimiliki adalah bermacam-macam.Kita mulai dahulu
dari yang paling mudah yaitu kekuatan fisik.Harus extra konsentrasi dalam
membangun kekuatan fisik ini kalau perlu konsultasi dengan dokter yang ahli.
Kita akan terasa memiliki kekuatan extra jika kita berusaha memperbaiki diri,
mulai dengan ritme makan, olahraga, jam istirahat yang diperbaiki kualitasnya.
Walaupun kekuatan fisik bukan satu-satunya yang terpenting tetapi jelas bahkan
jika fisik kita kuat akan sangat berguna. Sebagai ilustrasi pedang Imam Ali di
Turki sangat besar, lebih besar lagi dan bahkan lebih panjang pedangnya Imam
Jafar As-Shoddiq, logikanya kalau tidak memiliki tangan yang kuat maka tidak
akan mampu menggunakannya.
Canangkanlah program memperkuat
fisik. Kita harus lebih kuat karena kalau fisik kita lebih kuat dan sehat insya
Allah akan bisa berbuat lebih banyak. Kita kerahkan saja kepada Allah sekalipun
kita diberi sakit itu urusan Allah yang penting tekadnya adalah ingin menjadi
sehat dan kuat, ini akan menjadi tekad ibadah. Kalau ada seorang ibu-ibu yang
membutuhkan bantuan dengan belanjaannya jika kita kuat fisik akan mudah menolongnya,
ada orang yang didzalimi kita akan dapat menggetarkan lawan jika kita kuat.[Al Qawiyyu K.H. Abdullah GymnastiarMANAJEMEN QOLBU]
Dalam menjalani hidup ini, Allah memberikan bekal
kepada orang-orang yang beriman berupa kekuatan fisik dan kekuatan mental,
karena seluruh hidup seorang mukmin untuk menegakkan agama Allah, maka harus
punya kekuatan untuk itu, kekuatan fisik dan mental itu adalah berjihad di
jalan Allah.Jihad juga tuntutan dari keimanan dalam rangka mempertaruhkan
kalimat tauhid yang diucapkan seseorang ketika mengaku sebagai muslim dengan
klasifikasi yang beragam, baik melalui ilmu, harta, tenaga, politik, ekonomi
hingga menyerahkan jiwa raga demi tegaknya syariat Allah di bumi ini;
’’Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang
mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka
berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah
menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah
kemenangan yang besar” [At Taubah 9;111]
Berjihad fisabilillah itu
termasuk amal yang utama,disamping mengerjakan shalat tepat pada waktunya, dan
berbakti kepada kedua orangtua, demikian inti sari hadits dibawah ini;
”Dari Abu Aburrahman Abdullah bin Mas’ud ra, berkata,”Saya bertanya
kepada nabi Saw,”Amal apakah yang lebih disenangi Allah?” beliau
menjawab,”Mengerjakan shalat tepat pada waktunya” kataku ”Kemudian apa lagi?”
sabda nabi,”berbakti kepada kedua orangtua”, aku bertanya lagi,”Kemudian apa?”
sabda nabi,”Berjihad di jalan Allah”[HR.Bukhari dan Muslim]
Adapun
hadits-hadits lain tentang berjihad dan keutamaannya antara lain adalah,”Berpagi-pagi di dalam berjuang di jalan
Allah atau senja hari adalah lebih baik daripada mendapatkan keuntungan dunia
dan seisinya”[HR.Bukhari dan Muslim]
Dapat dipastikan bahwa orang yang membela
kebenaran, berjihad di jalan Allah maka kematian bagi mereka adalah syahid,
yaitu kualitas akhir kehidupan yang tidak ada balasannya kecuali syurga,
niatnya ikhlas, caranya sesuai dengan apa yang diteladankan oleh Rasulullah,
dan tujuannyapun mencari ridha Allah semata. Selain ini berarti bukan jihad
namanya tapi jahid, kematianpun bukan mati syahid tapi mati sangit yang
mengantarkan pelakunya cepat masuk neraka. Untuk itu hati-hatilah menempatkan
kata ”jihad” dan ”mujahid’ secara proporsional sesuai dengan syari’at Allah.
Rasulullah bersabda,”Tiada kaki seorang
hamba yang telah berdebu karena perjuangan di jalan Allah tersentuh api neraka”
[HR.Bukhari]
Pada hadits lainpun beliau telah menyampaikan
sabdanya,”Dua mata yang tidak akan
tersentuh api neraka adalah; mata yang telah menangis karena takut kepada Allah
dan mata yang pernah berjaga dalam fisabilillah”[HR.Turmizi].
“Padahal kekuatan itu
hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi
orang-orang munafik itu tiada mengetahui.”[Al Munafiqun 63;8]
Firman Allah ini seolah-olah
mengatakan, tidak ada kebesaran kecuali milik Allah SWT. Dialah Yang Maha
Perkasadan Bijak, Maha Kuat dan Perkasa. Tidak ada kekuatan kecuali milik
Allah.Tidak ada kejayaan, kecuali bersama dengan Allah. Siapa saja yang
bergantung dengan Yang Maha Kuat, niscaya ia menjadi insan yang kuat,
Rasulullah berpegang dengan Allah sehingga ia menjadi kuat. Dan demikian pula
dengan kaum mukminin.
Doktor Abdullah Azzam seorang motor jihad di
Afghanistan yang syahid bersama dua orang anak lelakinya, pernah menyatakan
kepada keluarga muslim,”Jadikanlah
keluargamu seperti sarang harimau sehingga ditakuti oleh musuh-musuhmu, jangan
kau jadikan sebagai sarang domba niscaya dia akan diterkam srigala”,
artinya rumah tangga muslim sejak awal sudah mempersiapkan kandidat mujahid
dalam keluarganya yang siap dikirim ke medan jihad kapan dibutuhkan. Allahpun
sejak risalah ini diturunkan telah menyampaikan agar ummat ini siap siaga menghadapi segala kemungkinan yang
merongrong kewibawaan islam;
”Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan
dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu
tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan
pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak
akan dianiaya (dirugikan).”[Al Anfal 8;60]
Ya Allah, yang Maha Kuat,
berikanlah kepada kami kekuatan iman, dengan iman itu kami dapat memperbaiki
ibadah dan mengusir godaan syaitan, jadikanlah kami orang-orang yang
mempertahankan iman, jadi orang yang istiqamah. Ya Qawii, berikanlah kami
kekuatan fisik, kekuatan mental, kekuatan finansial, kekuatan intelektual dan
kekuatan dalam menjalankan ibadah sehingga dengan itu kami mampu menjadi mukmin
yang bermanfaat bagi orang lain. Berikanlah kepada ummat ini kekuatan yang
dahsyat ya Allah, yaitu kekuatan untuk dapat mengalahkan musuh, kekuatan untuk
mengarungi hidup ini sehingga bisa menjauhi penyakit “wahn” yaitu penyakit yang
diramalkan oleh Rasul kelak terhadap ummat ini, waktu itu ummat islam terserang
penyakit wahn yaitu penyakit “terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut
dengan kematian” sehingga hilanglah kekuatan, Wallahu a’lam [Cubadak Solok, 27
Rabiul Akhir 1432.H/ 01 April 2011.M
Jam; 21;33]
Referensi;
1.K.H.
Abdullah GymnastiarAl Qawiyyu MANAJEMEN QOLBU
2. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3. Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar