Kamis, 11 Juni 2015

79. Al 'Azhim, Yang Maha Agung




AL ‘AZHIM
[ Yang Maha Agung]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS


            Kebesaran dan ke-Agungan Allah tak ditemui tandingannya dan hal ini diakui dengan kerendahan hati oleh orang-orang yang beriman yang mau mengetuk hatinya untuk membacakan segala peristiwa dari alam ini, sejak dari biji yang  tak berdaya, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia yang dihidupkan serta dimatikan dengan kekuasaan-Nya;
”Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir-butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup” [Al An’am 6;95]

Berfikir sejenak atas peristiwa alam yang terjadi sehari-hari akan membangkitkan kesadaran yang tinggi, bagaimana langi dan bumi diciptakan serta rintik hujan sampai ke tanah yang dapat menyuburkan tanaman;
             ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sesungguhnya adalah tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir” [Al Baqarah 2;164].

            Allah memerintahkan kepada manusia agar mereka menggunakan fikiran dan mengerti peristiwa yang terjadi untuk diambil maknanya. Di angkasa raya dengan kebesaran penciptanya berjuta-juta bintang bertaburan memberi warna indahnya langit, pergantian musim dan cuaca, gumpalan awan yang membawa hujan, sungai yang mengaliri air;
            ”Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan bintang-bintang” [Ash Shaffat 37;6].

            Jangankan kita menyaksikan alam raya ini keluar dari orbit bumi, sedangkan di bumi saja dikala malam langit cerah, bintang-bintang bertebaran dihiasi bulan dengan cahayanya memantul ke bumi, hati orang mukmin jadi tunduk, merendah menerima kebesaran Ilahi. Ketika hujan lebat di tengah malam yang pekat disertai badai yang kuat, dingin pula, gelegar kilat yang menyambar tak terlintaskan di dalam hati manusia sedikit saja rasa takut, mohon perlindungan kepada-Nya ?
”Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia Mengadakan awan mendung.dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) Para Malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang Maha keras siksa-Nya.” [Ar Ra’ad 13; 12-13].

            Manusia hanya mengetahui segala sesuatu setelah diberitahukan tentang ilmunya artinya ilmu manusia itu sangat terbatas sekali, sedangkan Khaliq yaitu Allah yang Maha Agung memiliki pengetahuan tanpa batas, bahkan segala sesuatu yang tersembunyi dari makhluk itu, Dia mengetahuinya satu persatu, tetesan air pada sebuah tebing yang tinggi, jatuhnya daun kering diantara ribuan dedaunan pada sebuah hutan yang lebat, rintihan hewan di rimba belantara, semuanya menjadi perhitungan-Nya, demikian agungnya Allah.
“SupayaDiamengetahui, bahwaSesungguhnyaRasul-rasulitutelahmenyampaikanrisalah-risalahTuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nyameliputiapa yang adapadamereka, danDiamenghitungsegalasesuatusatupersatu.[ Al Haqqah 69;152]

            Jangankanperihalkeciltentangkejadian di duniaini, sedangkankejadiandiantaralangitdanbumiberadadalamgenggaman-Nya, Dari Abdullah ra. dia berkata : "Datanglah salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw. pendeta itu berkata : "Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati bahwa Allah menjadikan langit atas satu jari dan bumi-bumi atas satu jari, pohon atas satu jari dan semua makhluk atas satu jari, dan Allah berfirman : "Akulah Raja". Nabi sawtertawa sehingga tampak gigi taring beliau, membenarkan kata-kata pendeta itu, kemudian Rasulullah saw. membaca : "Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya, Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan".(Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

            Ke-Agungan Allah selain di alamrayaini, makadapatdilihatdalamfirman-firman-Nya yang membuat orang-orang kafirtidakmampuuntukmenandingikehebatanfirmanitusehinggamerekamemusuhi Muhammad sebagainabi yang menyampaikanrisalah, selainituke-Agungan Allah jugadinampakkanpadaI’jazataumu’jizat yang diberikankepadaparanabidanrasul.
Alquran adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw. Adalah sangat istimewa, mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan dengannya Allah menutup kenabian. Tidaklah mengherankan apabila kemudian Alquran menjadi Kitab yang paling banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu "mukjizat" bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan ingin mengkaji lebih dalam.

Salah satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicara­kan, adalah keindahan bahasanya (balaghah). Belakangan, para peneliti modern-dengan memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi-mengungkap kenyataan baru tentang adanya hubungan makna antara kata-kata tertentu dalam Alquran, yang mempunyai frekuensi penyebutan yang sama banyak. Inilah yang kemudian disebut dengan i'jaz `adadiy (keajaiban dari segi bilangan).

Ketika Muhammad saw. diangkat menjadi Nabi, kaum Musy­rikin Makkah meminta bukti atas kebenaran dakwahnya. Maka Allah SWT menjawab bahwa Al-Quran merupakan bukti yang paling besar dan paling sempurna untuk menjadi petunjuk atas kebenaran dakwah beliau. Allah SWT berfirman:
Dan orang-orang kafir Makkah berkata:  “Mengapa kepadanya tidak diturunkan mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah bahwa sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata. Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Al-Quran yang dibacakan kepada mereka. Sesungguhnya dalam Al­Quran itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (Al-Ankabut 29: 50-51)

Dengan begitu, maka para penentang itu memahami maksud ayat mulia tersebut. Mereka mengetahui dari ayat tersebut makna i'jaz. Sehingga para penentang tersebut mulai mengingkari bahwa dalam Al-Quran terdapat bukti kebenaran dakwah beliau. Mereka mengatakan:
Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat seperti itu), sekiranya kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang serupa dengan ini. Sesungguhnya ini (Al-Quran) tidak lain hanyalah dongeng-dongeng orang-orang terdahulu. (Al-Anfal 8: 31)

Ketika orang-orang kafir menjawab demikian, maka mulailah Al-Quran menantang mereka. Inilah kali pertama ayat tantangan diperdengarkan kepada mereka. Mereka ditantang untuk membuat saingan Al-Quran. Ayat tantangan yang pertama kali turun adalah:
Katakanlah bahwa sekiranya manusia dan jin berkumpul untuk membuat sesuatu yang sama dengan Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan mampu membuat yang serupa dengannya, kendatipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. (Al-Isra 17: 88)

Surat ini adalah surat Makiyah, begitu juga ayat tersebut. Menurut pendapat yang masyhur,suratini merupakan surat kelima puluh. Al-Quranyang sudah diturunkan ketika itu tidak lebih dari setengahnya. Dengan demikian, maka tantangan ketika itu adalah membuat serupa dengan AI-Quran yang telah diturunkan, ketika ayat tantangan tersebut diwahyukan. Kaum Musyrikin men­dengarkan tantangan tersebut, sehingga mereka bungkam di hadapannya; mereka tidak bisa berbuat sesuatu. Kalaulah mereka mampu menentangnya pasti mereka akan melakukannya. Lebih-lebih ketika mereka mengatakan: "sekiranya kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang serupa dengan ini". Kendatipun ucapan mereka itu terdapat di dalam surat Al-Anfal, surat Madaniyah, surat kedua yang diturunkan di Madinah, akan tetapi ayat ini adalah ayat Makiyah. Ucapan mereka di atas didahului dengan:
Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir, (mengesakan Allah) ini tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan. (Shad 38: 7)

Mereka menuduh Rasulullah saw. - sebelum mereka diseru kepada Islam oleh beliau mereka menggelarinya 'al-shadiq al-amin" (orang jujur yang terpercaya) - tukang sihir dan pendusta hanya karena kepada mereka dibacakan ayat-ayat Al-Quran yang mulai mereka musuhi.
Shad. Demi Al-Quran yang mempunyai keagungan. Sebenar­nya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit. Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang Kami binasakan, kemudian mereka minta pertolongan. Padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. Dan mereka heran karena mereka didatangi seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir mengatakan: “Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta". (Shad 37: 1-4)

Ketika mereka ditantang, padahal di antara mereka banyak yang termasuk ahli kalam dan balaghah, mereka tetap saja tidak ada yang dapat menandingi Al-Quran. Ayat pertama yang menantang mereka disebutkan di dalam surat Yunus, surat Makiyah, dan ayatnya juga termasuk ayat makiyah. Kali ini yang ditantang adalah membuat sebuah surat yang bisa menandingi surat Al­Quran. Di dalam ayat ini disebutkan tuduhan mereka terhadap Rasulullah saw. sebagai pendusta. Allah SWT berfirman:
Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad mem­buat-buatnya." Katakanlah: "Buatlah sebuah surat yang serupa dengan AI-Quran dan ajaklah mereka yang mampu di antara kalian selain Allah, sekiranya kalian termasuk orang­orang yang benar. " (Yunus 10:38)

Tantangan ini lebih tegas dari tantangan yang pertama. Pada ayat tersebut, makna i'jaz begitu jelas bagi mereka. Ia begitu tegas mengajak mereka berdebat dan berargumentasi, justru di saat mereka dipandang memiliki kepiawaian berbicara, termasuk juga perlombaan baca-tulis syair yang sering dipamerkan di pasar-sastra mereka; di saat mereka begitu benci dan iri hati terhadap risalah dan pembawanya sehingga mereka memerangi RasuluIlah dan orang-orang beriman dengan berbagai cara.

Kendatipun demikian, dan betapapun mereka sangat terganggu, mereka tatap saja tidak mampu menandingi Al-Quran. Akhimya, mereka meminta bantu­an kepada para ahli balaghah di kalangan mereka, Seorang ahli balaghah di antara mereka, Walid bin Mughirah, tidak lain hanya mengatakan -setelah mendengar Nabi saw, membacakan sebuah ayat dari firman Allah yang dibaca ketika shalat - "Apakah kalian mengira bahwa Muhammad itu gila? Pernahkah kalian menyaksikannya linglung? Apakah kalian mengira dia itu tukang nujum, dan pernahkah kalian menyaksikan ia melakukan itu? Apakah kalian mengira dia itu penyair, padahal di antara kalian tidak ada yang lebih tahu tentang syair dari pada aku; apakah kalian pernah menyaksikannya bersyair? Apakah kalian mengira bahwa dia pendusta, apakah kalian pernah mendapatinya mendustakan sesuatu?"

Walid bertanya kepada mereka dan mereka semuanya menjawab: "Sekali-kali dia tidak pernah berdusta dalam hal apa pun." Dialog ini telah begitu menyadarkan mereka sehingga mereka ingin membalas pernyataannya dengan bertanya kepada Walid mengenai tafsir balaghah Al-Quran. Walid sejenak berpikir, lantas berkata: "Itu tidak lain hanyalah sihir yang nyata. Bukanlahkalian tidak pernah menyaksikan ia memisahkan antara suami dengan istrinya, anak-anak dan maula-maula-nya? Dialah seorang tukang sihir, dan inilah sihir yang abadi."

Di tempat lain dia berkata: "Demi Allah, sungguh betapa manisnya ia; betapa indahnya ia. Di atasnya berbuah, di bawahnya begitu subur makmur. Sungguh dia itu tinggi dan tidak akan ada yang menandinginya."[Al Qur’an dan rahasia angka-angka, Diterjemahkan dari buku aslinya, Min al-I'jaz al-Balaghiy WA al-'Adadiy li al-Qur’an al-Karim,karya DR. Abu Zahra' An-Najdiy Penerjemah: Agus Effendi, September,1990,PUSTAKA HIDAYAH,Bandung,www.pakdenono.com].

Keagungan Allah tidak dapat ditandingi oleh siapapun, hal itu sudah dibuktikan sejak zaman jahiliyyah dahulu, bahkan keagungan Allah pernah pula terjadi dizaman nabi Musa, nabi Ibrahim dan nabi-nabi lainnya dengan mukjizat yang diberikan Allah kepada mereka.

Ketika Musa terdesak diantara pasukan Fir’aun yang sedang mengejarnya dan lautan luas berada didepannya, sehingga para pengikut Musa merasa takut dan menyuruh Musa akan mohon pertolongan dari Allah, Musa yakin pertolongan akan datang tapi tidak tahu dalam bentuk apa pertolongan itu. Allah s.w.t mewahyukankepada Musa untukmemukulkantongkatnyakepadalautan.Pemukulantongkatterhadaplautanhanyasekadarsebab yang kemudiandiikutidenganterbelahnyalautan.BelumsampaiNabi Musa mengangkattongkatnyasehinggamalaikatJibrilturunkebumilaluNabi Musa memukulkantongkatnyakelautan.Tiba-tibalautituterbelahmenjadiduabahagian: satubahagianmenjadikeringkontang di mana di sebelahkanannyaterdapatombakdan di sebelahkirinyajugaterdapatombak. Nabi Musa bersamakaumnyaberjalansehinggamerekadapatmelewatilautan.Iniadalahmukjizat yang sangatbesar.Ombakbergelombang: meninggidanmenurunsehinggatampakadatangantersembunyi yang mencegahnya agar jangansampaimenenggelamkanNabi Musa ataubahkanmembasahinyasekalipun.

DemikianlahNabi Musa dankaumnyaberhasilmelewatilautan.Sementaraitu, Fir'aunsampaikelautan.Iamenyaksikanmukjizatini. Iamelihatlautanterdapatjalankering yang terbelahmenjadidua. Fir'aunsaatitumerasakanketakutantetapilagi-lagikeraskepalanyadanpembangkangnyatetapmenyalakanapipeperangansehinggaiamenyuruhpasukannyauntukmaju. Ketika Musa selesaimenyeberangilautan, iamenolehkelautandaniainginmemukulkandengantongkatnyasehinggakembalisebagaimanamestinya, tetapi Allah s.w.t mewahyukankepadanya agar iamembiarkanlautansepertisemula. SeandainyaiamemukulkantongkatnyakepadalautandanlautitukembalisepertisemulanescayaNabi Musa akanselamatdanFir'aun pun akanselamat, sedangkan Allah s.w.t telahberkehendakuntukmenenggelamkanFir'aun. Olehkeranaitu, Musa diperintahkanuntukmembiarkanlautansepertisemula. Allah s.w.t mewahyukankepadanya:
"Dan biarlahlautitutetapterbelah.Sesungguhnyamerekaadalahtentera yang akanditenggelamkan." (QS. ad-Dukhan 44: 24)

Fir'aunbersamatenteranyasampai di tengahlautan.Iasudahmelewatiseparuhnyadaniaakansampaiketepi yang lain. Kemudian Allah s.w.t memerintahkankepadaJibril.LaluJibrilmenggerakkanombaksehinggaombakitumenerpaFir'aundanmenenggelamkannyabesertatenteranya.Fir'aundantenteranyatenggelam.Pembangkangtelahtenggelamsedangkankeimanankepada Allah s.w.t telahselamat.[Pak Ndak - KisahNabi-nabi Allah,2007]

Allah yang Agung, Al Azhim, sudahbanyakbukti-buktike-Agungan-Mu di alamrayainibahkanjuga yang tertulisdalamKitab-Mu yaitu Al Qur’an, tapitetapkeingkaranselaluberjalandalamsejarahini. Begitubanyakmukjizat yang sudahterjadi yang mengagumkanmerekatapitetapkekafirantidakberkurang, padahalya Allah denganke-Agungan-Mu, Engkaudapatmemasukkansemuamanusiadalamhidayah agama-Mu, Engkaupunberhakdankuasauntukmenjadikansemuamanusiaberiman.

YaIlahi, Al Azhim, denganke-Agungan-Mu sajahambatakberdayauntukmengingkarikebenaranrisalah-Mu, tapiya Allah terlalubanyak pula yang menghalangihambauntukmengakuike-Agungan-Mu sehinggalupauntukbersyukurdanlalaidalamberibadah, denganke-Agungan-Mu, bimbinglah kami dalamhidayah dank e-Agungan-Mu ya Allah.Wallahu a’lam [CubadakSolok, 22 JumadilAwal 1432.H/ 26 April 2011.M, Jam 11;05].

Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis, Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Al Qur’an dan rahasia angka-angka, DR. Abu Zahra' An-Najdiy ,1990
5.Pak Ndak - KisahNabi-nabi Allah,2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar