AL ‘AZHIM
[ Yang Maha Agung]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Kebesaran
dan ke-Agungan Allah tak ditemui tandingannya dan hal ini diakui dengan
kerendahan hati oleh orang-orang yang beriman yang mau mengetuk hatinya untuk
membacakan segala peristiwa dari alam ini, sejak dari biji yang tak berdaya, tumbuh-tumbuhan, hewan dan
manusia yang dihidupkan serta dimatikan dengan kekuasaan-Nya;
”Sesungguhnya Allah
menumbuhkan butir-butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup” [Al An’am 6;95]
Berfikir sejenak atas peristiwa alam yang terjadi
sehari-hari akan membangkitkan kesadaran yang tinggi, bagaimana langi dan bumi
diciptakan serta rintik hujan sampai ke tanah yang dapat menyuburkan tanaman;
”Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sesungguhnya adalah tanda
kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir” [Al Baqarah 2;164].
Allah memerintahkan kepada
manusia agar mereka menggunakan fikiran dan mengerti peristiwa yang terjadi
untuk diambil maknanya. Di angkasa raya dengan kebesaran penciptanya
berjuta-juta bintang bertaburan memberi warna indahnya langit, pergantian musim
dan cuaca, gumpalan awan yang membawa hujan, sungai yang mengaliri air;
”Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan
bintang-bintang” [Ash Shaffat 37;6].
Jangankan kita menyaksikan
alam raya ini keluar dari orbit bumi, sedangkan di bumi saja dikala malam
langit cerah, bintang-bintang bertebaran dihiasi bulan dengan cahayanya
memantul ke bumi, hati orang mukmin jadi tunduk, merendah menerima kebesaran
Ilahi. Ketika hujan lebat di tengah malam yang pekat disertai badai yang kuat,
dingin pula, gelegar kilat yang menyambar tak terlintaskan di dalam hati
manusia sedikit saja rasa takut, mohon perlindungan kepada-Nya ?
”Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan
ketakutan dan harapan, dan Dia Mengadakan awan mendung.dan guruh itu bertasbih
dengan memuji Allah, (demikian pula) Para Malaikat karena takut kepada-Nya, dan
Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia
kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang
Maha keras siksa-Nya.”
[Ar Ra’ad 13; 12-13].
Manusia hanya mengetahui
segala sesuatu setelah diberitahukan tentang ilmunya artinya ilmu manusia itu
sangat terbatas sekali, sedangkan Khaliq yaitu Allah yang Maha Agung memiliki
pengetahuan tanpa batas, bahkan segala sesuatu yang tersembunyi dari makhluk
itu, Dia mengetahuinya satu persatu, tetesan air pada sebuah tebing yang
tinggi, jatuhnya daun kering diantara ribuan dedaunan pada sebuah hutan yang
lebat, rintihan hewan di rimba belantara, semuanya menjadi perhitungan-Nya,
demikian agungnya Allah.
“SupayaDiamengetahui,
bahwaSesungguhnyaRasul-rasulitutelahmenyampaikanrisalah-risalahTuhannya, sedang
(sebenarnya) ilmu-Nyameliputiapa yang adapadamereka,
danDiamenghitungsegalasesuatusatupersatu.[ Al Haqqah 69;152]
Jangankanperihalkeciltentangkejadian
di duniaini, sedangkankejadiandiantaralangitdanbumiberadadalamgenggaman-Nya, Dari
Abdullah ra. dia berkata :
"Datanglah salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw. pendeta itu
berkata : "Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati bahwa Allah menjadikan
langit atas satu jari dan bumi-bumi atas satu jari, pohon atas satu jari dan
semua makhluk atas satu jari, dan Allah berfirman : "Akulah Raja".
Nabi sawtertawa sehingga tampak gigi taring beliau, membenarkan kata-kata
pendeta itu, kemudian Rasulullah saw. membaca : "Dan mereka tidak
menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya
dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan
kanan-Nya, Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan".(Hadits
ditakhrij oleh Bukhari).
Ke-Agungan
Allah selain di alamrayaini, makadapatdilihatdalamfirman-firman-Nya yang
membuat orang-orang
kafirtidakmampuuntukmenandingikehebatanfirmanitusehinggamerekamemusuhi Muhammad
sebagainabi yang menyampaikanrisalah, selainituke-Agungan Allah jugadinampakkanpadaI’jazataumu’jizat
yang diberikankepadaparanabidanrasul.
Alquran adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw.
Adalah sangat istimewa, mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan
dengannya Allah menutup kenabian. Tidaklah mengherankan apabila kemudian
Alquran menjadi Kitab yang paling banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah.
Dan sungguh suatu "mukjizat" bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa
menjadikan orang semakin kagum dan ingin mengkaji lebih dalam.
Salah satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah
keindahan bahasanya (balaghah). Belakangan, para peneliti modern-dengan
memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi-mengungkap kenyataan baru tentang
adanya hubungan makna antara kata-kata tertentu dalam Alquran, yang mempunyai
frekuensi penyebutan yang sama banyak. Inilah yang kemudian disebut dengan i'jaz `adadiy
(keajaiban dari segi bilangan).
Ketika Muhammad saw. diangkat menjadi Nabi, kaum Musyrikin Makkah meminta
bukti atas kebenaran dakwahnya. Maka Allah SWT menjawab bahwa Al-Quran
merupakan bukti yang paling besar dan paling sempurna untuk menjadi petunjuk
atas kebenaran dakwah beliau. Allah SWT berfirman:
Dan orang-orang kafir Makkah berkata: “Mengapa kepadanya tidak
diturunkan mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah bahwa sesungguhnya
mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah
seorang pemberi peringatan yang nyata. Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwa
Kami telah menurunkan kepadamu Al-Quran yang dibacakan kepada mereka. Sesungguhnya
dalam AlQuran itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang
yang beriman. (Al-Ankabut 29: 50-51)
Dengan begitu, maka para penentang itu memahami maksud ayat mulia tersebut.
Mereka mengetahui dari ayat tersebut makna i'jaz. Sehingga para
penentang tersebut mulai mengingkari bahwa dalam Al-Quran terdapat bukti
kebenaran dakwah beliau. Mereka mengatakan:
Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat seperti itu), sekiranya kami
menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang serupa dengan ini. Sesungguhnya
ini (Al-Quran) tidak lain hanyalah dongeng-dongeng orang-orang terdahulu. (Al-Anfal
8: 31)
Ketika orang-orang kafir menjawab demikian, maka mulailah Al-Quran
menantang mereka. Inilah kali pertama ayat tantangan diperdengarkan kepada
mereka. Mereka ditantang untuk membuat saingan Al-Quran. Ayat tantangan yang
pertama kali turun adalah:
Katakanlah bahwa sekiranya manusia dan jin berkumpul untuk membuat sesuatu
yang sama dengan Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan mampu membuat yang
serupa dengannya, kendatipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian
yang lain. (Al-Isra 17: 88)
Surat ini adalah surat Makiyah, begitu juga ayat tersebut. Menurut
pendapat yang masyhur,suratini merupakan surat kelima puluh. Al-Quranyang sudah
diturunkan ketika itu tidak lebih dari setengahnya. Dengan demikian, maka
tantangan ketika itu adalah membuat serupa dengan AI-Quran yang telah
diturunkan, ketika ayat tantangan tersebut diwahyukan. Kaum Musyrikin mendengarkan
tantangan tersebut, sehingga mereka bungkam di hadapannya; mereka tidak bisa
berbuat sesuatu. Kalaulah mereka mampu menentangnya pasti mereka akan
melakukannya. Lebih-lebih ketika mereka mengatakan: "sekiranya kami
menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang serupa dengan ini". Kendatipun
ucapan mereka itu terdapat di dalam surat Al-Anfal, surat Madaniyah, surat
kedua yang diturunkan di Madinah, akan tetapi ayat ini adalah ayat Makiyah. Ucapan
mereka di atas didahului dengan:
Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir, (mengesakan
Allah) ini tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan. (Shad
38: 7)
Mereka menuduh Rasulullah saw. - sebelum mereka diseru kepada Islam oleh
beliau mereka menggelarinya 'al-shadiq al-amin" (orang jujur yang
terpercaya) - tukang sihir dan pendusta hanya karena kepada mereka dibacakan
ayat-ayat Al-Quran yang mulai mereka musuhi.
Shad. Demi Al-Quran yang mempunyai keagungan. Sebenarnya orang-orang kafir
itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit. Betapa banyaknya
umat sebelum mereka yang Kami binasakan, kemudian mereka minta pertolongan.
Padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. Dan mereka heran
karena mereka didatangi seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan
mereka; dan orang-orang kafir mengatakan: “Ini adalah seorang ahli sihir yang
banyak berdusta". (Shad 37: 1-4)
Ketika mereka ditantang, padahal di antara mereka banyak yang termasuk ahli
kalam dan balaghah, mereka tetap saja tidak ada yang dapat menandingi
Al-Quran. Ayat pertama yang menantang mereka disebutkan di dalam surat Yunus,
surat Makiyah, dan ayatnya juga termasuk ayat makiyah. Kali ini
yang ditantang adalah membuat sebuah surat yang bisa menandingi surat AlQuran.
Di dalam ayat ini disebutkan tuduhan mereka terhadap Rasulullah saw. sebagai
pendusta. Allah SWT berfirman:
Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya."
Katakanlah: "Buatlah sebuah surat yang serupa dengan AI-Quran dan ajaklah
mereka yang mampu di antara kalian selain Allah, sekiranya kalian termasuk
orangorang yang benar. " (Yunus 10:38)
Tantangan ini lebih tegas dari tantangan yang pertama. Pada ayat tersebut,
makna i'jaz begitu jelas bagi mereka. Ia begitu tegas mengajak mereka
berdebat dan berargumentasi, justru di saat mereka dipandang memiliki
kepiawaian berbicara, termasuk juga perlombaan baca-tulis syair yang sering
dipamerkan di pasar-sastra mereka; di saat mereka begitu benci dan iri hati
terhadap risalah dan pembawanya sehingga mereka memerangi RasuluIlah dan
orang-orang beriman dengan berbagai cara.
Kendatipun demikian, dan betapapun mereka sangat terganggu, mereka tatap
saja tidak mampu menandingi Al-Quran. Akhimya, mereka meminta bantuan kepada
para ahli balaghah di kalangan mereka, Seorang ahli balaghah di
antara mereka, Walid bin Mughirah, tidak lain hanya mengatakan -setelah
mendengar Nabi saw, membacakan sebuah ayat dari firman Allah yang dibaca ketika
shalat - "Apakah kalian mengira bahwa Muhammad itu gila? Pernahkah kalian
menyaksikannya linglung? Apakah kalian mengira dia itu tukang nujum, dan
pernahkah kalian menyaksikan ia melakukan itu? Apakah kalian mengira dia itu
penyair, padahal di antara kalian tidak ada yang lebih tahu tentang syair dari
pada aku; apakah kalian pernah menyaksikannya bersyair? Apakah kalian mengira
bahwa dia pendusta, apakah kalian pernah mendapatinya mendustakan
sesuatu?"
Walid bertanya kepada mereka dan mereka semuanya menjawab:
"Sekali-kali dia tidak pernah berdusta dalam hal apa pun." Dialog ini
telah begitu menyadarkan mereka sehingga mereka ingin membalas pernyataannya
dengan bertanya kepada Walid mengenai tafsir balaghah Al-Quran. Walid
sejenak berpikir, lantas berkata: "Itu tidak lain hanyalah sihir yang
nyata. Bukanlahkalian tidak pernah menyaksikan ia memisahkan antara suami
dengan istrinya, anak-anak dan maula-maula-nya? Dialah seorang tukang sihir,
dan inilah sihir yang abadi."
Di tempat lain dia berkata: "Demi Allah, sungguh betapa manisnya ia;
betapa indahnya ia. Di atasnya berbuah, di bawahnya begitu subur makmur.
Sungguh dia itu tinggi dan tidak akan ada yang menandinginya."[Al Qur’an
dan rahasia angka-angka, Diterjemahkan dari buku aslinya, Min al-I'jaz
al-Balaghiy WA al-'Adadiy li al-Qur’an al-Karim,karya DR. Abu
Zahra' An-Najdiy Penerjemah: Agus Effendi, September,1990,PUSTAKA HIDAYAH,Bandung,www.pakdenono.com].
Keagungan Allah tidak dapat ditandingi oleh siapapun, hal itu sudah
dibuktikan sejak zaman jahiliyyah dahulu, bahkan keagungan Allah pernah pula
terjadi dizaman nabi Musa, nabi Ibrahim dan nabi-nabi lainnya dengan mukjizat
yang diberikan Allah kepada mereka.
Ketika Musa
terdesak diantara pasukan Fir’aun yang sedang mengejarnya dan lautan luas
berada didepannya, sehingga para pengikut Musa merasa takut dan menyuruh Musa
akan mohon pertolongan dari Allah, Musa yakin pertolongan akan datang tapi
tidak tahu dalam bentuk apa pertolongan itu. Allah s.w.t
mewahyukankepada Musa
untukmemukulkantongkatnyakepadalautan.Pemukulantongkatterhadaplautanhanyasekadarsebab
yang kemudiandiikutidenganterbelahnyalautan.BelumsampaiNabi Musa
mengangkattongkatnyasehinggamalaikatJibrilturunkebumilaluNabi Musa
memukulkantongkatnyakelautan.Tiba-tibalautituterbelahmenjadiduabahagian:
satubahagianmenjadikeringkontang di mana di sebelahkanannyaterdapatombakdan di
sebelahkirinyajugaterdapatombak. Nabi Musa
bersamakaumnyaberjalansehinggamerekadapatmelewatilautan.Iniadalahmukjizat yang
sangatbesar.Ombakbergelombang:
meninggidanmenurunsehinggatampakadatangantersembunyi yang mencegahnya agar
jangansampaimenenggelamkanNabi Musa ataubahkanmembasahinyasekalipun.
DemikianlahNabi
Musa dankaumnyaberhasilmelewatilautan.Sementaraitu,
Fir'aunsampaikelautan.Iamenyaksikanmukjizatini.
Iamelihatlautanterdapatjalankering yang terbelahmenjadidua.
Fir'aunsaatitumerasakanketakutantetapilagi-lagikeraskepalanyadanpembangkangnyatetapmenyalakanapipeperangansehinggaiamenyuruhpasukannyauntukmaju.
Ketika Musa selesaimenyeberangilautan,
iamenolehkelautandaniainginmemukulkandengantongkatnyasehinggakembalisebagaimanamestinya,
tetapi Allah s.w.t mewahyukankepadanya agar iamembiarkanlautansepertisemula.
SeandainyaiamemukulkantongkatnyakepadalautandanlautitukembalisepertisemulanescayaNabi
Musa akanselamatdanFir'aun pun akanselamat, sedangkan Allah s.w.t telahberkehendakuntukmenenggelamkanFir'aun.
Olehkeranaitu, Musa diperintahkanuntukmembiarkanlautansepertisemula. Allah
s.w.t mewahyukankepadanya:
"Dan
biarlahlautitutetapterbelah.Sesungguhnyamerekaadalahtentera yang
akanditenggelamkan."
(QS. ad-Dukhan 44: 24)
Fir'aunbersamatenteranyasampai
di tengahlautan.Iasudahmelewatiseparuhnyadaniaakansampaiketepi yang lain.
Kemudian Allah s.w.t
memerintahkankepadaJibril.LaluJibrilmenggerakkanombaksehinggaombakitumenerpaFir'aundanmenenggelamkannyabesertatenteranya.Fir'aundantenteranyatenggelam.Pembangkangtelahtenggelamsedangkankeimanankepada
Allah s.w.t telahselamat.[Pak Ndak - KisahNabi-nabi Allah,2007]
Allah yang Agung, Al
Azhim, sudahbanyakbukti-buktike-Agungan-Mu di alamrayainibahkanjuga yang
tertulisdalamKitab-Mu yaitu Al Qur’an,
tapitetapkeingkaranselaluberjalandalamsejarahini. Begitubanyakmukjizat yang
sudahterjadi yang mengagumkanmerekatapitetapkekafirantidakberkurang, padahalya
Allah denganke-Agungan-Mu, Engkaudapatmemasukkansemuamanusiadalamhidayah
agama-Mu, Engkaupunberhakdankuasauntukmenjadikansemuamanusiaberiman.
YaIlahi, Al Azhim, denganke-Agungan-Mu
sajahambatakberdayauntukmengingkarikebenaranrisalah-Mu, tapiya Allah
terlalubanyak pula yang menghalangihambauntukmengakuike-Agungan-Mu
sehinggalupauntukbersyukurdanlalaidalamberibadah, denganke-Agungan-Mu,
bimbinglah kami dalamhidayah dank e-Agungan-Mu ya Allah.Wallahu a’lam [CubadakSolok,
22 JumadilAwal 1432.H/ 26 April 2011.M, Jam 11;05].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Al Qur’an dan rahasia angka-angka, DR. Abu Zahra'
An-Najdiy ,1990
5.Pak Ndak - KisahNabi-nabi Allah,2007
5.Pak Ndak - KisahNabi-nabi Allah,2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar