Minggu, 14 Juni 2015

55. Al Qahhar, Maha Perkasa



AL QAHHAR
[ Maha Perkasa]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS

                Allah Maha Perkasa, tidak ada yang menandingi keperkasaan-Nya, Dialah Tuhan segalanya, Tuhan bagi makhluk penghuni langit dan bumi ini, bila tidak mau menjadi Dia sebagai Tuhan yang disembah, yang ditaati, yang ditakuti dan diikuti segala hukum-Nya maka silahkan cari bumi lain dan tinggalkan bumi yang sedang ditempati ini, tapi tidak akan ada bumi lain itu karena semuanya berada dalam genggaman Allah. Al Qahhar, Allah Maha Perkasa, keperkasaan-Nya menaklukkan seluruh kekuasaan yang ada di dunia ini, siapapun harus takluk di bawah keperkasaan-Nya.

Ketika Nabi Yusuf menjadi penguasa di Mesir dan ketua para menteri agama di Mesir berubah menjadi agama tauhid atau Islam. Nabi Yusuf as menyeru manusia untuk memeluk Islam saat beliau ada di dalam penjara ketika beliau mengatakan:
”Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”[Yusuf 12;39]

Keperkasaan Allah diuji oleh makhluk-Nya, dizaman para nabi dan rasul, salah satunya adalah yang dialami oleh Ibrahim, pada suatu hari Ibrahim memasuki tempat penyembahan dengan membawa kapak yang tajam.Ibrahim melihat patung-patung tuhan yang terukir dari batu-batu dan kayu-kayu.Ibrahim pun melihat makanan yang diletakkan oleh manusia di depannya sebagai hadiah dan nazar.Ibrahim mendekat pada patung-patung itu. Kepada salah satu patung - dengan nada bercanda - ia berkata: "Makanan yang ada di depanmu hai patung telah dingin. Mengapa engkau tidak memakannya.Namun patung itu tetap membisu." Ibrahim pun bertanya kepada patung-patung lain di sekitarnya:

"Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata" Mengapa kalian tidak makan?" (QS. ash- Shaffat: 91)

Ibrahim mengejek patung-patung itu.Ibrahim mengetahui bahawa patung itu memang tidak dapat memakannya. Ibrahim bertanya kepada patung-patung itu:

"Mengapa kamu tidak menjawab?" (QS. ash-Shaffat: 92)

Ibrahim pun langsung mengangkat kapak yang ada di tangannya dan mulai menghancurkan tuhan-tuhan yang palsu yang disembah oleh manusia.Ibrahim menghancurkan seluruh patung-patung itu dan hanya menyisakan satu patung, lalu beliau menggantungkan kapak itu dilehernya.Setelah melaksanakan tugas itu, beliau pergi menuju ke gunung.Beliau telah bersumpah untuk membawa suatu bukti yang jelas, bahkan bukti praktis tentang kebodohan kaumnya dalam menyembah selain Allah SWT.

Akhirnya, pesta perayaan itu selesai dan manusia kembali ke tempat mereka masing-masing. Dan ketika salah seorang masuk ke tempat sembahan itu ia pun berteriak. Manusia-manusia datang menolongnya dan ingin mengetahui apa sebab di balik teriakan itu. Dan mereka mengetahui bahawa tuhan-tuhan semuanya telah hancur yang tersisa hanya satu.Mereka mulai berfikir siapa penyebab semua ini. Akhirnya mereka pun mengetahui dan menyedari bahawa ini adalah Nabi Ibrahim yang telah mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT:

"Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala
ini yang bernama Ibrahim"." (QS. al-Anbiya': 60)

Mereka segera mendatangi Ibrahim. Ketika Ibrahim datang mereka bertanya kepadanya:

"Mereka bertanya: "Apakah benar engkau yang melakukan semua ini terhadap tuhan kami wahai Ibrahim?" (QS. al-Anbiya': 62)

Ibrahim membalas dengan senyuman lalu ia menunjuk kepada tuhan yang paling besar yang tergantung di lehernya sebuah kapak. "Tidak!"

"Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". " (QS. al-Anbiya': 63)

Para dukun berkata: "Siapa yang harus kita tanya?" Ibrahim menjawab: "Tanyalah kepada tuhan kalian." Kemudian mereka berkata: "Bukankah engkau mengetahui bahawa tuhan-tuhan itu tidak berbicara." Ibrahim membalas: "Mengapa kalian menyembah sesuatu yang tidak mampu berbicara, sesuatu yang tidak mampu memberikan manfaat dan sesuatu yang tidak mampu memberikan mudarat. Tidakkah kalian mahu berfikir sebentar di mana letak akal kalian.Sungguh tuhan-tuhan kalian telah hancur sementara tuhan yang paling besar berdiri dan hanya memandanginya.Tuhan-tuhan itu tidak mampu menghindarkan gangguan dari diri mereka, dan bagaimana mereka dapat mendatangkan kebaikan buat kalian.Tidakkah kalian mahu berfikir sejenak. Kapak itu tergantung di tuhan yang paling besar tetapi anehnya dia tidak dapat menceritakan apa yang terjadi. Ia tidak mampu berbicara, tidak mendengar, tidak bergerak, tidak melihat, tidak memberikan manfaat, dan tidak membahayakan. Ia hanya sekadar batu, lalu mengapa manusia menyembah batu? Di mana letak akal fikiran yang sehat?" Allah SWT menceritakan peristiwa tersebut dalam firman-Nya: (QS. al- Anbiya': 51-68)[Kisah Nabi Ibrahim, Pak Ndak, 2007].

            Apa mungkin, batu yang tidak memiliki kekuatan apapun dijadikan sebagai Tuhan, jangankan untuk menunjukkan keperkasaannya, sedangkan untuk menolong dirinya saja dari pukulan Ibrahim dia tidak mampu.

Sejarah mencatat bagaimana keperkasaan itu juga diberikan Allah kepada nabinya bernama Daud, sebuah pertarungan hebat yang terjadi antara Daud dengan Jalut.Jalut tampak membawa baju besinya bersama pedangnya. Tampaknya ia menantang seseorang untuk berlawan dengannya. Semua tentera Thalut merasa takut untuk menghadapinya.Di saat-saat tegang ini, muncullah dari pasukan Thalut seorang penggembala kambing yang kecil, yaitu Daud. Daud adalah seorang yang beriman kepada Allah s.w.t. Ia mengetahui bahawa keimanan kepada Allah s.w.t adalah hakikat kekuatan di alam ini, dan bahawa kemenangan bukan semata-mata ditentukan banyaknya senjata dan kuatnya tubuh.

Daud maju dan meminta kepada raja Thalut agar mengizinkannya berlawan dengan Jalut.Namun si raja pada hari pertama menolak permintaan itu. Daud bukanlah seorang tentera, ia hanya sekadar penggembala kambing yang kecil. Ia tidak memiliki pengalaman dalam peperangan. Ia tidak memiliki pedang, senjatanya adalah potongan batu bata yang digunakan untuk mengusir kambingnya. Meskipun demikian, Daud mengetahui bahawa Allah s.w.t adalah sumber kekuatan yang hakiki di dunia ini.kerana ia seorang yang beriman kepada Allah s.w.t, maka ia merasa lebih kuat daripada Jalut.

Pada hari kedua, ia kembali meminta izin agar diberi kesempatan untuk memerangi Jalut. Lalu raja memberikan izin kepadanya. Raja berkata kepadanya: "Seandainya engkau berani memeranginya, maka engkau menjadi pemimpin pasukan dan akan menikahi anak perempuanku." Daud tidak peduli dengan iming-iming tersebut.Ia hanya ingin berperang dan memenangkan agama. Ia ingin membunuh Jalut, seorang lelaki yang sombong yang zalim dan tidak beriman kepada Allah s.w.t, Raja mengizinkan kepada Daud untuk berlawan dengan jalut.

Daud maju dengan membawa tongkatnya dan lima buah batu serta katapel. Jalut maju dengan dilapisi senjata dan baju besi.Jalut berusaha mengejek Daud dan merendahkannya serta mentertawakan kefakirannya dan kelemahannya. Kemudian Daud meletakkan batu yang kuat di atas katapelnya, lalu ia melepaskannya di udara sehingga batu itu pun meluncur dengan keras. Angin menjadi sahabat Daud kerana ia cinta kepada Allah s.w.t sehingga angin itu membawa batu itu menuju ke dahi Jalut. Batu itu membunuhnya.Jalut yang dibekali senjata yang lengkap itu tersungkur ke tanah dan mati.

Daud, seorang penggembala yang baik, mengambil pedangnya.Dan berkecamuklah peperangan di antara kedua pasukan. Peperangan dimulai saat pemimpinnya terbunuh dan rasa ketakutan menghinggapi seluruh pasukannya, sedangkan pasukan yang lain dipimpin oleh seorang penggembala kambing yang sederhana.
“Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang-orang kafir." mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”(QS. al-Baqarah 2: 250-251)

Setelah Daud membunuh jalut, ia mencapai puncak kebenaran di tengah- tengah kaumnya sehingga ia menjadi seorang lelaki yang paling terkenal di kalangan Bani Israil. Beliau menjadi pemimpin pasukan dan suami dari anak perempuan raja.Namun Daud tidak begitu gembira dengan semua ini.Beliau tidak bertujuan untuk mencapai kebenaran atau kedudukan atau kehormatan, tetapi beliau berusaha untuk menggapai cinta Allah s.w.t. Daud telah diberi suatu suara yang sangat indah dan mengagumkan.Daud bertasbih kepada Allah s.w.t dan mengagungkan- Nya dengan suaranya yang menarik dan mengundang decak kagum.Oleh kerana itu, setelah mengalahkan Jalut, Daud bersembunyi.Beliau pergi ke gurun dan gunung. Beliau merasakan kedamaian di tengah-tengah makhluk-makhluk yang lain. Di saat mengasingkan diri, beliau bertaubat kepada Allah s.w.t.
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia Kami. (Kami berfirman): 'Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud', dan Kami telah melunakkan besi padanya. (Yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang soleh.Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Saba' 34: 10- 11)
"Dan telah Kami tundukan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud, dan Kamilah yang melakukannya.Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi kepada kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)." (QS. al-Anbiya' 21: 79-80)

Keperkasaan Allah akan dilihat di dunia melalui ujian dan cobaan yang didatangkan Allah, bahkan bencana yang datang bukan sebatas ujian tapi juga merupakan bencana dan kehancuran bagi orang-orang kafir terhadap kebenaran Islam, kelak juga dikala berada di akherat keperkasaan Allah akan dilihat oleh makhluk-Nya.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali"  (QS al Baqarah: 126)
Selalim apa manusia mampu? Tentu ia dibatasi umur. Sezalim apa manusia bisa? Pasti hanya dalam ukuran tertentu. Sedangkan Allah, Maha Memaksa dan tanpa batas kekuasaan-Nya.
Dia tenggelamkan Firaun ke dalam samudera.Dia benamkan Qarun ke dalam tanah dengan seluruh harta kekuasaannya.Dia siksa raja dengan seekor nyamuk yang membawa perintah. Allah memiliki cara yang tak pernah terpikir oleh makhluk-Nya. Di tenggelamkan anak nabi Nuh yang mendaki gunung paling tinggi.Di bakarnya kaum Luth dengan angin yang paling panas.Diguncangkan orang-orang Tsamud sampai mereka nyaris tak sempat membuka mulut.
Tak terpikir sebelumnya laut akan terbelah. Tak terbayang sebelumnya tanah akan menganga. Tak terkira seekor nyamuk yang lemah mampu membuat kepala seorang raja terpecah. Sungguh Allah Maha Memiliki cara untuk memaksa.Dia paksa manusia yang melampaui batas untuk mengakui batas. Dia paksa manusia yang tak memiliki rasa takut untuk mengakui maut.Dia paksa manusia untuk mengakui kebesarannya.
Rasulullah pernah bersabda, mengutip firman Allah dalam hadits qudsinya.”Allah yang Maha Perkasa memegang tujuh lapis langit dan bumi di tangan-Nya.Dia berfirman, ’Akulah Raja di mana orang-orang yang zalim, di mana orang-orang yang sombong?!” (HR Muslim)
Sungguh berani manusia yang berbuat zalim.Sungguh berani orang-orang yang berlaku sombong.Mereka menantang dan dicari oleh Allah SWT untuk dimusnahkan.
Maka jadilah Abdul Qahhar, hamba dari Tuhan yang Maha Memaksa. Dengan kekuatan yang dimilikinya ia membasmi kezaliman dan kesombongan. Maka dzikirkanlah kata al Qahhar, kalimat yang mengatasi segala kekerasan. Dengan pertolongan-Nya, akan tunduk orang-orang yang melampaui batas lagi durhaka.[Cyber Sabili, Asma al Husna al QahharSelasa, 03 Agustus 2010 03:53 Herry nurdi].

Ya Al Qahhar, Allah Maha Perkasa, tiada satupun yang mampu menandingi kekuasaan-Mu, Engkau berkuasa di seantero jagad ini, semuanya berada dalam kekuasaan-Mu.Engkau mampu untuk memaksakan semua kehendak-Mu kepada makhluk ini agar mereka semuanya beriman, tapi dengan kekuasaan-Mu juga, Engkau berikan kebebasan kepada makhluk untuk memilih sesuai keinginan-Nya. Dengan hidayah-Mulah hamba ini berada dalam iman dan islam.

Ya Al Qahhar, Allah Maha Perkasa, ampunilah kesalahan, dosa dan maksiat yang hamba lakukan, semuanya itu karena kebodohan dan kezhaliman yang kami lakukan, bila tidak Engkau ampuni dosa hamba ini maka termasuklah kami orang-orang yang menganiaya diri hamba ini, dengan ampunan-Mu hamba ini akan selamat dari azab akherat, Wallahu a’lam [Cubadak Solok, 13 Jumadil Awal 1432.H/ 17 April 2011.M, Jam 21;30].

Referensi;
1.Kuliah Tafsir, Faktar IAIN Raden Intan Lampung, 1989
2.Al Qur'an dan Terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.Kumpulan Ceramah Praktis, Drs.Mukhlis Denros, 2009
4.Cyber Sabili, Herry nurdi, Asma al Husna al Qahhar2010.
5.Pak Ndak, Kisah Nabi-Nabi, 2007



Tidak ada komentar:

Posting Komentar