AL QAHHAR
[ Maha Perkasa]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah Maha Perkasa, tidak ada yang
menandingi keperkasaan-Nya, Dialah Tuhan segalanya, Tuhan bagi makhluk penghuni
langit dan bumi ini, bila tidak mau menjadi Dia sebagai Tuhan yang disembah,
yang ditaati, yang ditakuti dan diikuti segala hukum-Nya maka silahkan cari
bumi lain dan tinggalkan bumi yang sedang ditempati ini, tapi tidak akan ada
bumi lain itu karena semuanya berada dalam genggaman Allah. Al Qahhar, Allah
Maha Perkasa, keperkasaan-Nya menaklukkan seluruh kekuasaan yang ada di dunia
ini, siapapun harus takluk di bawah keperkasaan-Nya.
Ketika Nabi
Yusuf menjadi penguasa di Mesir dan ketua para menteri agama di Mesir berubah
menjadi agama tauhid atau Islam. Nabi Yusuf as menyeru manusia untuk memeluk
Islam saat beliau ada di dalam penjara ketika beliau mengatakan:
”Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”[Yusuf 12;39]
Keperkasaan
Allah diuji oleh makhluk-Nya, dizaman para nabi dan rasul, salah satunya adalah
yang dialami oleh Ibrahim, pada suatu hari Ibrahim memasuki tempat penyembahan
dengan membawa kapak yang tajam.Ibrahim melihat patung-patung tuhan yang
terukir dari batu-batu dan kayu-kayu.Ibrahim pun melihat makanan yang
diletakkan oleh manusia di depannya sebagai hadiah dan nazar.Ibrahim mendekat
pada patung-patung itu. Kepada salah satu patung - dengan nada bercanda - ia
berkata: "Makanan yang ada di depanmu hai patung telah dingin. Mengapa
engkau tidak memakannya.Namun patung itu tetap membisu." Ibrahim pun
bertanya kepada patung-patung lain di sekitarnya:
"Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka;
lalu ia berkata" Mengapa kalian tidak makan?" (QS. ash- Shaffat: 91)
Ibrahim mengejek patung-patung
itu.Ibrahim mengetahui bahawa patung itu memang tidak dapat memakannya. Ibrahim
bertanya kepada patung-patung itu:
"Mengapa kamu tidak menjawab?" (QS. ash-Shaffat: 92)
Ibrahim pun
langsung mengangkat kapak yang ada di tangannya dan mulai menghancurkan
tuhan-tuhan yang palsu yang disembah oleh manusia.Ibrahim menghancurkan seluruh
patung-patung itu dan hanya menyisakan satu patung, lalu beliau menggantungkan
kapak itu dilehernya.Setelah melaksanakan tugas itu, beliau pergi menuju ke
gunung.Beliau telah bersumpah untuk membawa suatu bukti yang jelas, bahkan
bukti praktis tentang kebodohan kaumnya dalam menyembah selain Allah SWT.
Akhirnya,
pesta perayaan itu selesai dan manusia kembali ke tempat mereka masing-masing.
Dan ketika salah seorang masuk ke tempat sembahan itu ia pun berteriak.
Manusia-manusia datang menolongnya dan ingin mengetahui apa sebab di balik
teriakan itu. Dan mereka mengetahui bahawa tuhan-tuhan semuanya telah hancur
yang tersisa hanya satu.Mereka mulai berfikir siapa penyebab semua ini.
Akhirnya mereka pun mengetahui dan menyedari bahawa ini adalah Nabi Ibrahim
yang telah mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT:
"Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela
berhala-berhala
ini yang bernama Ibrahim"." (QS. al-Anbiya': 60)
Mereka segera mendatangi Ibrahim.
Ketika Ibrahim datang mereka bertanya kepadanya:
"Mereka bertanya: "Apakah benar engkau yang melakukan semua ini
terhadap tuhan kami wahai Ibrahim?" (QS. al-Anbiya': 62)
Ibrahim membalas dengan senyuman
lalu ia menunjuk kepada tuhan yang paling besar yang tergantung di lehernya sebuah
kapak. "Tidak!"
"Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang
melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat
berbicara". " (QS. al-Anbiya': 63)
Para dukun
berkata: "Siapa yang harus kita tanya?" Ibrahim menjawab:
"Tanyalah kepada tuhan kalian." Kemudian mereka berkata:
"Bukankah engkau mengetahui bahawa tuhan-tuhan itu tidak berbicara."
Ibrahim membalas: "Mengapa kalian menyembah sesuatu yang tidak mampu
berbicara, sesuatu yang tidak mampu memberikan manfaat dan sesuatu yang tidak
mampu memberikan mudarat. Tidakkah kalian mahu berfikir sebentar di mana letak
akal kalian.Sungguh tuhan-tuhan kalian telah hancur sementara tuhan yang paling
besar berdiri dan hanya memandanginya.Tuhan-tuhan itu tidak mampu menghindarkan
gangguan dari diri mereka, dan bagaimana mereka dapat mendatangkan kebaikan
buat kalian.Tidakkah kalian mahu berfikir sejenak. Kapak itu tergantung di
tuhan yang paling besar tetapi anehnya dia tidak dapat menceritakan apa yang
terjadi. Ia tidak mampu berbicara, tidak mendengar, tidak bergerak, tidak
melihat, tidak memberikan manfaat, dan tidak membahayakan. Ia hanya sekadar
batu, lalu mengapa manusia menyembah batu? Di mana letak akal fikiran yang
sehat?" Allah SWT menceritakan peristiwa tersebut dalam firman-Nya: (QS. al- Anbiya': 51-68)[Kisah Nabi Ibrahim, Pak
Ndak, 2007].
Apa mungkin, batu yang
tidak memiliki kekuatan apapun dijadikan sebagai Tuhan, jangankan untuk
menunjukkan keperkasaannya, sedangkan untuk menolong dirinya saja dari pukulan
Ibrahim dia tidak mampu.
Sejarah mencatat bagaimana keperkasaan itu juga diberikan
Allah kepada nabinya bernama Daud, sebuah pertarungan hebat yang terjadi antara
Daud dengan Jalut.Jalut tampak membawa baju besinya bersama pedangnya.
Tampaknya ia menantang seseorang untuk berlawan dengannya. Semua tentera Thalut
merasa takut untuk menghadapinya.Di saat-saat tegang ini, muncullah dari
pasukan Thalut seorang penggembala kambing yang kecil, yaitu Daud. Daud adalah
seorang yang beriman kepada Allah s.w.t. Ia mengetahui bahawa keimanan kepada
Allah s.w.t adalah hakikat kekuatan di alam ini, dan bahawa kemenangan bukan
semata-mata ditentukan banyaknya senjata dan kuatnya tubuh.
Daud maju dan meminta kepada raja Thalut agar
mengizinkannya berlawan dengan Jalut.Namun si raja pada hari pertama menolak
permintaan itu. Daud bukanlah seorang tentera, ia hanya sekadar penggembala
kambing yang kecil. Ia tidak memiliki pengalaman dalam peperangan. Ia tidak
memiliki pedang, senjatanya adalah potongan batu bata yang digunakan untuk
mengusir kambingnya. Meskipun demikian, Daud mengetahui bahawa Allah s.w.t
adalah sumber kekuatan yang hakiki di dunia ini.kerana ia seorang yang beriman
kepada Allah s.w.t, maka ia merasa lebih kuat daripada Jalut.
Pada hari kedua, ia kembali meminta izin agar diberi
kesempatan untuk memerangi Jalut. Lalu raja memberikan izin kepadanya. Raja
berkata kepadanya: "Seandainya engkau berani memeranginya, maka engkau
menjadi pemimpin pasukan dan akan menikahi anak perempuanku." Daud tidak
peduli dengan iming-iming tersebut.Ia hanya ingin berperang dan memenangkan
agama. Ia ingin membunuh Jalut, seorang lelaki yang sombong yang zalim dan
tidak beriman kepada Allah s.w.t, Raja mengizinkan kepada Daud untuk berlawan
dengan jalut.
Daud maju dengan membawa tongkatnya dan lima buah batu
serta katapel. Jalut maju dengan dilapisi senjata dan baju besi.Jalut berusaha
mengejek Daud dan merendahkannya serta mentertawakan kefakirannya dan
kelemahannya. Kemudian Daud meletakkan batu yang kuat di atas katapelnya, lalu
ia melepaskannya di udara sehingga batu itu pun meluncur dengan keras. Angin
menjadi sahabat Daud kerana ia cinta kepada Allah s.w.t sehingga angin itu
membawa batu itu menuju ke dahi Jalut. Batu itu membunuhnya.Jalut yang dibekali
senjata yang lengkap itu tersungkur ke tanah dan mati.
Daud, seorang penggembala yang baik, mengambil
pedangnya.Dan berkecamuklah peperangan di antara kedua pasukan. Peperangan
dimulai saat pemimpinnya terbunuh dan rasa ketakutan menghinggapi seluruh
pasukannya, sedangkan pasukan yang lain dipimpin oleh seorang penggembala
kambing yang sederhana.
“Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka,
merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan Kami, tuangkanlah
kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami
terhadap orang-orang kafir." mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara
Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut,
kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah
meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya.
seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan
sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia
(yang dicurahkan) atas semesta alam.”(QS. al-Baqarah 2: 250-251)
Setelah Daud membunuh jalut, ia mencapai puncak kebenaran
di tengah- tengah kaumnya sehingga ia menjadi seorang lelaki yang paling
terkenal di kalangan Bani Israil. Beliau menjadi pemimpin pasukan dan suami
dari anak perempuan raja.Namun Daud tidak begitu gembira dengan semua
ini.Beliau tidak bertujuan untuk mencapai kebenaran atau kedudukan atau
kehormatan, tetapi beliau berusaha untuk menggapai cinta Allah s.w.t. Daud
telah diberi suatu suara yang sangat indah dan mengagumkan.Daud bertasbih
kepada Allah s.w.t dan mengagungkan- Nya dengan suaranya yang menarik dan
mengundang decak kagum.Oleh kerana itu, setelah mengalahkan Jalut, Daud
bersembunyi.Beliau pergi ke gurun dan gunung. Beliau merasakan kedamaian di
tengah-tengah makhluk-makhluk yang lain. Di saat mengasingkan diri, beliau
bertaubat kepada Allah s.w.t.
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia Kami. (Kami
berfirman): 'Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang
bersama Daud', dan Kami telah melunakkan besi padanya. (Yaitu) buatlah baju
besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang
soleh.Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Saba' 34: 10- 11)
"Dan telah Kami tundukan gunung-gunung dan burung-burung, semua
bertasbih bersama Daud, dan Kamilah yang melakukannya.Dan telah Kami ajarkan
kepada Daud membuat baju besi kepada kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu;
Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)." (QS. al-Anbiya' 21: 79-80)
Keperkasaan Allah akan dilihat di dunia melalui ujian
dan cobaan yang didatangkan Allah, bahkan bencana yang datang bukan sebatas
ujian tapi juga merupakan bencana dan kehancuran bagi orang-orang kafir
terhadap kebenaran Islam, kelak juga dikala berada di akherat keperkasaan Allah
akan dilihat oleh makhluk-Nya.
“Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman
diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan
kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali" (QS al Baqarah: 126)
Selalim apa manusia mampu? Tentu ia
dibatasi umur. Sezalim apa manusia bisa? Pasti hanya dalam ukuran tertentu.
Sedangkan Allah, Maha Memaksa dan tanpa batas kekuasaan-Nya.
Dia tenggelamkan Firaun ke dalam
samudera.Dia benamkan Qarun ke dalam tanah dengan seluruh harta
kekuasaannya.Dia siksa raja dengan seekor nyamuk yang membawa perintah. Allah
memiliki cara yang tak pernah terpikir oleh makhluk-Nya. Di tenggelamkan anak
nabi Nuh yang mendaki gunung paling tinggi.Di bakarnya kaum Luth dengan angin
yang paling panas.Diguncangkan orang-orang Tsamud sampai mereka nyaris tak
sempat membuka mulut.
Tak terpikir sebelumnya laut akan
terbelah. Tak terbayang sebelumnya tanah akan menganga. Tak terkira seekor
nyamuk yang lemah mampu membuat kepala seorang raja terpecah. Sungguh Allah
Maha Memiliki cara untuk memaksa.Dia paksa manusia yang melampaui batas untuk
mengakui batas. Dia paksa manusia yang tak memiliki rasa takut untuk mengakui
maut.Dia paksa manusia untuk mengakui kebesarannya.
Rasulullah pernah bersabda, mengutip
firman Allah dalam hadits qudsinya.”Allah yang Maha Perkasa memegang tujuh
lapis langit dan bumi di tangan-Nya.Dia berfirman, ’Akulah Raja di mana
orang-orang yang zalim, di mana orang-orang yang sombong?!” (HR Muslim)
Sungguh berani manusia yang berbuat
zalim.Sungguh berani orang-orang yang berlaku sombong.Mereka menantang dan
dicari oleh Allah SWT untuk dimusnahkan.
Maka jadilah
Abdul Qahhar, hamba dari Tuhan yang Maha Memaksa. Dengan kekuatan yang
dimilikinya ia membasmi kezaliman dan kesombongan. Maka dzikirkanlah kata al
Qahhar, kalimat yang mengatasi segala kekerasan. Dengan pertolongan-Nya, akan
tunduk orang-orang yang melampaui batas lagi durhaka.[Cyber Sabili, Asma al
Husna al QahharSelasa, 03 Agustus 2010 03:53 Herry nurdi].
Ya Al Qahhar,
Allah Maha Perkasa, tiada satupun yang mampu menandingi kekuasaan-Mu, Engkau
berkuasa di seantero jagad ini, semuanya berada dalam kekuasaan-Mu.Engkau mampu
untuk memaksakan semua kehendak-Mu kepada makhluk ini agar mereka semuanya
beriman, tapi dengan kekuasaan-Mu juga, Engkau berikan kebebasan kepada makhluk
untuk memilih sesuai keinginan-Nya. Dengan hidayah-Mulah hamba ini berada dalam
iman dan islam.
Ya
Al Qahhar, Allah Maha Perkasa, ampunilah kesalahan, dosa dan maksiat yang hamba
lakukan, semuanya itu karena kebodohan dan kezhaliman yang kami lakukan, bila
tidak Engkau ampuni dosa hamba ini maka termasuklah kami orang-orang yang
menganiaya diri hamba ini, dengan ampunan-Mu hamba ini akan selamat dari azab
akherat, Wallahu
a’lam [Cubadak Solok, 13 Jumadil Awal 1432.H/ 17 April 2011.M, Jam
21;30].
Referensi;
1.Kuliah
Tafsir, Faktar IAIN Raden Intan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an dan Terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs.Mukhlis Denros, 2009
4.Cyber
Sabili, Herry nurdi, Asma al Husna al Qahhar2010.
5.Pak Ndak, Kisah Nabi-Nabi, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar