Minggu, 21 Juni 2015

3. Al Awwal, Yang Mula-mula ada





AL AWWAL
 [Yang mula-mula ada]
                    
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS

            Nama-nama yang baik pada Allah diantara yang 99 itu adalah Al Awwal artinya Yang mula-mula ada. Keberadaan Allah sebagai Tuhan yang menciptakan segala sesuatunya, menciptakan dunia dengan segala isinya, sehingga Dialah yang mula-mula ada dibandingkan makhluknya, keberadaannya tidak diawali oleh yang lain dan tidak pula diakhiri oleh yang lain.

"Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu"[Al Hadid 57;3]

Yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang Telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang Akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya Karena banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.

Allah yang mula-mula sebelum kata yang mula-mula itu  ada di dunia ini, keberadaan-Nya tiada diawali oleh yang lain karena Dia adalah Tuhan yang menjadikan segala sesuatu itu ada, tanpa ada sesuatu itu kalau bukan diciptakan oleh sesuatu yang awal yang disebut dengan kausa prima. Selain dengan keimanan yang mantap untuk mempercayai keberadaan Allah yang menjadi nama-nama yang baik  bagi-Nya dengan sebutan Asma ul Husna maka untuk mengokohkan kepercayaan tadi harus pula ditopang dengan akal yang cerdas.

Akal yang cerdas tersebut adalah akal yang digunakan untuk tafakkur yaitu memikirkan alam ini sebagai kajian yang hasilnya membuat akal tersebut semakin kagum dengan kekuasaan Allah bukan malah merendahkannya. Banyak orang yang punya akal yang digunakan untuk mempelajari alam raya ini akhirnya tunduk dan patuh kepada kebenaran sehingga merubah posisinya dari non muslim siap menyerahkan diri sebagai seorang muslim, dari muslim yang maksiat menjadi orang yang taat [3;190-191]

" Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka".

Tentang kejadian makhluk Allah yaitu dunia dan segala isinya bila dipelajri, dikaji dan difahami oleh akal yang cerdas maka akan meningkatkan kualitas iman, tapi tentang keadaan Allah yang ada sebelum lainnya ada, Dialah yang awal dari segala yang ada maka tidak boleh dikaji terlalu mendalam karena Rasulullah menyatakan dalam hadiitsnya "Pelajarilah tentang kejadian makhluk Allah tapi jangan dipejari tentang kejadian zat Allah".  Penciptaan Allah tentang makhluknya manusia tidaklah tahu karena manusia ada setelah adanya makhluk yang lain, bumi dengan segala ininya sudah ada sebelum manusia dijadikan, yang kejadian manusia itu diawali dari penciptaan nabi Adam As. Kejadian itu saja diragukan oleh orang-orang kafir sehingga mereka menanamkan doktrin kepada masyarakat dengan dalih ilmu pengetahuan bahwa asal kejadian manusia itu berasal dari kera;
"Maka apakah kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru" [Qaf 50;15]

Karena keraguan itulah sehingga mereka menjadikan akal sebagai primadona dalam kehidupan ini dengan menafikan Allah, ajaran ini kita kenal dengan nama Positivisme. Ajaran ini ditokohkan oleh Aguste Comte yang berpendapat bahwa kekuatan terbesar di dunia ini adalah fikiran, dengan fikiran manusia dapat berbuat apa maunya untuk kesenangan dan kesejahteraan di dunia, fikiran yang baik akan mencetuskan  ide-ide yang baik pula dengan hasil yang gemilang tanpa menggantungkan diri kepada Tuhan. Orang yang mengakui Tuhan berarti fikirannya telah terikat dan terbelenggu, dia tidak memanfaatkan kekuatan yang ada pada dirinya atau fikiran, fikiranlah sebagai Tuhan, tiada lain Tuhan selain fikiran yang menghasilkan teknologi, industri dan komputer.

Pengabdian manusia hanya kepada manusia yang telah menggunakan fikirannya yang baik,bukan mengabdi kepada Tuhan karena manusia lain telah berjasa besar dalam hidup kita melalui pengorbanan fikirannya, adakah kekuatan lain sebagai ganti fikiran yang telah berhasil menciptakan ilmu pengetahuan dengan teknologi yang canggih?

Allah adalah yang awal, yang menjadikan adanya segala sesuatu dan yang mengakhirkan segala sesuatu itu kembali, Dia berkuasa atas segala kehendak-Nya, Dia Maha Melihat dan mengawasi segala ciptaan-Nya, awalnya tidak diawali oleh yang lain, awalnya tidak dapat disamakan dengan penciptaan makhluk-Nya, awalnya hanya Dia saja yang tahu bagaimana kejadian-Nya, kita sebagai makhluk hanya dituntut untuk mengimani segala sifatnya-Nya tanpa bisa mengkaji lebih dalam tentang zat-Nya.

Allah yang awal, adalah sifat yang juga ada pada manusia atau makhuknya yang lain tapi tidaklah sama dengan kesempurnaan sifat Allah, awalnya manusia karena ada yang lebih awal dari sebelumnya,   awalnya manusia karena akan binasa dengan segala keakhirannya ketika segala sesuatu yang akhir itu akan binasa. Beriman dan mengagumi sifat yang baik bagi Allah ini seharusnya meningkatkan keimanan kita menjadi muslim yang muttaqin, menyebut dengan lisan, menghafal dengan perasaan tentang sifat Allah yang Awwal ini menjadikan hati semakin tentram, menyejukk dan perasaan dan mendamaikan suasana.

Ya Allah, Engkaulah yang Maha sempurna atas segala sifat dan zat kejadian-Mu, tiada kami mampu untuk mengetahui tentang batas maksimal sifat Awal-Mu karena terbatasnya kemampuan yang kami miliki, kecuali kami hanya dituntut untuk mengimani dan mengamalkannya, teguhkan hati kami, fasihkan lisan kami dan bangkitkan daya tahan hafalan kami terhadap sifat-sifat-Mu itu. Engkau yang Maha Perkasa atas segala sesuatu, kau ciptakan awal makhluk-Mu dengan segala bekalnya hingga akhir kehidupan ini tiada lagi, awalnya keberadaan makhluk-Mu karena kekuasaan-Mu, sehingga tidak layak manusia dan makhluk-Mu yang lain mendurhakai keberadaan-Mu sebagai Khaliq,  wallahu a'lam [[Cubadak Solok, 16 Muharam 1432.H/23 Desember 2010.M]

Referensi;
1. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009








Tidak ada komentar:

Posting Komentar