AL AWWAL
[Yang mula-mula ada]
Oleh Drs. St. MUKHLIS DENROS
Nama-nama yang baik pada Allah diantara yang 99 itu adalah
Al Awwal artinya Yang mula-mula ada. Keberadaan Allah sebagai Tuhan yang
menciptakan segala sesuatunya, menciptakan dunia dengan segala isinya, sehingga
Dialah yang mula-mula ada dibandingkan makhluknya, keberadaannya tidak diawali
oleh yang lain dan tidak pula diakhiri oleh yang lain.
"Dialah
yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu"[Al Hadid 57;3]
Yang dimaksud dengan: yang Awal
ialah, yang Telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang Akhir ialah yang tetap
ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya Karena
banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat
zat-Nya oleh akal.
Allah yang mula-mula sebelum kata yang
mula-mula itu ada di dunia ini,
keberadaan-Nya tiada diawali oleh yang lain karena Dia adalah Tuhan yang
menjadikan segala sesuatu itu ada, tanpa ada sesuatu itu kalau bukan diciptakan
oleh sesuatu yang awal yang disebut dengan kausa prima. Selain dengan keimanan
yang mantap untuk mempercayai keberadaan Allah yang menjadi nama-nama yang
baik bagi-Nya dengan sebutan Asma ul
Husna maka untuk mengokohkan kepercayaan tadi harus pula ditopang dengan akal
yang cerdas.
Akal
yang cerdas tersebut adalah akal yang digunakan untuk tafakkur yaitu memikirkan
alam ini sebagai kajian yang hasilnya membuat akal tersebut semakin kagum
dengan kekuasaan Allah bukan malah merendahkannya. Banyak orang yang punya akal
yang digunakan untuk mempelajari alam raya ini akhirnya tunduk dan patuh kepada
kebenaran sehingga merubah posisinya dari non muslim siap menyerahkan diri
sebagai seorang muslim, dari muslim yang maksiat menjadi orang yang taat
[3;190-191]
" Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
Maka peliharalah kami dari siksa neraka".
Tentang kejadian makhluk Allah yaitu dunia dan segala
isinya bila dipelajri, dikaji dan difahami oleh akal yang cerdas maka akan
meningkatkan kualitas iman, tapi tentang keadaan Allah yang ada sebelum lainnya
ada, Dialah yang awal dari segala yang ada maka tidak boleh dikaji terlalu
mendalam karena Rasulullah menyatakan dalam hadiitsnya "Pelajarilah
tentang kejadian makhluk Allah tapi jangan dipejari tentang kejadian zat
Allah". Penciptaan Allah tentang
makhluknya manusia tidaklah tahu karena manusia ada setelah adanya makhluk yang
lain, bumi dengan segala ininya sudah ada sebelum manusia dijadikan, yang
kejadian manusia itu diawali dari penciptaan nabi Adam As. Kejadian itu saja
diragukan oleh orang-orang kafir sehingga mereka menanamkan doktrin kepada
masyarakat dengan dalih ilmu pengetahuan bahwa asal kejadian manusia itu
berasal dari kera;
"Maka
apakah kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam
keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru" [Qaf 50;15]
Karena keraguan itulah sehingga
mereka menjadikan akal sebagai primadona dalam kehidupan ini dengan menafikan
Allah, ajaran ini kita kenal dengan nama Positivisme. Ajaran ini ditokohkan oleh Aguste Comte yang
berpendapat bahwa kekuatan terbesar di dunia ini adalah fikiran, dengan fikiran
manusia dapat berbuat apa maunya untuk kesenangan dan kesejahteraan di dunia,
fikiran yang baik akan mencetuskan
ide-ide yang baik pula dengan hasil yang gemilang tanpa menggantungkan
diri kepada Tuhan. Orang yang mengakui Tuhan berarti fikirannya telah terikat
dan terbelenggu, dia tidak memanfaatkan kekuatan yang ada pada dirinya atau
fikiran, fikiranlah sebagai Tuhan, tiada lain Tuhan selain fikiran yang
menghasilkan teknologi, industri dan komputer.
Pengabdian manusia hanya kepada manusia
yang telah menggunakan fikirannya yang baik,bukan mengabdi kepada Tuhan karena
manusia lain telah berjasa besar dalam hidup kita melalui pengorbanan
fikirannya, adakah kekuatan lain sebagai ganti fikiran yang telah berhasil
menciptakan ilmu pengetahuan dengan teknologi yang canggih?
Allah adalah yang awal, yang menjadikan
adanya segala sesuatu dan yang mengakhirkan segala sesuatu itu kembali, Dia
berkuasa atas segala kehendak-Nya, Dia Maha Melihat dan mengawasi segala
ciptaan-Nya, awalnya tidak diawali oleh yang lain, awalnya tidak dapat
disamakan dengan penciptaan makhluk-Nya, awalnya hanya Dia saja yang tahu
bagaimana kejadian-Nya, kita sebagai makhluk hanya dituntut untuk mengimani
segala sifatnya-Nya tanpa bisa mengkaji lebih dalam tentang zat-Nya.
Allah yang awal, adalah sifat yang juga
ada pada manusia atau makhuknya yang lain tapi tidaklah sama dengan
kesempurnaan sifat Allah, awalnya manusia karena ada yang lebih awal dari
sebelumnya, awalnya manusia karena akan
binasa dengan segala keakhirannya ketika segala sesuatu yang akhir itu akan
binasa. Beriman dan mengagumi sifat yang baik bagi Allah ini seharusnya
meningkatkan keimanan kita menjadi muslim yang muttaqin, menyebut dengan lisan,
menghafal dengan perasaan tentang sifat Allah yang Awwal ini menjadikan hati
semakin tentram, menyejukk dan perasaan dan mendamaikan suasana.
Ya Allah, Engkaulah yang Maha sempurna atas segala
sifat dan zat kejadian-Mu, tiada kami mampu untuk mengetahui tentang batas
maksimal sifat Awal-Mu karena terbatasnya kemampuan yang kami miliki, kecuali
kami hanya dituntut untuk mengimani dan mengamalkannya, teguhkan hati kami,
fasihkan lisan kami dan bangkitkan daya tahan hafalan kami terhadap
sifat-sifat-Mu itu. Engkau yang Maha Perkasa atas segala sesuatu, kau ciptakan
awal makhluk-Mu dengan segala bekalnya hingga akhir kehidupan ini tiada lagi,
awalnya keberadaan makhluk-Mu karena kekuasaan-Mu, sehingga tidak layak manusia
dan makhluk-Mu yang lain mendurhakai keberadaan-Mu sebagai Khaliq, wallahu a'lam [[Cubadak Solok, 16 Muharam 1432.H/23
Desember 2010.M]
Referensi;
1. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
1. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2. Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar