Kamis, 18 Juni 2015

40. Ar Rasyid, Maha Pembimbing





AR RASYID
[ Maha Pembimbing]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS

Asmaaulhusnasecaraharfiahialahnama-nama, sebutan, gelarAllah yang baikdanagungsesuaidengansifat-sifat-Nya.Nama-namaAllah yang agungdanmuliaitumerupakansuatukesatuan yang menyatudalamkebesarandankehebatanmilikAllah.
Para ulamaberpendapatbahwakebenaranadalahkonsistensidengankebenaran yang lain. Dengancaraini, umatMuslimtidakakanmudahmenulis"Allah adalah ...", karenatidakadasatuhal pun yang dapatdisetarakandengan Allah, akantetapiharusdapatmengertidenganhatidanketeranganAl-Qur'antentangAllahta'ala. Pembahasanberikuthanyalahpendekatan yang disesuaikandengankonsepakalkita yang sangatterbatasini.Semua kata yang ditujukanpadaAllahharusdipahamikeberbedaannyadenganpenggunaanwajar kata-kata itu.Allahitutidakdapatdimisalkanataudimiripkandengansegalasesuatu, sepertitercantumdalamsuratAl-Ikhlas.
"Katakanlah: "Dia-lahAllah, Yang MahaEsa. AllahadalahTuhan yang bergantungkepada-Nyasegalasesuatu.Diatiadaberanakdantiada pula diperanakkan, dantidakadaseorang pun yang setaradenganDia".(QS. Al-Ikhlas  122: 1-4)
Para ulamamenekankanbahwaAllahadalahsebuahnamakepadaDzat yang pastiadanamanya. Semuanilaikebenaranmutlakhanyaada (danbergantung) pada-Nya.Dengandemikian, Allah Yang MemilikiMahaTinggi.TapijugaAllah Yang MemilikiMahaDekat.AllahMemilikiMahaKuasadanjugaAllahMahaPengasihdanMahaPenyayang. Sifat-sifatAllahdijelaskandenganistilahAsmaaulHusna, yaitunama-nama, sebutanataugelar yang baik..[www.wikipedia bebas]
            ArRasyid, Yang MahaPembimbing.Diberi-Nyamakhlukperlengkapanhidupberupaakalfikiranuntukmenggalipotensi yang adapadadirisendiri, potensi yang adapadaalamsebagaisaranabagikehidupannya, Allah membimbinghamba-Nyakejalan yang benarmelaluihidayah-Nya, yang merupakankaruniabesardari Allah.
“Dan ketahuilaholehmubahwa di kalanganmuadaRasulullah.kalauiamenurutikemauanmudalambeberapaurusanbenar-benarlahkamumendapatkesusahan, tetapi Allah menjadikankamu 'cinta' kepadakeimanandanmenjadikankeimananituindah di dalamhatimusertamenjadikankamubencikepadakekafiran, kefasikan, dankedurhakaan. merekaItulah orang-orang yang mengikutijalan yang lurus,sebagaikaruniadannikmatdari Allah. dan Allah MahamengetahuilagiMahaBijaksana’’.[Al Hujurat 49;7-8]

                Manusia disebut juga dengan ”Homo Religius” yaitu manusia dasarnya beragama sehingga cendrung kepada kebenaran sebagai pedoman hidup yang dapat membawa kepada keselamatan, dasar agama yang dimiliki manusia digambarkan Allah dalam surat Al A’raf 7;172
”Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman, ”Bukankah Aku Tuhanmu?” mereka menjawab, ”Betul, Engkau  Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan yang demikian itu agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan, ”Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini”.

            Dari ayat ini jelas dan tegas sekali bahwa sebelum manusia lahir ke dunia ini telah dibekali dengan agama yaitu ajaran Tauhid yang siap menjadikan Allah sebagai Tuhan, sehingga layak kalau kebenaran dijauhkan atau ajaran Tauhid dicampuradukkan, manusia tetap mencarinya sampai menemukan kebenaran yang hakiki. Sejak dari alam rahim bahkan alam ruh, yang kita tidak tahu dimana alam ruh itu, Allah telah membimbing hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya sebagai Tuhan, yang bimbingan itu akan dilanjutkan kelak bersama nabi dan rasul-Nya dengan risalah yang diberikan.

            Menurut Ki.H.MA. Mahfudz ada empat bukti yang terdapat didalam jiwa manusia yang menyatakan bahwa manusia sewaktu di alam ruh dahulu itu sudah menyaksikan sifat-sifat Tuhan, yaitu;

  1. Adanya rasa takut dalam jiwa manusia, yang disebabkan karena menyaksikan sifat-sifat kemahagagahan dan kemahakuasaan Allah.
  2. Adanya rasa harap dalam jiwa manusia, yang disebabkan oleh karena menyaksikan sifat-sifat kemahapenyayangan dan kemahapengasihan Allah.
  3. Adanya rasa indah dalam jiwa manusia, yang disebabkan oleh karena menyaksikan sifat-sifat kemahaindahan Allah.
  4. Adanya rasa agama [bertuhan] dalam jiwa manusia, yang disebabkan oleh karena menyaksikan sifat-sifat Allah dalam keseluruhannya.

            Kehadiran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad adalah kelanjutan risalah dari nabi-nabi sebelumnya sekaligus menuntun fithrah manusia agar tetap berada pada posisi tauhid yang benar lalu melepaskan watak jahiliyah, Sayyid Qutb dalam bukunya Petunjuk Jalan, 1980 menyebutkan sebuah sistem. Manusia...sekiranya mereka hidup dengan mempraktekkan seluruh sistem Allah, mereka adalah muslim, dan sekiranya mereka hidup dengan mempraktekkan sistem-sistem ciptaan manusia, mereka sebenarnya melakukan sesuatu yang berlawanan dengan undang-undang alam, bertentangan dengan fithrah kejadian dan fithrah diri mereka sendiri, dengan sifat diri mereka sebagai sebagian daripada kejadian...pertentangan ini akan mengakibatkan kehancuran, baik cepat atau lambat...

            Allah Ar Rasyid, Yang Maha Pembimbing, begitu indahnya bimbingan yang diberikan untuk mendidik dan mengarahkan manusia khususnya ke jalan yang benar, bimbingan itu memunculkan nabi dan rasul membawa ilmu yang dipelajari oleh ummatnya, dengan ilmu itulah bimbingan Allah akan berlanjut hingga mencapai fase memahami dan mengamalkan.
Ilmuituhakikatnyaadalahkalimat-kalimat Allah AzzawaJalla. Terhadapilmunyasungguhtidakakanpernahadasatu pun makhluk di jagatrayaini yang bisamengukurKemahaluasan-Nya. sesuaidenganfirman-Nya,;
"Katakanlah :Kalausekiranyalautanmenjaditintauntuk (menuliskan) kalimat-kalimatTuhanku, sungguhhabislahlautanitusebelumhabis (dituliskan) kalimat-kalimatTuhanku, meskipun Kami datangkantambahansebanyakitu (pula)." (QS. Al Kahfi  18 : 109).
Adapunilmu yang dititipkankepadamanusiamungkintidaklebihdarisetitik air di tengahsamuderaluas.Kendatipundemikian, barangsiapa yang dikaruniaiilmuoleh Allah, yang denganilmutersebutsemakinbertambahdekatdankiantakutlahiakepada-Nya, niscaya;
"Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberiilmupengetahuanbeberapaderajat." (QS. Al Mujadilah [58] : 11).
Sungguhjanji Allah itutidakakanpernahmelesetsedikit pun!
Akan tetapi, walaupunhanya "setetes" ilmu Allah yang dititipkankepadamnusia, namunsangatbanyakragamnya.ilmuitubaikkitakajisepanjangmembuatkitasemakintakutkepada Allah. Inilahilmu yang paling berkah yang haruskitacari.sepanjangkitamenuntutilmuitujelas (benar) niatmaupuncaranya, niscayakitaakanmendapatkanmamfaatdarinya.
Hal lain yang hendaknyakitakajidenganseksamaadalahbagaimanacaranya agar kitadapatmemperolehilmu yang sinarcahayanyadapatmeluas di dalam dada sertadapatmembukapenutuphati? Imam Syafiiketikamasihmenuntutilmu, pernahmengeluhkepadagurunya."Wahai, Guru. Mengapailmu yang sedangkukajiinisusahsekalimemahaminyadanbahkancepatlupa?"Sang guru menjawab, "Ilmuituibaratcahaya.Iahanyadapatmenerangigelas yang beningdanbersih."Artinya, ilmuitutidakakanmenerangihati yang keruhdanbanyakmaksiatnya.
Karenanya, janganherankalaukitadapatiada orang yang rajinmendatangimajelis-majelista'limdanpengajian, tetapiakhlakdanperilakunyatetapburuk.Mengapademikian?itudikarenakanhatinyatidakdapatterterangiolehilmu. Laksana air kopi yang kentaldalamgelas yang kotor.Kendatiditerangidengancahayasekuatapapun, sinarnyatidakakanbisamenembusdanmenerangiisigelas. Begitulahkalaukitasudahtamakdanrakuskepadaduniasertagemarmaksiat, maka sang ilmutidakakanpernahmenerangihati.
Padahalkalauhatikitabersih, iaibaratgelas yang bersihdiisidengan air yang bening. Setitikcahaya pun akanmampumenerangiseisigelas. Walhasil, bilakitamenginginkanilmu yang bisamenjadiladangamalshalih, makausahakanlahketikamenimbanya, hatikitaselaludalamkeadaanbersih.hati yang bersihadalahhati yang terbebasdariketamakanterhadapurusanduniadantidakpernahdigunakanuntukmenzhalimisesama. Semakinhatibersih, kitaakansemakindipekakanoleh Allah untukbisamendapatkanilmu yang bermamfaat. darimana pun ilmuitudatangnya. Disampingitu, kita pun akandiberikesanggupanuntukmenolaksegalasesuatu yang akanmembawamudharat.[KH, Gymnastiar, ManajemenQalbu, IlmuPembersihHati,]
Allah membimbing hamba-Nya dengan ujian-ujian dalam kehidupan ini untuk mengukur keberhasilan hidup yang dilalui, setiap pengakuan dari hamba-Nya harus dibuktikan dengan ujian, ujianlah alat ukur berhasil atau gagalnya tarbiyyah itu.Kalaulah ada sebuah mutiara yang dimiliki oleh seseorang maka dia akan menjaga mutiara itu dengan sebaik-baiknya, diletakkan dalam sebuah kotak, kotak tadi dibungkus lalu dimasukkan pada sebuah laci, laci itu dalam lemari, lemari ada dalam kamar, kamar dikunci, rumahpun dikunci dengan kuat, sampai pintu gerbangpun kadangkala ada satpam yang menjaganya. Mutiara itu adalah iman yaitu sebuah harta yang tidak terhingga harganya bagi mereka yang mengerti tentang pentingnya iman.

Tidak semua orang mendapat hidayah iman, mereka adalah orang-orang pilihan Allah, disamping mereka berupaya mencari dan mengharapkan juga kemurahan Allah kepadanya. Bagaimana  Fir’aun yang hidup bersama Nabi Musa dan isterinya Asyiyah tapi dia tidak tersentuh oleh iman, Abu Thalib dengan kemampuannya telah mengamankan da’wah Rasulullah tapi ketika diminta oleh beliau untuk mengucapkan kalimat iman saat mau meninggal, dengan gelengan kepala dia menolak, lihat bagaimana anak Nabi Nuh, isteri Nabi Luth, ayah Nabi Ibrahim bahkan tidak sedikit anak-anak kiayi yang jadi murtad, juga tidak kurang banyaknya keturunan penjahat jadi pahlawan kebenaran ketika hidayah iman menyeruak ke kalbunya.

Tapi iman tidak sebatas pengakuan saja, dia akan dibuktikan dengan ujian-ujian yang akan dihadapinya, jauh perjalanan hidup yang dilaluinya sebanyak itu pula dia akan menerima ujian dan cobaan dari Allah sebagai sarana untuk menguji ketangguhan imannya;
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" [Al Ankabut 29;2]
           
            Allah juga membimbing hamba-Nya melalui pelajaran masa lalu, untuk dilihat dan ditelaah, banyak ilmu dan pelajaran berharga yang dapat diambil dari segala kejadian itu, bila kejadian itu buruk maka ambil pelajaranlah untuk tidak terjadi lagi peristiwa itu, dalam surat As Saba’ Allah menerangkan kehancuran negeri Saba’ yang diawali dari keingkaran ummatnya;
,”Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan Kami ganti kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon berbuah pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.”[As Saba’ 34;16-17].

Allah berkuasa untuk menentukan bentuk azab yang akan diberikan kepada kaum yang membangkang, mengingkari Allah, tidak bersyukur serta melakukan berbagai kemungkaran;
"Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri". [Al Ankabut 29;40]

            ArRasyid, Allah Yang MahaPembimbing, Engkaubimbingamakhluk-Mu denganberbagaisaranauntukmemahamidanmengetahuitentangkeberadaan-Nya yang harustundukdantaatkepadaKhaliqnya, saranabimbingan-Mu sudahterlalubanyaksebagaipelajarankepada kami, EngkauturunkannabidanrasuldenganRisalahkebenaransebagaipedomannya. Sudahcukupsebenarnyaya Allah bimbingan yang Engkauberikan, karenakefasikan, kemunafiqandankemusyrikanlah yang membuat kami butadantulisehinggatidakmengambilpelajarandaribimbingan-Mu.

YaIlahi, Allah Yang MahaMembimbing, bukakahlahhati kami sehinggabisamemahamiajaran-Mu yang tertulisataukejadian di alamini, bukakanlahmata kami ya Allah sehinggadalammelihatkebenarandanberupayauntukmengamalkandanmemperjuangkannya, bukakanlahtelinga kami untukmendengarkansegalapesandannasehatdariWahyu-Mu dandarisunnahnabi-Mu sehingga kami menjadimukmin yang punyailmu, wallahua'lam [CubadakSolok, 05 JumadilAwal 1432.H/ 09 April 2011.M, Jam 20;23].

Referensi;
1. Al Qur’an danterjemahannya, Depag RI 1994/1995
2. KumpulanCeramahPraktis, MukhlisDenros, 2009
3.KH, Gymnastiar, ManajemenQalbu, IlmuPembersihHati,
 4.www.wikipedia bebas



Tidak ada komentar:

Posting Komentar