AR RASYID
[ Maha Pembimbing]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Asmaaulhusnasecaraharfiahialahnama-nama, sebutan, gelarAllah yang
baikdanagungsesuaidengansifat-sifat-Nya.Nama-namaAllah yang
agungdanmuliaitumerupakansuatukesatuan yang menyatudalamkebesarandankehebatanmilikAllah.
Para
ulamaberpendapatbahwakebenaranadalahkonsistensidengankebenaran yang lain.
Dengancaraini, umatMuslimtidakakanmudahmenulis"Allah
adalah ...", karenatidakadasatuhal pun yang dapatdisetarakandengan
Allah, akantetapiharusdapatmengertidenganhatidanketeranganAl-Qur'antentangAllahta'ala. Pembahasanberikuthanyalahpendekatan
yang disesuaikandengankonsepakalkita
yang sangatterbatasini.Semua kata yang ditujukanpadaAllahharusdipahamikeberbedaannyadenganpenggunaanwajar
kata-kata itu.Allahitutidakdapatdimisalkanataudimiripkandengansegalasesuatu,
sepertitercantumdalamsuratAl-Ikhlas.
"Katakanlah:
"Dia-lahAllah,
Yang MahaEsa. AllahadalahTuhan yang bergantungkepada-Nyasegalasesuatu.Diatiadaberanakdantiada
pula diperanakkan, dantidakadaseorang pun yang setaradenganDia".(QS. Al-Ikhlas 122: 1-4)
Para ulamamenekankanbahwaAllahadalahsebuahnamakepadaDzat yang pastiadanamanya.
Semuanilaikebenaranmutlakhanyaada (danbergantung) pada-Nya.Dengandemikian, Allah Yang MemilikiMahaTinggi.TapijugaAllah Yang MemilikiMahaDekat.AllahMemilikiMahaKuasadanjugaAllahMahaPengasihdanMahaPenyayang. Sifat-sifatAllahdijelaskandenganistilahAsmaaulHusna,
yaitunama-nama, sebutanataugelar yang baik..[www.wikipedia bebas]
ArRasyid,
Yang MahaPembimbing.Diberi-Nyamakhlukperlengkapanhidupberupaakalfikiranuntukmenggalipotensi
yang adapadadirisendiri, potensi yang adapadaalamsebagaisaranabagikehidupannya,
Allah membimbinghamba-Nyakejalan yang benarmelaluihidayah-Nya, yang
merupakankaruniabesardari Allah.
“Dan
ketahuilaholehmubahwa di
kalanganmuadaRasulullah.kalauiamenurutikemauanmudalambeberapaurusanbenar-benarlahkamumendapatkesusahan,
tetapi Allah menjadikankamu 'cinta' kepadakeimanandanmenjadikankeimananituindah
di dalamhatimusertamenjadikankamubencikepadakekafiran, kefasikan,
dankedurhakaan. merekaItulah orang-orang yang mengikutijalan yang
lurus,sebagaikaruniadannikmatdari Allah. dan Allah MahamengetahuilagiMahaBijaksana’’.[Al
Hujurat 49;7-8]
Manusia disebut juga dengan ”Homo Religius” yaitu
manusia dasarnya beragama sehingga cendrung kepada kebenaran sebagai pedoman
hidup yang dapat membawa kepada keselamatan, dasar agama yang dimiliki manusia digambarkan
Allah dalam surat Al A’raf 7;172
”Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka seraya berfirman, ”Bukankah Aku Tuhanmu?” mereka menjawab,
”Betul, Engkau Tuhan kami, kami menjadi
saksi”. Kami lakukan yang demikian itu agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan, ”Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini”.
Dari
ayat ini jelas dan tegas sekali bahwa sebelum manusia lahir ke dunia ini telah
dibekali dengan agama yaitu ajaran Tauhid yang siap menjadikan Allah sebagai
Tuhan, sehingga layak kalau kebenaran dijauhkan atau ajaran Tauhid
dicampuradukkan, manusia tetap mencarinya sampai menemukan kebenaran yang
hakiki. Sejak dari alam rahim bahkan alam ruh, yang kita tidak tahu dimana alam
ruh itu, Allah telah membimbing hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya sebagai
Tuhan, yang bimbingan itu akan dilanjutkan kelak bersama nabi dan rasul-Nya
dengan risalah yang diberikan.
Menurut
Ki.H.MA. Mahfudz ada empat bukti yang terdapat didalam jiwa manusia yang
menyatakan bahwa manusia sewaktu di alam ruh dahulu itu sudah menyaksikan
sifat-sifat Tuhan, yaitu;
- Adanya rasa takut dalam jiwa manusia, yang disebabkan karena menyaksikan sifat-sifat kemahagagahan dan kemahakuasaan Allah.
- Adanya rasa harap dalam jiwa manusia, yang disebabkan oleh karena menyaksikan sifat-sifat kemahapenyayangan dan kemahapengasihan Allah.
- Adanya rasa indah dalam jiwa manusia, yang disebabkan oleh karena menyaksikan sifat-sifat kemahaindahan Allah.
- Adanya rasa agama [bertuhan] dalam jiwa manusia, yang disebabkan oleh karena menyaksikan sifat-sifat Allah dalam keseluruhannya.
Kehadiran
Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad adalah kelanjutan risalah dari
nabi-nabi sebelumnya sekaligus menuntun fithrah manusia agar tetap berada pada
posisi tauhid yang benar lalu melepaskan watak jahiliyah, Sayyid Qutb dalam
bukunya Petunjuk Jalan, 1980 menyebutkan sebuah sistem. Manusia...sekiranya
mereka hidup dengan mempraktekkan seluruh sistem Allah, mereka adalah muslim,
dan sekiranya mereka hidup dengan mempraktekkan sistem-sistem ciptaan manusia,
mereka sebenarnya melakukan sesuatu yang berlawanan dengan undang-undang alam,
bertentangan dengan fithrah kejadian dan fithrah diri mereka sendiri, dengan
sifat diri mereka sebagai sebagian daripada kejadian...pertentangan ini akan
mengakibatkan kehancuran, baik cepat atau lambat...
Allah
Ar Rasyid, Yang Maha Pembimbing, begitu indahnya bimbingan yang diberikan untuk
mendidik dan mengarahkan manusia khususnya ke jalan yang benar, bimbingan itu
memunculkan nabi dan rasul membawa ilmu yang dipelajari oleh ummatnya, dengan
ilmu itulah bimbingan Allah akan berlanjut hingga mencapai fase memahami dan
mengamalkan.
Ilmuituhakikatnyaadalahkalimat-kalimat
Allah AzzawaJalla. Terhadapilmunyasungguhtidakakanpernahadasatu pun makhluk di
jagatrayaini yang bisamengukurKemahaluasan-Nya. sesuaidenganfirman-Nya,;
"Katakanlah
:Kalausekiranyalautanmenjaditintauntuk (menuliskan) kalimat-kalimatTuhanku,
sungguhhabislahlautanitusebelumhabis (dituliskan) kalimat-kalimatTuhanku,
meskipun Kami datangkantambahansebanyakitu (pula)." (QS. Al Kahfi 18 :
109).
Adapunilmu
yang dititipkankepadamanusiamungkintidaklebihdarisetitik air di
tengahsamuderaluas.Kendatipundemikian, barangsiapa yang dikaruniaiilmuoleh
Allah, yang denganilmutersebutsemakinbertambahdekatdankiantakutlahiakepada-Nya,
niscaya;
"Allah
akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang
diberiilmupengetahuanbeberapaderajat."
(QS. Al Mujadilah [58] : 11).
Sungguhjanji
Allah itutidakakanpernahmelesetsedikit pun!
Akan tetapi,
walaupunhanya "setetes" ilmu Allah yang dititipkankepadamnusia,
namunsangatbanyakragamnya.ilmuitubaikkitakajisepanjangmembuatkitasemakintakutkepada
Allah. Inilahilmu yang paling berkah yang
haruskitacari.sepanjangkitamenuntutilmuitujelas (benar) niatmaupuncaranya,
niscayakitaakanmendapatkanmamfaatdarinya.
Hal lain yang
hendaknyakitakajidenganseksamaadalahbagaimanacaranya agar
kitadapatmemperolehilmu yang sinarcahayanyadapatmeluas di dalam dada
sertadapatmembukapenutuphati? Imam Syafiiketikamasihmenuntutilmu, pernahmengeluhkepadagurunya."Wahai,
Guru. Mengapailmu yang
sedangkukajiinisusahsekalimemahaminyadanbahkancepatlupa?"Sang guru
menjawab, "Ilmuituibaratcahaya.Iahanyadapatmenerangigelas yang
beningdanbersih."Artinya, ilmuitutidakakanmenerangihati yang
keruhdanbanyakmaksiatnya.
Karenanya,
janganherankalaukitadapatiada orang yang
rajinmendatangimajelis-majelista'limdanpengajian,
tetapiakhlakdanperilakunyatetapburuk.Mengapademikian?itudikarenakanhatinyatidakdapatterterangiolehilmu.
Laksana air kopi yang kentaldalamgelas yang
kotor.Kendatiditerangidengancahayasekuatapapun,
sinarnyatidakakanbisamenembusdanmenerangiisigelas.
Begitulahkalaukitasudahtamakdanrakuskepadaduniasertagemarmaksiat, maka sang
ilmutidakakanpernahmenerangihati.
Padahalkalauhatikitabersih,
iaibaratgelas yang bersihdiisidengan air yang bening. Setitikcahaya pun
akanmampumenerangiseisigelas. Walhasil, bilakitamenginginkanilmu yang
bisamenjadiladangamalshalih, makausahakanlahketikamenimbanya,
hatikitaselaludalamkeadaanbersih.hati yang bersihadalahhati yang
terbebasdariketamakanterhadapurusanduniadantidakpernahdigunakanuntukmenzhalimisesama.
Semakinhatibersih, kitaakansemakindipekakanoleh Allah untukbisamendapatkanilmu
yang bermamfaat. darimana pun ilmuitudatangnya. Disampingitu, kita pun
akandiberikesanggupanuntukmenolaksegalasesuatu yang akanmembawamudharat.[KH,
Gymnastiar, ManajemenQalbu, IlmuPembersihHati,]
Allah membimbing hamba-Nya dengan ujian-ujian
dalam kehidupan ini untuk mengukur keberhasilan hidup yang dilalui, setiap
pengakuan dari hamba-Nya harus dibuktikan dengan ujian, ujianlah alat ukur
berhasil atau gagalnya tarbiyyah itu.Kalaulah ada sebuah mutiara yang dimiliki
oleh seseorang maka dia akan menjaga mutiara itu dengan sebaik-baiknya,
diletakkan dalam sebuah kotak, kotak tadi dibungkus lalu dimasukkan pada sebuah
laci, laci itu dalam lemari, lemari ada dalam kamar, kamar dikunci, rumahpun
dikunci dengan kuat, sampai pintu gerbangpun kadangkala ada satpam yang
menjaganya. Mutiara itu adalah iman yaitu sebuah harta yang tidak terhingga
harganya bagi mereka yang mengerti tentang pentingnya iman.
Tidak semua orang mendapat hidayah iman, mereka
adalah orang-orang pilihan Allah, disamping mereka berupaya mencari dan
mengharapkan juga kemurahan Allah kepadanya. Bagaimana Fir’aun yang hidup bersama Nabi Musa dan
isterinya Asyiyah tapi dia tidak tersentuh oleh iman, Abu Thalib dengan
kemampuannya telah mengamankan da’wah Rasulullah tapi ketika diminta oleh
beliau untuk mengucapkan kalimat iman saat mau meninggal, dengan gelengan
kepala dia menolak, lihat bagaimana anak Nabi Nuh, isteri Nabi Luth, ayah Nabi
Ibrahim bahkan tidak sedikit anak-anak kiayi yang jadi murtad, juga tidak
kurang banyaknya keturunan penjahat jadi pahlawan kebenaran ketika hidayah iman
menyeruak ke kalbunya.
Tapi iman tidak sebatas pengakuan saja, dia akan
dibuktikan dengan ujian-ujian yang akan dihadapinya, jauh perjalanan hidup yang
dilaluinya sebanyak itu pula dia akan menerima ujian dan cobaan dari Allah
sebagai sarana untuk menguji ketangguhan imannya;
"Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" [Al Ankabut
29;2]
Allah juga membimbing
hamba-Nya melalui pelajaran masa lalu, untuk dilihat dan ditelaah, banyak ilmu
dan pelajaran berharga yang dapat diambil dari segala kejadian itu, bila
kejadian itu buruk maka ambil pelajaranlah untuk tidak terjadi lagi peristiwa
itu, dalam surat As Saba’ Allah menerangkan kehancuran negeri Saba’ yang diawali
dari keingkaran ummatnya;
,”Maka
Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan
Kami ganti kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon
berbuah pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara. Demikianlah
Kami memberi Balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. dan Kami tidak
menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang
sangat kafir.”[As Saba’
34;16-17].
Allah berkuasa untuk menentukan bentuk azab yang
akan diberikan kepada kaum yang membangkang, mengingkari Allah, tidak bersyukur
serta melakukan berbagai kemungkaran;
"Maka
masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka
ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan
Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri". [Al Ankabut 29;40]
ArRasyid,
Allah Yang MahaPembimbing, Engkaubimbingamakhluk-Mu denganberbagaisaranauntukmemahamidanmengetahuitentangkeberadaan-Nya
yang harustundukdantaatkepadaKhaliqnya, saranabimbingan-Mu
sudahterlalubanyaksebagaipelajarankepada kami,
EngkauturunkannabidanrasuldenganRisalahkebenaransebagaipedomannya.
Sudahcukupsebenarnyaya Allah bimbingan yang Engkauberikan, karenakefasikan,
kemunafiqandankemusyrikanlah yang membuat kami
butadantulisehinggatidakmengambilpelajarandaribimbingan-Mu.
YaIlahi,
Allah Yang MahaMembimbing, bukakahlahhati kami sehinggabisamemahamiajaran-Mu
yang tertulisataukejadian di alamini, bukakanlahmata kami ya Allah
sehinggadalammelihatkebenarandanberupayauntukmengamalkandanmemperjuangkannya, bukakanlahtelinga
kami untukmendengarkansegalapesandannasehatdariWahyu-Mu dandarisunnahnabi-Mu
sehingga kami menjadimukmin yang punyailmu, wallahua'lam [CubadakSolok, 05 JumadilAwal 1432.H/ 09 April 2011.M, Jam
20;23].
Referensi;
1. Al Qur’an danterjemahannya,
Depag RI 1994/1995
2. KumpulanCeramahPraktis,
MukhlisDenros, 2009
4.www.wikipedia bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar