AL WARITS
[Ahli Waris Yang Sebenarnya]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Asmaul husna, adalah
nama-nama dan sifat-sifat Allah yang baik, bukan hanya untuk dihafal dan dibaca
dengan jumlah tertentu dengan mengandalkan khasiatnya, tapi dalam asmaul husna
itu terkandung banyak pelajaran, berlimpahnya ilmu yang dapat disauk, tidak
sedikit wasiat yang memberikan khasiat bagi kesembuhan penyakit penyakit yang
menyerang iman seseorang. Iman harus diobati dengan tauhid yang terkandung
dalam keutamaan asmaul husna. Salah satu nama dan sifat Allah yang Agung itu
adalah Al Warits yaitu Ahli waris Yang Sebenarnya.
”Dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan
mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi.”[Al Hijr 15;23].
Allah adalah Pewaris yang sebenarnya, mewariskan
sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia, warisan itu adalah islam
yang tertuang dalam Al Qur’an sebagai pedoman dalam hidup, siapa saja yang
mengikutinya pasti akan selamat di dunia hingga akherat, tapi dengan adanya
warisan itu muncullah tiga kelompok manusia;
”Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami
pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya
diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara
mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[1260] dengan izin Allah.
yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.”[Al Fathir 35;32]
Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya dirinya
sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan
pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya,
sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat
kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya Amat banyak dan Amat jarang berbuat
kesalahan.
Para nabi dan rasul yang menerima warisan dari
Allah, mereka akan menjaga dan memperjuangkan warisan itu hingga keanak-cucu
dan keturunan berikutnya, sebab siapa saja yang tidak mau menerima warisan
mulia dari Allah maka celakalah hidupnya. Inilah yang dialami oleh nabi
Zakaria, dia khawatir tidak mendapatkan keturunan yang akan melanjutkan warisan
kenabian dan warisan risalah sebagai kelanjutan dari kenabian.
”Dan Sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku,
sedang isteriku adalah seorang yang mandul, Maka anugerahilah aku dari sisi
Engkau seorang putera,yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga
Ya'qub; dan Jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai".[Maryam 19;5-6]
Yang dimaksud oleh Zakaria dengan mawali ialah
orang-orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan urusannya
sepeninggalnya.Yang dikhawatirkan Zakaria ialah kalau mereka tidak dapat
melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorangpun diantara mereka
yang dapat dipercayainva, oleh sebab itu Dia meminta dianugerahi seorang anak.
Ayat ini mengisahkan Nabi Zakaria yang resah
karena umur telah tua, tulangnya telah lemah dan rambutnya telah beruban tapi
belum diberi anak sementara isterinya mandul. Menurut Al Baidhawi, kala itu
Zakaria telah berumur 60 tahun, bahkan ada yang mengatakan 99 tahun, ia
khawatir tidak mempunyai anak, nantinya siapa yang akan jadi warisnya, warisan
yang ditinggalkan adalah syariat agama dan ilmu.
Warisan
juga diberikan kepada nabi Daud dan Sulaiman, warisan itu bukan semata-mata
kekuasaan dan harta yang berlimpah tapi risalah tauhid yang harus tetap
bertahan di dunia ini dengan perjuangan makhluk-Nya yaitu para nabi dan
rasul-Nya;
"Dan
sesungguhnya Kami telahmemberiilmukepadaDauddanSulaiman;
dankeduanyamengucapkan: 'Segalapujibagi Allah yang melebihkan kami
darikebanyakanhamba-hamba-Nya yang beriman.' Dan
SulaimantelahmewarisiDauddandiaberkata: 'Haimanusia, kami
telahdiberipengertiantentangsuaraburungdan kami diberisegalasesuatu,
sesungguhnya (semua) inibenar-benarsuatukurnia yang nyata.'" (QS. an-Naml: 15-16)
"Dan
SulaimantelahmewarisiDaud. "BeliaumewarisiDauddalamsisikenabiandankekuasaan,
bukanmewarisihartakeranaparanabitidakmewariskan.Sebabsepeninggalmereka,
hartamerekamenjadisedekahbagi orang-orang yang ada di sekitarmereka, yaitu
orang-orang fakir dan orang yang membutuhkan.Dan hartaparanabitidakdikhususkanbagikalangankeluarganya.Rasulullah
saw bersabda: "Kami paranabitidakmewariskan."
SulaimanmewarisikenabiandariDaud.Iniadalahhal yang jelas.Allah s.w.t
telahmemilihnyasebagaiNabidariBaniIsrail.Begitujuga, Allah s.w.t telahmemberinyakekuasaan
(kerajaan) sehinggaiamenjadipimpinanBaniIsrail. Barangkalisesuatu yang paling
penting yang diwarisiolehSulaimandariDaudadalahtradisimiliter.Kemajuanmiliter
yang
dahsyatinitelahberpindahkepadaSulaiman.Daudsebenarnyaadalahseorangpenggembalakambing
yang miskin, tetapiseiringdenganperjalananwaktu, iamenjadikomandanpasukan yang
tiadatandingannya. Perubahankeadaaniniadalahsebagaibentukilhamdari Allah s.w.t
dansebagaidukungandari-Nya.
Daudmengetahuibahawakekuatan
yang hakiki yang mengaturalamwujudadalahkekuatan Allah s.w.t.
KetikaiamenghulurkantangannyadanmemegangpotonganbatulalubeliaumelemparkannyamelaluikatapelnyakearahJalut,
makainisebagaibentukdemonstrasikekuatandarinya.
KehadiranNabiDaudmengubahkeadaanpasukanBaniIsrail di manamerekasebelumnyalarijikaberhadapandenganmusuh,
makakinikeberadaanmerekamulaidiperhitungkan.Di masahidupnya,
Daudmengalamipeperangan yang cukupbanyaknamun Al-Quran
tidakmenceritakansecaraterperincihalitu. Al-Quran adalahkitabdakwah di jalan
Allah s.w.t, danbukankitabsejarah.[Pak Ndak - KisahNabi-nabi
Allah, 2007]
Dunia yang diciptakan Allah beserta isinya ini
dihuni oleh makhluk, dari berbagai jenisnya, sejak dari tumbuh-tumbuhan, hewan
dan manusia, sebenarnya yang layak untuk menghuni dunia ini hanya manusia,
itupun bukan sembarang manusia tapi manusia yang termasuk hamba Allah, hamba
Allah yang shalehlah yang layak mempusakai dunia ini;
“Dan sungguh Telah kami tulis didalam Zabur
sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini dipusakai
hamba-hambaKu yang saleh” [Al Anbiya’ 21;105]
Keputusan itu sudah menjadi janji dari Allah untuk
menjadikan orang yang shaleh penghuni dunia ini, sebab orang yang shalehlah
yang mampu menjaga warisan yang diberikan Allah. Dengan banyaknya orang-orang
kafir penghuni dunia ini sebenarnya Allah membuka peluang kepada orang-orang
yang shaleh untuk berjuang agar banyak orang-orang shaleh hidup di dunia ini.
”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa,.”[An Nur 24;55]
Orang-orang jahiliyyah, yang tidak menerima
nilai-nilai tauhid merekapun tidak henti-hentinya untuk memelihara dan
mempertahankan serta mewariskan segala warisan yang sudah mereka terima sejak
dahulu, padahal warisan itu jauh dari kebenaran dan sesatsecara ilmiah. Bila
disodorkan kepada mereka risalah da’wah islamiyyah yang menjadi warisan Allah,
mereka menolak dengan berbagai dalih yang tidak masuk akal, sebab akal mereka
sudah dibelenggu oleh warisan nenek moyang.
”Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang
telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya
mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami".
"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".[Al Baqarah 2;170]
Ironisnya,walaupun pewaris pusaka nenek moyang
mengetahui dan mengakui bahwa warisan yang mereka terima itu tidak mendatangkan
manfaat bila dilakukan dan tidak mendatangkan resiko apapun bila ditinggalkan
tapi mereka tidak akan meninggalkannya sebab warisan nenek moyang, peninggalan
adata dan budaya bagai mereka adalah segala-galanya, lihatlah bagaimana dialok
nabi Ibrahim dengan ummatnya;
”Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah
yang kamu sembah?"mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala
dan Kami Senantiasa tekun menyembahnya". berkata Ibrahim: "Apakah
berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?, atau
(dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?" mereka
menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang Kami
berbuat demikian". Ibrahim berkata:
"Maka Apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu
dan nenek moyang kamu yang dahulu?,[Asy Syu’ara 26;70-76]
Kalau
kita tidak mampu meninggalkan materi kepada anak kita karena kita juga miskin
maka paling tidak janganlah meninggalkan hutang kepada mereka yang membuat
anak-anak kesusahan sepanjang masa, dalam sejarah nabi Musa terdapat kisah yang
mengingatkan seorang ayah yang meninggalkan harta untuk anak-anaknya kelak;
"Adapun dinding
rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada
harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang
saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya
dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu........Al Kahfi
18;82].
Orang-orang
yang beriman dengan kriteria yang disebutkan Allah dalam surat Al Mukminun
23;1-11 akan menerima warisan mahal dari Allah di akherat kelak yaitu Syurga
Firdaus, yang tidak sembarang orang bisa memasukinya, dan ini merupakan warisan
dari Pemberi Waris Yang Maha Kaya;
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang
yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri
dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang
menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari
yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
10. mereka Itulah
orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan
mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.
Al Warits, Allah sebagai
ahli waris yang sebenarnya, jadikanlah kami ini hamba-Mu yang siap untuk
menerima dan mempertahankan warisan yang Engkau amanahkan kepada Rasul-Nya
yaitu Al Qur’an dan Al Hadits, sesuai dengan janji-Mu bahwa tidak akan sesat
selamanya bagi siapa yang berpegang teguh dengan dua warisan itu. Wallah a’lam [CubadakSolok,
02 JumadilAwal 1432.H/ 06 April 2011.M, Jam 22;48].
Referensi;
1. Al Qur’an danterjemahannya,
Depag RI 1994/1995
2. KumpulanCeramahPraktis, MukhlisDenros,
2009
3.PakNdak - KisahNabi-nabi
Allah, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar