Kamis, 18 Juni 2015

33. Al Warist, Ahlil Waris Yang Sebenarnya






AL WARITS
[Ahli Waris Yang Sebenarnya]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS

                Asmaul husna, adalah nama-nama dan sifat-sifat Allah yang baik, bukan hanya untuk dihafal dan dibaca dengan jumlah tertentu dengan mengandalkan khasiatnya, tapi dalam asmaul husna itu terkandung banyak pelajaran, berlimpahnya ilmu yang dapat disauk, tidak sedikit wasiat yang memberikan khasiat bagi kesembuhan penyakit penyakit yang menyerang iman seseorang. Iman harus diobati dengan tauhid yang terkandung dalam keutamaan asmaul husna. Salah satu nama dan sifat Allah yang Agung itu adalah Al Warits yaitu Ahli waris Yang Sebenarnya.
”Dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi.”[Al Hijr 15;23].

Allah adalah Pewaris yang sebenarnya, mewariskan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia, warisan itu adalah islam yang tertuang dalam Al Qur’an sebagai pedoman dalam hidup, siapa saja yang mengikutinya pasti akan selamat di dunia hingga akherat, tapi dengan adanya warisan itu muncullah tiga kelompok manusia;
”Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[1260] dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.”[Al Fathir 35;32]

Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya Amat banyak dan Amat jarang berbuat kesalahan.

Para nabi dan rasul yang menerima warisan dari Allah, mereka akan menjaga dan memperjuangkan warisan itu hingga keanak-cucu dan keturunan berikutnya, sebab siapa saja yang tidak mau menerima warisan mulia dari Allah maka celakalah hidupnya. Inilah yang dialami oleh nabi Zakaria, dia khawatir tidak mendapatkan keturunan yang akan melanjutkan warisan kenabian dan warisan risalah sebagai kelanjutan dari kenabian.
”Dan Sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, Maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan Jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai".[Maryam 19;5-6]

Yang dimaksud oleh Zakaria dengan mawali ialah orang-orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan urusannya sepeninggalnya.Yang dikhawatirkan Zakaria ialah kalau mereka tidak dapat melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorangpun diantara mereka yang dapat dipercayainva, oleh sebab itu Dia meminta dianugerahi seorang anak.

Ayat ini mengisahkan Nabi Zakaria yang resah karena umur telah tua, tulangnya telah lemah dan rambutnya telah beruban tapi belum diberi anak sementara isterinya mandul. Menurut Al Baidhawi, kala itu Zakaria telah berumur 60 tahun, bahkan ada yang mengatakan 99 tahun, ia khawatir tidak mempunyai anak, nantinya siapa yang akan jadi warisnya, warisan yang ditinggalkan adalah syariat agama dan ilmu.

                Warisan juga diberikan kepada nabi Daud dan Sulaiman, warisan itu bukan semata-mata kekuasaan dan harta yang berlimpah tapi risalah tauhid yang harus tetap bertahan di dunia ini dengan perjuangan makhluk-Nya yaitu para nabi dan rasul-Nya;
"Dan sesungguhnya Kami telahmemberiilmukepadaDauddanSulaiman; dankeduanyamengucapkan: 'Segalapujibagi Allah yang melebihkan kami darikebanyakanhamba-hamba-Nya yang beriman.' Dan SulaimantelahmewarisiDauddandiaberkata: 'Haimanusia, kami telahdiberipengertiantentangsuaraburungdan kami diberisegalasesuatu, sesungguhnya (semua) inibenar-benarsuatukurnia yang nyata.'" (QS. an-Naml: 15-16)

"Dan SulaimantelahmewarisiDaud. "BeliaumewarisiDauddalamsisikenabiandankekuasaan, bukanmewarisihartakeranaparanabitidakmewariskan.Sebabsepeninggalmereka, hartamerekamenjadisedekahbagi orang-orang yang ada di sekitarmereka, yaitu orang-orang fakir dan orang yang membutuhkan.Dan hartaparanabitidakdikhususkanbagikalangankeluarganya.Rasulullah saw bersabda: "Kami paranabitidakmewariskan." SulaimanmewarisikenabiandariDaud.Iniadalahhal yang jelas.Allah s.w.t telahmemilihnyasebagaiNabidariBaniIsrail.Begitujuga, Allah s.w.t telahmemberinyakekuasaan (kerajaan) sehinggaiamenjadipimpinanBaniIsrail. Barangkalisesuatu yang paling penting yang diwarisiolehSulaimandariDaudadalahtradisimiliter.Kemajuanmiliter yang dahsyatinitelahberpindahkepadaSulaiman.Daudsebenarnyaadalahseorangpenggembalakambing yang miskin, tetapiseiringdenganperjalananwaktu, iamenjadikomandanpasukan yang tiadatandingannya. Perubahankeadaaniniadalahsebagaibentukilhamdari Allah s.w.t dansebagaidukungandari-Nya.

Daudmengetahuibahawakekuatan yang hakiki yang mengaturalamwujudadalahkekuatan Allah s.w.t. KetikaiamenghulurkantangannyadanmemegangpotonganbatulalubeliaumelemparkannyamelaluikatapelnyakearahJalut, makainisebagaibentukdemonstrasikekuatandarinya. KehadiranNabiDaudmengubahkeadaanpasukanBaniIsrail di manamerekasebelumnyalarijikaberhadapandenganmusuh, makakinikeberadaanmerekamulaidiperhitungkan.Di masahidupnya, Daudmengalamipeperangan yang cukupbanyaknamun Al-Quran tidakmenceritakansecaraterperincihalitu. Al-Quran adalahkitabdakwah di jalan Allah s.w.t, danbukankitabsejarah.[Pak Ndak - KisahNabi-nabi Allah, 2007]

Dunia yang diciptakan Allah beserta isinya ini dihuni oleh makhluk, dari berbagai jenisnya, sejak dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, sebenarnya yang layak untuk menghuni dunia ini hanya manusia, itupun bukan sembarang manusia tapi manusia yang termasuk hamba Allah, hamba Allah yang shalehlah yang layak mempusakai dunia ini;
 “Dan sungguh Telah kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh” [Al Anbiya’ 21;105]

Keputusan itu sudah menjadi janji dari Allah untuk menjadikan orang yang shaleh penghuni dunia ini, sebab orang yang shalehlah yang mampu menjaga warisan yang diberikan Allah. Dengan banyaknya orang-orang kafir penghuni dunia ini sebenarnya Allah membuka peluang kepada orang-orang yang shaleh untuk berjuang agar banyak orang-orang shaleh hidup di dunia ini.
”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,.”[An Nur 24;55]

Orang-orang jahiliyyah, yang tidak menerima nilai-nilai tauhid merekapun tidak henti-hentinya untuk memelihara dan mempertahankan serta mewariskan segala warisan yang sudah mereka terima sejak dahulu, padahal warisan itu jauh dari kebenaran dan sesatsecara ilmiah. Bila disodorkan kepada mereka risalah da’wah islamiyyah yang menjadi warisan Allah, mereka menolak dengan berbagai dalih yang tidak masuk akal, sebab akal mereka sudah dibelenggu oleh warisan nenek moyang.
”Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".[Al Baqarah 2;170]

Ironisnya,walaupun pewaris pusaka nenek moyang mengetahui dan mengakui bahwa warisan yang mereka terima itu tidak mendatangkan manfaat bila dilakukan dan tidak mendatangkan resiko apapun bila ditinggalkan tapi mereka tidak akan meninggalkannya sebab warisan nenek moyang, peninggalan adata dan budaya bagai mereka adalah segala-galanya, lihatlah bagaimana dialok nabi Ibrahim dengan ummatnya;
”Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?"mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan Kami Senantiasa tekun menyembahnya". berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?, atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?" mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang Kami berbuat demikian".  Ibrahim berkata: "Maka Apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?,[Asy Syu’ara 26;70-76]

            Kalau kita tidak mampu meninggalkan materi kepada anak kita karena kita juga miskin maka paling tidak janganlah meninggalkan hutang kepada mereka yang membuat anak-anak kesusahan sepanjang masa, dalam sejarah nabi Musa terdapat kisah yang mengingatkan seorang ayah yang meninggalkan harta untuk anak-anaknya kelak;
"Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu........Al Kahfi 18;82].

Orang-orang yang beriman dengan kriteria yang disebutkan Allah dalam surat Al Mukminun 23;1-11 akan menerima warisan mahal dari Allah di akherat kelak yaitu Syurga Firdaus, yang tidak sembarang orang bisa memasukinya, dan ini merupakan warisan dari Pemberi Waris Yang Maha Kaya;
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.

            Al Warits, Allah sebagai ahli waris yang sebenarnya, jadikanlah kami ini hamba-Mu yang siap untuk menerima dan mempertahankan warisan yang Engkau amanahkan kepada Rasul-Nya yaitu Al Qur’an dan Al Hadits, sesuai dengan janji-Mu bahwa tidak akan sesat selamanya bagi siapa yang berpegang teguh dengan dua warisan itu. Wallah a’lam [CubadakSolok, 02 JumadilAwal 1432.H/ 06 April 2011.M, Jam 22;48].

Referensi;
1. Al Qur’an danterjemahannya, Depag RI 1994/1995
2. KumpulanCeramahPraktis, MukhlisDenros, 2009
3.PakNdak - KisahNabi-nabi Allah, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar