AL MUAKHIR
[Yang Mengakhiri
Makhluk]
Oleh Drs.
St. MUKHLIS DENROS
Allah
yang menciptakan alam raya dan seluruh makhluknya, Dia
menghidupkan dan mematikan, Dia yang memulai kehidupan bagi makhluknya dan Dia
pula yang mengakhirinya, Dia berkuasa atas segala sesuatunya tanpa dikuasai
oleh yang lain. Bila kehidupan makhluknya akan berakhir maka tidaklah dapat
didahulukan oleh siapapun dan tidak pula tidak dapat diundurkan waktunya,
semuanya dibawah kekuasaan Khaliq, sebagaimana firman-Nya dalam surat Hud
11;104
”Dan Kami Tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang
tertentu”.
Karena
kematian itu hanya Allah saja yang tahu kapan terjadinya sehingga banyak orang
yang lupa bahkan melupakannya padahal sudah banyak contoh yang tampil di depan
matanya tentang kejadian kematian, tapi seolah-olah kejadian itu hanya untuk
orang saja, dia merasakan tidak akan tersentuh dengan akhirnya kehidupan.
Itulah makanya seorang mukmin agar mewaspadai akhir dari kehidupan ini sebelum
datang waktunya, ketika Al Muakhir memerintahkan untuk berakhir kehidupan
hamba-Nya maka tidak dapat untuk mengelak apalagi menolaknya, upaya untuk
mengingat kematian itu adalah berziarah.
Salah
satu hikmah berziarah ke kuburan dan hikmah melihat orang sakit hingga ada yang
meninggal adalah pelajaran bagi yang
hidup untuk zikrul maut yaitu mengingat kematian dalam rangka untuk menyuburkan
rohani sehingga iman dan taqwa dapat bertahan di dalam hati. Rasulullah
bersabda;"Perbanyaklah mengingat
akan pemusnah segala kenikmatan [Kematian] [HR.Turmuzi] "Siapa
yang mau berziarah kubur hendaklah berziarah, sebab ziarah kubur bisa mengingat
kematian".
Pada
kesempatan lain Rasulpun menyatakan bahwa orang yang mengingat mati adalah
orang yang pintar, karena pandangannya jauh ke depan yaitu hari yang lebih baik
kedepan selain itu juga berupaya mempersiapkan bekal di dunia ini dengan amal
ibadah.Umar bin Khattab bila dia teringat akan kematian maka badannya gemetar
bagai burung kedinginan dan menangis, sedangkan Abu Darda punya kegemaran duduk
dekat kuburan dalam rangka mengingat mati.
Akhir kehidupan makhluk di dunia ini termasuk
manusia adalah kematian yang dialaminya, hal itu tidak dapat lari darinya,
semua akan mengalami kematian tanpa membedakan satu sama lain. Karena hal itu
pasti akan dilalui oleh manusia maka persiapan yang perlu dilakukan adalah
menyuburkan rohani dengan ritual yang meringankan perjalanan kematian itu.
Rohani
akan tetap subur dengan pertumbuhan yang baik bila berupaya membayangkan hari
akherat dan yang berkaitan dengan kejadiannya.Nanti semua manusia dikumpulkan
di Padang Mashar dengan telanjang dan tanpa alas kaki dan tidak saling kenal
mengenal antara satu dengan lainnya, Matahari ketika itu sangat dekat sekali jaraknya
hanya diatas kepala manusia, bumi sebagai saksi atas perbuatan manusia di dunia
ketika hidup dahulu, termasuk anggota badan juga sebagai saksi atas amal
perbuatan manusia sebagaimana firman Allah dalam surat Yasin 36;65
"Pada
hari Ini kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan''
Neraka
itu memiliki lembah-lembah yang dalam sekali sehingga ada lembah yang kalau
kita lemparkan sebuah benda ke dalamnya, maka akan sampai benda itu ke dasar
lembah selama empat puluh ribu tahun
lamanya, di neraka disediakan palu godam untuk menyiksa orang-orang yang
berdosa, tangisan mereka sangat mengerikan sekali, orang-orang yang masuk neraka mereka memiliki
muka yang buruk dan baunya busuk sekali, dikala penduduk neraka menghendaki
minum mereka akan diberi minuman dari nanah dan darah;
"Di
hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah" [Ibrahim
14;16]
"Dan
Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim
itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek"[Al Kahfi 18;29]
Ya Al
Muakhir, yang mengakhiri makhluknya, mengakhiri dari kehidupan yang dilaluinya,
mengakhiri aktrivitasnya dari segala kegiatan yang selama ini digeluti sehingga
tidak mampu lagi berbuat, jangankan untuk orang lain sedangkan untuk dirinya
sendiri tidak mampu dilakukan, mengakhiri makhluknya dari kehidupan yang penuh
dengan dosa dan maksiat, kembali menemui Tuhannya dengan taubat dan mensucikan
diri, mengakhiri makhluknya dari semua jabatan yang pernah disandangnya,
kekuasaan bagaimanapun lama bercokol akan lengser juga dengan sendirinya karena
memang semua yang dimiliki manusia adalah amanah yang dititipkan sampai batasnya
akan dikembalikan kepada pemilik sebenarnya;
“
Dankepunyaan Allah-lahapa yang di langitdan yang di bumi, dansungguh kami
Telahmemerintahkankepada orang-orang yang diberiKitabsebelumkamudan (juga)
kepadakamu; bertakwalahkepada Allah. tetapijikakamukafirMaka (ketahuilah),
Sesungguhnyaapa yang di langitdanapa yang di bumihanyalahkepunyaan Allah dan
Allah Maha Kaya danMahaTerpuji.”[An Nisa’ 4;131]
Manusiahanyamampumerencanakan, memperjuangkandanmerebutkekuasaansertakemuliaandengancaraapapun,
tapikekuasaandankemuliaanitumilik Allah, yang hanyadiberikankepadasiapa yang
dikehendaki-NyadankelakAllahpunberhakuntukmencabutkembalikekuasaandankemuliaanitudarisiapa
yang dikehendaki-Nya, mamputidakakanmampumempertahankankekuasaandankemuliaan
yang sudahdiraihnya, suatuharikelak,
semuanyaituakanberakhirkarenasudahhabismasanyaatauakandiakhirisecarapaksaoleh
yang berhakuntukmerenggutsemuanyaitu.
’Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu’.[Ali Imran 3;26]
Ya Al
Muakhir, Allah yang mengakhiri makhluk-Nya, akhirilah kehidupan kami ini dalam
keadaan baik, yaitu kehidupan yang keislaman kami dalam keadaan baik tanpa
dicampuri dengan syirik, berilah kami iman yang tauhid yaitu iman yang hanya
menjadikan Engkau saja sebagai Tuhan kami, berilah kami ilmu yang selalu
bertambah sehingga dengan ilmu itu kami dapat mengetahui yang baik dan berupaya
untuk memperjuangankan yang baik itu, dan beri pula kami pengetahuan tentang
yang buruk sehingga kami berupaya untuk menyingkirkan yang buruk itu dalam
kehidupan kami, akhirilah kehidupan kami ya Allah setelah Kau berikan kepada
kami rezeki yang berkah yaitu rezeki yang halal dan baik untuk kehidupan kami,
beri pula kami kemampuan untuk membelanjakan rezeki itu kepada hal-hal yang engkau
perintahkan.
Ya Al
Muakhir, akhirilah kehidupan hamba-Mu ini setelah kami bertaubat, bertaubat
dari segala dosa dan maksiat yang hamba lakukan, karena terlalu banyak dosa
yang kami lakukan sehingga malu rasanya kalau hamba mengharapkan lebih banyak lagi
dari-Mu, ampunilah kami ya Allah dari segala dosa-dosa yang keji dan
kemungkaran yang kami lakukan selama ini, kalaulah Engkau tidak mengampuni
dosa-dosa kami maka sungguh ya Maukhir, kami termasuk hamba-Mu yang menganiaya
diri, maka celakalah akhir dari kehidupan ini.
Ya Al
Muakhir, berilah kami rahmat ketika datangnya maut yang kami tidak mampu untuk
mengelak dan menolaknya, dengan rahmat-Mu ya Allah kami akan melalui sakaratul
maut dengan baik dan berilah ampunan-Mu ya Allah sebelum akhir kehidupan ini,
tanpa ampunan-Mu maka hamba akan melalui akhir kehidupan ini dengan susah payah
sebagaimana susahnya orang-orang kafir ketika menghadapi maut.
Ya Al
Muakhir, jadikanlah kami orang-orang yang siap menghadapi maut, mengakhiri
kehidupan ini dengan ikhlas tanpa dibelenggu oleh dunia dan isinya,
ringankanlah kami menghadapi perjalanan akhir ini bersama-sama orang-orang yang
shaleh walaupun hamba ini tidak orang shaleh, berilah hamba rahmat-Mu
sebagaimana yang Engkau berikan kepada para nabi dan rasul-Mu walaupun hamba
ini bukanlah nabi dan rasulmu, rahmatilah hamba-Mu ini ya Allah dengan ampunan
dan kesudahan yang baik dari-Mu sebagaimana rahmat itu Kau berikan kepada para
syuhada’ walaupun hamba bukanlah syuhada’, dengan rahmat-Mu itulah kelak hamba
akan mendapatkan ampunan-Mu dan Syurga-Mu, wallahu a’lam [Cubadak Solok, 12
Rabiul Akhir 1432.H/ 17 Maret 2011.M, Jam 18;25 ]
Referensi;
1. Al
Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2. Kumpulan Ceramah
Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar