[Allah Pencipta ]
Oleh Drs. St. MUKHLIS DENROS
Al Khaliq adalah salah satu nama-nama Allah yang indah, kita sebut dengan
Asma ul Husna, artinya Allah Pencipta, yang menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya, dia Maha
Pencipta yang kita kagumi hasil penciptaan-Nya;
"
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak ada bagi kamu
selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi
syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”[As Sajadah
32;4]
Penciptaan alam semesta ini diakui oleh
orang-orang kafir di masa jahiliyyah walaupun ketika mereka dituntut untuk
menyembah Allah mereka menolak, artinya kafir Quraiys ketika itu mengakui Allah
dengan keimanan secara Rububiyyah yaitu
keimanan sebatas pengakuan tentang Maha Penciptanya Allah.
Duhai yang Maha
Pencipta, izinkan hamba menyebut dan menulis nama-Mu yang Maha Mulia. Sungguh
betapa agung nama-Mu, yang telah menciptakan segala. Rasanya, dengan hati dan
perasaan malu, kami membisikkan nama-Mu. Karena Engkau telah menciptakan
segala, tapi kami tak jenuh-jenuh berbuat dosa.
Janganlah Engkau kunci
hati kami. Jangan pula Engkau tutup jiwa kami. Dari kebenaran-Mu. Dari
kebesaran-Mu. Sungguh, kami tak ingin Engkau butakan. Sungguh, kami tak hendak
Engkau campakkan.
Duhai yang Maha
Pencipta, izinkan hamba menyebut dan menulis nama-Mu dengan segenap jiwa yang
penuh alpa. Tidak saja karena takut, tapi juga penuh rasa malu. Betapa
sayangnya Engkau pada kami, tapi betapa durhakanya kami atas semua nikmat yang
Engkau beri.
Kami terlalu sibuk
memikirkan tentang apa yang kami bisa dan apa yang kami mampu. Padahal,
dibanding izin-Mu, sungguh malu jika kami merasa bisa dan mampu. Engkau
hamparkan bumi. Engkau turunkan hujan. Engkau tumbuhkan tanaman. Engkau jadikan
kehidupan. Dan kami masih terus menerus durhaka, dengan berbuat dosa.
Duhai yang Maha
Pencipta, izinkan hamba menyebut dan menulis nama-Mu dengan segenap ruh yang
mudah luluh. Ampuni kami Gusti, yang seolah lupa betapa luasnya langit, betapa
bergeloranya samudera. Dan semua itu, hanya Engkau yang menciptakannya.
Rasul-Mu saja, betapa
takut dan malu menatap langit yang begitu luas. Takut karena merasa sangat
kecilnya manusia. Malu karena, betapa lemahnya manusia.
Tapi Engkau Maha Menepati janji, wahai Sang Pencipta. Yang lemah akan
menjadi kuat, dengan menyebut nama-Mu. Yang takut menjadi berani, dengan
menyebut nama-Mu. [Cyber Sabili, Rabu, 16 Juni 2010 04:41 Herry nurdi].
Makna
lain dari kalimat “Laa Ilaaha Illallah”, tidak ada Tuhan selain Allah adalah “Laa
Khaliq Illallah” artinya “Tidak ada Pencipta kecuali Allah”. Karena
memang di dunia ini selain Allah adalah makhluk artinya yang diciptakan,
termasuk di dalamnya adalah manusia,
tumbuh-tumbuhan dan alam sekitarnya.
Allah
juga menciptakan makhluk lainnya seperti jin dan malaikat dengan kejadian yang
berbeda dan watak yang tidak sama pula, sehingga beragamlah makhluk Allah
tersebut.
Dengan
mempehatikan kejadian seluruh makhluk membuat kita semakin yakin bila Allah itu
Maha Perkasa, wajar bila seorang sufi mengatakan,”Barangsiapa yang mengenal asal kejadiannya maka dia akan mengetahui
siapa Tuhannya”
Allah
Swt Maha Kuasa, Ia menciptakan alam
semesta semuanya tidak menggunakan alat atau perkakas. Bila akan menjadikan
sesuatu, cukuplah dengan kalimat “Kun” jadilah, lalu terjadilah seperti firman
Allah dalam surat Yasin surat ke 36 ayat 82
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia
menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka
terjadilah ia”
Firman
Allah dalam hadits qudsi ;”Aku adalah
gudang yang tersembunyi, maka Aku suka agar Aku dikenal, lalu Aku ciptakan
makhluk supaya ia mengenalku Aku”
Dalam
surat Yunus 10;3 Allah menyatakan firman-Nya;
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas
'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at
kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu,
Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
Jadi
jelaslah yang mengatur semua kejadian alam, makhluk, manusia, binatang,
matahari, bulan dan bintang, hidup dan mati adalah Allah Swt [Al Baqarah 2;255]
”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161]
Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Tidak
semua orang mengakui kalau Allah adalah Pencipta karena dihalangi oleh beberapa
faktor diantaranya tidak mempunyai akal serta tidak diberdayakan akalnya ke
arah itu. Dalam mengenal Allah mempunyai dua cara;
- Dengan menggunakan akal fikiran dan memeriksa secara teliti apa saja yang telah diciptakan Allah, yang berupa benda-benda yang beraneka ragam.
- Dengan mengetahui nama-nama Allah serta sifat-sifat-Nya. Dengan menggunakan akal dari satu sudut dan dengan mema’rifati nama-nama dan sifat-sifat-Na dari sudut lain, akan dapat seseorang berma’rifah kepada Allah dan dia akan memperleh petunjuk ke arah itu.
Karenanya
islam menganjurkan kepada manusia agar memikirkan hal-hal yang diciptakan
Allah. Apa-apa yang di langit dan di
bumi. Dalam diri sendiri dan dalam masyarakat. Tidak sebuah pemikiranpun yang
dilarang, melainkan memikirkan zat Allah, sebab soal yang satu ini pasti berada di luar kekuatan akal
fikiran manusia, Rasulullah bersabda,”Berfikirlah perihal makhluk Allah. Dan
janganlah kamu berfikir tentang zat Allah. Sebab sesungguhnya kamu tentu tidak
dapat mencapai keadaan hakekat zat Allah”[HR.Abu Nu’aim]
Al
Qur’an banyak menunjukkan dengan beratus-ratus tanda bukti yang mengajak ummat
manusia untuk merenungkan keadaan alam yang terbuka lebar dan luas di hadapan
mereka, itu makanya hal yang dapat menghilangkan akal manusia harus
disingkirkan;
“ Mereka bertanya kepadamu tentang khamar
dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".
dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang
lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,’[Al Baqarah
2;219]
Yang
diciptakan Allah bukanlah sebatas isi langit dan bumi tapi seluruh jagad raya
yang maha luas, hal ini digambarkan oleh seorang ilmuan yang bernama Albert
Einstein, ketika dia meneropong
bintang yang paling dekat dengan bumi,dia menemukan jarak satu juta tahun perjalanan cahaya, artinya bila kita
menyorotkan senter ke bintang tersebut maka akan sampai cahaya senter tersebut
setelah satu juta tahun lamanya. Dan ketika dia menyorotkan teropongnya pada
bintang yang paling jauh maka dia menemukan jarak yang luar biasa yaitu 20
nonya dibelakang, sehingga kekagumannya tadi terucap dengan pendapat,”Ilmu
tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu buta”.
Berfikir
sejenak atas peristiwa alam yang terjadi
sehari-hari akan membangkitkan kesadaran yang tinggi, bagaimana langit dan bumi
diciptakan serta rintik hujan sampai ke tanah yang dapat menyuburkan tanaman.
Di angkasa raya dengan kebesaran penciptaNya
berjuta-juta bintang berhamburan memberi warna indahnya di langit, pergantian
musim dan cuaca, gumpalan awan yang membawa hujan dan sungai yang mengaliri air [Ash Shaffat 37;6]
“ Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang
terdekat dengan hiasan, Yaitu bintang-bintang,
Kebesaran
Allah tidak ditemui tandingannya dan hal ini diakui dengan kerendahan hati oleh
orang-orang yang beriman yang mau mengetuk hatinya untuk membacakan segala
peristiwa dari alam ini, sejak dari biji yang tak berdaya, tumbuhan, hewan dan
manusia yang dihidupkan serta dimatikan dengan kekuasaan-Nya [Al An’am 6;95]
”Sesungguhnya Allah
menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki
sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”
Banyak
pelajaran yang dapat dipetik dari ciptaan Allah; lautan dengan segala
kekayaannya, binatang serangga dengan berbagai jenisnya, tumbuh-tumbuhan dengan
corak warnanya sampai kepada diri manusia itu sendiri [Al Jatsiyah 45;4]
“Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang
yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) untuk kaum yang meyakini”
Bagaimana
awal mula diciptakan manusia yang berasal dari air mani dengan segala proses
kejadiannya [As Sajdah 32;7-8]
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina”
Dengan Maha Penciptanya
Allah, maka hanya Allah saja yang mengerti tentang keadaan ciptaan-Nya, silfat
dan watak hamba-Nya, hak dan kewajiban hamba-Nya sehingga selayaknya bila mmat ini selain mengakui penciptaan-Nya
juga tidak mengabaikan pengabdian dalam seluruh asfek kehidupan, bila hanya
beriman kepada Allah atas Maha Penciptanya Allah tapi tidak mau mengabdi
kepada-Nya berarti sama dengan keimanan orang-orang kafir masa dulu, wallahu
a'lam [Cubadak Solok, 12 Muharam 1432.H/19 Desember 2010.M]
Referensi;
1. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
1. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2. Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
3. Cyber
Sabili. 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar