Minggu, 14 Juni 2015

52. Azh Zhahir, Yang Nyata




AZH ZHAHIR
[ Yang Nyata]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS

            Asmaulhusnamerupakanbagiandarikeimananseorangmukmin, imankepadaasmawasifat [namadansifat] Allah, darisekiannamadansifat Allah tersebutadalahAzhZhahirartinya yang nyatasebagaimanafirman Allah padaayatdibawahiniterangkaidalamtiga kata;
“Dialah yang Awaldan yang akhir yang Zhahirdan yang Bathin; danDiaMahamengetahuisegalasesuatu.”[Al Hadid 57;3]

Yang dimaksuddengan: yang Awalialah, yang telahadasebelumsegalasesuatuada, yang akhirialah yang tetapadasetelahsegalasesuatumusnah, yang Zhahirialah, yang nyataadanyakarenabanyakbukti- buktinyadan yang Bathinialah yang takdapatdigambarkanhikmatzat-Nyaolehakal.

            Allah memerintahkankepadamanusiauntukbersyukurkepada Allah danberterimakasihkepadaorangtua, karena di duniainitidakadapemberijasa yang sulituntukmembalasnyasehinggahanyaucapan yang layakmembalasnya, yaitusyukurkepada Allah danterimakasihkepadakeduaorangtua;
“Kami perintahkankepadamanusiasupayaberbuatbaikkepadadua orang ibubapaknya, ibunyamengandungnyadengansusahpayah, danmelahirkannyadengansusahpayah (pula).mengandungnyasampaimenyapihnyaadalahtigapuluhbulan, sehinggaapabilaDiatelahdewasadanumurnyasampaiempatpuluhtahuniaberdoa: "YaTuhanku, tunjukilahakuuntukmensyukurinikmatEngkau yang telahEngkauberikankepadakudankepadaibubapakkudansupayaakudapatberbuatamal yang saleh yang Engkauridhai; berilahkebaikankepadakudengan (memberikebaikan) kepadaanakcucuku. SesungguhnyaakubertaubatkepadaEngkaudanSesungguhnyaakuTermasuk orang-orang yang berserahdiri".[Al Ahqaf 46;15]

Azh Zhahir, Allah Yang Nyata, segala ciptaan-Nya nyata adanya sehingga dengan jalan itu kita akan mengenal-Nya. Mengenal Allah lewat memahami asma ul husna, yaitu nama-nama Allah yang baik seperti Allah sebagai Rabb [40;62], Allah sebagai Penguasa Raya [114;2] dan Allah sebagai Ilah yang wajib disembah [114;3, 20;14].
”Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka Bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?”[Al Mukmin 40;62]
”Raja manusia” [An Naas 114;2]

”Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku” [Thaha 20;14]

Sesungguhnya mengenal Allah adalah suatu azas yang berdiri atasnya seluruh kehidupan ruhani. Dari sinilah kita mengenal para Nabi dan Rasul, mengenal tugas dan sifatnya serta hajat manusia kepada risalahnya, mengenal mu’jizat, karomah dan kitab-kitab samawi, mengenal malaikat, jin, ruh dan hari akhir.

Seseorang yang mengenal Allah Swt pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan dan untuk apa ia berada di atas dunia ini. Oleh sebab itu ia tidak akan terpedaya oleh harta benda dunia. Sebaliknya seseorang yang tidak mengenal Allah, tentu ia akan terpedaya dan terpukau oleh indahnya dunia [6;130];
”Hai golongan jin dan manusia, Apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri Kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”[Al An’am 6;130]

 Pada gilirannya ia habiskan umurnya untuk mencari dunia, menikmatinya layaknya seperti binatang saja [47;12].
”Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannamadalahtempattinggalmereka.”[Muhammad 47;12]

            Agar kitabisamengenal Allah dengansifatAzhZhahirnyadapatdilakukanmelalui akal, akal adalah jalinan fikir dan rasa, kalau kita mencari kebenaran Allah dengan fikir saja maka banyak hal yang tidak kita ketemukan karena fikir hanya berorientasi kepada materi, dan sebaliknya bila kita mencari kebenaran Allah dedngan rasa saja maka tidak sedikit orang yang akhirnya terjerumus kepada wihdatul wujud, artinya  Tuhan itu bisa menyatu pada pribadinya, banyak ayat Al Qur’an yang menggugah kita untuk berfikir [Ar Ra’du 13;3]
“Dan Dia-lahTuhan yang membentangkanbumidanmenjadikangunung-gunungdansungai-sungaipadanya.danmenjadikanpadanyasemuabuah-buahanberpasang-pasangan, Allah menutupkanmalamkepadasiang. Sesungguhnyapada yang demikianituterdapattanda-tanda (kebesaran Allah) bagikaum yang memikirkan.

Bahkan Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya dan akan memasukkan mereka ke dalam neraka jahanam kelak [Al A’raf  7;179]
“Dan Sesungguhnya Kami jadikanuntuk (isinerakaJahannam) kebanyakandarijindanmanusia, merekamempunyaihati, tetapitidakdipergunakannyauntukmemahami (ayat-ayat Allah) danmerekamempunyaimata (tetapi) tidakdipergunakannyauntukmelihat (tanda-tandakekuasaan Allah), danmerekamempunyaitelinga (tetapi) tidakdipergunakannyauntukmendengar (ayat-ayat Allah). merekaitusebagaibinatangternak, bahkanmerekalebihsesatlagi. merekaItulah orang-orang yang lalai”

Ayat-ayat Allah yang dapat kita saksikan juga ada dua yaitu;

Ayat-ayat Kauniyyah; Yaitu fenomena alam yang nampak seperti terjadinya alam dan proses kehidupan lainnya yang dialami makhluk seperti;

1.Sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti ada yang menciptkannya [52;35], tak satupun adanya makhluk terjadinya sendiri saja, adanya makhluk karena memang diciptakan, Pencipta Yang Maha Kuasa itu adalah Allah;
”Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?”[Ath Thur 52;35]


2.Fenomena kehendak yang tinggi misalnya alam ini teratur rapi dan seimbang berarti yang Maha agung yang menghendaki demikian, makhluk hanya menerima hasil ciptaan Allah, bahkan keseimbangan dan kerapian dunia ini cendrung dirusak oleh penghuni dunia ini;
”Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang? [Al Mulk 67;3]

3.fenomena kehidupan yaitu kehidupan di dunia ini terjadi dari berbagai jenis dan bentuknya, jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan saja luar biasa banyaknya, bahkan jumlah manusia dari sekian abad tidak ada yang sama dari bentuk wajah dan sifata dan perangainya artinya masing-masing makhluk itu punya kepribadian sendiri-sendiri;
”Di hari itu, Allah akan memberi mereka Balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang menjelaskan (segala sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya)”. [An Nuur 24;25]

4.berarti disana ada yang menjadikan dan membentuknya, menentukan rezekinya dan meniupkan ruh kehidupan pada dirinya sehingga dengan izin Allah makhluk mampu bertahan hidup di dunia ini sekian tahun;
”Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”[Al Ankabut 29;20],

 5.fenomena petunjuk dan ilham seperti ketika kita memperhatikan alam disana ada  petunjuk dari Allah, bagaimana seorang bayi yang baru lahir bisa mencari susu ibunya, siapa yang mengajar bayi tersebut ?
                       
Seekor ayam betina untuk menetaskan telur yang sedang dieramnya dia selalu membolak-balik telur itu agar rata pengeramannya, siapa yang mengajar ayam berbuat demikian? fenomena pengabulan do’a yaitu suatu hal yang logis kalau manusia ditimpa musibah dia berdo’a dan do’anya itu dikabulkan oleh Allah;
”Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.” [Al Isra’ 17;67].

Ayat – ayat Qur’aniyyah
            Yaitu ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al Qur’an berupa ajaran-ajaran konsep hidup, peraturan yang lengkap merupakan mu’jizat yang menunjukkan adanya Allah ;
1.Kalaulah wahyu Allah itu bisa disamakan dengan hasil karya manusia maka mudah bagi manusia untuk menirunya, tapi nyatanya sampai kini tidak ada manusia yang mampu menandinginya;
”Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” [Al Baqarah 2;23],

Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.

2.Pemberitaan Al Qur’an tentang manusia masa lampau seperti tentang kaum ‘Ad dan Tsamud. Pemberitaan Al Qur’an tentang kejadian-kejadian yang akan datang persis seperti yang dikatakan Al Qur’an seperti tentang kekalahan bangsa Persia atas bangsa Romawi;
”Alif laam Miim, telah dikalahkan bangsa Rumawi,di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang[ [Ar Ruum 30;1-3].

Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai kitab suci sedang bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). kedua bangsa itu saling perang memerangi. ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, Maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. hal itu benar-benar terjadi. beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah.

3.Penemuan ilmiah yang tidak mungkin ditemukan oleh seseorang umum, tidak pernah belajar, tidak bisa membaca dan menulis, seperti pemberitaan Al Qur’an yang mulanya bumi dan langit satu kemudian terpisah dari langit;
”Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiya’ 21;30].

            Allah AzhZhahir, Yang Nyata, nyatakekuasaan-Nya, nyatakeberadaan-Nya, taksatupunilmu yang mampumembantahnya, taksatupunmanusia yang punyaakalmenentangnya. Semakintinggipengetahuanmanusiamakasemakinbanyakmanusia yang akanmenerimakebenaran Allah, beriringandenganituhidayahAllahpunakanmenyelimat di hatinyasehinggaislammenjadi agama pilihannya.

            Allah, yaAzhZhahir, demikiannyataterbentanghasilkekuasaan-Mu di alamrayaini, demikianbesarkarunia-Mu kepadahambaini, taksatupunnikmat  yang kami rasakan di duniainimelaindari-Mu, ampunilah kami ya Allah, yang kadangkalalupauntukmenyampaikansyukuritukepada-Mu.

Ya Allah, YaAzhZhahir, jadikanhambainiummat yang senantiasabersyukurataskarunia yang Engkauberikan, bukakanlahmatadanhatihambauntukmemandangkebesaran-Mu yang nyataitu, sehinggasetiapkebesaran-Mu yang hambarasakanwalaupunhanyasemilirangin yang sejukatautetesan air yang menyegarkanmenjadikan kami menyadaribahwasemuaituberasaldari-Mu.Wallahu a’lam [CubadakSolok, 11JumadilAwal 1432.H/ 15 April 2011.M, Jam 08;35].

Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis, Drs.MukhlisDenros, 2009







Tidak ada komentar:

Posting Komentar