Senin, 15 Juni 2015

47. Al 'Alim, Maha Mengetahui




AL ‘ALIIM
[ Maha Mengetahui]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS

Allah itu Al Aliimyaitu Yang MahaMengetahuisegalasesuatu, Dialahsebagaisumberilmupengetahuanbagimakhluk-Nya, denganlembut Allah mengajarkankepadahamba-Nyabagaimanamemperlakukanisteridalamrumahtangga, pengajaran yang disampaikan Allah itumenunjukkanbahwa Allah ituMahaMnegetahui;
“Apabilakamumentalakisteri-isterimu, lalumerekamendekatiakhiriddahnya, Makarujukilahmerekadengancara yang ma'ruf, atauceraikanlahmerekadengancara yang ma'ruf (pula). janganlahkamurujukimerekauntukmemberikemudharatan, karenadengandemikiankamuMenganiayamereka. Barangsiapaberbuatdemikian, Makasungguhiatelahberbuatzalimterhadapdirinyasendiri. janganlahkamujadikanhukum-hukum Allah permainan, daningatlahnikmat Allah padamu, danapa yang telahditurunkan Allah kepadamuYaitu Al kitabdan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberipengajarankepadamudenganapa yang diturunkan-Nyaitu. danbertakwalahkepada Allah sertaketahuilahbahwasanya Allah Mahamengetahuisegalasesuatu”.[Al Baqarah 2;231]

Allah telahmenjadikanbumiiniindah, tertatarapisesuaidenganukurannyasehinggakeindahandankenikmatanduniamembuatmanusiaterlena.Namunselamaperjalananhidupmanusiasebanyakitu pula kerusakandankehancuran yang merekapamerkansehinggawajardikalaAllah  akanmenciptakan Adam di mukabumi, paramalaikattidakmenghendakikeberadaanmakhlukbaruitukarenamakhlukinisejakdahulusebelum Adam hidupnyaselalumembuatkerusakandanmenumpahkandarah.

Malaikatmenghendaki agar khalifah yang akandiciptakanitusepertimereka yang taatdanpatuhsertaselalubertasbihkepada Allah, tapi Allah lebihmengetahuimakhluk yang akandirencanakanhadirini;

"IngatlahketikaTuhanmuberfirmankepadaparamalaikat: "SesungguhnyaAkuhendakmenjadikanseorangkhalifah di mukabumi." merekaberkata: "MengapaEngkauhendakmenjadikan (khalifah) di bumiitu orang yang akanmembuatkerusakanpadanyadanmenumpahkandarah, padahal kami senantiasabertasbihdenganmemujiEngkaudanmensucikanEngkau?" Tuhanberfirman: "SesungguhnyaAkumengetahuiapa yang tidakkamuketahui." !" [Al Baqarah 2;30]

Khalifah yang dimaksud Allah rupanyamemilikikelebihan yang luarbiasadibandingkanmalaikat, diaadalahmakhluk yang diberiilmusehinggamampumengeloladuniainidenganbaik;
"Dan diamengajarkankepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudianmengemukakannyakepadaparamalaikatlaluberfirman: "Sebutkanlahkepada-Ku namabenda-bendaitujikakamumemangbenar orang-orang yang benar!"[Al Baqarah 2;31]

Allah memberikan bekal hidup manusia di dunia diantaranya; jasmani yang menopang kehidupan hingga dapat menimbulkan tenaga untuk beramal dalam seluruh asfek kehidupan,  rohani yaitu unsur manusia yang sebenarnya yang akan mempertanggungjawabkan segala amal yang dilakukan oleh manusia, keberadaannya di sisi Allah yang ditiupkan ketika jasmani sudah berujud fisik manusia di alam kandungan,  dan akal yaitu modal yang diberikan untuk memmbedakan manusia dengan makhluk lainnya sehingga bisa memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang.

Akal sebagai modal manusia untuk merambah kehidupan di dunia ini, agar dia bermutu maka sangat penting  mengasahnya   dengan latihan, training dan ilmu pengetahuan. Pentingnya ilmu dalam islam terletak dari awal wahyu yang diturunkan Allah yaitu surat Al "Alaq yang mengajak manusia untuk membaca, mengkaji dan meneliti.
1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.[Al ’Alaq 96;1-5]

Rasulullahbersabda"Barangsiapa yang inginkebahagiaanhidup di duniamakaraihlahdenganilmu, dansiapa yang inginbahagia di akheratmakaraihlahdenganilmu, dansiapa yang inginbahagia di duniadan di akheratmakaraihlahdenganilmu".

Rasulullahbersabda; "Senditegaknyaduniaadaempat; ilmunyaparaulama, keadilanpemerintah, dermawannya orang kaya dando'anya orang fakir.Niscayakalaubukankarenailmunyaparaulamamakarusaklah orang-orang yang bodoh, kalautidakkarenakedermawanan orang kaya niscayalenyapnya orang fakir, kalautidakkarenakeadilanpemerintahniscaya orang akansalingtindasmenindassebagaiSrigalamakankambing".

Sejak dahulu hingga kini banyak ulama yang dapat membenahi kehidupan seseorang agar menjadi baik, dia memberi penerangan kepada orang lain sementara dia dalam kegelapan, ibarat lilin, terang orang di sekitarnya  tapi sang lilin terbakar, sibuk mengajak orang, diri dan keluarga terabaikan,
”Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.[Ash Shaaf 61;2-3]
”Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan, sedang kamu melupakan kewajiban sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab  [Taurat] ? Maka tidakkah kamu berfikir ?” [Al Baqarah 2;44].

          Dunia ini akan indah, baik dan selamat bila para ulamanya mengajarkan ilmunya dan dia juga mengamalkan ilmunya itu, siap tampil sebagai teladan dengan akhlak islami.

Islam mewajibkan kepada pemeluknya untuk menuntut ilmu  tanpa membedakan ilmu agama dan ilmu umum lainnya karena semua ilmu itu berasal dari Allah yang harus dipelajari. Kewajiban ini disabdakan oleh Rasulullah,”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang islam laki-laki dan perempuan”. Dalam hadits lain Rasulullah menyampaikan sabdanya yang diriwayatkan oleh Ibnu Adi dan Baihaqi,”Carilah ilmu itu walaupun sampai ke negeri Cina”.

Berangkat dari pengertian hadits nabi tersebut dapat dikatakan bahwa Cina dijadikan sebagai kiblat dari ilmu pengetahuan karena ditinjau dari berbagai sudut sebagaimana yang telah dikemukakan. Ini adalah pengertian yang tersirat dari sabda nabi tersebut, apalagi digali lebih dalam maka segala yang tersuruk di negeri Cina dapat dijadikan sebagai bahan kajian yang mendatangkan ilmu pengetahuan; bagaimana cara hidup masyarakatnya, adat istiadat atau apa saja yang terkandung di bumi Cina tentu saja semua itu bila diadakan penelitian dapat mendatangkan manfaat karena ucapan nabi bukan sekedar ucapan tapi wahyu dari Allah Swt.

            Dengan ilmu pengetahuan peradaban manusia akan maju dan ilmu pula yang membedakan antara manusia satu dengan lainnya sebagaimana surat Mujadalah 58;11 menyatakan,;
”....Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...” .

Selain itu, kedatangan seorang muslim ke Cina untuk menimba ilmu memberi peluang pula baginya untuk menda’wahkan islam disana tanpa mengenal waktu, karena kewajiban yang memang harus ditunaikan, Allah menerangkan,;
 ”Ajaklah manusia ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana, berilah mereka pelajaran yang baik dan debatlah mereka iu dengan cara yang baik pula” [An Nahl 16;125].

Rasulullah bersabda bahwa untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akherat haruslah dengan ilmu;"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan sukses di dunia maka ia harus berilmu, siapa saja yang menghendaki kehidupan bahagia di akherat maka ia harus berilmu, dan siapa saja yang menghendaki akan kebahagiaan keduanya maka juga ia harus mendapatkannya dengan ilmu" .

            Menuntut ilmu itu wajib hukumnya sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah;"Menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki dan perempuan"."Tuntutlah ilmu itu sejak masih dalam ayunan hingga ke liang lahat".

            Allah Yang Maha Mengetahui, Dia ajarkan ilmu kepada hamba-Nya sebagai bekal hidup di dunia karena dunia tidaklah demikian saja menyediakan bahan makanan tapi harus digali dan dioleh, semuanya itu dapat dilakukan dengan ilmu. Al Alim, Yang Maha Mengetahui, memberikan ilmu kepada hamba-Nya agar ilmu itu dapat dimanfaatkan dan bermanfaat dalam kehidupan.

            Orang yang bermanfaatilmunyatidakpeduliterhadapkeadaandankedudukandirinyasertahatimerekamembencipujiandarimanusia, tidakmenganggapdirinyasuci, dantidaksombongterhadap orang lain denganilmu yang dimilikinya. Imam al-Hasan al-Bashri (wafatth. 110 H) rahimahullaahmengatakan, “Orang yang faqihhanyalah orang yang zuhudterhadapdunia, sangatmengharapkankehidupanakhirat, mengetahuiagamanya, danrajindalamberibadah.”Dalamriwayat lain beliauberkata, “Iatidakiriterhadap orang yang berada di atasnya, tidaksombongterhadap orang yang berada di bawahnya, dantidakmengambilimbalandariilmu yang telah Allah Ta’alaajarkankepadanya.” .Pemilikilmu yang bermanfaat, apabilailmunyabertambah, bertambah pula sikaptawadhu’, rasa takut, kehinaan, danketundukannyadihadapan Allah Ta’ala [Al Manhaj or.id, Tanda-TandaIlmu Yang Bermanfaat. Minggu, 30 Desember 2007 01:02:59 WIB.

KondisimanusiasebelumdiutusnyaRasulullahshallallaahu ‘alaihiwasallamsepertitanah yang kering, gersangdantandus.Kemudiankedatanganbeliaushallallaahu ‘alaihiwasallammembawailmu yang bermanfaatmenghidupkanhati-hati yang matisebagaimanahujanmenghidupkantanah-tanah yang mati.Kemudianbeliaumengumpamakan orang yang mendengarkanilmu agama denganberbagaitanah yang terkena air hujan, di antaramerekaadalah orang alim yang mengamalkanilmunyadanmengajarkannya. Orang inisepertitanahsubur yang menyerap air sehinggadapatmemberimanfaatbagidirinya, kemudiantanahtersebutdapatmenumbuhkantumbuh-tumbuhansehinggadapatmemberimanfaatbagi yang lain. Di antaramerekaadajuga orang yang menghabiskanwaktunyauntukmenuntutilmunamundiatidakmengamalkannya, akantetapidiamengajarkannyauntuk orang lain. Maka, diabagaikantanah yang tergenangi air sehinggamanusiadapatmemanfaatkannya.[Al Manhaj or.idPengertianIlmu Yang BermanfaatSabtu, 29 Desember 2007 09:45:48 WIB]

Manusia adalah makhluk yang diberi kemampuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan dibekali dengan alat-alat yang mendukungnya dalam meraih ilmu tersebut, ketinggian posisi nabi Adam dibandingkan malaikat karena ilmunya demikian pula halnya ayat pertama kali turun kepada ummat ini bukanlah masalah shalat dan ibadah tapi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yaitu “Iqra” dengan pengertian bacalah, kajilah dan telitilah sehingga menemukan hikmah.

            Adapun alat yang dibekali Allah kepada manusia untuk mencapai ilmu pengetahuan tersebut adalah berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati [16;78], lisan dan kalam.    

Manusia di dunia ini perlu perkembangan dan dinamika hidup sesuai dengan perkembangan masanya, semua itu membutuhkan ilmu pengetahuan. Allah menjamin ilmu pengetahuan yang dibutuhkan akal serta membekali manusia alat dan sarana untuk mendapatkannya,dijelaskan dalam firman Allah surat An Nahl 16;78;
” Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

            Ilmu itu harus dihormati dengan cara memelihara ilmu yang telah dimiliki, terus berlatih sehingga ilmu itu tidak hilang, belajar dan mengembangkan ilmu itu dan selalu menambah ilmu itu melalui pendidikan yang berkelanjutan, disamping mengajar juga selalu belajar sebagaimana yang digambarkan Allah tentang generasi Rabbani;

"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya"[Ali Imran 3;79]

            Ya Al Aliim, Allah Yang MahaMengetahui, taksatupunpengetahuan di duniainitidakEngkauketahui, baik yang nampakataupun yang ghaib, Engkauajarkansedikitilmukepadahamba-Mu agar kami mengertitentangeksistensi kami sebagaihamba yang harusmengabdikepada-Mu sebagaiTuhan yang MahaKuasa.

Ya Al Aliim, terlalubanyakdiantarahamba-Mu yang tidakmengerjakanperintah-Mu, bahkanmelaksanakanlarangan-Mu, diantaramerekakarenatidakpunyailmupengetahuantentangitu, ampunilah kami ya Allah karenakebodohan kami, tambhakanlahkepada kami ilmudanpengetahuan agar hidupbermanfaat di duniainibagikepentingan agama-Mu.Wallahu a’lam [CubadakSolok, 08 JumadilAwal 1432.H/ 12 April 2011.M, Jam 08;03].


Sumber;
1.Al Manhaj or.id
2.Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI 1994/1995
3.Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar