AL QAYYUM
[Berdiri Sendiri]
Oleh Drs. St.
MUKHLIS DENROS
Sebuahpernyataan yang
benarsangatdibutuhkanbagiummatmanusiadalamrangkamembaktikandirinyakepada yang
menciptakanlangit, bumidansegalaisinya, sekaligussebagaiTuhan yang wajibdisembaholehmakhlukini,
pernyataaninidiungkapkan Allah
dalambeberapafirman-Nyapadabeberapakitabterdahulutermasukdalam Al Qur’an.
Denganjelasdantegas Allah menyatakandiri-NyasebagaiTuhanPenciptadanTuhan yang
Harusdisembah, keberadaannyatanpamenyandarkandirikepada yang lain,
DiaMutlakberdirisendiridantidaklelahmengurusmakhluk-Nya;
“Allah,
tidakadaTuhan (yang berhakdisembah) melainkanDia yang hidupkekallagiterusmenerusmengurus
(makhluk-Nya); tidakmengantukdantidaktidur.Kepunyaan-Nyaapa yang di langitdan
di bumi. tiada yang dapatmemberisyafa'at di sisi Allah tanpaizin-Nya? Allah
mengetahuiapa-apa yang di hadapanmerekadan di belakangmereka,
danmerekatidakmengetahuiapa-apadariilmu Allah melainkanapayang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputilangitdanbumi.dan Allah tidakmerasaberatmemeliharakeduanya,
dan Allah MahaTinggilagiMahabesar”[Al Baqarah 2;255]
Al Qayyummerupakansifat Allah
yang terangkumdalamasmaulhusna yang merupakanbagiandariaqidahseorangmukmin,
karena(mengetahui) nama-namadansifat-sifat Allah SubhanahuwaTa’ala,
sertamengimaninyaadalahsalahsatudarimacam-macamTauhid.
KarenaTauhidterdiridaritigamacam, yaituTauhidRububiyah, TauhidUluhiyah,
danTauhidAsmawaSifat.
TauhidRububiyahmaskudnyaadalahmengesakan
Allah SubhanhuwaTa’aladalamhalperbuatan-perbuatanNya, sepertidalamhalmencipta,
memberirizki, menghidupkandanmematikan, sertamengaturmakhluk.
TauhidUluhiyahmaksudnyaadalahmengesakan
Allah SubhanahuwaTa’aladalamhalperbuatan-perbuatanhambaketikaber-taqarrub
(mendekatkandiri) kepadaNya. Jikaseoranghambaberibadahsesuaidenganapa yang
diinginkansyariat, ikhlashanyauntuk Allah SubhanahuwaTa’ala,
sertatidakmenjadikansekutubagiNyadalamibadahtersebut, makainilah yang dinamakanTauhidUluhiyah.
SedangkanTauhidAsmawaSifatmaksudnyaadalahmenetapkannama-namadansifat-sifat
Allah sebagaimana yang DiatetapkanuntukdiriNyaatauapa yang
telahditetapkanolehRasulNya, Muhammad Shallallahu ‘alaihiwasallam.[Nama-namadansifat
Allah termasukaqidah, SyaikhShalih bin Fauzan Al-Fauzan].
Mereka yang
mengingkariTauhidAsmawaSifatberartimengingkarisalahsatumacamTauhid. Mereka yang
ingkarinitidaklepasdariduakeadaan yang berikut.
Pertama.Mengingkarinyasetelahmengetahuibahwaitumemangbenaradanya.Merekamengingkarinyasecarasengaja, danmengajak yang lain untukmengingkarinya. Makamereka yang berlakusepertiinitelahkafirkarenamengingkariapa yang telah Allah tetapkanuntukdiriNya. Padahalmerekamengetauihaltersebuttanpaperlutakwil-nya.
Pertama.Mengingkarinyasetelahmengetahuibahwaitumemangbenaradanya.Merekamengingkarinyasecarasengaja, danmengajak yang lain untukmengingkarinya. Makamereka yang berlakusepertiinitelahkafirkarenamengingkariapa yang telah Allah tetapkanuntukdiriNya. Padahalmerekamengetauihaltersebuttanpaperlutakwil-nya.
Kedua.Hanyaikut-ikutankepada orang lainkarena
rasa percayadanmenyangkabahwaiaberada di ataskebenaran.
Ataukarenasalahdalammenafsirkan, sementaraiamenyangkaberada di ataskebenaran.
Merekamelakukanhalinibukankarenasengajamengingkari, tetapikarenainginmensucikan
Allah SubhanahuwaTa’ala ‘menurutpengakuanmereka’. Makamereka-mereka yang
sepertiiniadalah orang-orang yang
tersesatdansalahkarenaikut-ikutanataumentakwil (menafsirkan) sendiri.
Kafirnyakelompok yang pertamasebagaimanafirman Allah Subhanahuwata’alatentangkaummusyrikin. “Artinya : … Padahalmerekakafir (ingkar) kepadaAr-Rahman (Tuhan Yang MahaPemurah) …” [Ar-Ra’d : 30]
Kafirnyakelompok yang pertamasebagaimanafirman Allah Subhanahuwata’alatentangkaummusyrikin. “Artinya : … Padahalmerekakafir (ingkar) kepadaAr-Rahman (Tuhan Yang MahaPemurah) …” [Ar-Ra’d : 30]
SyaikhSulaiman bin Abdullah di
dalamkitabnya, Taysir Al-Aziz, berkata, “Karena Allah telahmenanamkanmereka
yang mengingkarisatudarinama-namaNya (yaituAr-Rahman) dengankafir,
makahalinimenunjukkanbahwamengingkaribagiandarinama-namadansifat-sifatNyaadalahkafir.
Dengandemikian, siapasaja yang
mengingkarisesuatudarinama-namadansifat-sifatNya, baikitu orang-orang filsafat,
Jahmiyah, Mu’tazilah, atauselainmereka-pun termasukkafir,
sesuaidengankadarpengingkaranmerekaterhadapnama-namadansifat-sifat Allah
tersebut”
Beliaujugaberkata, “Bahkan
kami katakan, ‘Barangsiapa yang tidakberimankepadanama-namadansifat-sifatNya,
makadiabukantermasuk orang-orang yang beriman. Dan barangsiapa di
dalamhatinyaada rasa keberatanakanhalitu, makadiaseorangmunafik”
TauhidAsmadanSifatbukanlahsesuatu
yang barudimunculkanoleh orang-orang belakangan. (Bukanlah)
Andatelahmendengarhukumbagisiapasaja yang mengingkarinama Allah Ar-Rahman ! Dan
(bukankah) mengimaniTauhidiniterdapatdalampembicaraanparaShahabat, Tabi’in,
Imam yangEmpat, dan yang lainnyadarikalanganSalaf.
Imam Malik,
ketikaditanyatentangmasalahistiwa (tingginya) Allah SubhanahuwaTa’ala di
atasArsy-Nyaberkata, “Istiwa (Allah) sudahsamadipahami, danbagaimana
(hakikat)nyatidakdiketahui, sementaramengimaninyaadalahwajib,
danbertanyatentangbagaimana (hakikat) Allah ber-istiwaadalahbid’ah”.
Abdullah bin Mubarak berkata, “Kita mengetahuibahwaTuhankitaberada di ataslangit yang tujuh ;ber-istiwa di atasArsy-Nya ; terpisahdarimakhluk-Nya. Kami tidakmengatakansepertiapa yang dikatakanolehJahmiyah”
Imam Al-Auza’iyberkata, “Kami
danparaTabi’inmengatakan, ‘Sesungguhnya Allah penyebutannyadi atas ‘Arsy-Nyadan
kami mengimaniapasaja yang terdapat di dalamSunnah”
Imam Abu Hanifahberkata,
“Barangsiapa yang mengatakan, ‘SayatidaktahuapakahTuhansayaberada di
langitataubumi, berartidiatelahkafirkarena Allah SubhanahuwaTa’alaberfirman. “Artinya
: Allah ber-istiwa di atasarsy-Nya” [Thaha : 5] Dan arsy-Nyaberadadiataslangit
yang tujuh”[Mengingkaritauhidasmawasifat, SyaikhShalih bin Fauzan Al-Fauzan]
Dalammengimaniasmawasifat,
bukanhanyasebatasmengetahuisifat-sifat-Nyasajakemudianmenghafalkannyatapiharusdiaplikasikandalamseluruhasfekkehidupan,
yang tertuangdalampengabdianatauibadah.
Maknapenghambaanatauperbudakandalam
Islam ialahtundukdanmerendahkandirisertapatuhkepada Allah,
denganmentaatiperintah-perintahNya, meninggalkanlarangan-laranganNya,
selaluberadapadajalanNyadalamrangkamendekatkandirikepadaNyasekaligusmengharappahaladanberhati-hatidarikemarahansertahukumanNya.
Perbudakandanpenghambaan yang
sesungguhnya (sebagaimana yang dimaksuddalammakna yang dijelaskan di atas)
tidakbolehdiberikankecualihanyakepada Allah semata.Adapunperbudakansebagaimana
yang kitakenal (dalamsejarah Islam) adalahperbudakan yang
munculkarenasebabtertawannya orang-orang
kafirolehkaummusliminketikaterjadiperang yang memangdisyari’atkan, (yang
initidaktermasukperbudakansesungguhnya).[LajnahDaimah Lil Buhuts
Al-IlmiahWalIfta, MaknaPenghambaanDalam Islam].
Allah
menjelaskanpengabdianhambaitudalamfirman-Nya;
“danakutidakmenciptakanjindanmanusiamelainkansupayamerekamengabdikepada-Ku.akutidakmenghendakirezkisedikitpundarimerekadanakutidakmenghendakisupayamerekamemberi-Ku
makan.Sesungguhnya Allah DialahMahapemberirezki yang mempunyaikekuatanlagisangatkokoh”[Adz
Dzariat; 51;56-68]
Tugasjindanmanusiadiwajibkan
Allah di duniaadalahuntukmengabdikepada-Nya, artinyaperintah Allah
inibukanberarti Allah
mengharapkansesuatukepadamanusiadanDiatidakmenyandarkankepentingan-Nyakepadasiapapunbahkantidakmemintaapapunkepadamakhluknya,
Dia Yang MemberiRezekikepadamakhluk-Nya.Hinggakeberadaan Allah
tidaktergantungdarikekafiranataukeimananmakhluk-Nya,
maukafirsilahkanmauberimantidakmasalah.
Kepentingan
ibadah itu untuk manusia karena Nabi menyatakan dalam haditsnya, seandainya
seluruh manusia, jin dan malaikat tunduk taat kepada Allah dengan ibadah yang
dilakukan maka tidak akan meninggikan derajat Allah dan sebaliknya bila seluruh
manusia, jin dan malaikat tidak mau beribadah kepada Allah maka tidak akan
merendahkan derajat Allah.
Ya Al
Qayyum, ya Allah Yang Berdiri sendiri, tiada daya dan upaya dari hamba-Mu tanpa
bantuan dan kekuatan yang Engkau berikan, kalaulah bukan karena izin-Mu maka di
pagi hari tidaklah hamba bisa membuka kelopak mata ini, semua itu merupakan
nikmat dari-Mu, ya Ilahi, tanpa kekuatan dari-Mu tidaklah hamba mampu berbuat
untuk kepentingan pribadi, keluarga dan masyarakat, maka tetaplah ya Allah,
berilah hamba-Mu ini kekuatan fisik dan mental, kekuatan akal dan rohani,
kekuatan sosial dan maal agar mampu berbuat, beribadah mahdhah ataupun ibadah
sosial.
Ya Al
Qayyum, Engkau tidak pernah lelah, tidak pernah mengantuk, tidak pernah lalai
terhadap hamba-Mu, mengurus dan mengatur kehidupan makhluk berada di tangan-Mu
tanpa adanya bantuan dari yang lain, jadikanlah hamba ini orang-orang yang
mampu untuk mensyukuri segala nikmat yang telah Engkau berikan dan berikanlah
kepada hamba ini kekuatan untuk menerima segala ujian hidup yang Engkau berikan,
hamba ini tidaklah mampu untuk menghadapi semua ujian hidup yang Engkau
hadapkan tapi berilah hamba kekuatan, ketegaran, keistiqamahan untuk
mengahapinya. Bersama-Mu tidak ada yang sia-sia, bersama-Mu tidak ada yang
tidak mungkin, tanpa-Mu hamba ini tidak ada maknanya.wallahu a’lam [Cubadak
Solok, 21 Rabiul Akhir 1432.H/ 26 Maret 2011, Jam ; 19;13].
Referensi;
1.Al Qur'an dan
terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2.Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
3.SyaikhShalih
bin Fauzan Al-Fauzan, almanhaj.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar