AL MUZILL
[ Yang Menghinakan]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Kemuliaan yang diberikan Allah kepada
hamba-Nya akan bertahan lama bila dijaga dengan baik, tidak terjadi kemungkaran
dan kekafiran pada diri hamba itu, selama dalam keadaan iman yang baik, amal
shaleh yang terus menerus maka selama itu pula akan dicurahkan kemuliaan itu
kepadanya, tapi ketika manusia tidak pandai menjaga kemuliaan maka dengan mudah
Allah akan menghinakannya secara tepat dan cepat. Allah dengan sifat-Nya Al
Muzill, Yang Menghinakan, Dia hinakan siapa saja yang Dia kehendaki;
”Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Ali Imran 3;26]
Ketika
akan dijadikannya manusia yaitu Nabi Adam As, Malaikat menghendaki agar
khalifah yang akan diciptakan itu seperti mereka yang taat dan patuh serta
selalu bertasbih kepada Allah, tapi Allah lebih mengetahui makhluk yang akan
direncanakan hadir ini;
" Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." !" [Al Baqarah 2;30]
Dari ayat diatas tergambar bahwa,
kehadiran manusia di dunia ini mungkin membuat kerusakan dengan alasannya
sendiri yang tidak terbaca oleh malaikat, demikian pula mereka akan menumpahkan
darah tapi dengan aturan yang memang dibolehkan untuk itu, selain itu adalah
penyimpangan, yang akibatnya akan dirasakan oleh manusia itu sendiri sebagaimana
firman Allah dalam surat Ar Ruum 30;41
"Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" [Ar Ruum 30;41]
Secara
tersurat dinyatakan bahwa; kerusakan yang terjadi di darat dan di laut akibat
ulah usaha manusia, atas kerusakan itu sunnatullahnya akan terjadi berbagai
bencana, bencana itu dalam rangka untuk menyadarkan manusia, agar kembali ke
jalan benar dan bertaubat. Dari
Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Dilarang segala yang bahaya
dan menimpakan bahaya.” (Ibnu Majah].
Kerusakan yang dilakukan manusia
itulah yang menjadikan dirinya hina di mata Allah, bahkan juga hina dimata
orang-orang yang beriman, wajar bila Malaikat menolak kehadiran manusia itu
yang dikhawatirkan selalu berbuat kerusakan.
Sebenarnya
banyak kerusakan yang dilakukan manusia di dunia ini yaitu kerusakan aqidah
dengan melakukan perbuatan syirik, kerusakan dalam bidang ibadah dengan
melakukan amalan bid'ah, kerusakan akhlak, kerusakan hukm dan kerusakan yang
terjadi terhadap bumi dan isinya.Isi bumi ini akan indah kalau ekosistemnya
terjaga dengan baik, tanaman hidup dengan subur dengan hasil panen selain
memenuhi kebutuhan manusia juga mendatangkan kesehatan bagi yang menikmatinya, kemodern
selalu mempercepat segala sesuatu sehingga hasil panen dapat dipetik dalam
waktu hanya dua atau tiga bulan, buahpun berbentuk besar dan menggiurkan
padahal semua itu dapat mendatangkan kerusakan di alam karena pupuk yang digunakan
mengandung zat yang dapat membunuh zat hara dan merusak kesehatan para petani.
Kerusakan
lain yang terjadi adalah penebangan hutan sembarangan sehingga membuat hutan
gundul yang mengakibatkan longsor dan banjir, ujungnya bencana dan malapetaka yang
dirasakan manusia, padahal Allah memperingatkan ummat ini;
"Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik"
[Al A'raf 7;56].
Demikian banyaknya bentuk kerusakan
yang terjadi di dunia ini yang akan menyengsarakan kehidupan manusia padahal
tugas manusia sebagai khalifah adalah membuat kebaikan di dunia ini untuk
kesejahteraan penduduknya hingga anak cucu, tapi ketika nilai-nilai Ilahiyah
sudah diabaikan maka pasti manusia berbuat sekehendak hatinya maka tentu saja
kerusakan terjadi yang akibatnya manusia juga merasakannya sebagaimana
sekelumit kejadian besar dibawah ini;
"Sesungguhnya bagi kaum Saba'
ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di
sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah
olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha
Pengampun".Tetapi mereka berpaling, Maka kami datangkan kepada mereka
banjir yang besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang
ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon
Sidr, Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka Karena kekafiran
mereka.dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan Hanya
kepada orang-orang yang sangat kafir" [Saba'
34:15-17]
Itulah
contoh kerusakan yang pernah terjadi adalah hancurnya negeri Saba' yang
digambarkan dalam Al Qur'an hanya berawal karena penduduknya lalai menjaga
bendungan yang mengairi sawah mereka sehingga sekian lama akhirnya bendungan
itu jebol yang menenggelamkan seluruh pertanian. Kerusakan yang
dilakukan manusia akan menciptakan kerusakan yang lebih parah lagi berupa
bencana dan musibah, kerusakan apa kiranya yang dilakukan oleh manusia ketika
bencana datang bertubi-tubi di negeri ini seperti gempa yang disertai Tsunami
di Aceh [2004] dan Mentawai [2010] yang
meluluhlantakkan negeri tersebut dengan menelan kurban tidak terkira jumlahnya,
meletusnya gunung Galunggung dan Merapi di Magelang [2010], gempa dahsyat
menghancurkan Sumatara Barat [2009], lumpur Lapindo yang merusak tiga kecamatan
di Sidoarjo Jawa Timur hingga belum selesai pembenahannya, belum lagi banjir dimana-mana yang merendam
desa dan kota sehingga menghancurkan segala yang ada, tanah longsor menimbun
korbannya serta banyak lagi bencana yang menghiasi penderitaan anak negeri ini,
kerusakan apa gerangan yang dilakukan rakyat yang mayoritas muslim ini.
Belum lagi kerusakan lain yang digambarkan oleh malaikat
tentang kehadiran manusia di dunia ini, manusia suka membuat kerusakan dan saling menumpahkan darah dengan pembunuhan
tanpa alasan yang tepat. Bagaimana kasus Tanjung Priok yang mempertontonkan
keganasan penguasa orde baru terhadap ummat islam, begitu juga kasus Talang
Sari di Lampung serta kasus-kasus lainnya yang dilakukan oleh penguasa dan pemimpin
negeri ini, sehingga setiap siapa saja yang memimpin negeri ini baik militer
ataupun sipil selalu berlumuran darah rakyatnya. Penyerbuan teroris hingga
tanpa pengadilan yang dapat menentukan siapa teroris itu sebenarnya karena
aparat melakukan tembak di tempat terhadap siapa saja yang dianggap teroris.
Apalagi pembunuhan teroris itu pesanan pihak asing, dana dari Amerika dan Australia,
sehingga mau kita membunuh bangsa sendiri demi uang dan demi kepentingan bangsa
lain.
Ratusan tahun yang lalu pulau Sumatera dan Jawa adalah satu daratan yang terhampar
luas sehingga manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan hidup nyaman di dalamnya, tapi
karena arogansi manusia, ekploitasi alam yang tidak ada perhitungan,
penyelewengan aqidah, kerusakan diberbagai lini kehidupan yang berlansung
sepanjang sejarahnya, maka terjadilah gempa dan tsunami yang dahsyat sehingga
menenggelamkan sebagian besar daratan itu yang memisahkan kehidupan manusia
menjadi dua pulau, hal itu diketahui setelah sembilan ratus tahun yang lalu
ketika ditemukan beberapa kota dan bangunan yang tertutup oleh tanah dan
bebatuan seperti ditemukannya Candi Borobudur yang merupakan agama besar di
Nusantara ketika itu dan candi-candi lainnya, dapat diperkirakan ketika itu
ummat tidak menyembah Allah, mereka menyembah tuhan lain yang tidak pantas
dijadikan sebagai tuhan, kerusakan dan kemungkaran terjadi dimana-mana, Sebagai contoh bagaimana Allah mengazab atas
keingkaran yang dilakukan oleh ummat Nabi Nuh, dalam surat Nuh 71;21-25
dinyatakan Allah;
"Nuh berkata: "Ya
Tuhanku, Sesungguhnya mereka Telah mendurhakaiku dan Telah mengikuti
orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan
kerugian belaka,Dan melakukan tipu-daya yang amat besar".Dan mereka
berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan
kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan
jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr".Dan sesudahnya mereka
menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi
orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.Disebabkan kesalahan-kesalahan
mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, Maka mereka tidak
mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah"..
Kalau kita melihat adanya lembah-lembah yang
curam, lereng-lereng bukit landai yang mengerikan, air terjun yang indah dengan
curahan air begitu banyak, gunung yang tinggi memukau serta pemandangan indah
lainnya, semua itu berangkat dari kejadian luar biasa yang dialami ummat ketika
itu, mungkin gempa yang dahsyat, tsunami yang menghancurkan, longsor yang
memporakporandakan atau gunung merapi yang mengamuk, yang jelas segala kerusakan
yang diperbuat manusia akan mendatangkan kerusakan yang lebih besar lagi
sebagai balasannya.
Allah Al Muzill, Allah Yang
Menghinakan, kehinaan yang ditimpakan Allah kepada manusia berangkat dari ulah
tangan manusia yang tidak mau mengikuti petunjuk kebenaran dari-Nya.Pada suatu hari lewatlah seseorang di
depan Rasulullah SAW. Beliau bertanya kepada seseorang disampingnya:
"Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?" Orang itu menjawab:
"Ia lelaki golongan terhormat. Demi ALLAH, seandainya meminang pastilah diterima
dan bila memberi pembelaan pasti dikabulkan". Lalu Rasulullah SAW berdiam.
Kemudian melintaslah seseorang. Rasulullah bertanya kepada orang yang
disampingnya tadi: "Bagaimana pandanganmu tentang orang ini?" Ia
menjawab: "Ia muslim yang faqir. Bila meminang pantas ditolak, bila
memberi pembelaan takkan didengar pembelaannya dan bila berbicara takkan
didengar ucapannya". Rasulullah SAW bersabda : "Sepenuh bumi ia lebih
baik daripada orang tadi (yang pertama)" (HSR Muslim).
Begitu
sangat mencoloknya orang-orang yang mulia dibandingkan orang yang hina di mata
manusia, manusia memandang orang lain hina karena sesuatu yang tidak dimiliki,
segala kekurangan harta dan tidak adanya kekuasaan. Tapi bagi Allah, Rasul dan
orang-orang beriman yang menghinakan seseorang itu bukan karena tidak punya
harta, bukan karena tidak ada kekuasaan tapi karena tidak adanya komitmen agama
yang jelas bahkan cendrung membuat kerusakan di dunia ini.
Ya Allah, Al Muzill, Yang
Menghinakan, Engkau berkuasa menghinakan manusia menurut kehendak-Mu dan
Engkaupun berhak memuliakan siapa yang Engkau kehendaki. Berikanlah kefahaman
kepada kami ya Allah agar tetap mengetahui yang hak itu adalah benar, berikan
hamba kekuatan untuk menegakkan kebenaran itu walaupun semua orang
menghinakannya. Jauhkan hamba dari segala yang mungkar dan kerusakan ya Allah,
berilah hamba kekuatan untuk meninggalkan yang mungkar itu agar mulia di
hadapan-Mu meskipun semua orang menghinakan, Wallahu a’lam [Cubadak
Solok, 24 Jumadil Awal 1432.H/ 28 April 2011.M, Jam 08;59].
Referensi;
1.Kuliah
Tafsir, Faktar IAIN Raden Intan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an dan Terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs.Mukhlis Denros, 2009
4 Hadits Arbain An Nawawi, Sofyan Efendi, HaditsWeb 3.0,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar