AL HAQ
[ Maha Benar]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah adalahhaq,
Al Qur’an adalahhaq, Kenabianadalahhaq, hariberbangkitadalahhaq,
akheratadalahhaq,
semuanyaadalahbenaradanyatanpadapatdisanggaholehsiapapunkecuali orang-orang
yang tidakberiman. Salah satunama yang baikbagi Allah adalah Al Haqarttnya
Allah Yang MahaBenar.
“MakaMahaTinggi Allah raja yang sebenar-benarnya,
danjanganlahkamutergesa-gesamembaca Al
qur'ansebelumdisempurnakanmewahyukannyakepadamu[946], danKatakanlah:
"YaTuhanku, tambahkanlahkepadakuilmupengetahuan."[Thaha 20;114].
Al Qur’an
bukanlahsekedarkitab yang mengaturtentanghubunganmanusiadenganTuhannyadantidak
pula hanyamengatururusanakheratsaja, di dalamnyaadatauhid, janjidanancaman,
ibadah, petunjukkepadakebenaran, larangandanperintah, halal dan haram,
hukumislamsecaramenyeluruh, sejarahdanperumpamaan. Selain itu juga terdapat berbagai ilmu pengetahuan
di dalamnya seperti filsafat [32;7,9], ekonomi [45;13], moral/akhlak [21;107],
seni [7;31], hukum [3;83], sosial [2;213], politik dan pendidikan [4;28].
Demikian banyaknya
kandungan al Qur’an sehingga siapa saja yang mendapat hidayah ini tidak akan
meninggalkannya bahkan tidak sedikit ilmuan yang menyatakan diri sebagai muslim
ketika menemukan kebenaran dalam ilmu pengetahuan yang mereka gali.
Hadirnya al Qur’an ke
dunia ni setelah adanya kitab-kitab terdahulu bukan sekedar untuk dibaca saja,
a tau bekal untuk manusia saja, tapi banyak sekali tujuannya Allah menurunkan
kitab yang satu ini yang keaslian dan kelestariannya lansung dijamin Allah
tidak akan tercemar hingga akhir zaman, adapun tujuan Al Qur’an diturunkan
adalah;
Al Qur’an diturunkan untuk kepentingan manusia
yaitu memperkenalkan dirinya sebagai hamba yang hanya wajib menyembah kepada
Allah dengan segala sifat positif dan negatifnya, tinjauan Al Qur’an terhadap
manusia besifat obyektif;
“Dan
mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".[Al
Isra’ 17;85]
Dengan Al Qur’an
Allah memberitahukan hukum-hukum kebenaran serta mengobati penyakit rohani yang
ada pada manusia seperti; sombong, iri, dengki dan lain-lain [10;57]
“Haimanusia,
SesungguhnyatelahdatangkepadamupelajarandariTuhanmudanpenyembuhbagipenyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada danpetunjuksertarahmatbagi orang-orang yang beriman.”[Yunus
10;57]
Bahkan
Al Qur’an jugadiibaratkansebagaifurqanyaitu yang membedakanantara yang
haqdengan yang bathil, segalasesuatu yang datangdari Allah
adakaghaqataubenarsedangkanapasaja yang datangdari yang lain adalahbathilartinyarusakdanbinasa;
“(Beberapahari yang ditentukanituialah)
bulanRamadhan, bulan yang di dalamnyaditurunkan (permulaan) Al Quran
sebagaipetunjukbagimanusiadanpenjelasan-penjelasanmengenaipetunjukitudanpembeda
(antara yang hakdan yang bathil). “[Al Baqarah 2;185]
Al Qur’an
selainsebagaifurqandiajugamerupakanpetunjukbagimanusialebihkhususbagiummatislam,
yaituummat yang mauuntukmenjalankanamanatdari Allah, yaitu Al Haq, yang
MahaBenar, sehinggaseluruhaktifitashamba-Nyadituntutuntukselalubenar.
Dengan figur
Rasulullah Saw, Islam mampu merambah pelosok dunia yang disampaikan melalui
akhlak mulia. Inilah satu modal kenapa Islam mudah diterima orang. Akhlak yang
diterapkan sesuai dengan fithrah nurani manusia. Diantara akhlak muslim yaitu
benar, jujur, dan tegas dengan tidak melepaskan kelemahlembutan, Allah
berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 70,
”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar”.
Kaum muslimin dituntut untuk berbicara benar,
tidak mencla-mencle atau lemah pendirian. Namun dalam penyampaiannya digunakan
ucapan yang lembah lembut dan santun. Bahkan ketika berbicara dengan musuh
sekalipun,
”Dan
tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara
yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi kawan yang akrab” [ Fushilat ;34].
Islam merupakan suatu dien
yang persuasif dan sangat menghargai jati diri manusia. Islam tidak ingin
memaksakan doktrinnya untuk diterima begitu saja oleh manusia, Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya dien [agama] mudah dan tidak
seorangpun yang mempersulitnya kecuali pasti dikalahkannya. Bertindaklah tepat,
lakukanlah pendekatan, sebarlah berita gembira, permudahlah dan gunakan siang
dan malam serta sedikit waktu fajar sebagai penolongmu” [HR. Bukhari].
Perlulah kita
mengungkapkan apa yang dikatakan Imam Al Gazali tentang hal ini. Menurut
beliau, benar [shidq] ada enam, yakni:
Pertama, shidqu anniyah wal
iradah yaitu niat yang benar dan motivasinya hanya mengharapkan ridha Allah.
Inilah yang disebut dengan ikhlas. Untuk memulai sebuah aktivitas maka niat
sangat penting sekali, kalaulah niat
sudah terpancang dengan memulainya sebuah usaha maka segalanya sudah tercatat
menjadi sebuah kebaikan walaupun hasilnya belum tentu.
Kedua, shidqu lisan, yaitu ucapan yang tidak bercampur dengan dusta
dan kepalsuan, artinya lisan yang selalu benar meskipun dalam bercanda..
Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa yang
dapat menjamin kepadaku pemeliharaan yang ada diantara dua buah janggutnya [mulut]
dan pemeliharaan apa yang diantara dua kakinya [kemaluan] maka aku jamin ia
kepada Allah dengan syurga” [HR. Bukhari]. Dalam sebuah komentarnya Umar
bin Khatab berujar, ”Barangsiapa yang
banyak bergurau, maka ia akan diremehkan karena gurauannya. Barang siapa banyak melakukan sesuatu, maka ia akan
dikawal orang dengan sesuatu itu.
Barangsiapa banyak berbicara maka ia akan banyak pula salahnya. Barangsiapa
sedikit rasa malunya maka akan sedikit wara’nya [sikap hati-hati dari dosa].
Dan barangsiapa yang sedikit wara’nya, maka akan matilah hatinya”.
Ketiga, shidqu azmi,
yaitu tekad yang baik dan cetusan yang murni.Untuk melakukan sebuah perubahan
kearah yang lebih baik maka dibutuhkan tekad, tanpa tekad maka tidak akan
terlaksana keinginan itu, seorang yang ingin shalat malam, semuanya itu harus
ditekadkan dengan upaya yang maksimal sehingga segala yang merintangi untuk
bangun malam dapat dilawan.
Keempat, shidqu wafa bil azmi,
adalah sikap teguh dalam melaksanakan tekad. Tekad saja nampaknya belumlah
maksimal, perlu adanya sikap yang konsisten atau teguh untuk melaksanakannya,
sekali atau dua kali saja melakukan shalat malam belumlah cukup, lakukan
berkali-kali, walaupun dalam semalam hanya dua atau empat rakaat sudah memadai
tapi dilakukan dengan kontinyu.
Kelima, shidqu amal; amal
yang benar yaitu sesuainya ucapan dengan perbuatan yang dilandasi oleh aqidah
yang mantap. Niat dan tekad saja masih kurang untuk kesempurnaan, langkah
berikutnya adalah amal yang benar, benar dari sumbernya dan benar pelaksanaannya,
amal yang tidak benar dinyatakan oleh nabi amal itu dengan bid’ah yaitu
mengada-adakan amal tanpa sumbernya dari nabi.
Keenam, shidqu fi
maqamatuddin; orang yang benar dalam melaksanakan agama sehingga mampu
mencapai derajat taqwa. Untuk menegakkan agama pada sebuah negara tidaklah
sulit, tapi yang sulit adalah menegakkan agama ini pada diri dan keluarga
masing-masing, bila pada diri dan keluarga masing-masing sudah tegak agama ini
dengan baik maka pada sebuah negara tinggal persetujuan eksekutif dan
legislatif saja lagi maka berlansunglah syariat ini dengan baik.
Al Haq, Allah
Yang MahaBenar, Dialah yang telahmenurunkan agama
inidenganbenarmelaluirasul-Nya yang tertuangdalam Al Qur’an, kebenaranKitabinitidakdapatdiragukanbahkanandaikataadakeraguanadapeluanguntukmenandinginyabagi
yang mampu;
“Aliflaammiin, Kitab (Al Quran)
initidakadakeraguanpadanya; petunjukbagimereka yang bertaqwa”[Al Baqarah 2;1-2],
“Dan jikakamu (tetap)
dalamkeraguantentang Al Quran yang Kami wahyukankepadahamba Kami (Muhammad),
buatlah[31] satusurat (saja) yang semisal Al Quran
itudanajaklahpenolong-penolongmuselain Allah, jikakamu orang-orang yang benar.”
[Al Baqarah 2;23]
Begituluasnyapeluang
yang diberikan Allah kepada orang-orang yang ragudengankebenaran Al Qur’an
sehinggabilaadakebenaran lain dipersilahkanuntukmengalahkan Al Qur’an,
tapiternyatahinggadetikinibelumada yang beraniuntukmenandingikebenaran Allah,
begitujugatentangkebenarankenabian Muhammad Saw, Allah
mengungkapkanhalitudalambeberapafirman-Nya. Ada beberapa bukti otentik akan benarnya risalah dan kenabian Muhammad saw
yaitu;
Pertama, melalui dalil-dalil aqliyah [rasional]
seperti Al Qur’an, ini tercermin pada kemukjizatan al Qur’an itu
sendiri artinya mukjizat Al Qur’an dapat dilihat dari ilmu yang terkandung
didalamnya yang dijamin Allah kelestariannya hingga akhir zaman, indahnya
bahasa sastra yang terkandung pada Al Qur’an serta seperangkat ilmu lainnya
yang belum ditemukan oleh manusia.
Nabi Muhammad dilahirkan
dari qabilah yang bukan ahli ilmu pengetahuan dan beliau sendiri ummi artinya tidak pandai
membaca dan tidak bisa menulis [Al A’raf
7;157-158].
Apabila beliau tumbuh dan besar dari lingkungan
seperti ini kemudian pengetahuannya tentang Allah dan sifat-sifatnya serta
hukum-hukumnya sampai mencapai derajat tinggi, maka setiap orang yang berakal
sehat akan mengakui bahwa ilmu pengetahuan tersebut diterima dari Allah Swt.
Wahyu Allah inilah sebuah hikmah kenapa beliau
hidup dalam lingkungan ummi, seandainya beliau hidup dalam lingkungan berilmu
pengetahuan tentu masyarakat akan menolak konsep Al Qur’an dan mereka menuduh
itu adalah rekayasa fikiran Muhammad saja, sedangkan dengan tegas dan jelas
kalau Al Qur’an adalah wahyu Allah masih banyak juga yang meragukannya.
Beliau adalah seorang yang
ummi, tidak bisa membaca dan menulis dan
tidak pernah belajar pada seseorang tapi pemberitaan beliau tentang hal-hal
yang ghaib dapat diterima oleh manusia beriman, baik pada masa yang lampau
maupun yang akan datang.
Secara rasional da’wah yang disampaikan oleh
Muhammad saw banyak mendapat pertolongan Allah dalam setiap perjalanannya
seperti hijrah, selamatnya nabi Muhammad dari pengepungan kaum Quraisy pada
malam hijrah, kaum musyrikin Quraisy tidak melihat nabi ketika beliau berada
dalam gua Tsur [At Taubah 9;40]
Kedua,bukti kebenaran Al Qur’an
yang dibawa Muhammad terletak pada dalil-dalil al hissiyah yaitu yang dapat diindra
seperti mukjizat terbelahnya bulan, isra’ mi’raj, kayu dan batu mengucapkan
slam kepada beliau dan keluarnya air dari sela-sela tangan beliau dan
bertasbihnya makanan ketika sedang dimakan, selain kesaksian kitab-kitab
terdahulu yang menginformasikan tentang akan hadirnya nabi terakhir yang
membawa risalah kebenaran,baik dalam Taurat maupun Injil [7;157, 48;29].
“ (yaitu) orang-orang
yang mengikutrasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) merekadapatitertulis di
dalamTauratdanInjil yang ada di sisimereka, yang menyuruhmerekamengerjakan yang
ma'rufdanmelarangmerekadarimengerjakan yang
mungkardanmenghalalkanbagimerekasegala yang baikdanmengharamkanbagimerekasegala
yang burukdanmembuangdarimerekabeban-bebandanbelenggu-belenggu yang
adapadamereka[574]. Maka orang-orang yang berimankepadanya.memuliakannya,
menolongnyadanmengikuticahaya yang terang yang diturunkankepadanya (Al Quran),
merekaItulah orang-orang yang beruntung”[Al A’raf ;157]
Di dalam Injil
Yohanes dijelaskan,”Jika kamu
mencintaiku, maka kamu akan menuruti segala perintahku.akan meminta kepadamu
Bapak dan dia akan memberi seorang penolong yang lain supaya ia menyertaimu
selama-lamanya, yaitu ruh kenabian”.
Yang dimaksud
“penolong lain” disiniadalah Muhammad SAW, sedangkan kata-kata “Supayamenyertaimuselama-lamanya”
adalahdienislam, Al Qur’an danHadits. Di
dalamkitabperjanjian lama [ulangan 33;2] berkataia“Tuhandatangdari Sinai danterbitkepadamerekadariSeir,
ianampakbersinardaripegununganParan, terusmajukemukabesertapuluhanribu orang
yang berbakti,”Iniadalahkesaksian yang jelasdarikitabTaurat, yang
artinyabahwaallahmemanggil Musa danmemberinyawahyu di Sa’irsuatupegunungan di
Quds sertamengutus Muhammad sebagairasul, yang muncul di Mekkah yang
terletakdiantarapegununganParan.
Maknabesertapuluhanribu
orang yang suciadalahisyaratkepadanabi Muhammad
ketikamemasukikotaMekahbersamasepuluhributentaranya. Demikian pula
kesaksianulamaahlikitabtentangkenabiandanrisalahini.Sebelumdiutusnyanabi
Muhammad saw orang-orang YahuditelahberbicaratentangkedatanganseorangRasul.
Akan tetapisetelahrasultersebutdatangdariselainmereka, merekapunmengingkarinya
[Al Baqarah 2;89]
Bahkanmerekamengetahuisebagaimanamerekamengetahuianakmerekasendiri
[Al Baqarah 2;146]
“ orang-orang
(YahudidanNasrani) yang telah Kami beri Al kitab (TauratdanInjil) Mengenal
Muhammad sepertimerekaMengenalanak-anaknyasendiri. danSesungguhnyasebahagiandiantaramerekaMenyembunyikankebenaran,
Padahalmerekamengetahui”
Artinyabagimerekatentangkenabian
Muhammad danrisalahinibukanlahhal yang barulagi,
tapikarenadatangbukankepadakelompokmereka, makamerekasiapuntukmengingkarinya.
Demikianbuktikebenaranrisalahdankenabian
Muhammad saw, sejakdarikebesaran Al Qur’an, pertolongan Allah
sampaikesaksianTauratdanInjildanpengakuanulamaahlikitab, tapi yang
namanyakebenaranbilatidakdidukungolehhidayah Allah
makatetapkemungkarandankemunafikansebagaimusuh yang nyata.
Ya Al Haq,
Allah Yang MahaBenar, sudahnyatakebenaran yang
Engkauperlihatkankepadamakhluk-Mu, berupakejadianlangitdanbumi,
penciptaanalamrayainisecarautuh, pengawasan-Mu terhadapmakhluk-Mu,
semuanyabenar-benarnyatabahwaEngkaulah yang menjadikansemuanya, jadikanlahya
Allah hati kami semakinyakindengansemuanyaini.
YaIlahi,
tiadadayadanupayapadadhaifnyahambaini, dengan-Mulah kami kuat, dengan-Mu lah
kami mampuuntukmelaksanakankebenaran yang sudahEngkauturunkan, jadikanlah kami
orang-orang yang mempelajari,
mengamalkandanmemperjuangkankebenaraninisehinggasyahidmenjemput kami ya Allah, Wallahu a’lam [CubadakSolok,
13 JumadilAwal 1432.H/ 17 April 2011.M, Jam 13;15].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar