AL GHAFUR
[ Maha Pengampun]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Tak ada kewenangan manusia untuk menutup pintu taubat karena yang
akan mengampungi dosa itu adalah Allah, sebab Dia punya sifat Al Ghafur, Yang
Maha Pengampun.
”Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan
sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu.
Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu
janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekedar mengucapkan (kepada mereka) Perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu
ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. dan
ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah
kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” [Al Baqarah 2;235]
Orang yang
baikbukanlah orang yang tidakpernahberbuahsalahtapiadalah orang yang
ketikasalahdiabertaubatkepada Allah, Allah
menerimataubatseseorangtanpadapatdihalangiolehsiapapun.
Taubat adalah perasaan hati kecil yang merupakan
penyesalan atas segala yang telah terjadi, kemudian mengharap ampunan dari
Allah SWT dengan menjauhi segala perbuatan dosa, dan selalu berbuat baik.
Dengan perbuatan baik inilah, taubat seseorang dan seluruh ketaatannya akan diterima oleh Allah
SWT. Barangsiapa yang bertaubat hanya sekedar mengisi kekosongan dan tidak
mengerjakan apa-apa yang dicintai oleh Allah, maka dia tidak dikatakan
bertaubat, kecuali kalau dia benar-benar kembali kepada Allah dan berusaha
melepaskan keterkaitan hati dari mengulangi perbuatan dosa serta menetapkan
makna taubat didalamnya sebelum mengucapkan secara lisan, dan membuktikan
kesungguhan taubatnya dengan menjauhi segala yang dibenci Allah SWT seraya
kembali kepada yang dicintai dan diridhai-Nya.
Taubat memiliki keutamaan bagi orang yang
menyadari kesalahannya lalu kembali menjadi orang-orang yang shaleh yang
diiringi dengan penyesalan yang mendalam, adapun keutamaannya adalah;
Taubat kepada Allah adalah perbuatan yang paling
utama, oleh karena itu Allah selalu menyeru kepada orang-orang mukmin untuk
bertaubat,
”Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beiman supaya
kamu beruntung” [An Nur
24;31] dan Allah selalu membuka pintu-pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya;
”Katakanlah,”Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, dan
sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Az Zumar 39;53].
Barangsiapa yang bertaubat dan memohon ampun
kepada –Nya, niscaya Allah akan mengampuninya, walaupun dia telah banyak
berbuat dosa;
”Dan
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menyesatkan dirinya
sendiri. Kemudian ingat akan Allah dan memohon ampun atas dosa-dosa mereka, dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah. Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan keji itu sedang mereka mengetahui” [Ali Imran 3;135]
Orang yang bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa
yang telah diperbuat, niscaya dia akan selalu mendapat rahmat, perlindungan,
barakah dan akan dilapangkan rezekinya serta kebahagiaan hidup di dunia dan
akherat;
”Balasan bagi mereka ialah ampunan dari
Tuhannya dan syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, yang mereka kekal
di dalamnya dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” [Ali Imran 3;136].
Memohon ampun kepada Allah dengan meninggalkan semua
perbuatan-perbuatan dosa, inilah yang menyebabkan hidup tentram dan sejahtera,
lahirnya generasi-generasi yang shaleh dan menambah kemuliaan baginya,
”Maka
aku katakan kepada mereka, ”Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia
Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat. Dan
melimpahkan kepadamu harta dan keturunan, menyediakan untukmu kebun-kebun dan
sungai-sungai” [Nuh 71;
10-12].
Pintu taubat akan selalu terbuka bagi siapa saja
yang menghendaki, dan tidak seorangpun mampu menghalangi rahmat Allah darinya,
tidak ada hijab [penghalang] apapun antara dia dengan Tuhannya,;
”Kecuali bagi siapa saja yang bertaubat,
beriman dan beramal shaleh, niscaya mereka itu akan masuk ke dalam syurga dan
tidak disesatkan sedikit juapun. Yaitu syurga Adn yang telah dijanjikan oleh
Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya sekalipun syurga itu tidak
nampak, sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditetapi” [Maryam 19; 60-16]. [Shaleh bin Ghanim As
Sadlani, Dr. bagaimana Seharusnya Bertaubat, 1992].
Allah Maha Pengampun,
pengampunan adalah hak preogatif-Nya, manusia hanya berupaya untuk menyadari
kesalahannya, kemudian bertaubat dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan.
Apakah dosa dan kesalahan seseorang diampuni atau tidak maka hanya Allah sendiri
yang mengetahuinya sehingga ada ungkapan
yang menyatakan, ”Lebih baik selalu
menyesal dengan kesalahan dan dosa sehingga setiap waktu dia berada dalam
posisi penyesalan dan permohonan ampunan dari pada bangga dengan amal yang
dilakukan sehingga beranggapan sudah bebas dari azab Allah”.
Dengan bertaubat maka ada
peluang untuk diampuni dosa-dosanya oleh Allah, karena memang dosa, kesalahan
dan maksiat tidak harus dilanjutkan apalagi dibanggakan. Bahkan Allah suka
kepada hamba-Nya yang datang kepada-Nya dengan membersihkan diri dan bertaubat;
”Janganlah kamu
bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. sesungguh- nya mesjid yang
didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut
kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin
membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” [At Taubah 9;108]
Berkaitan dengan ayat
diatas, memang demikianlah keadaan sahabat Rasulullah, mereka adalah orang yang
siap membersihkan dirinya dari segala bentuk kotoran yang melekat di badan dan
di hatinya. Masjid yang didirikan oleh
Abdullah bin Ubay sebagai tandingan terhadap masjid nabi adalah konspirasi
untuk menghancurkan islam yang dimotori oleh para munafiq, pada diri mereka
penuh dengan kotoran yang melekat sejak kenabian Muhammad Saw. Sebuah ancaman
diberikan Allah agar ummat islam tidak menegakkan shalat di masjid itu, lebih
layak mereka shalat di masjid yang didalamnya banyak orang-orang yang
mensucikan dirinya, itulah dia masjid Quba, yang landasan pendiriannya karena
taqwa.
”Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.’’ [Al Baqarah 2;222]
Rasulullah juga bersabda,”Seseorang yang bertaubat dari dosanya itu
adalah sama dengan orang yang tidak mempunyai dosa lagi”[HR.Ibnu Majah}.
Maka taubat yang sebenarnya menurut pengertian bahasanya ialah kembali, menurut
istilah syariat maksudnya ialah kembali kengikuti jalan yang benar dari jalan
yang sudah ditempuhnya yang tentunya berupa jalan yang sesat. Sebenarnya
terlepas diri dari sesuatu dosa itu bagi setiap manusia tidaklah mungkin sama
sekali, sebab hal ini memang sudah merupakan kekurangan manusia.
Hanya saja besar kecilnya
kekurangan itu tergantung memang berbeda-beda. Tetapi menurut keasliannya
kekurangan demikian itu pasti ada dan tidak dapat dihindari sama sekali, oleh
sebab itu Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya
saja hatiku dapat juga tergoda sehingga saya harus memohon pengampunan kepada
Allah dalam sehari semalam itu sebanyak tujuh puluh kali”[HR.Muslim]
Karena itu Allah sengaja
mengaruniakan kemuliaan pada beliau dengan firman-Nya;
”Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang Telah lalu
dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu
kepada jalan yang lurus”[Al Fath 48;2]
Hadisriwayat
Abdullah bin Masudra.: Iaberkata:
AkupernahmendengarRasulullah saw. bersabda: Sungguh Allah
akanlebihsenangmenerimatobathamba-Nya yang berimandaripadaseseorang yang berada
di tanahtandus yang berbahayabersamahewantunggangan yang
membawabekalmakanandanminumannya. Laludiatidurkemudianketikabangundidapatihewantunggangannyatersebuttelahmenghilang.Dia
pun segeramencarinyasampaimerasadahagakemudiandiaberkatadalamhatinya:
Sebaiknyasayakembaliketempatsemuladantidur di sanasampaisayamati.
Laludiatidurdenganmenyandarkankepalanya di
ataslengansampaimati.Tetapiketikaiaterbangundidapatinyahewantunggangannyatelahberada
di sisinyabersamabekalmakanandanminuman. Allah
lebihsenangdengantobatseoranghambamukmin, daripada orang semacamini yang
menemukankembalihewantunggangandanbekalnya. (Shahih Muslim).
Pengampunan
Allah kepadahamba-Nyaakandisambutdengansikapsukacitadantaubatnashuha,
yaitutaubat yang sebenarnya, Allahpunsenangdenganhamba-Nya yang
maubertaubatdarikesalahandandosa.
Hadisriwayat
Abu Hurairahra: Dari Nabi saw. tentang
yang beliauriwayatkandariTuhannya, beliaubersabda:
Seoranghambamelakukansatuperbuatandosalaluberdoa: "Ya Allah,
ampunilahdosaku". Allah Taalaberfirman: Hamba-Ku
telahberbuatdosadandiamengetahuibahwadiamempunyaiTuhan yang
akanmengampunidosaatauakanmenghukumkarenadosaitu. Kemudian orang
itumengulangiperbuatandosa, laluberdoalagi: WahaiTuhan-ku, ampunilahdosaku.
Allah Taalaberfirman: Hamba-Ku
telahberbuatdosadandiamengetahuibahwadiamempunyaiTuhan yang
akanmengampunidosaataumenyiksakarenadosaitu. Kemudian orang itumelakukandosalagi,
laluberdoa: WahaiTuhanku, ampunilahdosaku. Allah Taalaberfirman: Hamba-Ku
telahberbuatdosadandiamengetahuibahwadiamempunyaiTuhan yang
akanmengampunidosaataumenghukumkarenadosaitusertaberbuatlahsesukamu,
karenaAkubenar-benartelahmengampunimu. Abdul A`laberkata:
Akutidakmengetahuiapakah Allah berfirman "berbuatlahsesukamu" pada
yang ketiga kali ataukeempat kali. (Shahih Muslim).
Ya
Allah, Al Ghafur, Yang MahaPengampun, Engkaumengampungidosa-dosahamba-Mu yang
datangbertaubat, merendahkandiri, mengakuikesalahannyadanmengakuikekuasaan-Mu,
EngkauMahaPengampun, Engkauampunidosahamba-Mu yang datangdenganhati yang
bersihuntukkembalikepadajalan yang lurus. Tanpaampunandari-Mu makasungguhya
Allah tidakada yang mampuuntukmengampunidosadanmaksiat yang dilakukanhambaini.
YaIlahi,
Al Ghafur, Yang MahaPengampun, hamba dating kepada-Mu
denganketulusandanpenyesalan yang mendalamkarenadosa yang hambalakukan,
dosaitumencorengkeninghamba, kesalahanitumembuathambahina,
maksiatitumembuathambatesiksa, ampunilahdosa, kesalahandanmaksiat yang
hambalakukan, EngkauMahaPengampunya Allah.Wallahu a’lam [CubadakSolok, 17
JumadilAwal 1432.H/ 21 April 2011.M, Jam 17;50].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Shaleh bin
Ghanim As Sadlani, Dr. bagaimana Seharusnya Bertaubat, 1992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar