Minggu, 14 Juni 2015

69. Al Ghafur, Maha Pengampun



AL GHAFUR
[ Maha Pengampun]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS


            Tak ada kewenangan manusia untuk menutup pintu taubat karena yang akan mengampungi dosa itu adalah Allah, sebab Dia punya sifat Al Ghafur, Yang Maha Pengampun.

”Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) Perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” [Al Baqarah 2;235]

Orang yang baikbukanlah orang yang tidakpernahberbuahsalahtapiadalah orang yang ketikasalahdiabertaubatkepada Allah, Allah menerimataubatseseorangtanpadapatdihalangiolehsiapapun.

Taubat adalah perasaan hati kecil yang merupakan penyesalan atas segala yang telah terjadi, kemudian mengharap ampunan dari Allah SWT dengan menjauhi segala perbuatan dosa, dan selalu berbuat baik. Dengan perbuatan baik inilah, taubat seseorang dan  seluruh ketaatannya akan diterima oleh Allah SWT. Barangsiapa yang bertaubat hanya sekedar mengisi kekosongan dan tidak mengerjakan apa-apa yang dicintai oleh Allah, maka dia tidak dikatakan bertaubat, kecuali kalau dia benar-benar kembali kepada Allah dan berusaha melepaskan keterkaitan hati dari mengulangi perbuatan dosa serta menetapkan makna taubat didalamnya sebelum mengucapkan secara lisan, dan membuktikan kesungguhan taubatnya dengan menjauhi segala yang dibenci Allah SWT seraya kembali kepada yang dicintai dan diridhai-Nya.

Taubat memiliki keutamaan bagi orang yang menyadari kesalahannya lalu kembali menjadi orang-orang yang shaleh yang diiringi dengan penyesalan yang mendalam, adapun keutamaannya adalah;

Taubat kepada Allah adalah perbuatan yang paling utama, oleh karena itu Allah selalu menyeru kepada orang-orang mukmin untuk bertaubat,
”Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beiman supaya kamu beruntung” [An Nur 24;31] dan Allah selalu membuka pintu-pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya;
 Katakanlah,”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, dan sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Az Zumar 39;53].

Barangsiapa yang bertaubat dan memohon ampun kepada –Nya, niscaya Allah akan mengampuninya, walaupun dia telah banyak berbuat dosa;
”Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menyesatkan dirinya sendiri. Kemudian ingat akan Allah dan memohon ampun atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu sedang mereka mengetahui” [Ali Imran 3;135]

Orang yang bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa yang telah diperbuat, niscaya dia akan selalu mendapat rahmat, perlindungan, barakah dan akan dilapangkan rezekinya serta kebahagiaan hidup di dunia dan akherat;
 ”Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhannya dan syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, yang mereka kekal di dalamnya dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” [Ali Imran 3;136].

Memohon ampun kepada Allah dengan meninggalkan semua perbuatan-perbuatan dosa, inilah yang menyebabkan hidup tentram dan sejahtera, lahirnya generasi-generasi yang shaleh dan menambah kemuliaan baginya,
”Maka aku katakan kepada mereka, ”Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat. Dan melimpahkan kepadamu harta dan keturunan, menyediakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai” [Nuh 71; 10-12].

Pintu taubat akan selalu terbuka bagi siapa saja yang menghendaki, dan tidak seorangpun mampu menghalangi rahmat Allah darinya, tidak ada hijab [penghalang] apapun antara dia dengan Tuhannya,;
 ”Kecuali bagi siapa saja yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, niscaya mereka itu akan masuk ke dalam syurga dan tidak disesatkan sedikit juapun. Yaitu syurga Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya sekalipun syurga itu tidak nampak, sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditetapi” [Maryam 19; 60-16]. [Shaleh bin Ghanim As Sadlani, Dr. bagaimana Seharusnya Bertaubat, 1992].

            Allah Maha Pengampun, pengampunan adalah hak preogatif-Nya, manusia hanya berupaya untuk menyadari kesalahannya, kemudian bertaubat dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan. Apakah dosa dan kesalahan seseorang diampuni atau tidak maka hanya Allah sendiri yang mengetahuinya sehingga ada  ungkapan yang menyatakan, ”Lebih baik selalu menyesal dengan kesalahan dan dosa sehingga setiap waktu dia berada dalam posisi penyesalan dan permohonan ampunan dari pada bangga dengan amal yang dilakukan sehingga beranggapan sudah bebas dari azab Allah”.

            Dengan bertaubat maka ada peluang untuk diampuni dosa-dosanya oleh Allah, karena memang dosa, kesalahan dan maksiat tidak harus dilanjutkan apalagi dibanggakan. Bahkan Allah suka kepada hamba-Nya yang datang kepada-Nya dengan membersihkan diri dan bertaubat;
”Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” [At Taubah 9;108]

            Berkaitan dengan ayat diatas, memang demikianlah keadaan sahabat Rasulullah, mereka adalah orang yang siap membersihkan dirinya dari segala bentuk kotoran yang melekat di badan dan di  hatinya. Masjid yang didirikan oleh Abdullah bin Ubay sebagai tandingan terhadap masjid nabi adalah konspirasi untuk menghancurkan islam yang dimotori oleh para munafiq, pada diri mereka penuh dengan kotoran yang melekat sejak kenabian Muhammad Saw. Sebuah ancaman diberikan Allah agar ummat islam tidak menegakkan shalat di masjid itu, lebih layak mereka shalat di masjid yang didalamnya banyak orang-orang yang mensucikan dirinya, itulah dia masjid Quba, yang landasan pendiriannya karena taqwa.
”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.’’ [Al Baqarah 2;222]

            Rasulullah juga bersabda,”Seseorang yang bertaubat dari dosanya itu adalah sama dengan orang yang tidak mempunyai dosa lagi”[HR.Ibnu Majah}. Maka taubat yang sebenarnya menurut pengertian bahasanya ialah kembali, menurut istilah syariat maksudnya ialah kembali kengikuti jalan yang benar dari jalan yang sudah ditempuhnya yang tentunya berupa jalan yang sesat. Sebenarnya terlepas diri dari sesuatu dosa itu bagi setiap manusia tidaklah mungkin sama sekali, sebab hal ini memang sudah merupakan kekurangan manusia.

            Hanya saja besar kecilnya kekurangan itu tergantung memang berbeda-beda. Tetapi menurut keasliannya kekurangan demikian itu pasti ada dan tidak dapat dihindari sama sekali, oleh sebab itu Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya saja hatiku dapat juga tergoda sehingga saya harus memohon pengampunan kepada Allah dalam sehari semalam itu sebanyak tujuh puluh kali”[HR.Muslim]

            Karena itu Allah sengaja mengaruniakan kemuliaan pada beliau dengan firman-Nya;
            ”Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang Telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus”[Al Fath 48;2]

Hadisriwayat Abdullah bin Masudra.:  Iaberkata: AkupernahmendengarRasulullah saw. bersabda: Sungguh Allah akanlebihsenangmenerimatobathamba-Nya yang berimandaripadaseseorang yang berada di tanahtandus yang berbahayabersamahewantunggangan yang membawabekalmakanandanminumannya. Laludiatidurkemudianketikabangundidapatihewantunggangannyatersebuttelahmenghilang.Dia pun segeramencarinyasampaimerasadahagakemudiandiaberkatadalamhatinya: Sebaiknyasayakembaliketempatsemuladantidur di sanasampaisayamati. Laludiatidurdenganmenyandarkankepalanya di ataslengansampaimati.Tetapiketikaiaterbangundidapatinyahewantunggangannyatelahberada di sisinyabersamabekalmakanandanminuman. Allah lebihsenangdengantobatseoranghambamukmin, daripada orang semacamini yang menemukankembalihewantunggangandanbekalnya. (Shahih Muslim).

Pengampunan Allah kepadahamba-Nyaakandisambutdengansikapsukacitadantaubatnashuha, yaitutaubat yang sebenarnya, Allahpunsenangdenganhamba-Nya yang maubertaubatdarikesalahandandosa.

Hadisriwayat Abu Hurairahra:  Dari Nabi saw. tentang yang beliauriwayatkandariTuhannya, beliaubersabda: Seoranghambamelakukansatuperbuatandosalaluberdoa: "Ya Allah, ampunilahdosaku". Allah Taalaberfirman: Hamba-Ku telahberbuatdosadandiamengetahuibahwadiamempunyaiTuhan yang akanmengampunidosaatauakanmenghukumkarenadosaitu. Kemudian orang itumengulangiperbuatandosa, laluberdoalagi: WahaiTuhan-ku, ampunilahdosaku. Allah Taalaberfirman: Hamba-Ku telahberbuatdosadandiamengetahuibahwadiamempunyaiTuhan yang akanmengampunidosaataumenyiksakarenadosaitu. Kemudian orang itumelakukandosalagi, laluberdoa: WahaiTuhanku, ampunilahdosaku. Allah Taalaberfirman: Hamba-Ku telahberbuatdosadandiamengetahuibahwadiamempunyaiTuhan yang akanmengampunidosaataumenghukumkarenadosaitusertaberbuatlahsesukamu, karenaAkubenar-benartelahmengampunimu. Abdul A`laberkata: Akutidakmengetahuiapakah Allah berfirman "berbuatlahsesukamu" pada yang ketiga kali ataukeempat kali. (Shahih Muslim).

Ya Allah, Al Ghafur, Yang MahaPengampun, Engkaumengampungidosa-dosahamba-Mu yang datangbertaubat, merendahkandiri, mengakuikesalahannyadanmengakuikekuasaan-Mu, EngkauMahaPengampun, Engkauampunidosahamba-Mu yang datangdenganhati yang bersihuntukkembalikepadajalan yang lurus. Tanpaampunandari-Mu makasungguhya Allah tidakada yang mampuuntukmengampunidosadanmaksiat yang dilakukanhambaini.

YaIlahi, Al Ghafur, Yang MahaPengampun, hamba dating kepada-Mu denganketulusandanpenyesalan yang mendalamkarenadosa yang hambalakukan, dosaitumencorengkeninghamba, kesalahanitumembuathambahina, maksiatitumembuathambatesiksa, ampunilahdosa, kesalahandanmaksiat yang hambalakukan, EngkauMahaPengampunya Allah.Wallahu a’lam [CubadakSolok, 17 JumadilAwal 1432.H/ 21 April 2011.M, Jam 17;50].

Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis, Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Shaleh bin Ghanim As Sadlani, Dr. bagaimana Seharusnya Bertaubat, 1992
5.Kitab Taubat, Hadits Web

Tidak ada komentar:

Posting Komentar