Minggu, 14 Juni 2015

74. Al Halim, Yang Penyantun




AL HALIM
[ Yang Penyantun]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS


                Al Halim, Allah Yang Maha Penyantun, kesantunan-Nya tidak mengurangi Maha Kuasa-Nya, Kelembutan-Nya tidak menghilangkan Keperkasan-Nya, Keramahan-Nya tidak menjadikan Dia lemah, keampunan-Nya tidak mengganggu Keadilan-Nya, Dia memiliki sifat-sifat mulia yang menunjukkan Keluasan dan keagungan-Nya.

Syaikh Abu UtsmanIsma'il Ash-Shabuniberkata: Semoga Allah melimpahkantaufiq. SesungguhnyaAshhabulHadits (yang berpegangteguhkepada Al-Kitabdan As-Sunnah) -semoga Allah menjagamereka yang masihhidupdanmerahmatimereka yang telahwafat- adalah orang-orang yang bersaksiataskeesaan Allah, danbersaksiataskerasulandankenabian Muhammad shallallahu `alaihiwasallam. 

Merekamengenal Allah subhanahuwata'aladengansifat-sifatnya yang Allah utarakanmelaluiwahyudankitab-Nya, ataumelaluipersaksianRasul-Nyashallallahu'alaihiwasallamdalamhadits-hadits yang shahih yang dinukildandisampaikanolehparaperawi yang terpercaya.

Merekamenetapkandarisifat-sifattersebutapa-apa yang Allah tetapkansendiridalamKitab-NyaataumelaluiperantaraanlisanRasulullahshallallahu'alaihiwasallamshallallahu `alaihiwasallam.Merekatidakmeyerupakansifat-sifattersebutdengansifat-sifatmakhluk.Merekamenyatakanbahwa Allah menciptakan Adam 'alaihissalamdengantangan-Nya, sebagaimana yang dinyatakandalam Al-Qur'an: "Allah berfirman:

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ....
"Haiiblis, apakah yang menghalangikamusujudkepada yang telah Ku-ciptakandengankeduatangan-Ku. (Shaad:75)

MerekatidakmenyimpangkanKalamullahdarimaksudnya-maksudsebenarnya, denganmengartikankeduatangan Allah sebagaiduakenikmatanataukekuatan, seperti yang dilakukanolehMu'thazilahdanJahmiyyah -semoga Allah membinasakanmereka-.

Merekajugatidakmereka-rekabentuknyaataumenyerupakandengantangan-tanganmakhluk, seperti yang dilakukanolehkaum Al-Musyabbihah -semoga Allah menghinakanmereka-. Allah subhanahuwata'alatelahmemeliharaAhlusSunnahdarimenyimpangkan,  mereka-rekaataumenyerupakansifat-sifat Allah denganmakhluk-Nya. Allah telahmemberikaruniaatasdirimerekapemahamandanpengertian, sehinggamerekamampumenitijalanmentauhidkandanmensucikan Allah 'azzawajalla.Merekameninggalkanucapan-ucapan yang bernadameniadakan, menyerupakandenganmakhluk.Merekamengikutifirman Allah azzawajalla:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ  
"tidakadasesuatupun yang serupadengan-Nya, danIaMahaMendengarlagiMahaMelihat" (Asy-Syuraa:11)

Al-Qur'an jugamenyebutkantentang "Duatangan-Nya" dalamfirman-Nya:

خَلَقْتُ بِيَدَيَّ 
"..yangtelah Ku-ciptakandengankeduatangan-Ku.. " (Shaad:75)

Dan diriwayatkandalambanyakhadits-haditsshahihdariRasulullahshallallahu 'alaihiwasallam yang menyebutkantangan Allah, sepertikisahperdebatan Musa dengan Adam 'alaihimassalam, tatkala Musa berkata:

"Allah telahmenciptakandirimudengantangan-Nyadanmembuatparamalaikatbersujudkepadamu" (HR. Muslim)[Syaikh Abu UtsmanIsma'il Ash-Shabuniberkata ,AqidahAhlusSunnahKompilasi file CHM oleh Abu 'Abdirrahman Muhammad Taufiq].

            Allah menyantuni hamba-Nya, begitu  indahnya kesantunan yang ditunjukkan Allah kepada hamba-Nya, khususnya terhadap perlakuan kepada wanita atau calon isteri bagi seorang suami;
”Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) Perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” [Al Baqarah 2;235]

            Allah menyantuni hamba-Nya terhadap amal-amal yang dilakukan, apakah amal buruk ataupun amal baik, semuanya mendapatkan balasan sesuai dengan ketentuan yang diberikan-Nya, dalam hadits  Qudsi Allah berfirman;

Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw bersabda dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar : "Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan". Kemudian Beliau menjelaskan hal itu : "Barang siapa yang bermaksud kebaikan namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna untuknya. Jika ia bermaksud baik lalu mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat sampai banyak. Barang siapa yang bermaksud buruk namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisi-Nya suatu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud buruk lalu mengamalkannya maka Allah mencatatnya sebagai satu keburukan".(Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Dzar ra. ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Barangsiapa yang membawa kebaikan maka baginya sepuluh kalinya atau Aku tambah. Barangsiapa yang membawa keburukan maka balasan keburukan itu keburukan yang semisal dengannya atau Aku ampuni. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu hasta. Dan barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu satu hasta maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu depa. Barangsiapa yang datang kepadaKu berjalan, maka Aku mendatanginya dengan lari-lari kecil. Barangsiapa yang menemui Aku dengan kesalahan sepenuh bumi maka aku menemuinya dengan ampunan". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).[Himpunan Hadits Qudsi, Ahmad Sunarto].

Kesantunan Allah juganampakketikapenderitaan yang dialamiolehSiti Maryam, ibundanyanabi Isa,hinggasaatdiaakanmelahirkanseoranganak yang tidakmemeliki ayah,  Allah memberikanjalanterbaikbagiwanitashalehahini.

Maryam dituduhmelakukanpelacuran.Merekamenyerang Maryam tanpaterlebihdahulumendengarkansanggahannyaataumengadakanpenelitianataumembuktikanbahawaperkataanmerekamemangbenar. Maryam dicercasana-sinidaniadiingatkan, bahawabukankahiaseseorang yang tumbuhdarirumah yang baikdanbukanlahibunyaseorangpelacur? Lalumengapasemuainiterjadipadanya?Menghadapisemuatuduhanitu, Maryam tampaktenangdantetapmenunjukkankebaikannya.Wajahnyadipenuhidengancahayakeyakinan.Ketikapertanyaansemakinmenjadi-jadidankeadaansemakinsulit, maka Maryam menyerahkansegalanyakepada Allah SWT.Iamenunjukkearahanaknyadengantangannya. Maryam menunjuk Isa.

Orang-orang yang ada di situ tampakkebingungan.Merekamemahamibahawa Maryam berpuasadariberbicaradanmemintakepadamereka agar bertanyakepadaanakitu. Para pembesarYahudibertanya: "Bagaimanamerekaakanmelontarkanpertanyaankepadaseoranganakkecil yang barulahirbeberapahari? Apakahanakituakanberbicara di buaiannya" Merekaberkatakepada Maryam:
"Bagaimana kami akanberbicaradengananakkecil yang masihdalamayunan?" (QS. Maryam 19: 29)
“Berkata Isa:"Sesungguhnyaakuinihamba Allah, Diamemberiku al-Kitab (injil) danDiamenjadikanakuseorangnabi. Dan Diamenjadikanakuseorang yang diberkati di manasajaakuberada, danDiamemerintahkankepadaku (mendirikan) solatdan (menunaikan) zakat selamaakuhidup; danberbaktikepadaibuku, danDiatidakmenjadikankuseorang yang sombonglagicelaka.Dan kesejahteraansemogadilimpahkankepadaku, padahariakudilahirkan, padahariakumeninggaldanpadahariakudibangkitkanhidupkembali." (QS. Maryam 19: 30-33)

Belumsampai Isa menuntaskanpembicaraannyasehinggawajah-wajahparapendetadarikalanganYahudidanparauskuptampakpucat.Merekamenyaksikanmukjizatterjadidi depanmerekasecaralangsung. Anakkecilituberbicara di buaiannya; anakkecil yang datangtanpaseorang ayah; anakkecil yang mengatakanbahawa Allah SWT telahmemberinya al-KitabdanmenjadikannyaseorangNabi.Iniberartibahawakekuasaanmerekasebentarlagiakanhancur. Setiap orang darimerekaakanmenjaditidakberartiketikaanakkecilitudewasa. [Pak Ndak - KisahNabi-nabi Allah, Juni, 2007].

            Allah jugamengajarkankepadahamba-Nyauntukberlakusantunkepadasesamaapalagikepadaorangtua, yang sudahmengandung, melahirkandanmembesarkannya, walaupundengansikapsantunitutidakakanterbalasjasaorangtua. Bahkanpengabdiankepada Allah diiringidengansikapberbuatbaikkepadaorangtua.
“Dan TuhanmutelahmemerintahkansupayakamujanganmenyembahselainDiadanhendaklahkamuberbuatbaikpadaibubapakmudengansebaik-baiknya.jikasalahseorang di antarakeduanyaatauKedua-duanyasampaiberumurlanjutdalampemeliharaanmu, Makasekali-kali janganlahkamumengatakankepadakeduanyaPerkataan "ah" danjanganlahkamumembentakmerekadanucapkanlahkepadamerekaPerkataan yang mulia.danrendahkanlahdirimuterhadapmerekaberduadenganpenuhkesayangandanucapkanlah: "WahaiTuhanku, kasihilahmerekakeduanya, sebagaimanamerekaberduatelahmendidikakuwaktukecil". Tuhanmulebihmengetahuiapa yang adadalamhatimu; jikakamu orang-orang yang baik, MakaSesungguhnyaDiaMahaPengampunbagi orang-orang yang bertaubat” [Al Isra’ 17;23-25]


Sulit rasanya mencari pemimpin yang santun, sabar, kasih sayang kepada rakyatnya kecuali Muhammad Saw. Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin yang cinta kepada ummatnya yang tergambar dari peristiwa hijrah, beliau kerahkan dahulu semua ummatnya untuk berangkat hijrah sementara beliau bertahan menghadang lawan di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Peristiwa  lain yaitu saat beliau mengakhiri hidup ini, kata-kata yang terucap hanya tiga yaitu; shalat, wanita dan ummatku. Mana ada pemimpin yang memikirkan ummatnya  dan rakyat saat mengakhiri kehidupan ini,selain beliau. Demikian pula halnya nanti di akherat orang yang paling sibuk adalah Rasulullah, beliau tidak akan masuk syurga sebelum jelas posisi ummatnya dan tidak sedikit ummatnya mendapat syafaat di akherat kelak karena cinta dan kasih beliau.

Ketika Nabi Muhammad berhasil menaklukkan Kota Mekkah, beliau bersama pasukannya memasuki kota itu ibarat semut yang banyak sekali berbondong-bondong menuju ke sebuah tempat yang sedang disaksikan oleh Ab Sufyan dari atas bukit, ketika itu nabi Muhammad dengan kesyukurannya kepada Allah dia berjalan dengan menundukkan kepalanya, padahal sebagai manusia wajar bila beliau dengan mendongakkan kepala memasuki kota yang baru ditaklukkan, tapi hal itu tidak dilakukannya, seorang nabi mencontohkan kepada ummatnya untuk bersikap rendah hati dan penyantun.

Allah Al Halim, Yang Maha Penyantun, dengan nama dan sifat mulia-Mu Engkau memperlakukan hamba-Mu dengan kasih sayang, santundan baik sehingga kami mendapatkan curahan rahmat-Mu yang tidak pernah habis, bimbinglah hamba-Mu ini ya Allah agar mensyukuri semua yang sudah Engkau limpahkan. Bimbinglah hamba ini untuk selalu taat kepada-Mu, berilah hamba kekuatan untuk meninggalkan maksiat dan dosa.

Ya Allah Al Halim, sifat-Mu yang mulia,  Maha Penyantun, kesantunan-Mu tidaklah sama dengan kesantunan hamba-Mu walaupun itu anugerah dari-Mu, janganlah Engkau sia-siakan kami ya Allah, berilah kami hidayah dan taufiq sehingga tetap dalam lingkaran da’wah, bersama-sama menjadi pendukung da’wah-Mu, Wallahu a’lam [CubadakSolok, 20 JumadilAwal 1432.H/ 24 April 2011.M, Jam 20;50].

Referensi;
1.KuliahTafsir, Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis, Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Syaikh Abu UtsmanIsma'il Ash-Shabuni ,AqidahAhlusSunnah,
5.Himpunan Hadits Qudsi, Ahmad Sunarto, April 2007
6.PakNdak - KisahNabi-nabi Allah, Juni, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar