AL HALIM
[ Yang Penyantun]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Al Halim, Allah Yang Maha
Penyantun, kesantunan-Nya tidak mengurangi Maha Kuasa-Nya, Kelembutan-Nya tidak
menghilangkan Keperkasan-Nya, Keramahan-Nya tidak menjadikan Dia lemah, keampunan-Nya
tidak mengganggu Keadilan-Nya, Dia memiliki sifat-sifat mulia yang menunjukkan
Keluasan dan keagungan-Nya.
Syaikh Abu UtsmanIsma'il Ash-Shabuniberkata: Semoga
Allah melimpahkantaufiq. SesungguhnyaAshhabulHadits (yang berpegangteguhkepada
Al-Kitabdan As-Sunnah) -semoga Allah menjagamereka yang
masihhidupdanmerahmatimereka yang telahwafat- adalah orang-orang yang
bersaksiataskeesaan Allah, danbersaksiataskerasulandankenabian Muhammad
shallallahu `alaihiwasallam.
Merekamengenal Allah subhanahuwata'aladengansifat-sifatnya
yang Allah utarakanmelaluiwahyudankitab-Nya,
ataumelaluipersaksianRasul-Nyashallallahu'alaihiwasallamdalamhadits-hadits yang
shahih yang dinukildandisampaikanolehparaperawi yang terpercaya.
Merekamenetapkandarisifat-sifattersebutapa-apa yang
Allah
tetapkansendiridalamKitab-NyaataumelaluiperantaraanlisanRasulullahshallallahu'alaihiwasallamshallallahu
`alaihiwasallam.Merekatidakmeyerupakansifat-sifattersebutdengansifat-sifatmakhluk.Merekamenyatakanbahwa
Allah menciptakan Adam 'alaihissalamdengantangan-Nya, sebagaimana yang
dinyatakandalam Al-Qur'an: "Allah berfirman:
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا
مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ....
"Haiiblis,
apakah yang menghalangikamusujudkepada yang telah Ku-ciptakandengankeduatangan-Ku.
(Shaad:75)
MerekatidakmenyimpangkanKalamullahdarimaksudnya-maksudsebenarnya,
denganmengartikankeduatangan Allah sebagaiduakenikmatanataukekuatan, seperti
yang dilakukanolehMu'thazilahdanJahmiyyah -semoga Allah membinasakanmereka-.
Merekajugatidakmereka-rekabentuknyaataumenyerupakandengantangan-tanganmakhluk,
seperti yang dilakukanolehkaum Al-Musyabbihah -semoga Allah menghinakanmereka-.
Allah subhanahuwata'alatelahmemeliharaAhlusSunnahdarimenyimpangkan,
mereka-rekaataumenyerupakansifat-sifat Allah denganmakhluk-Nya. Allah
telahmemberikaruniaatasdirimerekapemahamandanpengertian,
sehinggamerekamampumenitijalanmentauhidkandanmensucikan Allah
'azzawajalla.Merekameninggalkanucapan-ucapan yang bernadameniadakan,
menyerupakandenganmakhluk.Merekamengikutifirman Allah azzawajalla:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
"tidakadasesuatupun
yang serupadengan-Nya, danIaMahaMendengarlagiMahaMelihat"
(Asy-Syuraa:11)
Al-Qur'an jugamenyebutkantentang "Duatangan-Nya" dalamfirman-Nya:
خَلَقْتُ بِيَدَيَّ
"..yangtelah
Ku-ciptakandengankeduatangan-Ku.. " (Shaad:75)
Dan
diriwayatkandalambanyakhadits-haditsshahihdariRasulullahshallallahu
'alaihiwasallam yang menyebutkantangan Allah, sepertikisahperdebatan Musa
dengan Adam 'alaihimassalam, tatkala Musa berkata:
"Allah
telahmenciptakandirimudengantangan-Nyadanmembuatparamalaikatbersujudkepadamu"
(HR. Muslim)[Syaikh Abu
UtsmanIsma'il Ash-Shabuniberkata ,AqidahAhlusSunnahKompilasi file CHM oleh Abu
'Abdirrahman Muhammad Taufiq].
Allah
menyantuni hamba-Nya, begitu indahnya
kesantunan yang ditunjukkan Allah kepada hamba-Nya, khususnya terhadap
perlakuan kepada wanita atau calon isteri bagi seorang suami;
”Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan
sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu.
Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah
kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar
mengucapkan (kepada mereka) Perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu ber'azam
(bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. dan ketahuilah
bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah
kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” [Al Baqarah 2;235]
Allah
menyantuni hamba-Nya terhadap amal-amal yang dilakukan, apakah amal buruk
ataupun amal baik, semuanya mendapatkan balasan sesuai dengan ketentuan yang
diberikan-Nya, dalam hadits Qudsi Allah
berfirman;
Dari Ibnu Abbas ra. dari
Nabi saw bersabda dalam apa yang diriwayatkan dari Tuhan Yang Maha Mulia dan
Maha Besar : "Sesungguhnya Allah
mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan". Kemudian Beliau
menjelaskan hal itu : "Barang siapa yang bermaksud kebaikan namun tidak
mengamalkannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai kebaikan yang sempurna
untuknya. Jika ia bermaksud baik lalu mengamalkannya maka Allah mencatat di
sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat sampai banyak. Barang siapa
yang bermaksud buruk namun tidak mengamalkannya maka Allah mencatat di sisi-Nya
suatu kebaikan yang sempurna. Jika ia bermaksud buruk lalu mengamalkannya maka
Allah mencatatnya sebagai satu keburukan".(Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abu Dzar ra. ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah Yang Maha
Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Barangsiapa
yang membawa kebaikan maka baginya sepuluh kalinya atau Aku tambah. Barangsiapa
yang membawa keburukan maka balasan keburukan itu keburukan yang semisal
dengannya atau Aku ampuni. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepadaKu sejengkal
maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu hasta. Dan barangsiapa yang
mendekatkan diri kepadaKu satu hasta maka Aku mendekatkan Diri kepadanya satu
depa. Barangsiapa yang datang kepadaKu berjalan, maka Aku mendatanginya dengan
lari-lari kecil. Barangsiapa yang menemui Aku dengan kesalahan sepenuh bumi
maka aku menemuinya dengan ampunan". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).[Himpunan Hadits Qudsi, Ahmad
Sunarto].
Kesantunan Allah
juganampakketikapenderitaan yang dialamiolehSiti Maryam, ibundanyanabi Isa,hinggasaatdiaakanmelahirkanseoranganak
yang tidakmemeliki ayah, Allah
memberikanjalanterbaikbagiwanitashalehahini.
Maryam dituduhmelakukanpelacuran.Merekamenyerang Maryam
tanpaterlebihdahulumendengarkansanggahannyaataumengadakanpenelitianataumembuktikanbahawaperkataanmerekamemangbenar.
Maryam dicercasana-sinidaniadiingatkan, bahawabukankahiaseseorang yang
tumbuhdarirumah yang baikdanbukanlahibunyaseorangpelacur?
Lalumengapasemuainiterjadipadanya?Menghadapisemuatuduhanitu, Maryam
tampaktenangdantetapmenunjukkankebaikannya.Wajahnyadipenuhidengancahayakeyakinan.Ketikapertanyaansemakinmenjadi-jadidankeadaansemakinsulit,
maka Maryam menyerahkansegalanyakepada Allah
SWT.Iamenunjukkearahanaknyadengantangannya. Maryam menunjuk Isa.
Orang-orang yang ada di situ
tampakkebingungan.Merekamemahamibahawa Maryam
berpuasadariberbicaradanmemintakepadamereka agar bertanyakepadaanakitu. Para
pembesarYahudibertanya:
"Bagaimanamerekaakanmelontarkanpertanyaankepadaseoranganakkecil yang
barulahirbeberapahari? Apakahanakituakanberbicara di buaiannya"
Merekaberkatakepada Maryam:
"Bagaimana kami akanberbicaradengananakkecil yang masihdalamayunan?" (QS. Maryam 19: 29)
“Berkata Isa:"Sesungguhnyaakuinihamba Allah,
Diamemberiku al-Kitab (injil) danDiamenjadikanakuseorangnabi. Dan
Diamenjadikanakuseorang yang diberkati di manasajaakuberada,
danDiamemerintahkankepadaku (mendirikan) solatdan (menunaikan) zakat
selamaakuhidup; danberbaktikepadaibuku, danDiatidakmenjadikankuseorang yang
sombonglagicelaka.Dan kesejahteraansemogadilimpahkankepadaku,
padahariakudilahirkan,
padahariakumeninggaldanpadahariakudibangkitkanhidupkembali." (QS. Maryam 19: 30-33)
Belumsampai Isa
menuntaskanpembicaraannyasehinggawajah-wajahparapendetadarikalanganYahudidanparauskuptampakpucat.Merekamenyaksikanmukjizatterjadidi
depanmerekasecaralangsung. Anakkecilituberbicara di buaiannya; anakkecil yang
datangtanpaseorang ayah; anakkecil yang mengatakanbahawa Allah SWT
telahmemberinya
al-KitabdanmenjadikannyaseorangNabi.Iniberartibahawakekuasaanmerekasebentarlagiakanhancur.
Setiap orang darimerekaakanmenjaditidakberartiketikaanakkecilitudewasa. [Pak Ndak - KisahNabi-nabi Allah, Juni,
2007].
Allah jugamengajarkankepadahamba-Nyauntukberlakusantunkepadasesamaapalagikepadaorangtua,
yang sudahmengandung, melahirkandanmembesarkannya,
walaupundengansikapsantunitutidakakanterbalasjasaorangtua. Bahkanpengabdiankepada
Allah diiringidengansikapberbuatbaikkepadaorangtua.
“Dan
TuhanmutelahmemerintahkansupayakamujanganmenyembahselainDiadanhendaklahkamuberbuatbaikpadaibubapakmudengansebaik-baiknya.jikasalahseorang
di antarakeduanyaatauKedua-duanyasampaiberumurlanjutdalampemeliharaanmu,
Makasekali-kali janganlahkamumengatakankepadakeduanyaPerkataan "ah"
danjanganlahkamumembentakmerekadanucapkanlahkepadamerekaPerkataan yang mulia.danrendahkanlahdirimuterhadapmerekaberduadenganpenuhkesayangandanucapkanlah:
"WahaiTuhanku, kasihilahmerekakeduanya, sebagaimanamerekaberduatelahmendidikakuwaktukecil".
Tuhanmulebihmengetahuiapa yang adadalamhatimu; jikakamu orang-orang yang baik,
MakaSesungguhnyaDiaMahaPengampunbagi orang-orang yang bertaubat” [Al Isra’
17;23-25]
Sulit rasanya mencari pemimpin yang santun, sabar,
kasih sayang kepada rakyatnya kecuali Muhammad Saw. Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin yang cinta kepada
ummatnya yang tergambar dari peristiwa hijrah, beliau kerahkan dahulu semua
ummatnya untuk berangkat hijrah sementara beliau bertahan menghadang lawan di
Mekah bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Peristiwa lain yaitu saat beliau mengakhiri hidup ini,
kata-kata yang terucap hanya tiga yaitu; shalat, wanita dan ummatku. Mana ada
pemimpin yang memikirkan ummatnya dan
rakyat saat mengakhiri kehidupan ini,selain beliau. Demikian pula halnya nanti
di akherat orang yang paling sibuk adalah Rasulullah, beliau tidak akan masuk
syurga sebelum jelas posisi ummatnya dan tidak sedikit ummatnya mendapat
syafaat di akherat kelak karena cinta dan kasih beliau.
Ketika Nabi Muhammad berhasil menaklukkan Kota
Mekkah, beliau bersama pasukannya memasuki kota itu ibarat semut yang banyak
sekali berbondong-bondong menuju ke sebuah tempat yang sedang disaksikan oleh
Ab Sufyan dari atas bukit, ketika itu nabi Muhammad dengan kesyukurannya kepada
Allah dia berjalan dengan menundukkan kepalanya, padahal sebagai manusia wajar
bila beliau dengan mendongakkan kepala memasuki kota yang baru ditaklukkan,
tapi hal itu tidak dilakukannya, seorang nabi mencontohkan kepada ummatnya
untuk bersikap rendah hati dan penyantun.
Allah Al Halim, Yang Maha Penyantun, dengan nama
dan sifat mulia-Mu Engkau memperlakukan hamba-Mu dengan kasih sayang, santundan
baik sehingga kami mendapatkan curahan rahmat-Mu yang tidak pernah habis,
bimbinglah hamba-Mu ini ya Allah agar mensyukuri semua yang sudah Engkau
limpahkan. Bimbinglah hamba ini untuk selalu taat kepada-Mu, berilah hamba
kekuatan untuk meninggalkan maksiat dan dosa.
Ya Allah Al Halim, sifat-Mu yang
mulia, Maha Penyantun, kesantunan-Mu
tidaklah sama dengan kesantunan hamba-Mu walaupun itu anugerah dari-Mu,
janganlah Engkau sia-siakan kami ya Allah, berilah kami hidayah dan taufiq
sehingga tetap dalam lingkaran da’wah, bersama-sama menjadi pendukung
da’wah-Mu, Wallahu a’lam [CubadakSolok, 20 JumadilAwal 1432.H/ 24 April
2011.M, Jam 20;50].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Syaikh
Abu UtsmanIsma'il Ash-Shabuni ,AqidahAhlusSunnah,
5.Himpunan Hadits Qudsi, Ahmad Sunarto, April 2007
6.PakNdak - KisahNabi-nabi Allah, Juni, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar