Minggu, 21 Juni 2015

6. Al Qadir, Yang Menetapkan Ukuran






AL QADIR
[Yang Menetapkan Ukuran]
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS


Semua yang diciptakan Allah tertata dengan rapi sesuai dengan ukurannya, bagaimana siang tidak pernah melampau malam dan malam tidak menabrak siang, angin berhembus sepoi-sepoi hingga menimbulkan sejuknya suasana, dikala sampai pada waktunya sang angin akan bertiup kencang, badai menghempaskan segala yang ada dan pada saatnya kembali tenang, hujan yang diawali dengan kumpulan awan sehingga menebal membentuk mendung semakin lama semakin berat, turunlah rintik hujan dengan gerimisnya sampai kepada hujan yang lebat bahkan dapat membawa banjir dan bah yang mencelakakan kehidupan manusia sekitarnya.

Allah menetapkan segala ukuran kejadian yang diciptakannya sesuai dengan sunnatullah atau hukum alam, semuanya harus tunduk kepada ketentuan dari Khaliq yang menciptakan alam raya ini, karena memang di dunia ini selain Allah adalah makhluk artinya yang diciptakan, termasuk di dalamnya adalah manusia,  tumbuh-tumbuhan dan alam sekitarnya.

Allah juga menciptakan makhluk lainnya seperti jin dan malaikat dengan kejadian yang berbeda dan watak yang tidak sama pula, sehingga beragamlah makhluk Allah tersebut. Dengan memperhatikan kejadian seluruh makhluk membuat kita semakin yakin bila Allah itu Maha Perkasa,wajar bila seorang sufi mengatakan,”Barangsiapa yang mengenal asal kejadiannya maka dia akan mengetahui siapa Tuhannya

Allah Swt  Maha Kuasa, Ia menciptakan alam semesta semuanya tidak menggunakan alat atau perkakas. Bila akan menjadikan sesuatu, cukuplah dengan kalimat “Kun” jadilah, lalu terjadilan seperti firman Allah dalam surat Yasin surat ke 36 ayat 82
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia”
“ Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak Kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak Kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan” [Al Furqan 25;2-3]”

Firman Allah dalam hadits qudsi ;”Aku adalah gudang yang tersembunyi, maka Aku suka agar Aku dikenal, lalu Aku ciptakan makhluk supaya ia mengenalku Aku”Dalam surat Yunus 10;3 Allah menyatakan firman-Nya;
”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”

Jadi jelaslah yang mengatur semua kejadian alam, makhluk, manusia, binatang, matahari, bulan dan bintang, hidup dan mati adalah Allah Swt  [Al Baqarah 2;255]
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Yang diciptakan Allah bukanlah sebatas isi langit dan bumi tapi seluruh jagad raya yang maha luas, hal ini digambarkan oleh seorang ilmuan yang bernama Albert Einstein,ketika dia meneropong bintang yang paling dekat dengan bumi,dia menemukan jarak satu juta  tahun perjalanan cahaya, artinya bila kita menyorotkan senter ke bintang tersebut maka akan sampai cahaya senter tersebut setelah satu juta tahun lamanya. Dan ketika dia menyorotkan teropongnya pada bintang yang paling jauh maka dia menemukan jarak yang luar biasa yaitu 20 nonya dibelakang, sehingga kekagumannya tadi terucap dengan pendapat,”Ilmu tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu buta”.

Berfikir sejenak atas  peristiwa alam yang terjadi sehari-hari akan membangkitkan kesadaran yang tinggi, bagaimana langit dan bumi diciptakan serta rintik hujan sampai ke tanah yang dapat menyuburkan tanaman;
Sesungguhnyadalampenciptaanlangitdanbumi, silihbergantinyamalamdansiang, bahtera yang berlayar di lautmembawaapa yang bergunabagimanusia, danapa yang Allah turunkandarilangitberupa air, laludengan air itudiahidupkanbumisesudahmati (kering)-nyadandiasebarkan di bumiitusegalajenishewan, danpengisaranangindanawan yang dikendalikanantaralangitdanbumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaandankebesaran Allah) bagikaum yang memikirkan”[Al Baqarah 2;164].

Di angkasarayadengankebesaranpenciptaNyaberjuta-jutabintangberhamburanmemberiwarnaindahnya di langit, pergantianmusimdancuaca, gumpalanawan yang membawahujandansungai yang mengaliri air [Ash Shaffat 37;6]
“ Sesungguhnya Kami telahmenghiaslangit yang terdekatdenganhiasan, Yaitubintang-bintang,

Kebesaran Allah tidak ditemui tandingannya dan hal ini diakui dengan kerendahan hati oleh orang-orang yang beriman yang mau mengetuk hatinya untuk membacakan segala peristiwa dari alam ini, sejak dari biji yang tak berdaya, tumbuhan, hewan dan manusia yang dihidupkan serta dimatikan dengan kekuasaan-Nya [Al An’am 6;95]

”Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”

Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari ciptaan Allah; lautan dengan segala kekayaannya, binatang serangga dengan berbagai jenisnya, tumbuh-tumbuhan dengan corak warnanya sampai kepada diri manusia itu sendiri [Al Jatsiyah 45;4]

“Dan padapenciptakankamudanpadabinatang-binatang yang melata yang bertebaran (di mukabumi) terdapattanda-tanda (kekuasaan Allah) untukkaum yang meyakini”

Bagaimana awal mula diciptakan manusia yang berasal dari air mani dengan segala proses kejadiannya [As Sajdah 32;7-8]
            “Yang membuatsegalasesuatu yang Diaciptakansebaik-baiknyadan yang memulaipenciptaanmanusiadaritanah.kemudianDiamenjadikanketurunannyadarisaripati air yang hina”

Semua ciptaan Allah itu telah ditentukan kadar dan ukurannya sesuai dengan jenis makhluk yang diciptakan itu, setiap kandungan seorang ibu sesuai dengan kadar dan ukurannya itu akan lahir seorang bayi, selama hidup di dunia dalam batas waktunya kelak akan tua dan  meninggal dunia, selama proses tertentu pula awan yang mengandung air akan turun hujan untuk kehidupan dan penghidupan penghuni bumi, bahkan bakteri dan baksil yang masuk ke tubuh manusia, pada waktu dan ukuran tertentu akan menjadi penyakit yang mencelakakan manusia bila tidak ditanggulangi dengan pengobatan yang intensif, Allah menjelaskan dalam firman-Nya;

“Sesungguhnya Kami menciptakansegalasesuatumenurutukuran”[QS. 54;49]
           
Air dimanapuntelahditentukanukurannyaoleh Allah akanmengalirdaritempat yang tinggiketempat yang lebihrendah, apiakanmembakarkarenamemangdemikianukurannya, besiadalahbendakeras yang sulituntukditembusolehkekuatanmanusiasedangbusaakanmengapung di air karenaringannyadanitusudahkeputusan yang ditentukanoleh Allah sesuaidenganukuranuntukbenda-bendaitu.

Dengan tanpa perhitungan Allah mencurahkan nikmat-Nya kepada manusia sehingga manusia dapat hidup tentram dan damai dengan segala fasilitas yang disediakan. Segala kebutuhan dan sarana hidup telah disediakan Allah untuk digali, diolah, dijaga dan dilestarikan sebagai amanat dari Allah, sejak dari hutan yang lebat lagi subur yang dapat menampung air sebagai persediaan dimusim kemarau, minyak yang terpendam di dalam bumi sebagai harta yang tak ternilai jumlah dan harganya sampai kepada lautan yang penuh dengan segala keperluan hidup manusia, semua itu untuk manusia, ”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan Bani Adam dan telah Kami berikan ia kendaraan di darat dan di lautan dan telah Kami berikan rezeki yang baik-baik, dan telah Kami lebihkan ia dari kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan yang sebenar-benarnya dilebihkan” [Al Isra’ 17;70].

Semua fasilitas tersebut bila tidak dijaga dan dipelihara oleh manusia maka kecelakaan, kesusahan dan malapetaka akan turun, hal ini terjadi karena ulah kelengahan manusia dan kejahilannya, ”Telah hadir kerusakan di bumi dan di laut dengan sebab tangan manusia, yang akhirnya Allah rasakan kepada mereka ganjaran dari sebagian yang mereka kerjakan, supaya mereka mau kembali kepada jalan Tuhan”[Ar Rum 30;41].

Hidup akan tentram dan damai, bila memperoleh jaminan dari Allah sebagai penguasa alam semesta; sehingga tidak ada rasa takut dalam memelihara sarana kehidupan ini. Sangatlah sia-sia bila manusia terlepas dari jaminan Allah walaupun nikmat Allah masih diterima tetapi diiringi oleh turunnya murka dan laknat Allah. Sedangkan orang yang berada dalam jaminan penguasa atau raja saja hidupnya merasa enak, apalagi di bawah lindungan dan jaminan Allah, dalam surat Al A’raf 7;96 Allah berfirman, ”Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan juga ayat-ayat Kami itu, maka mereka Kami siksa disebabkan perbuatannya”.

Begitu banyak sejarah yang terbentang di belakang kita yang dapat diambil sebagai pelajaran, tadinya mereka jaya dibawah berkah Allah akhirnya hancur berantakan karena laknat Allah. Itu semua karena kekafiran dan keingkaran manusia sebagaimana halnya kaum ’Ad, Tsamud, Bani Israil serta hancurnya negeri Saba’, pada masa jayanya negeri ini dengan bendungan Maghribnya diperintah oleh seorang Ratu bernama Bulqis yang akhirnya dapat ditaklukkan dan diislamkan oleh Nabi Sulaiman. Karena tentram dan damainya negeri ini dengan kemakmuran kehidupan penduduknya sehingga terukir dengan indahnya dalam Al Qur’an sebagai sebutan ”Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur” yaitu Negeri Yang Baik Dibawah Ampunan Allah, sampai pada Dinasti Mahrib yang dilanjutkan oleh raja-raja yang tidak cakap dalam memerintah, menyebabkan runtuhnya negeri Saba ’ pada tingkat yang paling rendah. 

Terjadilah perebutan kekuasaan silih berganti, saling bertengkar merebut harta warisan dan merebut mahkota serta saling bunuh bahkan terjadi perang antar saudara. Akhirnya kerajaan yang dipegang oleh Ibnu Amin al Azdi yang lalai dengan fungsinya sebagai raja pemimpin rakyat. Dia tidak mempunyai sifat-sifat utama, bahkan pengecut, pengkhianat negeri, bejat moral, lalim, melalaikan segala amanat yang seharusnya dilaksanakan oleh seorang raja. Bendungan Maghribpun tidak diperhatikan lagi, dinding dan pintunya mulai rusak yang kian berat, batu-batunya pada lepas, disana-sini terdapat lubang menganga yang sangat menyedihkan, karena rakyat semakin melarat dan sengsara, seluruh penduduk telah melupakan ajaran Allah dan mengingkari nikmat Allah, mereka merusak semua bangunan umum termasuk bendungan raksasa itu yang setiap saat mengancam mereka.

            Ketika terjadi hujan yang lebat dengan terus menerus, bendungan tersebut tidak mampu lagi menampung air yang semakin membanjir maka akhirnya bendungan Maghrib tersebut jebol dan hancur dengan menelan korban yang tidak sedikit dan negeri Saba’ hancur berantakan sebagai balasan atas kekufuran mereka, dalam surat As Saba’ Allah menerangka;

,”Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan Kami ganti kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon berbuah pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara”[As Saba’ 34;16-17].

Ya Al Qadir, Allah yang telahmenetapkanukuransegalakejadian, segalakejahatan yang dikerjakanmakhlukakanditetapkanukuranbalasannyadansebaliknyabegitujugasegalakebaikan yang dilakukanhamba-Mu walaupunkecilapalagibesarakanditerimabalasannyadanituadalahukuran yang pastidari-Mu, ya Allah Engkaulah yang MahaMenentukansegalasesuatunya, denganketentuandankadar yang telahEngkautentukan, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang tundukatassegalakeputusan-Mu agar hidup kami  tetapberadadalamkeputusandanukurandari-Mu, wallahua’lam [CubadakSolok, 11 RabiulAkhir 1432.H/ 16 Maret 2011, Jam 20;19]

Referensi;
1. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar