Minggu, 21 Juni 2015

9. Al Akhir, Yang Terakhir




AL AKHIR
[Yang Terakhir]
Oleh Drs. St.  MUKHLIS DENROS

Allah memiliki nama-nama yang indah, sarat dengan makna dan pelajaran yang dapat diambil dari semua sebagai sarana untuk menambah keimanan hamba-Nya, diantara nama itu adalah Al Akhir artinya yang terakhir, sebagaimana firman-Nya dalam surat  57;3
“Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”

Yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, semua yang ada di alam jagad raya ini sudah ada sejak milyaran tahun yang lalu dengan mengalami proses sunnatullah, demikian pula halnya perjalanan ciptaan Allah itu akan tunduk dengan perintah dan larangan Allah, intinya mereka bersikap sesuai dengan sunnatullah itu, dr. Maurice Bucaille dalam bukunya Al Qur’an, Bibel dan Saint Modern menyatakan hal itu;

               Qur-an itu penuh dengan pemikiran-pemikiran tentang  langit.Dalam  fasal  yang  lalu  yang membicarakan penciptaan alam,kita telah melihat bahwa adanya langit-langit dan  bumi-bumitelah  disebutkan; begitu juga tentang adanya ciptaan tengah(antara langit dan bumi) yang telah ditunjukkan kebenarannyaoleh  Sains modern. Ayat-ayat tentang penciptaan alam, telahmenunjukkan secara  tidak  langsung  ide  umum  tentang  isilangit-langit, artinya tentang segala sesuatu yang berada diluar bumi kita.

               Di samping ayat-ayat yang khusus  menggambarkan  penciptaan,ada  lebih  dari  40  ayat  Qur-an  yang  memberikan  kepadaastronomi  (ilmu  bintang)  keterangan-keterangan  tambahan,sebagian  dari  ayat-ayat  tersebut hanya merupakan renungantentang keagungan zat Pencipta dan  Pengatur  segala  system bintang-bintang  dan  planet-planet  yang  kita ketahui, danyang dipelihara dalam  keseimbangan  dengan  peraturan  yangdiketemukan  oleh  Newton, yaitu peraturan daya tarik antarabenda-benda (law of gravitation).

               Ayat-ayat  pertama  yang  kita  muat  di  sini  tidak   akanmemberikan  bahan  untuk  pemikiran ilmiah; maksud ayat-ayattersebut hanya  untuk  menarik  perhatian  kekuasaan  Tuhan.Walaupun   begitu   kita  harus  menyebutkannya,  agar  kitamemperoleh idea real tentang caranya teks Qur-an menguraikanorganisasi kosmos, 14 abad yang lalu.

               Yang saya katakan ini merupakan suatu fakta baru dalam wahyuIlahi. Empat Injil dalam Perjanjian Baru dan juga PerjanjianLama   tidak   membicarakan  pengaturan  alam.  (Kita  sudahmembicarakan   ketidak   benaran   riwayat   Bibel   tentangpenciptaan  alam  secara  umum).  Tetapi Qur-an membicarakansoal penciptaan alam dengan panjang. Apa  yang  dimuat  olehQur-an  adalah  penting,  tetapi  apa yang tidak dimuat jugapenting. Qur-an tidak memuat teori yang  pada  waktu  Qur-andiwahyukan merupakan teori yang terhormat tentang pengaturanalam samawi akan tetapi yang  oleh  Sains  telah  dibuktikankesalahannya;  nanti  kita  akan  memberikan contoh hal ini.Untuk sementara, aspek negatif ini perlu digaris bawahi.

               Surat 50 ayat 6, mengenai manusia secara umum:"Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinva dan langit-langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun."

               Surat 31 ayat 10:"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang  kamu melihatnya."Surat 13 ayat 2:"Allahlah yang meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Diabersemayan di atas Arsy dan menundukkan matahar  dan bulan."

               Dua ayat yang  terakhir  ini  merupakan  sangkalan  terhadap kepercayaan  bahwa  langit  itu  dapat  bertahan  karena adatiang-tiang yang menegakkannya supaya jangan jatuh  di  atasbumi.Surat 55 ayat 7:"Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia telah meletakkan neraca (keadilan)."Surat 22 ayat 65:"Dan Dia menahan langit jatuh ke bumi  melainkan dengan izinNya."

               Orang mengetahui bahwa menjauhkan benda-benda  samawi  dalamjarak   yang  sangat  besar  dan  sesuai  dengan  pentingnyabenda-benda    tersebut,    merupakan     dasar     daripadakeseimbangannya.  Lebih  jauh benda itu, lebih lemahlah dayayang menarik satu benda kepada benda  lainnya.  Lebih  dekatbenda  itu,  lebih  kuat  daya  tarik  di antara mereka; iniadalah kasus bulan yang dekat kepada bumi.  Dan  bulan  itu,dengan daya tariknya mempengaruhi posisi air dalam laut ataufenomena pasang surut. Jika dua  benda  samawi  ini  terlaluberdekatan  satu  dengan  lainnya,  maka bentrokan tak dapatdielakkan, maka sikap tunduk kepada suatu perintah merupakansyarat mutlak untuk tidak terjadinya kekacauan.

               Inilah  sebabnya  menyerahnya  langit-langit kepada perintahAllah seringkali disebutkan. Surat 23 ayat 86; "Katakanlah Hai Muhammad: Siapa yang empunyalangit yang tujuh dan yang empunya Arsy yang besar?"

               Kita   telah   mengetahui   bahwa   langit   tujuh   artinyalangit-langit  yang  banyak  sekali  dan  tak dapat dibatasidengan angka. Surat 45 ayat 13:"Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langitdan  apa  yang  ada  di  bumi semuanya (sebagai satu rahmat)daripadaNya. Sesungguhnya pada yang  demikian  itu  terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir."

               Surat 55 ayat 5:"Dan matahan dan langit {beredar) menurut perhitungan."

               Surat 6 ayat 96:"Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan."

               Surat 14 ayat 33:"Dan Dia telah menundukkan pula bagimu matahari  dan bulan yang terus menerus beredar (dalamorbitnya) dan telah menundukan bagimu malam dan siang."[Qur’an, Bibel dan Saint Modern].

Makna dari “yang akhir”  ialahAllah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah. Karena memang bumi dan jagad raya yang diciptakan Allah ini diberi waktu tertentu untuk bertahan, semuanya tidak ada yang kekal tapi bersifat fana artinya hanya sementara.Kehancuaran semuanya disebut dengan peristiwa besar yang kita kenal dengan qiamat. Beberapa ayat mengungkapkan hal ini;
1. hari kiamat,
2. Apakah hari kiamat itu?
3. tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?
4. pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5.dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
[Al Qari’ah 101;1-5]
1. apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
[Al Zalzalah 99;1-6]

Begitu dahsyatnya awal kejadian qiamat itu, apalagi proses hingga hancurnya dunia ini tentu tidak mampu kita menyaksikannya, sedangkan suasana mendung yang pekat diiringi dengan hujan lebat, petir bersambar-sambaran dan angin kencang yang terjadi di sekitar kita membuat kiat panik tidak karuan, apatah lagi kiamat itu hadir di depan kita.

Dikala hancurnya dunia ini dengan segala isinya hingga tidak ada sisanya satupun, maka Allah tidaklah terpengaruh dengan kejadian itu karena memang Dia yang  menjadikan semua itu hancur, dan kelak masuk kepada kehidupan baru yang disebut dengan alam akherat. Disinilah manusia akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama di dunia.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”[Al  Zalzalah 99;7-8]

Ya Al Akhir, Allah yang Maha Kuasa, kekuasaan-Mu tidak bergeming dengan hancurnya alam raya ini, kekuatan-Mu tetap kokoh walaupun seluruh makhluk-Mu bergelimpangan dalam ketidakberdayaan, kehancuaran yang dialami makhluk-Mu yang membuat rusak sedikitpun eksistensi-Mu karena memang Engkaulah Tuhan Yang Esa, Yang Tunggal, Yang Awal dan Yang Akhir.

Ya Al Akhir, betapa lemahnya, tidak berdayanya hamba-Mu disaat gunjangan akhir kehidupan Kau datangkan, kami ibarat anai-anai dan kapas yang berterbangan ditiup angina dahsyat yang menghancurkan dunia ini, lolongan dan pekikan hamba-Mu tidak dapat dibayangkan saat kejadian itu, ketakutan kami semakin menjadi ya Al Akhir dikala kami mengetahui tak ada amal istimewa yang dapat kami hadapkan kepada-Mu, kami  adalah hamba-Mu  yang beribadah hanya semampu diri kami dan itupun kami kerjakan dengan malas-malasan sedangkan dosa dan maksiat kami luar biasa banyaknya, kalaulah tidak Engkau beri kami waktu dan kesadaran untuk bertaubat maka sia-sialah kehidupan kami, kalaulah Engkau tidak menerima ampunan dan taubat kami sungguh celakalah kami ya Allah.

Ya Allah, Al Akhir, walaupun kami tidak mampu karena kebodohan kami untuk mengawali kehidupan kami menjadi orang yang baik, orang yang shaleh sebagaimana yang Engkau anjurkan, tapi akhirilah kehidupan kami menjadi orang yang sadar dari kesalahan lagi dosa dengan mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu, terimalah amalan kami ya Allah walaupun tidak sebanding dengan karunia nikmat yang Engkau berikan kepada kami, hamba tetap berharap agar kelak menjadi penghuni syurga-Mu walaupun sebenarnya hamba ini tidak pantas memasukinya, hamba juga berharap agar Engkau jauhkan hamba dari neraka-Mu karena hamba tidak sanggup berada di dalamnya.

Ya Ilahi, Ya Al Akhir, himpunkanlah hamba ini bersama-sama orang-orang yang shaleh dalam naungan rahmat-Mu, begitu juga himpunkan kakek dan nenek hamba, ayah dan ibu hamba, kakak dan adik-adik hamba, anak dan isteri hamba dalam limpahan rahmat-Mu dalam syurga-Mu, jadikanlah akhir dari kehidupan kami semuanya mendapat taufiq dan hidayah dari-Mu, wallahu a’lam [Cubadak Solok, 13 Rabiul Akhir 1432.H/ 18 Maret 2011.M, Jam 09;10]


Referensi;
1.Dr. Maurice Bucaille BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979
2. Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3. Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009







Tidak ada komentar:

Posting Komentar