AL AKHIR
[Yang
Terakhir]
Oleh Drs.
St. MUKHLIS DENROS
Allah memiliki nama-nama yang
indah, sarat dengan makna dan pelajaran yang dapat diambil dari semua sebagai
sarana untuk menambah keimanan hamba-Nya, diantara nama itu adalah Al Akhir
artinya yang terakhir, sebagaimana firman-Nya dalam surat 57;3
“Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin;
dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”
Yang
dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, semua
yang ada di alam jagad raya ini sudah ada sejak milyaran tahun yang lalu dengan
mengalami proses sunnatullah, demikian pula halnya perjalanan ciptaan Allah itu
akan tunduk dengan perintah dan larangan Allah, intinya mereka bersikap sesuai
dengan sunnatullah itu, dr. Maurice Bucaille dalam bukunya Al Qur’an, Bibel dan
Saint Modern menyatakan hal itu;
Qur-an itu penuh dengan
pemikiran-pemikiran tentang
langit.Dalam fasal yang
lalu yang membicarakan penciptaan
alam,kita telah melihat bahwa adanya langit-langit dan bumi-bumitelah disebutkan; begitu juga tentang adanya
ciptaan tengah(antara langit dan bumi) yang telah ditunjukkan kebenarannyaoleh Sains modern. Ayat-ayat tentang penciptaan
alam, telahmenunjukkan secara tidak langsung
ide umum tentang
isilangit-langit, artinya tentang segala sesuatu yang berada diluar bumi
kita.
Di samping ayat-ayat yang
khusus menggambarkan penciptaan,ada lebih
dari 40 ayat
Qur-an yang memberikan
kepadaastronomi (ilmu bintang)
keterangan-keterangan
tambahan,sebagian dari ayat-ayat
tersebut hanya merupakan renungantentang keagungan zat Pencipta dan Pengatur
segala system bintang-bintang dan
planet-planet yang kita ketahui, danyang dipelihara dalam keseimbangan
dengan peraturan yangdiketemukan oleh
Newton, yaitu peraturan daya tarik antarabenda-benda (law of
gravitation).
Ayat-ayat pertama
yang kita muat
di sini tidak
akanmemberikan bahan untuk
pemikiran ilmiah; maksud ayat-ayattersebut hanya untuk
menarik perhatian kekuasaan
Tuhan.Walaupun begitu kita
harus menyebutkannya, agar
kitamemperoleh idea real tentang caranya teks Qur-an
menguraikanorganisasi kosmos, 14 abad yang lalu.
Yang saya katakan ini merupakan
suatu fakta baru dalam wahyuIlahi. Empat Injil dalam Perjanjian Baru dan juga
PerjanjianLama tidak membicarakan
pengaturan alam. (Kita
sudahmembicarakan ketidak benaran
riwayat Bibel tentangpenciptaan alam
secara umum). Tetapi Qur-an membicarakansoal penciptaan
alam dengan panjang. Apa yang dimuat
olehQur-an adalah penting,
tetapi apa yang tidak dimuat
jugapenting. Qur-an tidak memuat teori yang
pada waktu Qur-andiwahyukan merupakan teori yang
terhormat tentang pengaturanalam samawi akan tetapi yang oleh
Sains telah dibuktikankesalahannya; nanti
kita akan memberikan contoh hal ini.Untuk sementara,
aspek negatif ini perlu digaris bawahi.
Surat 50 ayat 6, mengenai manusia
secara umum:"Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinva dan langit-langit itu
tidak mempunyai retak-retak sedikitpun."
Surat 31 ayat 10:"Dia menciptakan
langit tanpa tiang yang kamu
melihatnya."Surat 13 ayat 2:"Allahlah yang meninggikan langit tanpa
tiang(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Diabersemayan di atas Arsy dan
menundukkan matahar dan bulan."
Dua ayat yang terakhir
ini merupakan sangkalan
terhadap kepercayaan bahwa langit
itu dapat bertahan
karena adatiang-tiang yang menegakkannya supaya jangan jatuh di
atasbumi.Surat 55 ayat 7:"Dan Allah telah meninggikan langit dan
Dia telah meletakkan neraca (keadilan)."Surat 22 ayat 65:"Dan Dia
menahan langit jatuh ke bumi melainkan
dengan izinNya."
Orang mengetahui bahwa menjauhkan
benda-benda samawi dalamjarak
yang sangat besar
dan sesuai dengan
pentingnyabenda-benda tersebut, merupakan dasar
daripadakeseimbangannya.
Lebih jauh benda itu, lebih
lemahlah dayayang menarik satu benda kepada benda lainnya.
Lebih dekatbenda itu,
lebih kuat daya
tarik di antara mereka; iniadalah
kasus bulan yang dekat kepada bumi.
Dan bulan itu,dengan daya tariknya mempengaruhi posisi
air dalam laut ataufenomena pasang surut. Jika dua benda
samawi ini terlaluberdekatan satu
dengan lainnya, maka bentrokan tak dapatdielakkan, maka sikap
tunduk kepada suatu perintah merupakansyarat mutlak untuk tidak terjadinya
kekacauan.
Inilah sebabnya
menyerahnya langit-langit kepada
perintahAllah seringkali disebutkan. Surat 23 ayat 86; "Katakanlah Hai
Muhammad: Siapa yang empunyalangit yang tujuh dan yang empunya Arsy yang
besar?"
Kita telah
mengetahui bahwa langit
tujuh artinyalangit-langit yang
banyak sekali dan
tak dapat dibatasidengan angka. Surat 45 ayat 13:"Dan Dia
menundukkan untukmu apa yang ada di langitdan
apa yang ada di bumi semuanya (sebagai satu
rahmat)daripadaNya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat
tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir."
Surat 55 ayat 5:"Dan matahan
dan langit {beredar) menurut perhitungan."
Surat 6 ayat 96:"Dia
menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat dan menjadikan
matahari dan bulan untuk perhitungan."
Surat 14 ayat 33:"Dan Dia
telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar
(dalamorbitnya) dan telah menundukan bagimu malam dan siang."[Qur’an, Bibel dan Saint Modern].
Makna
dari “yang akhir” ialahAllah yang tetap
ada setelah segala sesuatu musnah. Karena memang bumi dan jagad raya yang diciptakan
Allah ini diberi waktu tertentu untuk bertahan, semuanya tidak ada yang kekal
tapi bersifat fana artinya hanya sementara.Kehancuaran semuanya disebut dengan
peristiwa besar yang kita kenal dengan qiamat. Beberapa ayat mengungkapkan hal
ini;
1. hari kiamat,
2. Apakah hari
kiamat itu?
3. tahukah kamu
Apakah hari kiamat itu?
4. pada hari itu
manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5.dan gunung-gunung
adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
[Al
Qari’ah 101;1-5]
1. apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. dan manusia
bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. pada hari itu
bumi menceritakan beritanya,
5. karena
Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. pada hari itu
manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
[Al
Zalzalah 99;1-6]
Begitu
dahsyatnya awal kejadian qiamat itu, apalagi proses hingga hancurnya dunia ini
tentu tidak mampu kita menyaksikannya, sedangkan suasana mendung yang pekat
diiringi dengan hujan lebat, petir bersambar-sambaran dan angin kencang yang
terjadi di sekitar kita membuat kiat panik tidak karuan, apatah lagi kiamat itu
hadir di depan kita.
Dikala
hancurnya dunia ini dengan segala isinya hingga tidak ada sisanya satupun, maka
Allah tidaklah terpengaruh dengan kejadian itu karena memang Dia yang menjadikan semua itu hancur, dan kelak masuk
kepada kehidupan baru yang disebut dengan alam akherat. Disinilah manusia akan
mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama di dunia.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”[Al Zalzalah 99;7-8]
Ya
Al Akhir, Allah yang Maha Kuasa, kekuasaan-Mu tidak bergeming dengan hancurnya
alam raya ini, kekuatan-Mu tetap kokoh walaupun seluruh makhluk-Mu
bergelimpangan dalam ketidakberdayaan, kehancuaran yang dialami makhluk-Mu yang
membuat rusak sedikitpun eksistensi-Mu karena memang Engkaulah Tuhan Yang Esa,
Yang Tunggal, Yang Awal dan Yang Akhir.
Ya
Al Akhir, betapa lemahnya, tidak berdayanya hamba-Mu disaat gunjangan akhir
kehidupan Kau datangkan, kami ibarat anai-anai dan kapas yang berterbangan
ditiup angina dahsyat yang menghancurkan dunia ini, lolongan dan pekikan
hamba-Mu tidak dapat dibayangkan saat kejadian itu, ketakutan kami semakin
menjadi ya Al Akhir dikala kami mengetahui tak ada amal istimewa yang dapat
kami hadapkan kepada-Mu, kami adalah
hamba-Mu yang beribadah hanya semampu
diri kami dan itupun kami kerjakan dengan malas-malasan sedangkan dosa dan
maksiat kami luar biasa banyaknya, kalaulah tidak Engkau beri kami waktu dan
kesadaran untuk bertaubat maka sia-sialah kehidupan kami, kalaulah Engkau tidak
menerima ampunan dan taubat kami sungguh celakalah kami ya Allah.
Ya
Allah, Al Akhir, walaupun kami tidak mampu karena kebodohan kami untuk
mengawali kehidupan kami menjadi orang yang baik, orang yang shaleh sebagaimana
yang Engkau anjurkan, tapi akhirilah kehidupan kami menjadi orang yang sadar
dari kesalahan lagi dosa dengan mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu, terimalah
amalan kami ya Allah walaupun tidak sebanding dengan karunia nikmat yang Engkau
berikan kepada kami, hamba tetap berharap agar kelak menjadi penghuni syurga-Mu
walaupun sebenarnya hamba ini tidak pantas memasukinya, hamba juga berharap
agar Engkau jauhkan hamba dari neraka-Mu karena hamba tidak sanggup berada di
dalamnya.
Ya
Ilahi, Ya Al Akhir, himpunkanlah hamba ini bersama-sama orang-orang yang shaleh
dalam naungan rahmat-Mu, begitu juga himpunkan kakek dan nenek hamba, ayah dan
ibu hamba, kakak dan adik-adik hamba, anak dan isteri hamba dalam limpahan
rahmat-Mu dalam syurga-Mu, jadikanlah akhir dari kehidupan kami semuanya
mendapat taufiq dan hidayah dari-Mu, wallahu a’lam [Cubadak Solok, 13 Rabiul
Akhir 1432.H/ 18 Maret 2011.M, Jam 09;10]
Referensi;
1.Dr.
Maurice Bucaille BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern Judul Asli: La Bible Le Coran
Et La Science Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi Penerbit Bulan Bintang, 1979
2. Al
Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.
Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar