AL KABIIR
[ Yang Maha Besar]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah Yang Maha Besar, Al
Kabiir, yang merupakan salah satu dari nama-nama baik Allah pada asma ul husna, pengakuan ini
sering kita dengarkan dengan telinga yang nyaring mendengarkannya, bahkan kita ucapkan selalu melebihi ucapan lainnya apalagi dalam shalat
dengan takbirarul ihram, ”Allahu Akbar”.
”(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena Sesungguhnya
Allah, Dialah (tuhan) yang haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru
selain dari Allah, Itulah yang batil, dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha
Tinggi lagi Maha besar.”
[Al hajj 22;62].
Banyak kebesaran Allah yang dapat kita
ungkapkan dalam kehidupan sehari-hari, disekitar kita, kejadian yang kita alami
sendiri berupa kematian ataupun kelak terjadinya kiamat saat hancurkan alam
raya ini yang akan diganti dengan alam lain yang lebih besar dan abadi yaitu
akherat.
Kalau manusia mau untuk sejenak merenungi alam yang
terbentang dengan segala makhluk serta peristiwa yang terjadi didalamnya, maka
tidak akan ditemui keingkaran kepada Khaliqnya.
Berfikir sejenak atas peristiwa alam yang terjadi sehari-hari akan
membangkitkan kesadaran yang tinggi, bagaimana langi dan bumi diciptakan serta
rintik hujan sampai ke tanah yang dapat menyuburkan tanaman;
”Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sesungguhnya adalah tanda
kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir” [Al Baqarah 2;164].
Allah memerintahkan kepada
manusia agar mereka menggunakan fikiran dan mengerti peristiwa yang terjadi
untuk diambil maknanya. Di angkasa raya dengan kebesaran penciptanya
berjuta-juta bintang bertaburan memberi warna indahnya langit, pergantian musim
dan cuaca, gumpalan awan yang membawa hujan, sungai yang mengaliri air;
”Sesungguhnya Kami telah
menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan bintang-bintang” [Ash Shaffat 37;6].
Jangankan kita menyaksikan
alam raya ini keluar dari orbit bumi, sedangkan di bumi saja dikala malam
langit cerah, bintang-bintang bertebaran dihiasi bulan dengan cahayanya
memantul ke bumi, hati orang mukmin jadi tunduk, merendah menerima kebesaran
Ilahi. Ketika hujan lebat di tengah malam yang pekat disertai badai yang kuat,
dingin pula, gelegar kilat yang menyambar tak terlintaskan di dalam hati
manusia sedikit saja rasa takut, mohon perlindungan kepada-Nya ?
”Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan
ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung, dan guruh itu bertasbih
dengan memuji Allah, demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya, dan
Allah melepaskan halilinar lalu mengenai
siapa saja yang dikehendaki-Nya” [Ar Ra’ad 13; 12-13].
Kebesaran Allah tak
ditemui tandingannya dan hal ini diakui dengan kerendahan hati oleh orang-orang
yang beriman yang mau mengetuk hatinya untuk membacakan segala peristiwa dari
alam ini, sejak dari biji yang tak
berdaya, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia yang dihidupkan serta dimatikan
dengan kekuasaan-Nya;
”Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir-butir tumbuh-tumbuhan dan biji
buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang
mati dari yang hidup” [Al An’am 6;95]
Banyak pelajaran yang
dapat dipetik dari ciptaan Allah, lautan dengan segala kekayaannya, binatang
serangga dengan berbagai jenisnya, tumbuh-tumbuhan dengan corak warnanya sampai
kepada diri manusia iu sendiri;
”Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang
melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
untuk kaum yang meyakini,’’[Al Jatsiyah 45;4]
Bagaimana awal mula
diciptakan manusia yang berasal dari air mani dengan segala proses kejadiannya;
”Allah
yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai pencitaan
manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang
hina [air mani]” [As
Sajadah 32; 7-8].
Alangkah indahnya dunia
ini dengan aturannya yang rapi, susunan tubuh manusia, mata bening laksana kaca
menghias wajahnya, otak sebagai kendali kesadaran manusiapun teraur indah
sehingga manusia itu mulia dari makhluk yang lainnya. Pantaskah manusia berlaku
sombong kepada penciptanya, berlagak angkuh dan takabur sementara begitu banyak
nikmat Allah direguknya dalam hidup ini.
Kebesaran Allah juga
nampak dikala manusia akan mengakhiri hidupnya, berbagai kejadian akan dialami
sejak dari sakit hingga menghembuskan nafas terakhir yang menentukan habisnya
riwayatnya di dunia ini.
Ingatlah, kematian pasti menjemput kita. Ingatlah peristiwa yang akan
menyusulnya, saat semua manusia dikumpulkan pada satu tempat. Hendaklah kita
menyadari bagaimana keadaan kita saat ajal menjemput. Saat harus meniggalkan
kediaman kita, harus berpisah dengan keluarga, dan akan menyendiri di kubur
yang sempit, hanya amal yang menjadi teman. Sudahkah kita menyiapkan amal yang
menemani kita? Ingatlah, saat kita harus berangkat menuju akhirat yang
terpampang di depan mata, sementara dunia melambaikan tangan di belakang kita.
Kematian pasti akan dialami oleh semua yang bernyawa, tak satupun akan
mampu mengelak. Allah subhanahu wata’la berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ
الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ
عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ (آل عمران: 185)
“Tiap-tiap yang beRjiwa akan meRasakan mati. dan Sesungguhnya
pada haRi kiamat sajalah disempuRnakan pahalamu. BaRangsiapa dijauhkan daRi
neRaka dan dimasukkan ke dalam syuRga, Maka sungguh ia telah beRuntung.
kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang mempeRdayakan.” (QS. Ali ImRan: 185)
Saat sakaratul maut, saat manusia dicabut nyawanya, ada yang dicabut
nyawanya dalam keadaan baik, dan ada yang dicabut dalam keadaan sedang
menzhalimi diri mereka sendiri. Allah berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ
اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ(فصلت: 30)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu
takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang
telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushilat: 30]
Pencabutan nyawa orang shalih dilakukan dengan lembut, dan nyawapun akan
keluar dengan mudah. Setelah itu, Ruh yang sudah dikeluarkan dari jasad itu
diberi wewangian dari syurga. Para malaikat membawa ruh itu ke hadapan RabbNya.
Saat itu para penghuni langit yang dilewati, semuanya memuji ruh ini dan
memanggil dengan nama yang terbaik, sebagaimana diceritakan panjang lebar dalam
hadits Bara’ bin ‘Azib.
Sedang orang yang dicabut nyawanya dalam keadaan menzhalimi dirinya, maka
keadaannya sebagaimana Allah telah menceritakan dalam al-Qur’an,
وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى
الَّذِينَ كَفَرُواْ الْمَلآئِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ
وَذُوقُواْ عَذَابَ الْحَرِيقِ (الأنفال: 50)
“Kalau kamu melihat ketika para Malaikat mencabut
jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan
berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah
kamu akan merasa ngeri).” (QS. al-Anfal: 50)
وَلَوْ تَرَى إِذِ
الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ
أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ
تَقُولُونَ عَلَى اللّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
(الأنعام: 93)
“Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang
yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para Malaikat memukul
dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari
ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” (QS. al-An’am: 93)
Ingatlah saatnya nanti kita dipikul di atas pundak dan akan ditinggalkan
sendiRi tanpa ada yang menemani dan tanpa membawa haRta. Allah beRfiRman,
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ
أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاء ظُهُورِكُمْ وَمَا نَرَى
مَعَكُمْ شُفَعَاءكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاء لَقَد
تَّقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنكُم مَّا كُنتُمْ تَزْعُمُونَ (الأنعام: 94)
“Dan Sesungguhnya kamu datang kepada Kami
sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu
tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu.”
(QS. al-An’am: 94)
Saat itu, yang menjadi penentu adalah amal kita dalam kehidupan. Jika amal
kita baik, maka kebaikanlah yang akan kita rasakan sampai hari kiamat datang.
Sebaliknya, jika amal seseorang penuh dengan catatan hitam, maka penderitaan
dan kepedihan akan mendera tanpa putus. Begitulah penyesalan sudah tiada
berguna. Karenanya, hendaklah kita menyadari sebelum terlambat.
Hendaklah kita mengingat peristiwa saat sangkakala ditiup pertama kali, sehingga
semua makhluk yang ada di langit meninggal dunia,kecuali yang dikehendaki oleh
Allah. kemudian ditiup lagi untuk kedua kalinya, tiba-tiba semua manusia
bangkit, mulai dari manusia pertama sampai manusia terakhir. Dengan tanpa beralas
kaki, tanpa busana dan dalam keadaan utuh sebagaimana saat diciptakan, manusia
seluruhnya berjalan menuju Rabb sang penguasa. Saat itu, masing-masing sibuk
dengan diri sendiri, tak mempunyai kesempatan untuk memperhatikan orang lain.
Allah subhanahu wat’ala berfirman,
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
(عبس: 37)
“Setiap orang dari mereka pada hari itu
mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. ‘Abasa: 37)
يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا
أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى
وَمَا هُم بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ (الحج: 2)
“(ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk,
Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.”
(QS. al-Hajj: 2)
Hendaklah kita merenungi hari yang dahsyat ini, saat seluruh manusia
dikumpulkan di satu tempat untuk mempertanggungjawabkan amalnya di hadapan
Allah subhanahu wata’ala, satu hari yang menyebabkan langit hancur berantakan,
anak-anak yang baru lahir menjadi beruban. Janji Allah subhanahu wata’ala pasti
akan terlaksana.
Ingatlah hari yang dinamai juga
dengan hari taghabun (hari dinampakkannya kesalahan-kesalahan). Hari ini merupakan
penyingkanpan yang hakiki, karena pada hari manusia dikumpulkan sesuai dengan
amal perbuatannya. Di antara manusia ada yang bertaqwa kepada Allah subhanahu
wata’ala. dan di antara manusia ada yang penuh berlumur dosa. Mereka akan
digiring menuju neraka jahannam dalam menahan haus yang menyiksa. Panas api
neraka menipu pandangan mereka, tergambar di pelupuk mata bahwa mereka dibawa
menuju mata air yang akan menghilangakan rasa haus, tetapi kenyataan berkata
lain. Yang ditemuinya ternyata api yang menyala menungggu kedatangan mereka.
Iyadzan billah. Allah menggambarkan
kepada kita tentang dahsyatnya hari itu dalam banyak ayat. Begitu juga Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah berfirman,
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَتَفَرَّقُونَ.
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَهُمْ فِي رَوْضَةٍ
يُحْبَرُونَ. وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَلِقَاء الْآخِرَةِ
فَأُوْلَئِكَ فِي الْعَذَابِ مُحْضَرُونَ ( الروم: 14-16)
“Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia)
bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
Maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir
dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al Qur’an) serta (mendustakan) menemui hari
akhirat, Maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka).” (QS. Ar-Rum:
14-16)
Itulah beberapa gambaran tentang hari kiamat yang pasti akan kita alami.
Maka hendaknya kita berlomba untuk melakukan amal akhirat. Senatiasa berdoa,
semoga Allrh memberikan kebaikan di dunia dan akhirat. Janganlah sekali-kali
kita menjual akhirat dengan dunia yang singkat ini. Barangsiapa yang menukar
akhirat dengan dunia, maka dia pasti akan menyesal dan akan merasakan kerugian
tiada tara.
فَإِذَا جَاءتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى يَوْمَ
يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ مَا سَعَى. وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَن يَرَى. فَأَمَّا
مَن طَغَى. وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا. فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى.
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى. فَإِنَّ
الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى.
“Maka apabila malapetaka yang sangat besar
(hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang
telah dikerjakannya. Dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada Setiap orang
yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas. Dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia. Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang
yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.
Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (QS. an-Nazi’at: 34-41) [Hari Akhir dan
Bekalnya,Majalah as-Sunnah,
Solo. Edisi 03/IX/1426H/2005M.]
Allah Yang Maha Besar, Dia menguasai kehidupan
makhluk-Nya di dunia dan akherat, tak satupun makhluk yang mampu menolak taqdir
kematian yang dilalui, apakah kematian itu dijalani dengan baik atau mengalami
siksa yang tiada terkira. Demikian pula halnya Allah menguasai hari akhir, saat
kiamat terjadi kedahsyatan meluluhlantakkan dunia ini tak ada yang dapat
menyelamatkan dirinya semuanya akan hancur, hanya Allah saja Yang Maha Hidup
lagi Maha Besar.
Salah satuprinsipkeimanan yang
sangatpokokdalam agama Islam adalahberimankepadahariakhiratauhariKiamat.Iman kepada Hari Kiamat sebagaimana kita
ketahui merupakan salah satu rukun iman yang enam. Keimanan kepada Hari Akhir
dan kebangkitan ini merupakan salah satu hal yang banyak ditolak oleh kaum
kafir, penentang para Rasul, baik di masa lalu dan juga di masa kini. Adapun
kita kaum Muslimin, tanpa ragu sedikit pun kita beriman bahwa Hari Kiamat pasti
akan tiba dan terjadi. Kita beriman kepada Allah, kita beriman kepada
Rasulullah, kita beriman kepada seluruh perkara ghaib yang telah diberitahukan
wahyu, baik melalui kalamullah maupun melalui lisan RasulNya yang mulia.
HaRi Kiamat merupakan salah satu perkara ghaib
yang telah dijelaskan secara gamblang, baik dalam ayat al-Qur`an maupun sunnah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia juga merupakan kesepakatan seluruh
sahabat, ulama dan kaum Muslimin. Maka sangat jelas bagi kita semua bahwa Hari
Akhir ini pasti akan terjadi tanpa ada keraguan sedikit pun, dan tidak ada yang
meragukan atau menentangnya kecuali orang-orang kafir, atheis yang berpaham
materialis. Masalahnya sekarang, "Kapankah Kiamat itu akan tiba?" Jawaban
yang paling tepat untuk pertanyaan ini tidak lain adalah sebagaimana jawaban
yang diberikan Nabi kepada orang-orang,
ketika mereka bertanya tentang kapan terjadinya Hari Kiamat. Beliau mengatakan,
"Ilmunya ada di sisi Allah" yakni ilmu tentang kapan terjadinya
Kiamat hanyalah Allah yang mengetahui. Allah Ta’ala telah berfirman,
يَسْأَلُكَ
النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ
لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيباً
"Manusia
bertanya kepadamu tentang Hari Kiamat. Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan
tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah.' Dan tahukah kamu hai
(Muhammad), boleh jadi Hari Kiamat itu sudah dekat waktunya."
(Al-Ahzab: 63).
Demikian
pula dengan FiRman Allah dalam ayat yang lain,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ
مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي لاَ يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا
إِلاَّ هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لاَ تَأْتِيكُمْ إِلاَّ
بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ
اللّهِ وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
"Mereka
menanyakan kepadamu tentang Kiamat; bilakah terjadinya. Katakanlah,
'Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak
seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu
amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu
tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba'. Mereka bertanya
kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakan-lah, 'Sesungguhnya
pengetahuan tentang Hari Kiamat itu adalah di sisi Rabb, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui'." (Al-A'raf: 187).
Juga
di dalam surat An-Nazi'at ayat 42-45, Allah telah berfirman,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ
مُرْسَاهَا. فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَاهَا. إِلَى رَبِّكَ مُنتَهَاهَا. إِنَّمَا
أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَاهَا
"(Orang-orang
kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Hari Kiamat, kapankah terjadinya.
Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya). Kepada Rabbmu-lah
dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanya memberi peringatan
bagi siapa yang takut kepadanya (Hari Kiamat)." [Hari Kiamat, Kholif Mutaqin Djawari, Kumpulan
KhutbahJum’atPilihanSetahunEdisi ke-2, DarulHaq Jakarta).
Al Kabiir, Allah yang
MahaBesar, Tiada yang dapatmenandingikebesaran-Mu, seluruhkehidupanmakhlukiniberadadibawahkekuasan-Mu,
kami sebagaihambahanyamengikutiskenariokehidupaninitanpabisauntukmemilih,
begitungerinyaakhirkehidupan yang kami laluiyaitukematian, selamatkan kami ya
Allah dari proses kematianitu, mudahkanlahbagi kami
untukmengakhirikehidupaninitanpasiksa yang mengerikan.
Ya
Allah, Yang MahaBesar, kiamatpastiterjadi, hanyaEngkau yang tahukapanwaktunya,
Engkaumenguasaikejadiankiamatitudansemuanyadibawahkendali-Mu,
selamatkanhambadariganasnyakiamat, selamatkanhambadariganasnyaneraka,
masukkanlahhambainikedalamsyurga-Mu ya Allah, Wallahu a’lam [CubadakSolok, 25
JumadilAwal 1432.H/ 29 April 2011.M, Jam 20;25].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Hari Akhir dan
Bekalnya,Majalah as-Sunnah,
Solo. Edisi 03/IX/1426H/2005M.
5.Hari Kiamat, Kholif
Mutaqin Djawari, Kumpulan KhutbahJum’atPilihanSetahunEdisi ke-2,
DarulHaq Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar