[ Maha Kuasa]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Selain
melalui akal, ayat-ayat qauliyah dan ayat qur’aniyah maka mengenal Allah juga harus
memahami asma ul husna, yaitu nama-nama
Allah yang baik seperti Allah sebagai Rabb [40;62], Allah sebagai Penguasa Raya
[114;2] dan Allah sebagai Ilah yang wajib disembah [114;3, 20;14].
“Sesungguhnyaakuiniadalah
Allah, tidakadaTuhan (yang hak) selainAku,
MakasembahlahakudandirikanlahshalatuntukmengingatAku.” [Thaha 20;14]
Akal
merupakanperangkat yang pentinguntukmengenal Allah denganbaik,
bilaperangkatinidiabaikanmakajauhlahmanusiadari Allah, itulahmakanyabanyakayat
Al Qur’an yang mengajakkitauntukmempergunakanakalsecaramaksimaldanbenar;
Berfikir sejenak atas peristiwa alam yang terjadi
sehari-hari akan membangkitkan kesadaran yang tinggi, bagaimana langi dan bumi
diciptakan serta rintik hujan sampai ke tanah yang dapat menyuburkan tanaman;
”Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi. Sesungguhnya adalah tanda
kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir” [Al Baqarah 2;164].
Allah memerintahkan kepada
manusia agar mereka menggunakan fikiran dan mengerti peristiwa yang terjadi
untuk diambil maknanya. Di angkasa raya dengan kebesaran penciptanya
berjuta-juta bintang bertaburan memberi warna indahnya langit, pergantian musim
dan cuaca, gumpalan awan yang membawa hujan, sungai yang mengaliri air,;
”Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan bintang-bintang” [Ash Shaffat 37;6].
Jangankan kita menyaksikan
alam raya ini keluar dari orbit bumi, sedangkan di bumi saja dikala malam
langit cerah, bintang-bintang bertebaran dihiasi bulan dengan cahayanya
memantul ke bumi, hati orang mukmin jadi tunduk, merendah menerima kebesaran
Ilahi. Ketika hujan lebat di tengah malam yang pekat disertai badai yang kuat,
dingin pula, gelegar kilat yang menyambar tak terlintaskan di dalam hati
manusia sedikit saja rasa takut, mohon perlindungan kepada-Nya ?
”Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan
ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung, dan guruh itu bertasbih
dengan memuji Allah, demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya, dan
Allah melepaskan halilinar lalu mengenai
siapa saja yang dikehendaki-Nya” [Ar Ra’ad 13; 12-13].
Kebesaran Allah tak
ditemui tandingannya dan hal ini diakui dengan kerendahan hati oleh orang-orang
yang beriman yang mau mengetuk hatinya untuk membacakan segala peristiwa dari
alam ini, sejak dari biji yang tak
berdaya, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia yang dihidupkan serta dimatikan
dengan kekuasaan-Nya,;
”Sesungguhnya Allah
menumbuhkan butir-butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup” [Al An’am 6;95]
Banyak pelajaran yang
dapat dipetik dari ciptaan Allah, lautan dengan segala kekayaannya, binatang
serangga dengan berbagai jenisnya, tumbuh-tumbuhan dengan corak warnanya sampai
kepada diri manusia itu sendiri,;
”Dari pada penciptaan kamu
dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran di muka bumi, terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah untuk kaum yang meyakini”[Al Jatsiyah 45; 4].
Bagaimana awal mula
diciptakan manusia yang berasal dari air mani dengan segala proses
kejadiannya,;
”Allah
yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai pencitaan
manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang
hina [air mani]” [As
Sajadah 32; 7-8].
Untuk keberlansungan eksistensi manusia di dunia ini,
maka perkembangan manusia selanjutnya telah menjadi program yang pasti dari
yang Maha Kuasa;
”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” [Al Hujurat 49;13]
Alangkah indahnya dunia
ini dengan aturannya yang rapi, susunan tubuh manusia, mata bening laksana kaca
menghias wajahnya, otak sebagai kendali kesadaran manusiapun teraur indah
sehingga manusia itu mulia dari makhluk yang lainnya. Pantaskah manusia berlaku
sombong kepada penciptanya, berlagak angkuh dan takabur sementara begitu banyak
nikmat Allah direguknya dalam hidup ini;
”Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya). di bumi itu
ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. dan biji-bijian
yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?’’[Ar Rahman 55;10-13]
Salah
satusifat Allah adalah Al Azis, Yang MahaKuasa, DiaKuasaberbuatapasaja, DiaKuasamenciptakanlangit,
bumidengansegalaisinya,
DiaKuasamenciptakandanmembangktkanmakhluk-Nyatanpaterhalangolehsiapapun,
semuaalamrayainiberadadalamgenggamankekuasaan-Nya;
“Dan (ingatlah) ketika
Ibrahim berkata: "YaTuhanku,
perlihatkanlahkepadakubagaimanaEngkaumenghidupkan orang-orang mati." Allah
berfirman: "Belumyakinkahkamu ?" Ibrahim menjawab:
"Akutelahmeyakinkannya, akantetapi agar hatikutetapmantap (denganimanku)
Allah berfirman: "(Kalaudemikian) ambillahempatekorburung,
lalucincanglahsemuanyaolehmu. (Allah berfirman):
"Laluletakkandiatastiap-tiapsatubukitsatubagiandaribagian-bagianitu,
kemudianpanggillahmereka, niscayamerekadatangkepadamudengansegera."
danketahuilahbahwa Allah Maha Perkasa lagiMahaBijaksana.”[Al Baqarah 2;260]
Allah
memberipenjelasankepadaNabi Ibrahim a.s. tentangcaraDiamenghidupkan orang-orang
yang mati. Disuruh-NyaNabi Ibrahim a.s.
mengambilempatekorburunglalumemeliharanyadanmenjinakkannyahinggaburungitudapatdatangseketika,
bilamanadipanggil. Kemudian, burung-burung yang sudahpandaiitu, diletakkan di
atastiap-tiapbukitseekor,
laluburung-burungitudipanggildengansatutepukan/seruan,
niscayaburung-burungituakandatangdengansegera,
walaupuntempatnyaterpisah-pisahdanberjauhan. Makademikian pula Allah
menghidupkan orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana,
dengansatukalimatciptahiduplahkamusemuapastilahmerekaituhidupkembali.
Ada
beberapa hal yang menjadikan manusia tidak mengenal Allah dengan segala
sifatnya, hal ini terjadi karena ada yang menghalangi, sehingga hijab
penghalang tersebut tidak bisa tembus, bagaimanapun juga dalil-dalil
diungkapkan, bahkan mungkin bila orang meninggal, hidup kembali lalu
menyampaikan berita ghaib kepada manusia atas apa yang mereka alami di alam
kubur dengan segala siksa dan kenikmatannya, sungguh tidak mampu membuka hijab
penghalang tersebut.
Salah satu makhluk tidak bisa mengenal Allah
dengan baik karena karena kesombongan, tidak sedikit tokoh-tokoh dunia mengakui
kebesaran Islam dan kewibawaan Rasulullah,
tapi ketika dituntut untuk beriman mereka harus menolak karena dapat
merendahkan derajat mereka di hadapan para pengikutnya, sebagaimana Abu Thalib
dan Abu Jahal, satu ketika mereka ditanya oleh seseorang sahabat Nabi tentang
kebenaran Islam, maka Abu Jahal menjawab,”Seandainya islam ini turun bukan
kepada Muhammad maka sungguh sayalah orang pertama yang memperjuangkan dan
mempertahankannya, lantaran karena kepada Muhammad, nanti dulu !”
Demikian pula
halnyaHeraklius, sudahmengakuikebenaranwahyuIlahi, bahkandiapernahberkomentar,”Seandainya
Muhammad datangkemarimakaakanakusembahkakinya”,
ketikahalitudiasampaikankepadapengikutnya,
makaparapendetaberkata,”HaiHeraklius, bilaandainginberimankepada agama yang
dibawa Muhammad, silahkantapitinggalkanistana….” Waktu itu Heraklius berkilah “Ah, tidak, saya
hanya menguji kalian, sampai dimana loyalitas kalian kepada saya”.
Fir’aun, Haman, Qarun,
Namrudz dan tokoh-tokoh sombong lainnya menentang Islam karena kecongkakan
mereka. Seharusnya mereka tidak demikian ketika berhadapan dengan kekuasaan
yang dimiliki Allah, padahal apa yang mereka miliki, berupa harta dan jabatan
tidaklah akan meruntuhkan kekuasaan Allah;
“YaTuhan Kami,
utuslahuntukmerekasesorangRasuldarikalanganmereka, yang
akanmembacakankepadamerekaayat-ayatEngkau, danmengajarkankepadamereka Al kitab
(Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) sertamensucikanmereka.
SesungguhnyaEngkaulah yang MahaKuasalagiMahaBijaksana”[ Al Baqarah 2;129]
Sungguh, takada yang lebihperkasadari
Dia. Bumidangalaksi,
digantung-Nyatanpaseutasbenang.Langitdanangkasaditegakkan-Nyatanpapilardantiang.Seluruhmanusiadanmakhluk
yang di dalamdan di atastanahsemuawujudataskehendak-Nya.Takadasatu pun yang ada
di dasarlautatau di udara yang takhidupkarena-Nya.
Dalamsatuhaditsnya, Rasulullah saw
berceritatentanggambarankelakkondisimanusia di akhiratsana.
“Manusiakelakdikumpulkan di HariKiamatdalamkeadaantakberalas kaki,
telanjangdantakdikhitan,
sepertisebagaimanadulumerekadiciptakan.Makaakumengatakanseperti yang
dikatakanseoranghamba yang shalih: JikaEngkausiksamereka,
makasesungguhnyamerekaadalahhamba-hamba-Mu. Dan jikaEngkauampunimereka,
sesungguhnyaEngkauadalah al Aziz, lagiMahaBijaksana. (HR Tirmidzi, Kitab ash
ShifatulQiyamah)
Sungguh, kelakkitaakanmenghadapDzat yang
Mahaperkasa, dengansegalakelemahankita. Makakesombongan, meskihanyasebesardzarrahakanmembinasakankitanantinya.
Binasadalamkehinaandankelemahan.
Beberapaulamamenerjemahkan al Aziz
-menyepakatibahwa- kata al Aziz berasaldarisifatizzahyang
mengandungtigamakna.KandunganPertama, adalahDia yang
Mahamempertahankandiridarimusuh-musuh-Nya. Kedua, Dia yang
Mahamengalahkandanmemaksa.Ketiga, dalamnama-Nyaterkandung pula
sifatMahakuat.
Takada yang
mampubermakardanmelancarkantipudayaatas-Nya,
karenaperlindungan-Nyataktertembussegalaancaman yang ada.Takada yang
mampumengalahkan-Nya, sebabDia yang MahaMengalahkan.Sebab, segalakekuatanbermuladanberakhiratasnama-Nya.
Hamba yang
memuja-Nya, al Aziz, makaiaakanmendekatiperlindungansejati,
kekuatantunggaldanmemilikidayamengalahkan. Dzikirkanselalunamabesar-Nya,
makakitaakanmendapatkanperlindungan yang absoluttaktergoyah.[Cyber Sabili, Asma
al Husna al AzizHerrynurdiSenin, 17 Mei 2010 02:31].
Konsekwensi pengakuan tentang Maha Kuasanya Allah
adalah ketuntudukan dan ketaatan kepada-Nya. ketaatan yang diminta juga adalah ketaatan dalam semua
lapangan kehidupan tanpa memisah-misahkannya antara satu dengan lainnya, inilah
yang disebut dengan kaffah yaitu melaksanakan syariat islam secara integral dan
menyeluruh;
”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu”.[Al Baqarah 2;208]
Ketaatan yang diharapkan adalah ketaatan yang
tidak memilih-milih antara satu hukum dengan lainnya, bukankah hukum islam itu
satu dan utuh dan merupakan satu kesatuan, satu saja kita ingkari berarti telah
kafir terhadap semuanya;
”Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan
Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada
nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku,””[ Al Ahzab 33;38]
Allah Al Azis,
Dia Yang MahaKuasa, Engkauberkuasaatassegalamakhluk-Mu,
Engkauberhakuntukmemaksakansesuatuterhadapmakhluk-Mu,
tidakadadayadankemampuanapapun yang kami milikitanpaadakekuasaan yang
Engkauberikankepada kami, EngkaulahTuhan kami, Tuhanlangitdanbumi,
Tuhansemestaalamini, tidakadaTuhanselainEngkau, hambamengabdihanyakepada-Mu.
Ya
Allah, Ya Al Azis, baikkanlahibadah yang hambalakukan,
sesuaidengansunnahRasul-Mu sehinggaibadahitubernilaipahalahendaknya,
indahkanlahfisik kami demikian pula indahkan pula akhlak kami, jadikanlah kami
hamba-Mu yang santunterhadapsiapapun, apalagiterhadapsaudara kami sesame
muslim. Dengankekuasaan-Mu, berilahhidayahkepadasaudara kami yang memegangkekuasaan
agar merekamemperjuangkantegaknya agama-Mu di
duniainisebagaitanggungjawabnyasebagaimuslim, Wallahu a’lam [CubadakSolok, 14
JumadilAwal 1432.H/ 18 April 2011.M, Jam 08;40].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
4.Cyber
Sabili, Herrynurdi, Asma al Husnaal Aziz, Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar