AR RAUF
[ Yang Peramah]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah
memiliki nama dan sifat yang mulia, semuanya dirangkum dalam asma ul husna
yaitu nama-nama baik bagi Allah, Ar Rauf, adalah sifat Allah yang penyayang,
pengasih, santun dan peramah kepada hamba-Nya.
”Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam),
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.
dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang
yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”[ Al Baqarah 2;143]
Allah demikian santun atau
ramah kepada makhluk-Nya sehingga memperlakukan hamba-Nya dengan baik, Dia
turunkan hujan yang diawali dengan gerimis
kecil yang diikuti dengan sepoi angin sehingga menyejukkan cuaca di sekitarnya,
ketika gerimis kecil tadi akan menjadi hujan lebat diawali dahulu dengan cahaya
kilat dan gemuruh yang indah, hujan itu semuanya mendatangkan rahmat bagi penghuninya dalam
waktu yang berpuluh-puluh bahkan beratus tahun yang lalu, kalaupun di daerah
itu akan didatang bencana dengan banjir dan longsor, tidaklah semerta-merta
kejadiannya, tapi sudah sekian kali ada peringatan dari para ulama melalui Al
Qur’an dan Sunnah agar waspada, dimanapun juga saat kemungkaran sudah merambah
luas, dimanapun juga ketika ekosistim sudah hancur dan keseimbangan alam
terganggu pasti akan terjadi musibah.
Dengan santun,
kasih dan ramahnya Allah, Dia memposisikan manusia demikian luar biasa, dengan
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Manusia adalah makhluk
Allah yang diberi beberapa kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain.
Kelebihan itu diantaranya; manusia
adalah makhluk Allah yang terbaik dibandingkan makhluk yang lain;
"Sesungguhnya kami Telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya " [At
Tin 95;4]
Manusia adalah makhluk Allah yang termulia
dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang, kemuliaan itu terbukti diberikan Allah
fasilitas untuk hidup di dunia;
"Dan
Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami
ciptakan" [Al Isra' 17;70]
Allah Ar Rauf, Dia Yang
Peramah, Dia sayang kepada hamba-Nya, dilimpahi karunia rezeki dari berbagai
sumber tanpa diduga-duga datangnya, Dia karuniai hamba-Nya kemudahan hidup
sehingga mampu berbuat sesuatu untuk kepentingan bersama, Dia sediakan
fasilitas hidup di darat dan di laut untuk kepentingan manusia, bahkan dikala
kemungkaran terjadi, masih dibiarkan saja agar sang hamba mau bertaubat kembali
kepada jalan yang benar.
Sifatsantundanramahmerupakanbagiandariakhlakulkarimah,
akhlak yang mulia yang diajarkan Allah kepadahamba-Nya, sifatini pula yang
harusdimilikiolehparanabidanummatnya.Seorang muslim punya teladan dalam hidupnya yaitu Muhammad SAW, sebagai
nabi dan Rasul yang mengajarkan tentang akhlakul karimah karena memang tugas
Rasul itu untuk menyempurnakan akhlak, sehingga wajar bila Allah menyebutkan
bahwa akhlakul karimah itu hanya ada pada Rasulullah saja;
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah"
[Al Ahzab 33;21].
Rahmat Allah akan
diberikan kepada hamba kalau mereka meneladani akhlak Rasulullah, menantikan
saat datangnya kiamat dan banyak berzikir kepada-Nya. Kasih sayang Allah ada
yang diberikan secara gratis tapi ada juga yang diberikan Allah setelah
menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada islam dengan ketaatan. Sifat santun
seorang muslim bukan hanya ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya melalui
loyalitas yang tinggi tapi juga harus diujudkan kepada orangtua dan anak
keturunan, santun dan ramah kepada orang lain bisa dilakukan dan itu mulia tapi
lebih mulia lagi kalau santun dan ramah itu ditujukan kepada keluarga;
"Katakanlah:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu..." [Al An'am 6;151]
Fir’aun dikenal sebagai manusia yang kejam dan
bengis, sikap dan suara yang keras malah akan membuatnya marah dan
memperlihatkan keganasannya, Nabi Musa dikenal seorang Nabi yang bersuara keras
dan tidak suka berdiplomasi. Tatkala Allah mengutus beliau kepada Fir’aun,
beliaupun mohon agar didampingi oleh saudaranya yang bernama Harun. Ini
disebabkan Nabi Musa ingin memelihara hubungan da’wah dengan Fir’aun sampai ia
sadar dan bertaubat, walaupun Fir'aun jelas mengingkari Allah, tapi Allah
memerintahkan kepada Musa dan Harun agar lemah lembut, santun dan ramah
menghadapinya;
"Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
Mudah-mudahan ia ingat atau takut".[Thaha 20;44]
Allah berfirman dalam surat Ali
Imran 3;159 ;
”Maka
disebabkan rahmat Allah dan karena Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap kasar lagi keras, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itulah maafkan mereka, mohonlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya’.
Dari ayat ini pula tampak jelas bagaimana hubungan
interaksi Rasululah dengan para sahabat beliau, sebagai seorang pemimpin dan
da’i, beliau tidak hanya memiliki sikap lemah lembut,namun juga kasih sayang.
Dengan pribadi ini tidak mengherankan bila beliau senantiasa dicintai oleh para
pengikutnya.
Allah berfirmandalamhaditsQudsi, “Nabi Musa As telahbertanyakepada Allah, “Ya
Rabbi, siapakahdiantarahamba-Mu yang lebihmuliamenurutpandangan-Mu?”Allah
berfirman, “Ialah orang-orang yang apabilaberkuasa [menguasaimusuh]
dapatsegeramemaafkan” [HQR.Kharaithidan Abu Hurairah].
Nabi
Musa pernahmengajukanpertanyaankepada Allah, siapakahdiantarahamba-hamba-Nya
yang lebihmuliamenurutpandangan Allah makaditerangkanoleh Allah, ”Merekaadalah orang yang berhatimulia,
berlapang dada toleranterhadapmusuhatau orang yang
memusuhinyadisaatiaberkuasamelakukansekehendaknya”.
Pribadi Muslim adalah pribadi yang menjadikan ukhuwah
islamiyyah sebagai pengikat hati, andaikata terjadi perpecahan dan
perselisihan, maka kewajiban bagi mukmin lainnya untuk mendamaikan, bukan malah
menyiramkan minyak di tengah api yang tengah berkobar. Allah sangat keras
ancamannya kepada orang-orang yang berpecah belah dan bermusuhan, firman Allah;
”Dan janganlah
kamu menjadi orang-orang yang berpecah belah dan bertikaian, setelah datang
bukti-bukti keterangan kepada mereka, dan mereka itulah yang akan mendapatkan
siksa yang besar” [Ali Imran 3;105].
"Orang-orang
beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat" [Al Hujurat 49;10]
Nyatalah ummat
Islam diwajibkan bersatu, dilarang berpecah belah. Bersatu bukan asal bersatu
saja, akan tetapi tetap bersatu dengan berpegang teguh kepada tali Allah. Bila
sikap santun, ramah dan penyayang menjadi kepribadian hamba-Nya maka tidak akan
terjadi kekacauan di dunia ini, pentingnya sikap santun dan ramah ini sehingga
berkali-kali Allah memanggil kepada orang-orang beriman untuk menerapkannya.
“Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian
dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakahseorangdiantarakamu yang sukamemakandagingsaudaranya yang
sudahmati?Makatentulahkamumerasajijikkepadanya.danbertakwalahkepada Allah.
Sesungguhnya Allah MahaPenerimataubatlagiMahaPenyayang”[Al Hujurat
49;12]
Manusia adalah makhluk Allah yang dipercaya untuk memegang amanah sehingga
keimanan dapat terjaga dengan baik, bila amanah sudah dikhianati karena
mencampurkan iman dengan kekafiran dan kenifakan maka akan merendahkan posisi
manusia. Posisi yang jatuh kepada kerendahan martabat karena berbuat dosa, akan
kembali baik bila bertaubat dengan sungguh-sungguh;
"Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan
dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima
Taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang ' [Al Ahzab 33;73]
Manusia adalah makhluk Allah yang tersayang dengan memberikan segala apa
yang ada di langit dan di bumi untuk
kesejahteraan hidupnya. Namun bila perbuatan yang dilarang Allah dilakukan maka
posisi ini akan merendahkan derajatnya dihadapan Allah dan masyarakatnya;
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia
Maha mengetahui segala sesuatu" [Al Baqarah 2;29]
Allah ArRauf, Allah yang
Peramah, dengankekuasaandankeperkasaan-Mu, Engkaumasihmemberikankelembutan,
kasih saying dansikapramahkepadahamba-Mu, padahalterlalubanyakpelanggaran,
kemungkarandankemaksiatan yang dilakukanhamba-Mu, dengankasihsayang-Mu kami
masihdiberikankesempatanuntukmenyadarisegalasikap yang tidakbaikitudenganampunandanmaaf-Mu.
SungguhEngkauMahaPengampundanPemaafya Allah.
Allah yaArRauf, dengankeramahan-Mulahhambainiberadadalamkasih
saying-Mu, fasilitashidup yang luarbiasakarunianya, rezeki yang
tidakdapatdihitungjumlahsertademikianbanyakkarunia-Mu yang tidakterhingga,
jadikanlahhambainiya Allah hamba yang bersyukuratassegalakarunia-Mu,
sungguhtidaktahudiuntungdankurang ajar bila kami
tidakmensyukurisemuakaruniainiya Allah, ampunihambaya Allah
atassegalakelalaian, dosa, kesalahan, maksiatdankemungkaran yang kami lakukan,
terimalahtaubat kami yaIlahi.Wallahu a’lam [CubadakSolok, 20
JumadilAwal 1432.H/ 24 April 2011.M, Jam 11;25].
Referensi;
1.KuliahTafsir,
Faktar IAIN RadenIntan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an danTerjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.KumpulanCeramahPraktis,
Drs.MukhlisDenros, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar