Minggu, 14 Juni 2015

64. As Salam, Yang Menyelamatkan




AS SALAM
[ Yang Menyelamatkan]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS


                Allah berkuasa menciptakan makhluk-Nya dari berbagai jenis dan Dia berkuasa pula untuk menyelamatkan, bahkan keselamatan yang diberikan Allah mengantarkan manusia ke syurga-Nya dengan kesenangan yang tidak ada tandingannya.

            As Salam, menjadi salah satu nama dan sifat Allah yang menunjukkan kekuasaan-Nya yaitu Yang Menyelamatkan. Tidak ada satupun yang dapat diminta pertolongannya di dunia ini selain dari Allah karena semuanya adalah makhluk yang memerlukan perlindungan dan keselamatan dari-Nya;
”Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”[Al Maidah 5;16]

            Allah menyelamatkan hamba-Nya ke jalan keselamatan melalui panduan yang sudah diberikan kepada nabi Muhammad yaitu Al Qur’an, bahkan nabi Muhammadpun sudah menegaskan,”Aku tinggalkan untuk kalian dua pedoman, kalau kalian berpegang teguh kepada keduanya maka kalian akan selamat selama-lamanya, keduanya itu adalah Al Qur’an dan Sunnahku”.

            Allahpun sudah menyelamatkan ummat ini dari kehancuran ketika terjadi peperangan dengan kaum kafir Quraisy pada perang Badar, dapat dipastikan dengan kasat mata kemenangan itu dipihak lawan karena jumlah mereka seribu orang sedangkan ummat islam jumlah tentaranya baru tigaratus orang ketika itu, selain itu peralatan dan kendaraan yang dimiliki pihak lawan tidak sebanding kualitas dan kuantitasnya, sehingga membuat nabi dan para sahabat cemas menyaksikannya.

            Dimalam hari sebelum peperangan itu akan terjadi, nabi hanyut memohon bantuan Allah melalui doa-doa yang disanjungkannya, bahkan keluar doa yang akan menekankan keberadaan ummat ini,”Ya Allah andaikata pasukan sedikit ini kalah menghadapi Quraisy dalam perang besok, maka sungguh ya Allah tidak ada lagi yang akan  menyembuh-Mu di bumi ini”.

            Allah berkuasa untuk menyelamatkan hamba-Nya yang shaleh, yang hanya mengabdikan dirinya untuk Allah semata, hingga peperangan itu berkecamuk yang menghabiskan korban dari kedua belah pihak, akhirnya peperangan itu berakhir dan ummat islam diselamatkan oleh Allah.
”(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut".dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”[Al Anfal 8;9-10].

Bantuan Allah lansung dari langit dengan mengirim tentara yang tidak terlihat yaitu dari kalangan malaikat, demikian perhatian besar Allah untuk menyelamatkan ummat islam dalam peperangan itu, bahkan jumlah yang banyak dikalangan kafir Quraisy tidak menciutkan mereka sehingga peperangan itu usai.
” (yaitu) ketika Allah Menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan Sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati” [ Al Anfal 8;43]

Allah menyelamatkan Nabi-Nya dari perjalanan hijrah untuk keselamatan islam dikemudian hari. RENCANA Quraisy akan membunuh Muhammad pada malam hari, karena dikuatirkan ia akan hijrah ke Medinah dan memperkuat diri di sana serta segala bencana yang mungkin menimpa Mekah dan menimpa perdagangan mereka dengan Syam sebagai akibatnya, beritanya sudah sampai kepada Muhammad. Memang tak ada orang yang menyangsikan, bahwa Muhammad akan menggunakan kesempatan itu untuk hijrah. Akan tetapi, karena begitu kuat ia dapat menyimpan rahasia itu, sehingga tiada seorangpun yang mengetahui, juga Abu Bakr, orang yang pernah menyiapkan dua ekor unta kendaraan tatkala ia meminta ijin kepada Nabi akan hijrah, yang lalu ditangguhkan, hanya sedikit mengetahui soalnya. Muhammad sendiri memang masih tinggal di Mekah ketika ia sudah mengetahui keadaan Quraisy itu dan ketika kaum Muslimin sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian kecil. Dalam ia menantikan perintah Tuhan yang akan mewahyukan kepadanya supaya hijrah, ketika itulah ia pergi ke rumah Abu Bakr dan memberitahukan, bahwa Allah telah mengijinkan ia hijrah. Dimintanya Abu Bakr supaya menemaninya dalam hijrahnya itu, yang lalu diterima baik oleh Abu Bakr.

Di sinilah dimulainya kisah yang paling cemerlang dan indah yang pernah dikenal manusia dalam sejarah pengejaran yang penuh bahaya, demi kebenaran, keyakinan dan iman.Sebelum itu Abu Bakr memang sudah menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah b. Uraiqiz sampai nanti tiba waktunya diperlukan. Tatkala kedua orang itu sudah siap-siap akan meninggalkan Mekah mereka sudah yakin sekali, bahwa Quraisy pasti akan membuntuti mereka. Oleh karena itu Muhammad memutuskan akan menempuh jalan lain dari yang biasa, Juga akan berangkat bukan pada waktu yang biasa.

             Pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy untuk membunuhnya malam itu sudah mengepung rumahnya, karena dikuatirkan ia akan lari. Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkan kepada Ali b. Abi Talib supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya. Dimintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu di Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Dalam pada itu pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy, dari sebuah celah mengintip ke tempat tidur Nabi.Mereka melihat ada sesosok tubuh di tempat tidur itu dan merekapun puas bahwa dia belum lari.Tetapi, menjelang larut malam waktu itu, dengan tidak setahu mereka Muhammad sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakr.Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang, dan terus bertolak ke arah selatan menuju gua Thaur.Bahwa tujuan kedua orang itu melalui jalan sebelah kanan adalah di luar dugaan.

           Tiada seorang yang mengetahui tempat persembunyian mereka dalam gua itu selain Abdullah b. Abu Bakr, dan kedua orang puterinya Aisyah dan Asma, serta pembantu mereka ‘Amir b. Fuhaira. Tugas Abdullah hari-hari berada di tengah-tengah Quraisy sambil mendengar-dengarkan permufakatan mereka terhadap Muhammad, yang pada malam harinya kemudian disampaikannya kepada Nabi dan kepada ayahnya. Sedang ‘Amir tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakr’ sorenya diistirahatkan, kemudian mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah b. Abi Bakr keluar kembali dari tempat mereka, datang ‘Amir mengikutinya dengan kambingnya guna menghapus jejaknya.

Kedua orang itu tinggal dalam gua selama tiga hari.Sementara itu pihak Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari mereka tanpa mengenal lelah.Betapa tidak.Mereka melihat bahaya sangat mengancam mereka kalau mereka tidak berhasil menyusul Muhammad dan mencegahnya berhubungan dengan pihak Yathrib. Selama kedua orang itu berada dalam gua, tiada hentinya Muhammad menyebut nama Allah. KepadaNya ia menyerahkan nasibnya itu dan memang kepadaNya pula segala persoalan akan kembali. Dalam pada itu Abu Bakr memasang telinga.Ia ingin mengetahui adakah orang-orang yang sedang mengikuti jejak mereka itu sudah berhasil juga.

Kemudian pemuda-pemuda Quraisy - yang dari setiap kelompok di ambil seorang itu - datang.Mereka membawa pedang dan tongkat sambil mundar-mandir mencari ke segenap penjuru.Tidak jauh dari gua Thaur itu mereka bertemu dengan seorang gembala, yang lalu ditanya.“Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana.”

Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakr keringatan. Kuatir ia, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Tuhan.Lalu orang-orang Quraisy datang menaiki gua itu, tapi kemudian ada yang turun lagi. “Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?” tanya kawan-kawannya. “Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir,” jawabnya.“Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu.Jadi saya mengetahui tak ada orang di sana.”

Muhammad makin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakr juga makin ketakutan.Ia merapatkan diri kepada kawannya itu dan Muhammad berbisik di telinganya: “Jangan bersedih hati. Tuhan bersama kita.”[Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad,pustaka online]

            As Salam, Yang Menyelamatkan, diselamatkan hamba-Nya dari kehidupan dunia yang dapat menyesatkan kepribadian sehingga jauh dari nilai-nilai hidayah. Tanpa keselamatan dari Allah dengan jalan As Salam, maka binasalah semua makhluk ini sehingga tidak berharga apa yang sudah diperjuangkan. Bila didunia mau mengikuti jalan keselamatan maka jaminan Allah bagi hamba-Nya adalah keselamatan pula di akherat kelak;
“Di surga mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.Kepada mereka dikatakan, “Salam.”Sebagai ucapan selamat dari Tuhan yang Mahapenyayang.”(QS Yassin 36: 57-58)
Mahasejahtera, begitu besar nama-Nya. Dalam surat Yassin di atas, yang Mahasejahtera mengucapkan salam pada hamba-hamba-Nya. Salam yang ditujukan sebagai ucapan selamat, telah lulus dan lolos dalam kehidupan yang penuh uji dan coba.
As Salam, Dialah yang menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari segala mara bahaya.Membebaskan dari kesulitan dan kelemahan.Membebaskan dari kekurangan dan kefakiran.
Dialah Allah, yang Mahasalam, yang Mahasejahtera. Sifat-sifatnya terhindar dari warna cemar.Tak ada yang sejahtera, tanpa dinisbahkan pada nama-Nya.Tak ada yang sempurna, tanpa melibatkan nama-Nya.
Karenanya wahai para hamba, jangan pernah bersandar pada pohon yang akan kering dan tumbang. Jangan pernah bergantung pada dahan yang melemah dan patah. Jangan pula bersandar pada manusia, sesungguhnya ia akan menjadi rapuh dan tua pula. Jangan pula bergantung pada sistem yang lahir dari pikiran fana, karena ia juga akan mengalami kadaluarsa. Gantungkan lah diri pada yang Mahatinggi.Sandarkan lah jiwa pada yang Mahaperkasa.
Membahasahi lidah dengan kata sederhana, as Salam akan mengundang pertolongan-Nya. Mereka yang menyebut-Nya akan damai hatinya. Allah adalah tempat berlindung makhluk dari segala rasa tidak aman dan berbagai jenis kejahatan. Dia Mahamenyembuhkan. Dia Mahasempurna yang akan melengkapi segala gundah manusia dengan segala kekurangannya.
Maka dzikirkanlah as Salam untuk menaklukkan hawa nafsu yang bertengger dipundak kita. Dan jadilah tuan atas nafsu, bukan menjadi budak pada nafsu. (Cyber Sabili, Herry NurdiAsma al Husna: As SalamSenin, 26 April 2010 01:55 )

Allah juga mengajarkan kepada hamba-Nya agar selalu menyebarkan salam dan keselamatan kepada manusia lainnya sebagai aplikasi dari ajaran islam yang memang membawa manusia kepada keselamatan, Allah Yang Menyelamatkan, Rasul yang membimbing umat ini agar selamat dan ummat yang mengajak manusia lainnya kepada keselamatan. Memberikan keselamatan dan menyebarkan salam kepada sesama muslim merupakan hak yang harus dilaksanakan kepada yang lain.

Selayaknya bila kita bertemu dengan sesama muslim tentu yang telah kita kenal atau paling tidak kita mengetahuinya maka ucapan yang pantas ialah mengucapkan salam. Mengucapkan salam adalah sunnah tapi bagi yang mendengarnya menjawab salam wajib, walaupun sedang duduk-duduk dijalan, dikala ada ucapan salam sebaiknya dijawab salam tersebut;
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu" [An Nisa' 4;86].

Salam yang kita ucapkan ke tengah masyarakat bukanlah sebatas penghormatan saja tapi mengandung nilai-nilai ibadah sekaligus isyarat agar kita senentiasa menebarkan keselamatan kepada orang lain.

 Lebih jelas beliau memberikan arahan kepada kita dalam dua hadits berikut ini; ”Belumkah aku tunjukkan sesuatu yang bila dilaksanakan maka kamu akan kasih mengasihi ? ucapkan salam diantara sesama” [HR. Muslim].
 ”Apabila dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabatan tangan, mengucaplan ’Alhamdulillah’ dan beristighfar maka Allah mengampuni mereka” [HR. Abu Daud].
Aturan memberi salam itu adalah; bagi yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki, yang berjalan mengucapkan salam kepada yang  diam, yang muda mengucapkan salam kepada yang lebih tua, yang sedikit mengucapkan salam kepada yang banyak. Ujud salam juga memberikan ketenangan kepada orang lain.

Seharusnya kehadiran kita di dekat muslim lainnya kalaulah tidak bisa memberikan obat maka paling tidak jangan menyakitinya dengan lisan, sikap ataupun tindakan, Rasululllah bersabda;''Orang Islam itu adalah orang yang orang islam lainnya merasa aman atau selamat dari lidah dan tangannya".
            Hadits dari Ibnu Mubarak menyatakan; "Tidak halal seorang muslim itu membuat ketakutan kepada orang muslim lainnya".

            Lebih indahnya pergaulan sesama muslim itu adalah ibarat lebah, ummat islam itu ibarat lebah kata Rasulullah, apabila dia hinggap di  ranting yang rapuh sekalipun maka tidaklah patah, dan apabila lebah itu mengeluarkan sesuatu maka dia akan mengeluarkan yang bermanfaat bagi manusia. Ummat islam tidak boleh seperti lalat, lalat bila hinggap dimanapun dia selalu meninggalkan penyakit dan bila mengeluarkan sesuatu maka sesuatu itu berupa bibit penyakit, bahkan salah satu makna Islam adalah selamat.

Islam sebagai dienullah adalah agama, aturan dan undang-undang yang diturunkan Allah. Banyak orang memberikan pengertian islam tidak sebagaimana yang diharapkan oleh Islam itu sendiri, ada yang mengartikan dengan Isya, Subuh, Luhur, Ashar dan Maghrib, dan ada pula yang mengartikan dengan kata “selamat” dan “sejahtera”, bahkan yang lebih jauh menyimpang lagi pengertian islam diartikan dengan fanatik, bodoh,  fundamentalis, ekstrimis, teroris dan julukan lain yang bernada sinis serta negatif.

Pengertian islam adalah kesejahteraan dan keselamatan, artinya seorang yang masuk islam harus merasakan keselamatan dan memberikan keselamatan kepada orang lain, sebagaimana Rasulullah menyabdakan bahwa muslim itu adalah yang selamat orang lain dari lidah dan tangannya;

            Ya As Salam, Yang Menyelamatkan, Engkau berkuasa untuk menyelamatkan makhluk menurut yang Engkau kehendaki, tidak ada kemampuan dari kami untuk menyelamatkan diri ini selain Engkau menyelamatkan karena Engkaulah Yang Maha Menyelamatkan. Betapa banyak dari hamba-Mu yang Engkau selamatkan dari berbagai tragedi dan musibah, tapi dikala keselamatan itu mereka peroleh akhirnya mereka melupakan Engkau, mereka tukar kasih sayang-Mu dengan keingkaran yang mereka lakukan.

Ya Allah, Engkau As Salam, selamatkanlah diri hamba, isteri dan anak-anak hamba, orangtua dan saudara hamba dari kekufuran, kezhaliman, kemunafikan dan kefasikan yang dapat merusak pribadi seorang muslim, jadikanlah kami ini adalah hamba-Mu yang memiliki Salamatul Fikrah yaitu pemikiran yang selamat,  Salimul aqidah yaitu  aqidah yang bersih dan Shahihul ibadah yaitu ibadah yang suci,Wallahu a’lam [Cubadak Solok, 15 Jumadil Awal 1432.H/ 19 April 2011.M, Jam 14;20].

Referensi;
1.Kuliah Tafsir, Faktar IAIN Raden Intan Lampung, 1989
2.Al Qur'an dan Terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.Kumpulan Ceramah Praktis, Drs.Mukhlis Denros, 2009
4.Cyber Sabili, Herry NurdiAsma al Husna: As Salam, 2010
5.Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad,pustaka online


Tidak ada komentar:

Posting Komentar