AS SALAM
[ Yang Menyelamatkan]
Oleh Drs.St.MUKHLIS DENROS
Allah berkuasa menciptakan makhluk-Nya dari
berbagai jenis dan Dia berkuasa pula untuk menyelamatkan, bahkan keselamatan
yang diberikan Allah mengantarkan manusia ke syurga-Nya dengan kesenangan yang
tidak ada tandingannya.
As Salam, menjadi salah
satu nama dan sifat Allah yang menunjukkan kekuasaan-Nya yaitu Yang
Menyelamatkan. Tidak ada satupun yang dapat diminta pertolongannya di dunia ini
selain dari Allah karena semuanya adalah makhluk yang memerlukan perlindungan
dan keselamatan dari-Nya;
”Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”[Al Maidah 5;16]
Allah menyelamatkan
hamba-Nya ke jalan keselamatan melalui panduan yang sudah diberikan kepada nabi
Muhammad yaitu Al Qur’an, bahkan nabi Muhammadpun sudah menegaskan,”Aku
tinggalkan untuk kalian dua pedoman, kalau kalian berpegang teguh kepada
keduanya maka kalian akan selamat selama-lamanya, keduanya itu adalah Al Qur’an
dan Sunnahku”.
Allahpun sudah
menyelamatkan ummat ini dari kehancuran ketika terjadi peperangan dengan kaum
kafir Quraisy pada perang Badar, dapat dipastikan dengan kasat mata kemenangan
itu dipihak lawan karena jumlah mereka seribu orang sedangkan ummat islam
jumlah tentaranya baru tigaratus orang ketika itu, selain itu peralatan dan
kendaraan yang dimiliki pihak lawan tidak sebanding kualitas dan kuantitasnya,
sehingga membuat nabi dan para sahabat cemas menyaksikannya.
Dimalam hari sebelum
peperangan itu akan terjadi, nabi hanyut memohon bantuan Allah melalui doa-doa
yang disanjungkannya, bahkan keluar doa yang akan menekankan keberadaan ummat
ini,”Ya Allah andaikata pasukan sedikit
ini kalah menghadapi Quraisy dalam perang besok, maka sungguh ya Allah tidak
ada lagi yang akan menyembuh-Mu di bumi
ini”.
Allah berkuasa untuk
menyelamatkan hamba-Nya yang shaleh, yang hanya mengabdikan dirinya untuk Allah
semata, hingga peperangan itu berkecamuk yang menghabiskan korban dari kedua
belah pihak, akhirnya peperangan itu berakhir dan ummat islam diselamatkan oleh
Allah.
”(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan
kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan
mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang
berturut-turut".dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu),
melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. dan
kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.”[Al Anfal 8;9-10].
Bantuan Allah lansung dari langit dengan mengirim
tentara yang tidak terlihat yaitu dari kalangan malaikat, demikian perhatian
besar Allah untuk menyelamatkan ummat islam dalam peperangan itu, bahkan jumlah
yang banyak dikalangan kafir Quraisy tidak menciutkan mereka sehingga
peperangan itu usai.
”
(yaitu) ketika Allah Menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah)
sedikit. dan Sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah)
banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan
berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati” [ Al Anfal 8;43]
Allah menyelamatkan Nabi-Nya dari perjalanan
hijrah untuk keselamatan islam dikemudian hari. RENCANA Quraisy akan membunuh
Muhammad pada malam hari, karena dikuatirkan ia akan hijrah ke Medinah dan
memperkuat diri di sana serta segala bencana yang mungkin menimpa Mekah dan
menimpa perdagangan mereka dengan Syam sebagai akibatnya, beritanya sudah
sampai kepada Muhammad. Memang tak ada orang yang menyangsikan, bahwa
Muhammad akan menggunakan kesempatan itu untuk hijrah. Akan tetapi, karena
begitu kuat ia dapat menyimpan rahasia itu, sehingga tiada seorangpun yang
mengetahui, juga Abu Bakr, orang yang pernah menyiapkan dua ekor unta kendaraan
tatkala ia meminta ijin kepada Nabi akan hijrah, yang lalu ditangguhkan, hanya
sedikit mengetahui soalnya. Muhammad sendiri memang masih tinggal di Mekah
ketika ia sudah mengetahui keadaan Quraisy itu dan ketika kaum Muslimin sudah
tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian kecil. Dalam ia menantikan perintah
Tuhan yang akan mewahyukan kepadanya supaya hijrah, ketika itulah ia pergi ke
rumah Abu Bakr dan memberitahukan, bahwa Allah telah mengijinkan ia hijrah.
Dimintanya Abu Bakr supaya menemaninya dalam hijrahnya itu, yang lalu diterima
baik oleh Abu Bakr.
Di sinilah dimulainya kisah yang paling cemerlang dan indah yang pernah dikenal manusia dalam sejarah pengejaran yang penuh bahaya, demi kebenaran, keyakinan dan iman.Sebelum itu Abu Bakr memang sudah menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah b. Uraiqiz sampai nanti tiba waktunya diperlukan. Tatkala kedua orang itu sudah siap-siap akan meninggalkan Mekah mereka sudah yakin sekali, bahwa Quraisy pasti akan membuntuti mereka. Oleh karena itu Muhammad memutuskan akan menempuh jalan lain dari yang biasa, Juga akan berangkat bukan pada waktu yang biasa.
Pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy untuk membunuhnya malam itu sudah mengepung rumahnya, karena dikuatirkan ia akan lari. Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkan kepada Ali b. Abi Talib supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di tempat tidurnya. Dimintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu di Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Dalam pada itu pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy, dari sebuah celah mengintip ke tempat tidur Nabi.Mereka melihat ada sesosok tubuh di tempat tidur itu dan merekapun puas bahwa dia belum lari.Tetapi, menjelang larut malam waktu itu, dengan tidak setahu mereka Muhammad sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakr.Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang, dan terus bertolak ke arah selatan menuju gua Thaur.Bahwa tujuan kedua orang itu melalui jalan sebelah kanan adalah di luar dugaan.
Tiada seorang yang mengetahui tempat persembunyian mereka dalam gua itu selain Abdullah b. Abu Bakr, dan kedua orang puterinya Aisyah dan Asma, serta pembantu mereka ‘Amir b. Fuhaira. Tugas Abdullah hari-hari berada di tengah-tengah Quraisy sambil mendengar-dengarkan permufakatan mereka terhadap Muhammad, yang pada malam harinya kemudian disampaikannya kepada Nabi dan kepada ayahnya. Sedang ‘Amir tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakr’ sorenya diistirahatkan, kemudian mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah b. Abi Bakr keluar kembali dari tempat mereka, datang ‘Amir mengikutinya dengan kambingnya guna menghapus jejaknya.
Kedua orang itu tinggal dalam gua selama tiga hari.Sementara itu pihak Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari mereka tanpa mengenal lelah.Betapa tidak.Mereka melihat bahaya sangat mengancam mereka kalau mereka tidak berhasil menyusul Muhammad dan mencegahnya berhubungan dengan pihak Yathrib. Selama kedua orang itu berada dalam gua, tiada hentinya Muhammad menyebut nama Allah. KepadaNya ia menyerahkan nasibnya itu dan memang kepadaNya pula segala persoalan akan kembali. Dalam pada itu Abu Bakr memasang telinga.Ia ingin mengetahui adakah orang-orang yang sedang mengikuti jejak mereka itu sudah berhasil juga.
Kemudian pemuda-pemuda Quraisy - yang dari setiap kelompok di ambil seorang itu - datang.Mereka membawa pedang dan tongkat sambil mundar-mandir mencari ke segenap penjuru.Tidak jauh dari gua Thaur itu mereka bertemu dengan seorang gembala, yang lalu ditanya.“Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana.”
Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakr keringatan. Kuatir ia, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Tuhan.Lalu orang-orang Quraisy datang menaiki gua itu, tapi kemudian ada yang turun lagi. “Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?” tanya kawan-kawannya. “Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir,” jawabnya.“Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu.Jadi saya mengetahui tak ada orang di sana.”
Muhammad makin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakr juga makin ketakutan.Ia merapatkan diri kepada kawannya itu dan Muhammad berbisik di telinganya: “Jangan bersedih hati. Tuhan bersama kita.”[Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad,pustaka online]
As Salam, Yang Menyelamatkan, diselamatkan hamba-Nya dari kehidupan dunia yang dapat menyesatkan kepribadian sehingga jauh dari nilai-nilai hidayah. Tanpa keselamatan dari Allah dengan jalan As Salam, maka binasalah semua makhluk ini sehingga tidak berharga apa yang sudah diperjuangkan. Bila didunia mau mengikuti jalan keselamatan maka jaminan Allah bagi hamba-Nya adalah keselamatan pula di akherat kelak;
“Di
surga mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.Kepada
mereka dikatakan, “Salam.”Sebagai ucapan selamat dari Tuhan yang
Mahapenyayang.”(QS Yassin 36: 57-58)
Mahasejahtera, begitu besar nama-Nya.
Dalam surat Yassin di atas, yang Mahasejahtera mengucapkan salam pada
hamba-hamba-Nya. Salam yang ditujukan sebagai ucapan selamat, telah lulus dan
lolos dalam kehidupan yang penuh uji dan coba.
As Salam, Dialah yang menyelamatkan
hamba-hamba-Nya dari segala mara bahaya.Membebaskan dari kesulitan dan
kelemahan.Membebaskan dari kekurangan dan kefakiran.
Dialah Allah, yang Mahasalam, yang
Mahasejahtera. Sifat-sifatnya terhindar dari warna cemar.Tak ada yang
sejahtera, tanpa dinisbahkan pada nama-Nya.Tak ada yang sempurna, tanpa
melibatkan nama-Nya.
Karenanya wahai para hamba, jangan
pernah bersandar pada pohon yang akan kering dan tumbang. Jangan pernah
bergantung pada dahan yang melemah dan patah. Jangan pula bersandar pada
manusia, sesungguhnya ia akan menjadi rapuh dan tua pula. Jangan pula
bergantung pada sistem yang lahir dari pikiran fana, karena ia juga akan
mengalami kadaluarsa. Gantungkan lah diri pada yang Mahatinggi.Sandarkan lah
jiwa pada yang Mahaperkasa.
Membahasahi lidah dengan kata sederhana,
as Salam akan mengundang pertolongan-Nya. Mereka yang menyebut-Nya akan damai
hatinya. Allah adalah tempat berlindung makhluk dari segala rasa tidak aman dan
berbagai jenis kejahatan. Dia Mahamenyembuhkan. Dia Mahasempurna yang akan
melengkapi segala gundah manusia dengan segala kekurangannya.
Maka
dzikirkanlah as Salam untuk menaklukkan hawa nafsu yang bertengger dipundak
kita. Dan jadilah tuan atas nafsu, bukan menjadi budak pada nafsu. (Cyber
Sabili, Herry NurdiAsma al Husna: As SalamSenin, 26 April 2010 01:55 )
Allah juga mengajarkan kepada hamba-Nya agar
selalu menyebarkan salam dan keselamatan kepada manusia lainnya sebagai
aplikasi dari ajaran islam yang memang membawa manusia kepada keselamatan,
Allah Yang Menyelamatkan, Rasul yang membimbing umat ini agar selamat dan ummat
yang mengajak manusia lainnya kepada keselamatan. Memberikan keselamatan dan
menyebarkan salam kepada sesama muslim merupakan hak yang harus dilaksanakan
kepada yang lain.
Selayaknya bila kita bertemu dengan sesama muslim tentu
yang telah kita kenal atau paling tidak kita mengetahuinya maka ucapan yang
pantas ialah mengucapkan salam. Mengucapkan salam adalah sunnah tapi bagi yang
mendengarnya menjawab salam wajib, walaupun sedang duduk-duduk dijalan, dikala
ada ucapan salam sebaiknya dijawab salam tersebut;
"Apabila
kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah
penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan
segala sesuatu" [An Nisa' 4;86].
Salam yang kita ucapkan ke tengah masyarakat
bukanlah sebatas penghormatan saja tapi mengandung nilai-nilai ibadah sekaligus
isyarat agar kita senentiasa menebarkan keselamatan kepada orang lain.
Lebih jelas
beliau memberikan arahan kepada kita dalam dua hadits berikut ini; ”Belumkah aku tunjukkan sesuatu yang bila
dilaksanakan maka kamu akan kasih mengasihi ? ucapkan salam diantara sesama”
[HR. Muslim].
”Apabila dua orang muslim berjumpa, lalu
keduanya berjabatan tangan, mengucaplan ’Alhamdulillah’ dan beristighfar maka
Allah mengampuni mereka”
[HR. Abu Daud].
Aturan memberi salam itu adalah; bagi yang
berkendaraan kepada yang berjalan kaki, yang berjalan mengucapkan salam kepada
yang diam, yang muda mengucapkan salam
kepada yang lebih tua, yang sedikit mengucapkan salam kepada yang banyak. Ujud
salam juga memberikan ketenangan kepada orang lain.
Seharusnya kehadiran kita di dekat muslim lainnya
kalaulah tidak bisa memberikan obat maka paling tidak jangan menyakitinya
dengan lisan, sikap ataupun tindakan, Rasululllah bersabda;''Orang Islam itu
adalah orang yang orang islam lainnya merasa aman atau selamat dari lidah dan
tangannya".
Hadits dari Ibnu Mubarak
menyatakan; "Tidak halal seorang muslim itu membuat ketakutan kepada
orang muslim lainnya".
Lebih indahnya pergaulan
sesama muslim itu adalah ibarat lebah, ummat islam itu ibarat lebah kata
Rasulullah, apabila dia hinggap di
ranting yang rapuh sekalipun maka tidaklah patah, dan apabila lebah itu
mengeluarkan sesuatu maka dia akan mengeluarkan yang bermanfaat bagi manusia.
Ummat islam tidak boleh seperti lalat, lalat bila hinggap dimanapun dia selalu
meninggalkan penyakit dan bila mengeluarkan sesuatu maka sesuatu itu berupa
bibit penyakit, bahkan salah satu makna Islam adalah selamat.
Islam sebagai dienullah adalah agama, aturan dan
undang-undang yang diturunkan Allah. Banyak orang memberikan pengertian islam
tidak sebagaimana yang diharapkan oleh Islam itu sendiri, ada yang mengartikan
dengan Isya, Subuh, Luhur, Ashar dan Maghrib, dan ada pula yang mengartikan
dengan kata “selamat” dan “sejahtera”, bahkan yang lebih jauh menyimpang lagi
pengertian islam diartikan dengan fanatik, bodoh, fundamentalis, ekstrimis, teroris dan julukan
lain yang bernada sinis serta negatif.
Pengertian islam adalah kesejahteraan dan
keselamatan, artinya seorang yang masuk islam harus merasakan keselamatan dan
memberikan keselamatan kepada orang lain, sebagaimana Rasulullah menyabdakan
bahwa muslim itu adalah yang selamat orang lain dari lidah dan tangannya;
Ya As Salam, Yang
Menyelamatkan, Engkau berkuasa untuk menyelamatkan makhluk menurut yang Engkau
kehendaki, tidak ada kemampuan dari kami untuk menyelamatkan diri ini selain Engkau
menyelamatkan karena Engkaulah Yang Maha Menyelamatkan. Betapa banyak dari
hamba-Mu yang Engkau selamatkan dari berbagai tragedi dan musibah, tapi dikala
keselamatan itu mereka peroleh akhirnya mereka melupakan Engkau, mereka tukar
kasih sayang-Mu dengan keingkaran yang mereka lakukan.
Ya
Allah, Engkau As Salam, selamatkanlah diri hamba, isteri dan anak-anak hamba,
orangtua dan saudara hamba dari kekufuran, kezhaliman, kemunafikan dan
kefasikan yang dapat merusak pribadi seorang muslim, jadikanlah kami ini adalah
hamba-Mu yang memiliki Salamatul Fikrah yaitu pemikiran yang selamat, Salimul aqidah yaitu aqidah yang bersih dan Shahihul ibadah yaitu
ibadah yang suci,Wallahu a’lam [Cubadak Solok, 15 Jumadil Awal 1432.H/ 19 April
2011.M, Jam 14;20].
Referensi;
1.Kuliah
Tafsir, Faktar IAIN Raden Intan Lampung, 1989
2.Al
Qur'an dan Terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
3.Kumpulan
Ceramah Praktis, Drs.Mukhlis Denros, 2009
4.Cyber Sabili, Herry NurdiAsma
al Husna: As Salam, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar